Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

PENAMBAHAN BRAIN GYM PADA CORE STABILITY EXERCISE LEBIH MENINGKATKAN KESEIMBANGAN DINAMIS ANAK USIA 7-8 TAHUN DI PPA TUNAS KASIH ABIANBASE Ni Putu Dwi Larashati; Ni Wayan Tianing; I Made Muliarta
Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia Vol 5 No 1 (2017): Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia
Publisher : Bachelor of Physiotherapy and Physiotherapy Profession Study Program, Faculty of Medicine, Udayana University in collaboration with Indonesian Physiotherapy Association (IPA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (556.354 KB) | DOI: 10.24843/MIFI.2017.v05.i01.p10

Abstract

ABSTRACT Nowadays, decreasing of physical activity of children were increasing the risk of falling and injury. Physical activity will increase the balancing ability and reduced risk of fall. Development of dynamic balance started at age 7 to 8 years. This study was an experimental study with pre test and post test control group design involving 14 children in Group I (brain gym and core stability exercise) and 14 children in Group II (core stability exercise). Results of Wilcoxon Signed Rank Test found a significant difference with p=0.001 (p<0.05) in Group I and Group II. Different test difference with Mann Whitney U-Test showed a significant difference between Group I and Group II where p=0.001 (p<0.05), the conclusion is brain gym in core stability exercise is more effective in increasing the dynamic balance among children 7 to 8 years old in PPA Tunas Kasih Abianbase than core stability exercise only. Keywords: brain gym, core stability exercise, dynamic balance
HUBUNGAN HEMOGLOBIN DENGAN VOLUME OKSIGEN MAKSIMAL PADA ATLET: STUDI META-ANALISIS I Made Yoga Parwata; Ni Putu Dwi Larashati
Jurnal Kesehatan Terpadu Vol. 7 No. 1 (2023): Jurnal Kesehatan Terpadu
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36002/jkt.v7i1.2498

Abstract

Olahraga prestasi merupakan aktivitas yang sangat kompetitif, menuntut kesiapan fisik, teknik dan mental atlet pada level tertinggi. Dengan program pelatihan yang didasari penerapan IPTEK olahraga maka atlet dapat mencapai puncak prestasi. IPTEK merupakan salah satu komponen yang sangat berperan besar dalam pencapaian prestasi atlet. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, studi Meta-analis. Data dianalisis dengan bantuan software JASP V0.11. Untuk menghitung nilai effect size dan uji heterogenitas untuk menentukan model penggabungan, bila nilai p >0,05 atau I2 kecil maka model penggabungan dengan fixed effect, jika nilai p<0,05 atau I2 besar maka penentuan model penggabungan berdasarkan random effect model. Hasil uji nilai effect size gabungan sebesar 0,76 termasuk dalam katagori kuat, dan signifikan dimana nilai p=0.001 sehingga p < 0,05. Dari hasil analisis nilai effect size gabungan dalam katagori kuat. Sehingga studi meta-analisis ini mendukung dan menguatkan dari penelitian sebelumnya. Ini membuktikan adanya korelasi yang kuat dan signifikan antara hemoglobin dengan volume oksigen maksimal pada atlet
Gambaran Kecepatan Berjalan Lansia Kelompok Umur 60-74 Tahun di Desa Batannyuh Marga Ni Made Rininta Adi Putri; Ni Putu Dwi Larashati; Luh Putu Ayu Vitalistyawati
Seminar Ilmiah Nasional Teknologi, Sains, dan Sosial Humaniora (SINTESA) Vol. 6 (2023): PROSIDING SINTESA
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36002/snts.v6i.2766

