Claim Missing Document
Check
Articles

Found 38 Documents
Search

Kebijakan Pendidikan : Dampak Kebijakan Perubahan Kurikulum Pendidikan Bagi Guru Dan Peserta Didik Anis Aprianti; Siti Tiara Maulia
Jurnal Pendidikan dan Sastra Inggris Vol. 3 No. 1 (2023): April : Jurnal Pendidikan dan Sastra Inggris
Publisher : Pusat Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/jupensi.v3i1.1507

Abstract

Education always develops along with the times. Thus there are changes in curriculum policies that are always changing according to the times. Curriculum is the essence of the learning process in an educational institution. With changes to the curriculum, a process is needed that involves the entire community in an educational institution. Indonesia has experienced several curriculum changes, including the curriculum in 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, 2006, 2013 and the independent curriculum. Future education needs to be designed to answer the expectations and challenges of changes that occur. The education system needs to be built continuously from preschool education, basic education, secondary education and higher education. The method used in this study is literature study, namely research that uses material sourced from journals related to education, especially in the curriculum
Kebijakan Pendidikan : Pemerataan dan Perluasan Akses ( Rehabilitasi Ruang Kelas Yang Rusak) Fanny Puspasari Sianipar; Siti Tiara Maulia
Jurnal Pendidikan dan Sastra Inggris Vol. 3 No. 1 (2023): April : Jurnal Pendidikan dan Sastra Inggris
Publisher : Pusat Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/jupensi.v3i1.1508

Abstract

Education is one of the important things that can affect the progress of a country. The school building is an essential part of organizing teaching and learning activities. Routine care and maintenance can maintain the quality of school buildings, so they can be used safely and comfortably. Development uses funds provided by the regional government and the central government in the form of special allocation funds (DAK). Seeing how the quality of educational infrastructure is one of the problems of education in Indonesia. While the quality of education infrastructure in Indonesia is still considered low, the renovation of school buildings has increased students' enthusiasm for learning. Indonesian children have a high enthusiasm for learning, therefore we should not let their enthusiasm and smiles fade from their faces just because the development of education in Indonesia is uneven.
Kebijakan Pendidikan Implementasi Program Wajib Belajar 12 Tahun Iis Margiyanti; Siti Tiara Maulia
Jurnal Pendidikan dan Sastra Inggris Vol. 3 No. 1 (2023): April : Jurnal Pendidikan dan Sastra Inggris
Publisher : Pusat Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/jupensi.v3i1.1509

Abstract

Education is an investment for the creation of quality Human Resources (HR). Through education, one can easily increase one's potential so that one can improve one's life in a better direction. Various efforts have been made by the Government to improve the quality and equity of education. One of the efforts is by holding a 12-year compulsory education program. The policy of the 12 year compulsory education program is expected to be able to succeed and improve the quality of human life. Writing this article using descriptive method and literature study. This research states that the 12-year compulsory education program in Indonesia has not run optimally. There are still areas that have not been able to implement the 12-year compulsory education program. As in Bogor district, which has not maximized the 12-year compulsory education program due to conditions that do not support access to education. Even so, the government continues to strive for this program to be realized properly. The government is trying to make strategies or steps that are expected to anticipate problems in education in Indonesia. This is evidenced by the success of the 12-year compulsory education program in Lampung, namely the large number of Lampung people who have successfully carried out education for 12 years, the large number of schools built in the city and in the interior as well as the participation of the Lampung people who support the implementation of this program..
PANCASILA: LAHIRNYA DASAR NEGARA SEBAGAI PEMERSATU BANGSA INDONESIA Fitri Yani; Shevi Nurbaeti; Siti Tiara Maulia
Causa: Jurnal Hukum dan Kewarganegaraan Vol. 3 No. 5 (2024): Causa: Jurnal Hukum dan Kewarganegaraan
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.3783/causa.v3i5.3184

