Claim Missing Document
Check
Articles

IDENTIFICATION OF G10398A VARIAN OF ND3 GENE MITHOCONDRIA DNA IN BREAST CANCER PATIENT Tianing, Ni Wayan
Medicina Vol 43 No 3 (2012): September 2012
Publisher : Medicina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1005.644 KB)

Abstract

ND3  gene is a mitochondria DNA gene which code for NADH dehydrogenase enzime, part of complex 1  respiratory  chain  oxidation  and  involved  in  phosphorilation  prosess  to  synthesize ATP  (Adenosin Triphosphat). The present of G10398A variant at mtDNA result in changing the amino acid code for alanine (GCC) to threonine (ACC). This changing induce elevation the ROS (Reactive Oxygen Species) concentration in mitochondria. ROS can cause oxidation of DNA, mutation of DNA,oxidative stress and cancer. The other effect of ROS can affect redox-cycling estrogen metabolism. Individual   with G10398A variant has   60% risk for breast cancer.  The purpose of this research are to identify G10398A variant and its proportion in ND3 gene with non experimental descriptive method within 32 samples and 5 control. This research has done with sequence of steps with an isolation and total DNA amplification electrophoresis, sequencing and analysis by comparing with gene bank.  This research identify G10399A variant that causes changing code from serine (AGC) amino acid in to asparagines (AAC) in 16 samples. Another variant found in this research is C10401T variant the cause changing in codon that code from arginin (CGA) in to triptopan (TGA) within 14 samples. In the control groups 2 samples identify with G10399A variant, 2 samples with C10401T and 1 control match like gene-bank. For this research, ND3 gene homology that was amplified found in the average of  96%.
PERBANDINGAN INTERVENSI ULTRASOUND DAN MUSCLE ENERGY TECHNIQUE DENGAN INTERVENSI ULTRASOUND DAN MCKENZIE EXERCISE TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN FUNGSIONAL PADA NON-SPECIFIC LOW BACK PAIN Wibawa, Ari; Tianing, Ni Wayan; Kinandana, Gede Parta; Juniantari, Ni Komang AYu
Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia Vol 6 No 2 (2018): Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia
Publisher : Bachelor of Physiotherapy and Physiotherapy Profession Study Program, Faculty of Medicine, Udayana University in collaboration with Indonesian Physiotherapy Association (IPA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (238.678 KB) | DOI: 10.24843/MIFI.2018.v06.i02.p13

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan intervensi ultrasound dan muscle energy technique lebih efektif daripada ultrasound dan mckenzie exercise dalam meningkatkan kemampuan fungsional pada kasus low back pain non-spesifik. Tes yang digunakan adalah  modified oswestry low back pain disability questionnaire untuk mengukuran nyeri fungsional.  Menggunakan desain experimental dengan pre-test and post-test group design melibatkan sampel sebanyak 32 orang yang terbagi dalam 2 kelompok. Kelompok 1 dengan perlakuan ultrasound dan muscle energy technique dan kelompok 2 dengan perlakuan ultrasound dan mckenzie exercise. Hasil Uji Hipotesis menggunakan independent sample t-test memperoleh hasil p = 0,000 dengan beda rerata pada kelompok 1 22,85(SB 4,348) sedangkan kelompok 2 didapatkan beda rerata 12,86(SB 2,797). Hasil tersebut menunjukan bahwa terdapat perbedaan penurunan nyeri fungsional LBP non-spesifik yang bermakna antara kelompok perlakuan muscle energy technique dan kelompok perlakuan mckenzie exercise. Kata kunci: low back pain non-spesifik, modified oswestry low back pain disability questionnaire, ultrasound, muscle energy technique, mckenzie exercise
INTEGRATED NEUROMUSCULAR INHIBITION TECHNIQUE LEBIH MENURUNKAN NILAI DISABILITAS LEHER DARIPADA AKTIVASI DEEP CERVICAL FLEXOR MUSCLE PADA MYOFASCIAL PAIN SYNDROME OTOT UPPER TRAPEZIUS Nitaya Putri Nur Hidayat; Dewa Putu Gede Purwa Samatra; S. Indra Lesmana; Nyoman Mangku Karmaya; Ni Wayan Tianing; I Putu Gede Adiatmika
Sport and Fitness Journal Vol 8 No 1 (2020): Volume 8, No. 1, Januari 2020
Publisher : Program Studi Magister Fisiologi Keolahragaan, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (442.844 KB) | DOI: 10.24843/spj.2020.v08.i01.p06