Abstract

Setiap individu akan memasuki masa Lanjut Usia (lansia) dan mengalami proses degeneratif secara perlahan yang dapat menimbulkan penurunan kondisi fisik. Diantaranya adalah penurunan keseimbangan dan kekuatan otot tungkai. Keduanya merupakan komponen yang mempengaruhi kecepatan berjalan pada lansia. Skrining awal kecepatan berjalan lansia dapat menjadi prediktor risiko jatuh lansia yang menjadi permasalahan kesehatan global hingga saat ini. Tujuan penelitian ini adalah melihat gambaran nilai kecepatan berjalan lansia kelompok umur 60-74 tahun di kelompok lansia Desa Batannyuh Kecamatan Marga, Tabanan. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif-cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah 67 sampel. Skrining awal kecepatan berjalan lansia dilakukan dengan mengukur 10 meter’s walking test. Peneliti juga mencatat faktor lain dalam penelitian ini yakni jenis kelamin, Indeks Massa Tubuh (IMT), dan tingkat aktivitas fisik dengan International Physical Activity Questionnaire-Short Form (IPAQ-SF). Hasil penelitian menunjukkan bahwa gambaran jenis kelamin responden laki-laki 36%, perempuan 64%; IMT kategori normal 12%, overweight 65%, obesitas 23%; tingkat aktivitas fisik ringan 58%, sedang 42%; kecepatan berjalan lansia kategori dibawah rata-rata 54%, rata-rata 34%, dan di atas rata-rata 12%. Simpulan dalam penelitian ini adalah responden dengan jenis kelamin laki-laki lebih sedikit dibandingkan perempuan, IMT kategori overweight lebih banyak dibandingkan normal dan obesitas, memiliki tingkat aktivitas ringan lebih banyak dibandingkan sedang, serta memiliki nilai kecepatan berjalan dominan dibawah rata-rata.
Kontribusi Latihan Kombinasi Simple Balance Exercise dan Theraband Exercise terhadap Peningkatan Kecepatan Berjalan Lansia Ni Made Rininta Adi Putri; Ni Putu Dwi Larashati; Luh Putu Ayu Vitalistyawati
Jurnal Olahraga dan Kesehatan Indonesia (JOKI) Vol 5 No 1 (2024): Jurnal Olahraga dan Kesehatan Indonesia (JOKI)
Publisher : Sekolah Tinggi Olahraga dan Kesehatan Bina Guna

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55081/joki.v5i1.2362

Abstract

Seiring bertambahnya usia, setiap individu akan mengalami penurunan kebugaran fisik yang dapat mengakibatkan penurunan kecepatan berjalan dan peningkatan risiko terjatuh khususnya pada lanjut usia (lansia). Diperlukan bentuk latihan untuk meningkatkan komponen kebugaran fisik seperti latihan keseimbangan dan latihan kekuatan otot tungkai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kecepatan berjalan lansia melalui kombinasi latihan keseimbangan dan kekuatan otot tungkai. Diharapkan, melalui kombinasi latihan ini dapat mengoptimalkan mobilitas lansia terutama aktivitas berjalan sehingga memperlambat terjadinya penurunan berbagai sistem tubuh termasuk komponen kebugaran fisik pada lansia. Penelitian quasi eksperimental ini menggunakan desain pre-posttest control group dengan jumlah subjek penelitian 20 orang yang kemudian dibagi menjadi kelompok 1 mendapat kombinasi latihan dan kelompok 2 tetap melakukan aktivitas rumah tangga sehari-hari dengan tingkat aktivitas sedang. Penelitian dilakukan selama 12 minggu, dengan 3 sesi per minggu. Berdasarkan hasil uji statistik yang telah dilakukan menunjukkan bahwa kombinasi latihan efektif meningkatkan kecepatan berjalan pada individu lanjut usia dibandingkan dengan mereka yang hanya melakukan aktivitas rumah tangga sehari-hari dalam tingkat sedang. Kesimpulannya, rutinitas olahraga ini lebih mudah diingat dan dilakukan oleh lansia sehingga dapat dijadikan sebagai home based exercise terutama bagi lansia yang memiliki keterbatasan untuk mengikuti kegiatan rutin di kelompok lansia.
Pengaruh Tendon and Nerve Gliding Exercise untuk Mengurangi Nyeri Pergelangan Tangan pada Pekerja Jaja Gipang Yasoda, Ni Made Hari; Parwata, I Made Yoga; Larashati, Ni Putu Dwi; Permadi, Agung Wahyu
JPP JURNAL KESEHATAN POLTEKKES PALEMBANG Vol 19 No 2 (2024): JPP (Jurnal Kesehatan Poltekkes Palembang)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36086/jpp.v19i2.2472