Abstract

Pancasila telah menjadi fondasi yang kuat bagi bangsa Indonesia sejak proklamasi kemerdekaan. Jurnal ini membahas mengenai peran dari pancasila dalam mempersatukan bangsa Indonesia melalui empat aspek utama, yaitu pancasila sebagai ideologi bangsa, pancasila sebagai ideologi bangsa yang menggarisbawahi nilai-nilai fundanental yang membentuk identitas kesatuan bangsa. Selain menjadi ideologi bagi bangsa indonesia Pancasila dipercaya dapat digunakan sebagai alat pemersatu bangsa, dimana pancasila dapat mengintegrasikan mengenai keberagaman sosial, budaya, dan agama menjadi satu kesatuan utuh yang kokoh. Pancasila juga didominasi sebagai pedoman hidup bagi bangsa Indonesia, karena dapat memberikan arahan moral dan etika bagi individu dan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Pancasila juga memeiliki peran terhadap pembangunan nasional karena dapat menjadi panduan dalam merancang kebijakan dan program pembangunan untuk mencapai kesejahteraan dan kemajuan bagi seluruh rakyat Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif-analitis untuk menyoroti relevansi dan urgensi Pancasila sebagai landasan negara Indonesia.
NEGARA KEKELUARGAAN DALAM PERSPEKTIF PANCASILA SILA KE – 3 PERSATUAN INDONESIA Rijal Bahri Lumban Gaol; Maria Pasmaida Manalu; Siti Tiara Maulia
Causa: Jurnal Hukum dan Kewarganegaraan Vol. 3 No. 6 (2024): Causa: Jurnal Hukum dan Kewarganegaraan
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.3783/causa.v3i6.3215

Abstract

The long history of Indonesian civilization has experienced various dynamics and enormous pressures. This was based on the position of the Indonesian state which was still under the auspices of the Japanese colony at that time, making the movement of the Indonesian people relatively narrow and difficult to carry out resistance. As time went by, precisely in 1943-1945, the Japanese nation was faced with two powers which were divided into Japan's position in the Second World War and Japan's role in colonization in Indonesia. As a result of this incident, Japan's strength was divided into two, starting with the number of troops, food supplies and weapons of war being categorized as lacking. So Japan was forced to promise independence to Indonesia because there had been so much turmoil caused by Indonesian society, such as rebellions and attacks on Japanese troops. As a result of the promise of independence, Japan and national figures created a body tasked with designing the formulation of independence for the Indonesian nation until on August 17 1945 Indonesia's independence was declared. The independence of the Indonesian nation can be obtained on the basis of a high sense of kinship from every difference in the Indonesian nation, starting from differences in ethnicity, religion, race and class. However, young and old figures never questioned these differences but instead turned these differences into a strength for the Indonesian people to gain independence. However, looking at the sense of family that is currently classified as very low and minimal. This can be seen from the many clashes between tribes and between religious communities. Even though there is already a law that regulates everything regarding actions and activities in the Republic of Indonesia, but if you look at it, the law is only strong in writing but not in its implementation. Differences should be used as wealth for this country, not the cause of the division of this nation.
NEGARA KEKELUARGAAN SEBAGAI KUNCI DALAM PEMAHAMAN PANCASILA Suci Aryati; Sri Nurtati Ritonga; Siti Tiara Maulia
Causa: Jurnal Hukum dan Kewarganegaraan Vol. 3 No. 6 (2024): Causa: Jurnal Hukum dan Kewarganegaraan
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.3783/causa.v3i6.3216

