AbstrakMasalah gizi pada balita masih menjadi tantangan serius di Desa Sungai Pinang Lama, terutama akibat kurangnya pengetahuan ibu terkait pola asuh dan pemenuhan gizi yang tepat. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan ibu dalam pengasuhan balita serta pengolahan makanan bergizi. Program ini menggunakan pendekatan intuitive parenting, yaitu pola pengasuhan yang menekankan sensitivitas orang tua dalam mengenali dan merespons kebutuhan anak, khususnya saat pemberian makan. Sasaran kegiatan mencakup 15 orang ibu serta dibantu 5 orang kader yang berasal dari RT 01, 02, 03, dan 04 di Desa Sungai Pinang Lama. Kegiatan yang dilakukan meliputi pembentukan kader RUMI SAGI, penyuluhan materi edukasi, dan demonstrasi memasak. Evaluasi dilakukan menggunakan pre-test dan post-test untuk mengukur perubahan pengetahuan dan sikap. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa pada kegiatan pembentukan kader RUMI SAGI, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pengetahuan dan sikap kader sebelum dan sesudah penyuluhan (nilai signifikansi uji Wilcoxon masing-masing 0,180 dan 0,257; p > 0,05). Sebaliknya, pada kegiatan penyuluhan edukasi, terdapat perbedaan yang signifikan baik pada pengetahuan maupun sikap peserta (nilai signifikansi masing-masing 0,03 dan 0,005; p < 0,05). Pada kegiatan demonstrasi memasak, tidak terdapat perubahan signifikan pada pengetahuan kader (p = 0,273) tetapi terdapat peningkatan signifikan pada pengetahuan peserta (p = 0,013). Temuan ini menunjukkan bahwa pendekatan edukatif berbasis praktik langsung dapat mendorong perubahan positif dalam pola asuh dan konsumsi gizi anak di tingkat keluarga. Kata kunci: gizi buruk; intuitive parenting; demonstrasi memasak; edukasi ibu. AbstractMalnutrition in toddlers remains a serious challenge in Sungai Pinang Lama Village, primarily due to mothers’ limited knowledge regarding proper parenting and nutritional fulfillment. This community service activity aimed to enhance mothers' understanding and skills in childcare and nutritious food preparation. The program adopted an intuitive parenting approach, emphasizing parental sensitivity in recognizing and responding to children's needs, particularly during feeding. The target group consisted of 15 mothers, assisted by 5 community health volunteers (kaders) from RT 01, 02, 03, and 04 in Sungai Pinang Lama Village. The activities included the establishment of RUMI SAGI cadres, educational counseling, and cooking demonstrations. Evaluation was conducted using pre- and post-tests to measure changes in knowledge and attitudes. The results showed no significant difference in knowledge and attitudes among the RUMI SAGI cadres before and after the counseling session (Wilcoxon significance values of 0.180 and 0.257, respectively; p > 0.05). Conversely, significant improvements were observed in the knowledge and attitudes of participants following the educational counseling (significance values of 0.03 and 0.005, respectively; p < 0.05). In the cooking demonstration activity, no significant change was found in the cadres' knowledge (p = 0.273), but participants demonstrated a significant increase in knowledge (p = 0.013). These findings indicate that educational approaches based on hands-on practice can promote positive changes in parenting practices and children's nutritional intake at the household level. Keywords: malnutrition; intuitive parenting; cooking demonstration; maternal education.