Abstract

Latar Belakang: Keluhan musculoskeletal merupakan salah satu contoh penyakit akibat kerja yang dapat timbul di tempat kerja. Keluhan pergelangan tangan dan telapak tangan adanya tanda-tanda dan gejala mati rasa jari. Tendinitis merupakan salah satu keluhan pergelangan pada tangan yang salah satunya disebabkan oleh faktor pekerjaan seperti postur yang tidak baik secara terus menerus dapat menyebabkan inflamasi pada tendon. Pemberian tendon and nerve gliding exercise sebagai salah satu penanganan terhadap keluhan pada tangan yang dapat mengurangi rasa nyeri pada terowongan carpal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh tendon and nerve gliding exercise terhadap penurunan nyeri gerak pergelangan tangan pada pekerja jaja gipang di UD.Mutiara Indah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh tendon and nerve gliding exercise terhadap penurunan nyeri gerak pergelangan tangan pada pekerja jaja gipang di UD.Mutiara Indah. Metode: Penelitian ini menggunakan metode pre-eksperimen dengan design one group pre-test and post-test dan pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Dengan jumlah sampel dalam penelitian adalah 9 orang pekerja jaja gipang. Intervensi dilakukan selama 4 minggu dengan frekuensi 3 kali seminggu. pengukuran nyeri dilakukan dengan menggunakan alat ukur visual analog scale (VAS) sebelum dan sesudah intervensi. Hasil: Hasil analisis data menggunakan Paired Sample T-Test menunjukan nilai signifikan yaitu 0,000 (p<0,005) sehingga terdapat peningkatan yang signifikan setelah pemberian intervensi. Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian bahwa, dapat disimpulkan bahwa tendon and nerve gliding exercise berpengaruh terhadap penurunan nyeri pergelangan tangan pada pekerja jaja gipang di UD. Mutiara Indah.
Pelatihan Abdominal Stretching dan Core Stability Exercise untuk Mengurangi Nyeri Disminore Ni Putu Dwi Larashati; Luh Putu Ayu Vitalistyawati; Daryono
JURNAL WIDYA LAKSANA Vol 13 No 2 (2024)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jwl.v13i2.76063

Abstract

Pendekatan nonfarmakologis, seperti latihan fisik, telah menunjukkan potensi dalam mengurangi nyeri dismenore. Namun, masih terbatasnya bukti ilmiah yang spesifik mengenai efektivitas kombinasi latihan abdominal stretching dan core stability exercise sebagai intervensi untuk mengurangi intensitas nyeri dismenore menjadi sebuah celah yang perlu diteliti lebih lanjut. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi sejauh mana pelatihan abdominal stretching dan core stability exercise dapat memberikan dampak positif dalam mengurangi nyeri dismenore, serta bagaimana mekanisme fisiologis di balik intervensi tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi efektivitas pelatihan abdominal stretching dan core stability exercise dalam mengurangi intensitas nyeri dismenore pada wanita usia reproduktif. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Subjek yang terlibat dalam penelitian ini adalah remaja putrì. Metode analisis data yang digunakan analisis kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan dengan mengadakan transfer ilmu melalui kegiatan sosialisasi dan program pelatihan stretching abdominal dan core stability exercise bagi remaja putrì. Adapun hasil yang didapatkan ialah terjadi peningkatan pemahaman remaja putri terkait siklus menstruasi, cara mengatasi dismenore, serta peningkatan keterampilan dalam melakukan abdominal stretching dan core stability exercise dalam rangka mengatasi dismenore. Implikasi dari penelitian ini dapat memberikan kontribusi penting dalam pengembangan pendekatan nonfarmakologis untuk mengatasi nyeri dismenore, khususnya melalui pelatihan abdominal stretching dan core stability exercise.
Combination of Core Activation and Curl-Up Exercise on Reducing Diastasis Rectus Abdominis (DRA) in Multiparous Women Woli, Yuniatri; Listyawati, Luh Putu Ayu Vita; Putri, Ni Made Rininta Adi; Larashati, Ni Putu Dwi
Interest : Jurnal Ilmu Kesehatan INTEREST: Jurnal Ilmu Kesehatan Volume 14 Number 1, May-June 2025
Publisher : Poltekkes Kemenkes Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37341/interest.v14i1.661