Abstract

Pendahuluan: Perkembangan teknologi memudahkan seseorang untuk menyelesaikan tugas sehari-hari. Banyak orang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk berada di depan gawai. Dampak negatif yang timbul pada penggunaan gawai yang berlebihan adalah buruknya postur tubuh, karena seseorang cenderung akan duduk dengan posisi leher yang membungkuk ke depan. Hal tersebut akan menyebabkan ketidakseimbangan kerja otot area leher, terjadi ketegangan terus menerus tanpa disertai relaksasi yang cukup pada otot upper trapezius akan menimbulkan myofascial pain syndrome pada otot tersebut. Tujuan Penelitian: Untuk menemukan intervensi fisioterapi yang efektif dan efisien guna menurunkan nilai disabilitas leher pada myofascial pain syndrome otot upper trapezius. Metode: Penelitian ini bersifat experimental, dengan pretest-posttest design dengan randomisasi sebagai desain penelitiannya. Intervensi dilakukan 3 kali seminggu selama 4 minggu. Sampel merupakan pasien di klinik Fitasoma, Colomadu, Karanganyar, yang terdiri dari 19 orang berusia 25 - 40 tahun, dibagi menjadi 2 kelompok yang terdiri dari Kelompok I dengan perlakuan intervensi integrated neuromuscular inhibition technique yang berjumlah 9 orang dan Kelompok II dengan perlakuan aktivasi deep cervical flexor muscle yang berjumlah 10 orang. Pengukuran nilai disabilitas menggunakan Neck Disability Index. Hasil: Terdapat penurunan nilai disabilitas leher yang bermakna pada ke dua kelompok. Pada Kelompok I didapat rerata dari 40,00 menjadi 21,67 dan pada Kelompok II di dapat rerata dari 39,10 menjadi 30,30. Uji beda setelah perlakuan pada masing-masing kelompok didapatkan nilai p=0,042 dan selisih rerata 18,33 pada Kelompok I dan 8,80 pada Kelompok II yang berarti Integrated Neuromuscular Inhibition Technique lebih baik daripada aktivasi deep cervical flexor muscle dalam menurunkan nilai disabilitas leher.
PERBEDAAN EFEKTIVITAS INTERVENSI MICROWAVE DIATHERMY DAN DEEP TISSUE MASSAGE LEBIH EFEKTIF DARIPADA MICROWAVE DIATHERMY DAN MCKENZIE NECK EXERCISE UNTUK KOREKSI POSTUR PADA PENDERITA FORWARD HEAD POSTURE I Made Niko Winaya; Ni Wayan Tianing; M. Widnyana; I Putu Yudi Pramana Putra
Sport and Fitness Journal Volume 7, No.2, Mei 2019
Publisher : Program Studi Magister Fisiologi Keolahragaan, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (414.003 KB) | DOI: 10.24843/spj.2019.v07.i02.p07

Abstract

Background: Forward Head Posture (FHP) is a posture deviation consisting of an increase in angular excursion in the upper and lower aspects of the cervical spine. A popular method used by physiotherapists to reduce muscle tightness is massage. The massage used is Deep Tissue Massage (DTM) with deeper pressure and slow motion. As an effort to correct posture, physiotherapists can use the McKenzie Neck Exercise method. The standard for managing physiotherapy at the clinic provides a modality, namely Microwave Diathermy (MWD).Method: Research with experimental pre and post-test two groups design. The study was divided into 2 groups, consisting of group 1 with Microwave Diathermy and Deep Tissue Massage exercises and group 2 with Microwave Diathermy and McKenzie Neck Exercise. The number of samples in this study were 16 samples each group, so that the total sample in the two groups amounted to 32 respondents.Results: Group 1 with a value of p = 0.001 (p <0.05) which means an increase in perspective before and after the intervention of microwave diathermy and deep tissue massage. Group 2 obtained a value of p = 0.001 (p <0.05) which means an increase in the craniovertebra viewpoint which means the cervical joint before and after the intervention of microwave diathermy and McKenzie's neck training. Calculation results of mean differences Increased craniovertebra angle obtained p value = 0.001 (p <0.05) on the difference between before and after intervention. Microwave diathermy and deep tissue massage compared with microwave diathermy and McKenzie neck exercise against craniovertebral angleConclusion: Intervention of Microave Diathermy and Deep Tissue Massage better than Microave Diathermy and McKenzie Neck Cervical Exercises in correcting posture in patient with Forward Head Posture.Keywords: Forward head posture, Microwave Diathermy, Deep Tissue Massage, McKenzie Neck Exercise, posture
PERBEDAAN PENGARUH BACK STRENGTHENING EXERCISE DAN PILATES EXERCISE TERHADAP AKURASI TENDANGAN PADA PEMAIN SEPAK BOLA Deasy Virka Sari; I Putu Gede Adiatmika; M. Ali Imron; Ni Wayan Tianing; Anak Agung Sagung Sawitri; S. Indra Lesmana
Sport and Fitness Journal Volume 7, No.2, Mei 2019
Publisher : Program Studi Magister Fisiologi Keolahragaan, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (303.72 KB) | DOI: 10.24843/spj.2019.v07.i02.p04