Abstract

Pancasila, sebagai ideologi, pedoman hidup, dan fondasi Negara Indonesia, tidak tercipta secara spontan, melainkan melalui proses panjang yang melibatkan pemikiran dan refleksi mendalam dari para pendiri negara. Pancasila tumbuh dari akar budaya yang kaya di Indonesia, mencakup nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, kekeluargaan, dan gotong royong. Implikasi konsep negara kekeluargaan ini mempengaruhi hubungan antara pemerintah dan warganegara, mengutamakan kemerdekaan dan kesetaraan dalam pembangunan sosial dan ekonomi. Namun, keberagaman suku, agama, dan wilayah di Indonesia menjadi tantangan tersendiri, termasuk minimnya toleransi yang seringkali memicu konflik. Untuk mengatasi tantangan ini, penanaman kembali kesadaran akan eksistensi Pancasila sebagai ideologi negara menjadi penting, bersama dengan konsistensi dari semua elemen bangsa dalam menerapkan Pancasila dalam berpikir, bersikap, dan bertindak dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, pengamalan Pancasila sebagai dasar negara menjadi kunci dalam menjaga keutuhan bangsa Indonesia di tengah dinamika globalisasi dan tantangan internal maupun eksternal. Melalui penelitian ini, diharapkan pemahaman yang lebih mendalam tentang konsep negara kekeluargaan dan implikasinya terhadap toleransi beragama di Indonesia dapat diperoleh. Selain itu, diharapkan juga adanya kontribusi dalam upaya meningkatkan kesadaran akan eksistensi Pancasila sebagai ideologi negara serta mendorong konsistensi dalam pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, diharapkan penelitian ini dapat menjadi landasan bagi upaya memperkuat kerukunan sosial dan membangun negara yang berlandaskan pada prinsip kekeluargaan dan toleransi di Indonesia.
PERAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI PENDIDIKAN NILAI DAN MORAL DALAM MEMPERKUAT KARAKTER BANGSA Rizki Akbar; Wardoyo Bayu Anggoro; Siti Tiara Maulia
Causa: Jurnal Hukum dan Kewarganegaraan Vol. 3 No. 6 (2024): Causa: Jurnal Hukum dan Kewarganegaraan
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.3783/causa.v3i6.3217

Abstract

Pendidikan Kewarganegaraan (civic education) adalah adaptasi dari lintas disiplin ilmu-ilmu sosial, ilmu kewarganegaraan merupakan dasaran ilmu pengetahuan tentang dasar hukum,agama dan nilai-nilai kebaikan, Pendidikan Kewarganegaraan sebagai landasan pendidikan nilai dan moral berarti pendidikan kewarganegaraan memuat pendidikan nilai agar warganegara dapat memahami proses pembelajaran yang mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan warga negara dalam hubunganya dengan negara, bangsa, dan masyarakat. Pendidikan kewarganegaraan memuat pendidikan nilai hukum yang lahir dalam kesadaran moral, sehingga nilai-nilai hukum yang di anggap baik oleh masyarakat, Pendidikan Kewarganegaraan sebagai pendidikan nilai dan moral juga pendidikan hukum akan mengantarkan warganegara menjadi warganegara yang baik dan berilmu yang di tandai dengan terwujudnya warganegara yang memiliki penegetahuan kewarganegaraan memiliki keterampilan, dan memiliki tangung jawab kewarganegaraan.
DEMOKRASI PANCASILA SEBAGAI LANDASAN KONSTITUSI DAN SISTEM POLITIK INDONESIA ERA ORDE LAMA, ORDE BARU, DAN MASA REFORMASI HINGGA SEKARANG Putri Nabela; Raihan Nisya; Siti Tiara Maulia
Causa: Jurnal Hukum dan Kewarganegaraan Vol. 3 No. 6 (2024): Causa: Jurnal Hukum dan Kewarganegaraan
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.3783/causa.v3i6.3218

Abstract

Penelitian ini mengeksplorasi perjalanan dan evolusi demokrasi di Indonesia sejak masa Orde Lama, Orde Baru, hingga masa reformasi hingga saat ini. Fokus utama adalah pada konsep dan implementasi Demokrasi Pancasila sebagai landasan konstitusi dan sistem politik dalam periode-periode tersebut. Melalui pendekatan historis dan analisis perubahan politik, penelitian ini mengidentifikasi peran serta perkembangan demokrasi Pancasila dalam konteks politik Indonesia. Data dikumpulkan melalui penelusuran literatur, dokumen-dokumen resmi, dan analisis konten dari berbagai sumber. Hasil penelitian menunjukkan dinamika kompleks dalam implementasi demokrasi Pancasila sepanjang sejarah politik Indonesia, yang mencerminkan tantangan dan perubahan yang dihadapi oleh sistem politik dan masyarakatnya.
PAHAM KEKELUARGAAN DI INDONESIA: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA SEBAGAI FONDASI ETIKA SOSIAL Chairun Nisa; Lulu Hasanah; Siti Tiara Maulia
Causa: Jurnal Hukum dan Kewarganegaraan Vol. 3 No. 6 (2024): Causa: Jurnal Hukum dan Kewarganegaraan
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.3783/causa.v3i6.3219