Abstract

Background: Pregnancy and childbirth cause physical changes in women, including pelvic floor muscle weakness and abdominal wall enlargement leading to the condition of Diastasis Recti Abdominis (DRA). Multiparous women are at higher risk of experiencing DRA due to repeated stretching of the abdominal wall. This study aimed to evaluate the effectiveness of combining core activation with curl-up exercises in reducing the degree of DRA in multiparous women.  Methods: This study was conducted in Desa Homba Rande using a pretest-post test control group design. A total of 24 multiparous women were selected through purposive sampling and divided into two groups: intervention (n=12) and control (n=12). The intervention group received core activation and curl-up exercises three times a week for 12 weeks. Inter-recti distance was measured using a digital caliper before and after the intervention period. Data were analyzed using the Paired T-Test and Independent T-Test.  Results: All research samples were multiparous women aged 20-45 years, with controlled BMI, type of delivery, number of pregnancies, number of births, and physical activity score (IPAQ-SF). The paired t-test showed a p-value of 0.001 (p<0.05), indicating a significant improvement after intervention. The independent t-test showed a p-value of 0.002 (p<0.05), indicating a significant difference in post-test data between groups.    Conclusion: Core activation combined with curl-up exercises is effective in reducing DRA in multiparous women. These exercises are recommended as part of routine postpartum rehabilitation to improve core strength and function.
The Relationship Between Physical Activity and Body Mass Index on Functional Ability Elderly Women in Jegu Village, Penebel, Tabanan Ni Luh Made Narisa Pradnyasari; I Made Yoga Parwata; Luh Putu Ayu Vitalistyawati; Ni Putu Dwi Larashati
JURNAL KEPERAWATAN DAN FISIOTERAPI (JKF) Vol. 8 No. 1 (2025): Jurnal Keperawatan dan Fisioterapi (JKF)
Publisher : Fakultas Keperawatan dan Fisioterapi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35451/7q3rbv04

Abstract

Functional ability is an important indicator in determining the level of independence of older adults in performing daily activities. Low physical activity and non-ideal body mass index (BMI) have the potential to reduce functional ability, especially in older women who experience physiological changes due to aging and hormonal shifts after menopause. This study aimed to determine the relationship between physical activity and BMI with functional ability in older women in Jegu Village. This research used a quantitative approach with a cross-sectional analytic design. The sample consisted of 64 older women aged 60–74 years, selected through purposive sampling. Physical activity was measured using the Physical Activity Scale for the Elderly (PASE), functional ability was assessed using the Barthel Index, and BMI was calculated based on weight and height. Data were analyzed using Spearman’s correlation test and multiple correlation analysis. The results show a significant positive relationship between physical activity and functional ability (p = 0.000; r = 0.783), and a significant negative relationship between BMI and functional ability (p = 0.002; r = –0.376). The multiple correlation analysis shows a significant relationship between physical activity and BMI simultaneously with functional ability (p = 0.000; R = 0.723; R² = 0.523), with physical activity being the dominant factor. It can be concluded that there is a strong relationship between physical activity and BMI with the functional ability of older women in Jegu Village.
PENGARUH STATIC STRETCHING TERHADAP PENINGKATAN FLEKSIBILITAS OTOT HAMSTRING PADA PENJAHIT DI WIWA KONVEKSI Sari, Ni Luh Made Reny Wahyu; Dwipayani, Kadek Priastuti; Vitalistyawati, Luh Putu Ayu; Parwata, I Made Yoga; Larashati, Ni Putu Dwi
Jurnal Kesehatan Terpadu Vol. 7 No. 2 (2023): Jurnal Kesehatan Terpadu
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36002/jkt.v7i2.2789