Abstract

Background: Kick accuracy is a person's ability to control free movements against a target. Kick accuracy are influenced by core muscles, concentration and dynamic balance. Back strengthening exercise and Pilates exercise was given by the researcher to improve the accuracy of kicking among soccer players. Purpose: The difference effect of back strengthening exercise and Pilates exercise on kick accuracy among soccer players. Methods: This study was quasi-experimental with a pre-test and post-test group design. There were 22 subjects divided randomly into 2 groups. Group I with back strengthening exercise and group II Pilates exercise. Exercise was given 3 times a week for 5 weeks. Kick accuracy measurement tool used plywood target measurement. Result: research shows that the intervention that was given to groups I and II could improve kick accuracy in soccer players. The effect test are using paired sample t-test in group I with mean pre and post test, obtained (p=0.004) and in group II obtained (p=0.011). The different test among two groups are using independent sample t test with post treatment data in each group, obtained (p=0.100). Conclusion: There is no difference in the effect between giving back strengthening exercise and Pilates exercise to the accuracy of kick on the soccer player.
PERBEDAAN PENGARUH ANTARA LATIHAN GERAK TARI JAWA TENGAH MODIFIKASI DENGAN LATIHAN PROPRIOSEPTIF TERHADAP KESEIMBANGAN DINAMIS PADA LANSIA Catarina Budi P; RA Tuty Kuswardhani; S. Indra Lesmana; I Putu Gede Adiatmika; J. Alex Pangkahila; Ni Wayan Tianing
Sport and Fitness Journal Vol 8 No 3 (2020): Volume 8, No. 3, September 2020
Publisher : Program Studi Magister Fisiologi Keolahragaan, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/spj.2020.v08.i03.p03