Abstract

Pancasila tidak hanya menjadi dasar negara tetapi juga sebuah ideologi yang lahir dari budaya dan adat istiadat leluhur Indonesia. Nilai-nilai Pancasila tercermin dalam kehidupan sehari-hari sebagai panduan perilaku dan pedoman hidup masyarakat, membantu membangun hubungan harmonis dalam masyarakat yang majemuk. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif untuk menggambarkan implementasi nilai-nilai Pancasila dalam mengatasi permasalahan etika sosial di Indonesia. Nilai-nilai seperti ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan memiliki karakteristik universal yang dapat menjadi panduan bagi individu dalam berperilaku baik. Implementasi Pancasila dalam kehidupan kekeluargaan menjadi landasan utama untuk membangun harmoni dan kekuatan dalam hubungan antaranggota keluarga. Gotong royong, keadilan, persatuan, dan musyawarah menjadi prinsip dalam mengatasi konflik dan mencari solusi terbaik untuk kepentingan bersama. Kasih sayang yang tulus merupakan manifestasi dari nilai kemanusiaan Pancasila, memperkuat hubungan antaranggota keluarga dan memberikan kontribusi positif bagi pembangunan bangsa dan negara. Dengan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, keluarga dapat menjadi wadah yang kokoh dan harmonis.
REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN YANG EFEKTIF DAN EFISIEN Cintya Diva; Rahayu, Rahayu; Siti Tiara Maulia
Causa: Jurnal Hukum dan Kewarganegaraan Vol. 3 No. 6 (2024): Causa: Jurnal Hukum dan Kewarganegaraan
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.3783/causa.v3i6.3220

Abstract

Dalam perjalanan pembangunan suatu negara, pentingnya reformasi birokrasi tak terbantah indonesia telah melakukan berbagai langkah untuk memperbaiki birokrasinya. Metode penelitian yang dipakai adalah penelitian kepustakaan atau study literature, yang berisikan teori-teori yang berhubungan dengan permasalahan dalam penelitian ini. Dan adapun rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui ” Reformasi Birokrasi Menuju Pemerintahan yang Efektif dan Efisien”. Dimana teori yang gunakan pada bagian ini yang akan ditinjau dengan literature yang ada terutama artikel dan jurnal ilmiah. Reformasi birokrasi adalah sebuah usaha manajemen dasar yang diharapkan mampu menghasilkan perubahan yang positif pada sistem dan struktur. Reformasi birokrasi bertujuan untuk memperbaiki kinerja birokrasi agar lebih efektif dan efisien, serta terciptanya birokrasi yang profesional, netral, terbuka, demokratis, mandiri, serta memiliki integritas dan kompetensi dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya selaku abdi masyarakat dan abdi negara. Pemerintah yang bersih (Clean Government) lalu meningkatkan kualitas pelayanan terhadap masyarakat dan bebas KKN. Ada upaya untuk meningkatkan kualitas pemerintahan melalui berbagai cara, seperti mendesentralisasi kekuasaan, mereformasi tata pemerintahan, mengubah orientasi birokrasi, dan meningkatkan partisipasi publik untuk meningkatkan akuntabilitas, legitimasi, dan transparansi, namun dampak dari tata kelola yang semakin meningkat tidak bisa diabaikan. Efisiensi dan efektivitas adalah ciri tata pemerintahan yang baik, yang mencerminkan kemampuan pemerintah dalam mencapai tujuan secara efisien dan efektif. Reformasi birokrasi merupakan upaya untuk meningkatkan kinerja pemerintahan agar lebih efektif dan efisien. Dengan melakukan reformasi birokrasi, pemerintah dapat mengurangi birokrasi yang berlebihan, meningkatkan transparansi dan akuntabilitas, serta memperbaiki pelayanan publik. Tujuan utama dari reformasi birokrasi adalah untuk menciptakan pemerintahan yang responsif, cepat, dan mampu memberikan pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat. Dengan melakukan reformasi birokrasi secara menyeluruh dan berkelanjutan, diharapkan pemerintah dapat mencapai pemerintahan yang efektif dan efisien, yang mampu memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat serta mendukung pembangunan yang berkelanjutan.