Abstract

Para penjahit bekerja dalam posisi duduk monoton dalam jangka waktu yang cukup lama, hal ini dapat memicu terjadinya penurunan fleksibilitas otot hamstring. Maka dari itu di butuhkan latihan dalam meningkatkan fleksibilitas, salah satu latihan adalah Static stretching. Static stretching merupakan salah satu latihan peregangan, latihan ini dapat meningkatkan fleksibilitas. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui Pengaruh Static Stretching terhadap Peningkatan Fleksibilitas Otot Hamstring pada Penjahit di Wiwa Konveksi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre eksperimental design dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah one groups pre tets dan post test design. Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling dengan kriteria inklusi, ekslusi dan drop out. Jumlah sampel pada penilitian ini sebanyak11 orang dan fleksibilitas otot hamstring diukur dengan metode active knee extension test menggunakan alat ukur goniometer. Pada uji normalitas menggunakan Shapiro-wilk test dan diperoleh hasil pre test sinistra nilai sig. = 0,363 (p > 0,05) dan post test sinistra nilai sig. = 0,165 (p > 0,05) sedangkan pada pre test dextra nilai sig. = 0,436 (p > 0,05) dan post test dextra nilai sig = 0,546 (p > 0,05) dari hasil tersebut menunjukkan bahwa data berdistribusi normal. Dianalisis menggunakan uji paired sampel t-test pada bagian dektra dan sinistra menunjukan hasil p=0,000 (p<0,05) dari hasil penelitian ini menunjukan terdapat pengaruh latihan static stretchingterhadap peningkatan fleksibilitas otot hamstring pada subjek penelitian. Dapat disimpulkan jika fleksibilitas otot hamstring meningkat maka keluhan muskuloskeletal juga berkurang sehingga produktivitas para penjahit dalam bekerja juga meningkat.
PENGARUH DUAL TASK EXERCISE DALAM MENINGKATKAN KESEIMBANGAN DAN KEMAMPUAN FUNGSIONAL PADA PASIEN OSTEOARTHRITIS LUTUT DERAJAT DUA Kharismawan, Putu Mulya; Daryono; Larashati, Ni Putu Dwi
Jurnal Kesehatan Terpadu Vol. 9 No. 2 (2025): Jurnal Kesehatan Terpadu
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36002/jkt.v9i2.4496

Abstract

Knee osteoarthritis is a degenerative condition that affects balance and functional mobility of the knee joint. The application of dual-task exercise using a Bola bosu is expected to improve these impairments. Objective: To evaluate the effectiveness of dual-task exercise in improving balance and functional ability in patients with grade II knee osteoarthritis. Methods: This study employed a pre-experimental design with a one-group pretest-posttest approach. A total of 15 participants were selected using a consecutive sampling technique. Balance was measured using the Berg Balance Scale, while functional ability was assessed using the Timed Up and Go (TUG) test and the Western Ontario and McMaster Universities Osteoarthritis Index (WOMAC) questionnaire. Results: The paired t-test showed a significant improvement in balance (p = 0.001) and functional ability (p = 0.001). Conclusion: Dual-task exercise effectively improves balance and functional ability in patients with grade II knee osteoarthritis. Implications: Dual-task exercise can be considered a therapeutic option for rehabilitation programs in patients with grade II knee osteoarthritis.