Abstract

Pendahuluan: Proses penuaan dialami semua manusia secara alamiah. Penuaan ditandai perubahan yang terjadi pada sistem-sistem tubuh manusia. Sistem muskuloskeletal, sistem persyarafan, sistem kardiovaskuler, dan pancaindera mengalami perubahan-perubahan yang berdampak pada timbulnya gangguan pada lansia seperti gangguan keseimbangan, gangguan koordinasi, serta ganggua kognitif. Hal-hal tersebut menimbulkan berbagai permasalahan pada lansia, terutama masalah keseimbangan yang berdampak meninggiya resiko jatuh, penurunan performa akifitas hingga berkurangnya produkifitas lansia bahkan kematian. Latihan yang baik untuk meningkatkan keseimbangan lansia adalah latihan aktifitas dinamis (dynamic activities) antara lain latihan tari Jawa Tengah modifikasi dan latihan proprioseptif. Tujuan: (1) untuk membuktikan bahwa latihan tari Jawa Tengah modifikasi meningkatkan keseimbangan dinamis pada lansia, (2) membuktikan bahwa latihan proprioseptif dapat meningkatan keseimbangan dinamis pada lansia, dan (3) Antara latihan tari Jawa Tengah modifikasi dan latihan proprioseptif manakah yang lebih meningkatkan keseimbangan dinamis pada lansia. Metode: dilakukan penelitian terhadap komunitas lansia pada paguyuban Simeon-Hanna di Gereja Maria Assumpa Klaten. Penelitian melibatkan dua kelompok perlakuan yaitu kelompok dengan intervensi latihan tari Jawa Tengah modifikasi dan kelompok latihan .proprioseptif. Penelitian dilakukan selama 8 minggu dengan frekwensi 2 kali perminggu dan durasi 55 menit dalam satu sesi latihan. Alat ukur untuk keseimbangan diamis dan resiko jatuh menggunakan Time Up and Go (TUG) test. Hasil penelitian didapatkan: (1) Terdapat peningkatan keseimbangan dinamis pada kelompok latihan tari jawa tengah modifikasi dengan nilai p=0,000 (p?0,05) (2) terdapat peningkatan keseimbangan dinamis pada kelompok latihan propriosetif dengan nilai p= 0,012 (p?0,05). (3)Tidak ditemukan perbeda signifikan pada perubahan keseimbangan dinamis baik pada kelompok latihan tari maupun kelompok latihan proprioseptif yang ditunjukkan dengan nilai p=0,069 (p?0,05). Simpulan: latihan tari Jawa Tengah modifikasi dan latihan proprioseptif sama-sama baik untuk meningkatkan keseimbangan dinamis lansia Kata kunci: keseimbangan dinamis, tari Jawa Tengah modifikasi, latihan propriosepif
INTERVENSI RHYTMIC STABILIZATION EXERCISE LEBIH BAIK DARIPADA INTERVENSI POST ISOMETRIC RELAXATION (PIR) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN FUNGSIONAL PADA KONDISI NON SPECIFIC LOW BACK PAIN Virny Dwiya Lestari; Dewa Putu Gde Purwa Samatra; Syahmirza Indra Lesmana; Ni Wayan Tianing; Ni Nyoman Ayu Dewi; Mutiah Munawarah
Sport and Fitness Journal Volume 6, No.1, Januari 2018
Publisher : Program Studi Magister Fisiologi Keolahragaan, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (492.849 KB) | DOI: 10.24843/spj.2018.v06.i01.p13

Abstract

Prevalensi low back pain meningkat seiring dengan meningkatnya aktivitas manusia. Aktivitas yang berlebihan dalam posisi statis dapat menimbulkan Non Specific Low back pain. Non Specific Low back pain merupakan nyeri di sekitar punggung bawah yang disebabkan karena gangguan non patologis. Non Specific Low back pain dapat mengakibatkan nyeri, spasme otot dan imbalance muscle, sehingga stabilitas otot perut dan punggung bawah mengalami penurunan, mobilitas lumbal terbatas, mengakibatkan penurunan aktivitas fungsional. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan intervensi Rhytmic Stabilization Exercise lebih baik dari pada intervensi Post Isometric Relaxation (PIR) dalam meningkatkan kemampuan fungsional pada kondisi Non Specific Low back pain. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimental dengan rancangan penelitian pre-test and post-test control group design. Kelompok I terdiri dari 16 orang dengan intervensi yang diberikan adalah Rhytmic Stabilization Exercise dan Kelompok II yang terdiri dari 16 orang dengan intervensi yang diberikan adalah Post Isometric Relaxation (PIR). Kemampuan fungsional diukur menggunakan Oswestry Disability Index (ODI). Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) terdapat peningkatan kemampuan fungsional pada Kelompok I dengan nilai rerata pre test 25,50 ± 1,751% dan post test 21,12 ± 1,962%, (2) terdapat peningkatan kemampuan fungsional pada Kelompok II dengan hasil rerata pre test 24,93 ± 2,08% dan post test 21,43 ± 2,52%, (3) terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil tes ODI pada Kelompok I dan Kelompok II dengan hasil rerata ± SB Kelompok I 4,37 ± 1,147% dan rerata ± SB Kelompok II 3,50 ± 1,211 % dengan nilai p = 0,044 yang berarti intervensi Rhytmic Stabilization Exercise lebih baik dari pada intervensi Post Isometric Relaxation (PIR) dalam meningkatkan kemampuan fungsional pada kondisi Non Specific Low back pain. Disimpulkan bahwa intervensi Rhytmic Stabilization Exercise lebih baik dari pada intervensi Post Isometric Relaxation (PIR) dalam meningkatkan kemampuan fungsional pada kondisi Non Specific Low back pain.Kata Kunci: Oswestry Disability Index, Rhytmic Stabilization Exercise, Post Isometric Relaxation (PIR), Non Specific Low back pain
KOMBINASI FOOT MUSCLE STRENGTHENING DAN KINESIOTAPING LEBIH BAIK DIBANDINGKAN DENGAN FOOT MUSCLE STRENGTHENING TERHADAP PENINGKATAN KESEIMBANGAN DINAMIS PADA ANAK DENGAN FLEXIBLE FLATFOOT Luh Ita Mahendrayani; Dewa Putu Gede Purwa Samatra; M. Irfan; Ni Wayan Tianing; Ni Nyoman Ayu Dewi; Sugijanto -
Sport and Fitness Journal Volume 6, No.1, Januari 2018
Publisher : Program Studi Magister Fisiologi Keolahragaan, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (481.561 KB) | DOI: 10.24843/spj.2018.v06.i01.p04

Abstract

Pendahuluan: Keseimbangan dinamis merupakan sistem gerak yang berfungsi mengontrol dan mempertahankan posisi tubuh yang melibatkan sistem neuromuskular, muskuloskeletal dan kognitif dengan perubahan dari center of gravity. Keseimbangan merupakan komponen penting dalam aktivitas motorik dan kontrol postural. Hal ini dapat terganggu karena kondisi flexible flatfoot. Flexible Flatfoot adalah bentuk telapak kaki datar yang disebabkan oleh hilangnya arkus longitudinal medial saat berdiri dan akan muncul saat telapak kaki tidak menyentuh tanah yang akan menyebabkan keseimbangan dinamisnya terganggu. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan perbedaan efektivitas kombinasi foot muscle strengthening dan kinesiotaping dengan foot muscle strengthening terhadap peningkatan keseimbangan dinamis pada anak dengan flexible flatfoot.Metode: Penelitian ini adalah eksperimental dengan rancangan pre and post test control group design. Subyek penelitian ini berjumlah 26 orang, yang terbagi menjadi 2 kelompok, dimana Kelompok Perlakuan (n=13) diberikan intervensi foot muscle strengthening dan kinesiotaping sedangkan Kelompok Kontrol (n=13) diberikan intervensi foot muscle strengthening. Diberikan perlakuan 3x seminggu selama 6 minggu. Teknik pengambilan sampel dengan random sampling. Keseimbangan dinamis diukur dengan balance beam walking test dan flexible flatfoot diukur dengan wet foot print test. Hasil: pada Kelompok Perlakuan diperoleh beda rerata keseimbangan dinamis sebelum intervensi sebesar 1,77±0,927 dan sesudah intervensi sebesar 3,54±0,877 dengan nilai p=0,001. Sedangkan hasil penelitian Kelompok Kontrol diperoleh beda rerata keseimbangan dinamis sebelum intervensi sebesar 1,46±0,776 dan sesudah intervensi sebesar 2,62±0,870 dengan nilai p=0,001. Uji beda sesudah intervensi pada Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol dengan menggunakan independent samples t-test didapatkan p=0,013 (p<0,05).Simpulan: kombinasi foot muscle strengthening dan kinesiotaping lebih baik dibandingkan dengan foot muscle strengthening terhadap peningkatan keseimbangan dinamis pada flexible flatfoot. Saran: baik intervensi foot muscle strengthening dan kinesiotaping dapat digunakan sebagai intervensi fisioterapi dalam meningkatkan keseimbangan dinamis pada anak dengan flexible flatfoot.Kata Kunci: Flexible Flatfoot, Keseimbangan Dinamis, Foot Muscle Strengthening, Kinesiotaping, Balance Beam Walking Test, Wet Foot Print Test.
POSTURAL STABILITY EXERCISE LEBIH MENINGKATKAN FLEKSIBILITAS LUMBAL DIBANDINGKAN STATIC STRETCHING EXERCISE PADA PENJAHIT DI KOTA DENPASAR Ni Luh Putu Gita Karunia Saraswati; I Dewa Putu Sutjana; Wahyuddin -; Ni Wayan Tianing; Luh Made Indah Sri Handari Adiputra; Muh. Irfan
Sport and Fitness Journal Volume 7, No.1, Januari 2019
Publisher : Program Studi Magister Fisiologi Keolahragaan, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (393.486 KB) | DOI: 10.24843/spj.2019.v07.i01.p04

Abstract

ABSTRACTBackground: Tailor work characteristics such as sitting static and bending can trigger complaints such as lower back area muscle tension which if left untreated can cause a decrease in lumbar flexibility. Purpose: to prove postural stability exercise is more to increase lumbar flexibility than static stretching exercise on tailors in Denpasar City. Method: This study was an experimental study with pre and post test control group design. The study sample consisted of 30 people divided into two groups. Group 1 given static stretching exercise, while Group 2 given postural stability exercise. Measurement of lumbar flexibility using a modified-modified Schoober test. Result: Paired Sample t-test in Group 1 and Group 2 showed p value p <0.05 which showed that there were significant changes after giving training to each group. Furthermore, a comparison test between Group 1 and Group 2 used independent sample t-test and obtained p <0.05. This result showed that there are significant differences between the two groups. Conclusion: postural stability exercise increases lumbar flexibility more than static stretching exercise for tailors in Denpasar City.Keywords: lumbar flexibility, static stretching exercise, postural stability exercise, tailor.
GAMBARAN KADAR PROTEIN URINE PADA IBU HAMIL PREEKLAMPSIA DAN EKLAMPSIA DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2017 Jeovan Fillandro Dewanta Setyawan; Ida Ayu Dewi Wiryanthini; Ni Wayan Tianing
E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 12 (2019): Vol 8 No 12 (2019): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (242.263 KB)

Abstract

Preeklampsia merupakan penyakit sistemik yang ditandai oleh adanya hipertensi dan dapat disertai oleh adanya peningkatan resistensi pembuluh darah, disfungsi endotel yang difus, proteinuria, dan koagulopati. Pemeriksaan protein urine yang dapat dilakukan pada ibu hamil merupakan salah satu jenis pemeriksaan laboratorium untuk mengidentifikasikan adanya preeklampsia baik ringan maupun berat yang dapat mengarah pada keadaan eklampsia. Penelitian ini betujuan untuk mengetahui gambaran kadar protein urine pada ibu hamil preeklampsia dan eklampsia pada tahun 2017 di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar. Penelitian jenis deskriptif dengan desain potong lintang ini dilakukan dengan metode total sampling dimana diperoleh 61 sampel. Data yang digunakan merupakan data sekunder hasil ekstrasi rekam medis yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil penelitian menunjukan Sebanyak 61 orang (100%) semuanya didiagnosis mengalami preeklampsia berat dengan kadar protein urine (+3) sebanyak 22 orang (36,1%). Pasien berusia 20-35 tahun yang menderita preeklampsia berat sebanyak 38 orang (62,3%), dengan gambaran kadar protein urine (+3) yakni sebanyak 14 orang (36,8%). Pasien dengan status paritas nullipara sebanyak 27 orang (44,3%) dimana 9 orang (33,3%) diantaranya mempunyai kadar protein urine (+3). Pasien dengan kategori tekanan darah hipertensi derajat I sebanyak 29 orang (47,5%) didapatkan gambaran kadar protein urine (+3) sebanyak 7 orang (24,1%), jumlah yang sama ditunjukan pada pasien dengan kategori tekanan darah hipertensi derajat II dengan jumlah penderita sebanyak 29 orang (47,5%) dan 13 orang (44,8%) diantaranya memiliki gambaran kadar protein urine (+3). Kata kunci : Preeklampsia, eklampsia, protein urine, usia, status paritas, tekanan darah.
Co-Authors - Daryono A A Ngurah Wisnu Prayana A.A Arista Shinta Adhitya, I Putu Gde Surya Adiniti, Ni Made Wulan Handayani Adiniti Agung Wiwiek Indrayani Alit Triwahyuni Anak Agung Gede Angga Puspa Negara Anak Agung Gede Eka Septian Utama Antari, Ni Komang Ayu Juni Ari Wibawa Ari Wibawa Aria Wibawa Aryaning Dwi Antyesti Awan Setya Dewanta Ayunindya, Dewa Ayu Agung Megaretha Bagas Dwi Raharjo Catarina Budi P CHOIRUL ANWAR Crisanty, Putu Aristya Deasy Virka Sari Desak Made Dewi Mahayuni Desak Nyoman Puspa Indah Saraswati Desak Putu Mirah Sawitri Dessyta Luxsmadewi Aryadhe Dewa Ayu Diah Agung Maheswari Dewa Putu Gede Purwa Samatra Dewi, Anak Ayu Nyoman Trisna Narta Dewi, Kadek Ayu Rosita Dwitia Putri, Thania Dyah Pradnyaparmita Duarsa Fayza Angelica Mupti Gede Parta Kinandana Gede Parta Kinandana Grady Daniel I Dewa Ayu Inten Dwi Primayanti I Dewa Ayu Inten Dwi Primayanti I Dewa Putu Sutjana I Gusti Ayu Artini I Gusti Ayu Mega Purwani I Gusti Ayu Wiratni I Gusti Bagus Ari Pradnyana Putra I Made Hardi Wira Dharma I Made Krisna Dinata I Made Muliarta I MADE MULIARTA . I Made Niko Winaya I Made Winarsa Ruma I Nyoman Adi Putra I Nyoman Mangku Karmaya I Putu Adiartha Griadhi I Putu Gede Adiatmika I Putu Mahendra Putra I Putu Mahendra Putra I Putu Yudi Pramana Putra I Wayan Gede Sutadarma I Wayan Reinaisen Kertiyasa Bumi Ida Ayu Dewi Wiryanthini Ida Bagus Komang Ari Krisnayana Ihsan, Muammar Indah Pramita Indira Vidiari Juhanna Indira Vidiari Juhanna Indraswari, I Dewa Ayu Agung Friska Putri J. A. Pangkahila Juniantari, Ni Komang Ayu Kadek Dwi Pradnya Lestari Kadek Meitri Ariyantini Kadek Trimayunika Julia Kadek Yowanda Pangestu Kamayoga, I Dewa Gede Alit Ketut Mascita Hening Pratiwi Ketut Trisandy Kurniawati, , Ida Luh Ita Mahendrayani Luh Made Indah Sri Handari Adiputra Luh Made Nia Sari Devi Luh Putu Ratna Sundari Luh Putu Ratna Sundari M Widnyana M. Ali Imron M. Irfan Made Eva Nata Putri Made Hendra Satria Nugraha Made Intan Swandari Made Niko Winaya Made Risma Caesar Witayanti Made Wahyu Cahyadi Made Widnyana Melin Natalia L Mezzi Wulandari Arenza Muammar Ihsan Muh. Irfan Mutiah Munawarah Nacha Najabilubaba Ni Kadek Yuni Fridayani Ni Ketut Dewita Putri Ni Koman Gorin Sabatini Ni Komang Ayu Juni Antari Ni Komang Mega Junianti Ni Luh Nopi Andayani Ni Luh Putu Gita Karunia Saraswati Ni Nyoman Ayu Dewi Ni Nyoman Ayu Dewi Ni Nyoman Ayu Dewi Ni Nyoman Jesica Salsabilla Maharani Ni Putu Ayu Dika Utami Ni Putu Dwi Larashati Ni Wayan Sri Wahyuni Sri Wahyuni Nila Wahyuni Nila Wahyuni Nitaya Putri Nur Hidayat Nyoman Harry Nugraha Pande Komang Indra Pramadewa Pradnyani, Tjokorda Istri Agung Rosanthi Putra, I Putu Yudi Pramana Putu Aditya Mahardika Putu Arnaya Aryataka Putu Ayu Sita Saraswati Putu Dita Rastiti Putu Rian Pradhiva Putu Sutha Nurmawan R. A.T. Kuswardhani S. Indra Lesmana S. Indra Lesmana S. Indra Lesmana Sawitri, Anak Agung Sagung Sayu Aryantari Putri Thanaya Sherly Lena Waromi Sugijanto - Susy Purnawati Sutha Nurmawan Syahmirza Indra Lesmana Thanaya, Sayu Aryantari Putri Trisnarini, Silviya Anindhita Valerie, Regina Vidya Rahmayunissa Swandi Putri Vimala Krishna Prasada Virny Dwiya Lestari Vittala, Govinda Wahyuddin Wahyuddin, Wahyuddin Wahyuni Novianti, I Gusti Ayu Sri