Articles
EFEKTIFITAS TERAPI AKUPRESUR TERHADAP DERAJAT NEUROPATI PADA PASIEN DIABETES MELITUS
Defrima Oka Surya;
Ria Desnita
Malahayati Nursing Journal Volume 2 Nomor 3 Tahun 2020
Publisher : Universitas Malahayati Lampung
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (146.207 KB)
|
DOI: 10.33024/manuju.v2i3.2919
Pendahuluan : Neuropati diabetik merupakan komplikasi yang sering terjadi pada kaki Diabetisi. Terapi akupresur bermanfaat dalam menstimulasi aliran energi dalam tubuh sehingga memperbaiki aliran sirkulasi tubuh.Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas akupresur terhadap derajat neuropati diabetik pada pasien Diabetes Melitus.Metode : Desain penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan pendekatan pre-posttest design without control grup pada 17 responden. Terapi akupresur diberikan selama 7 sesi, 2 hari sekali selama 10 menit. Derajat neuropati dinilai menggunakan Michigan Neuropathy Instrument Scale. Untuk melihat efek akupresur terhadap derajat neuropati pada pasien Diabetes Melitus dilakukan uji bivariat paired t test dengan tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%Hasil Penelitian : Hasil penelitian menunjukkan rerata derajat neuropati pada pasien Diabetes Melitus sebelum dilakukan intervensi akupresur adalah 5,82 dan sesudah intervensi 3,68. Hasil analisis bivariat menunjukkan akupresur efektif dalam menurunkan derajat neuropati pada pasien Diabetes Melitus (p=0,001).Kesimpulan : Terapi akupresur efektif dalam menurunkan derajat neuropati pada pasien Diabetes Melitus. Akupresur dapat dijadikan salah satu alternatif terapi yang dapat diterapkan perawat di masyarakat untuk mencegah terjadinya komplikasi lanjut pada Diabetisi sebagai kelompok rentan.
Diabetic Foot Self Care Pada Diabetisi
Defrima Oka Surya;
Zulham Efendi;
Afrizal Afrizal;
Ria Desnita
Malahayati Nursing Journal Vol 4, No 1 (2022): Volume 4 Nomor 1 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (225.136 KB)
|
DOI: 10.33024/mnj.v4i1.5720
ABSTRACT: DIABETIC FOOT SELF CARE ON DIABETES PATIENTS Background: Diabetes Mellitus (DM) can cause complications in various body systems. One of the complications of DM is complications in the feet which can cause diabetic foot ulcers and lead to leg amputation. Diabetic foot complications can be prevented by performing routine foot care or diabetic foot care. Objective: The purpose of this study was to determine the description of diabetic foot care in patients with diabetes mellitus consisting of personal self-care, podiatric care, and footwear and socks. Method: This type of research is descriptive quantitative research. Data was collected using a diabetic foot care questionnaire. The number of samples in this study was 51 people. The sampling method is a non-probability technique using consecutive sampling. The study was conducted in the Kuranji Health Center Working Area in July – November 2021. Result: The results showed that most respondents (64.70%) had poor personal self-care in foot care, 82.3% of respondents had poor podiatric care habits. and 52.94% of respondents have good habits in choosing footwear. Conclusion: From the results of the study, it was concluded that people with diabetes have bad habits in performing foot care so that this is one of the risk factors for complications in the feet. To increase awareness of people with diabetes in performing foot care, it is recommended that nurses can provide education and teach people with diabetes to take care of their feet Keywords: Diabetes Mellitus; Foot Complications; Foot Care INTISARI : DIABETIC FOOT SELF CARE PADA DIABETISI Latar Belakang : Diabetes Melitus (DM) dapat menyebabkan komplikasi pada berbagai sistem tubuh. Salah satu komplikasi DM adalah komplikasi pada kaki yang dapat menimbulkan ulkus kaki diabetik dan berujung dengan amputasi kaki. Pencegahan komplikasi pada kaki dapat dilakukan diabetisi dengan melakukan perawatan kaki rutin atau diabetic foot care.Tujuan : Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran diabetic foot care pada pasien diabetes melitus yang terdiri dari personal self care, podiatric care, serta footwear and sock.Metode : Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner diabetic foot care. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 51 orang. Metode pengambilan sampel adalah dengan Teknik non probability dengan menggunakan consecutive sampling. Penelitian dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Kuranji pada Bulan Juli – November 2021.Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden (64,70%) memiliki personal self care yang kurang baik dalam perawatan kaki, 82,3% responden memiliki kebiasan podiatric care yang kurang baik dan 52,94% responden memiliki kebiasaan baik dalam pemilihan alas kaki.Kesimpulan : Diabetisi memiliki kebiasaan yang kurang baik dalam melakukan perawatan kaki sehingga ini menjadi salah satu faktor resiko terjadinya komplikasi pada kaki. Untuk meningkatkan kesadaran diabetisi dalam melakukan perawatan kaki disarankan perawat dapat memberikan edukasi dan mengajarkan diabetisi untuk melakukan perawatan kaki Kata Kunci : Diabetes Melitus; Komplikasi Kaki; Perawatan Kaki
OPTIMALISASI PERAN KELUARGA SEBAGAI PENGAWAS MENELAN OBAT PADA PASIEN TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NANGGALO PADANG
Ria Desnita;
Zulham Efendi;
Lenni Sastra;
Weny Amelia;
Fitria Alisa;
Mira Andika;
Lola Despitasari
JURNAL KREATIVITAS PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PKM) Volume 3 Nomor 1 April 2020
Publisher : Universitas Malahayati Lampung
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33024/jkpm.v3i1.2289
ABSTRAKPengendalian TB paru di Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo belum terintegrasi dengan pelaksanaan perawatan kesehatan masyarakat sehingga angka kejadian TB paru masih tinggi di Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo. Hambatan yang ditemukan dalam upaya pengendalian TB Paru adalah pengobatan tidak adekuat (dosis, jenis, jumlah obat dan jangka waktu), belum tersedianya informasi yang adekuat tentang TB Paru pada klien dan keluarga. Pelibatan keluarga dalam perawatan pasien TB Paru menentukan keberhasilan pengobatan. Salah satu peran keluarga adalah sebagai pengawas menelan obat. Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan adalah untuk meningkatkan peran keluarga sebagai pengawas menelan obat. Kegiatan dilakukan di Puskesmas Nanggalo Kota Padang pada bulan November 2019. Metode yang dilakukan adalah memberikan edukasi melalui kegiatan penyuluhan dan roleplay, serta memberikan booklet. Hasil dari kegiatan didapatkan terdapat peningkatan pengetahuan pasien dan keluarga tentang TB Paru dan peran keluarga sebagai pengawas menelan obat.
PEMIJATAN PADA TITIK LI-4 UNTUK MENGURANGI NYERI KANULASI AV-FISTULA PADA PASIEN HEMODIALISIS
Ria Desnita
JURNAL KESEHATAN MERCUSUAR Vol. 1 No. 1 (2018): JURNAL KESEHATAN MERCUSUAR
Publisher : STIKes MERCUBAKTIJAYA
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (108.094 KB)
|
DOI: 10.36984/jkm.v1i1.5
Salah satu akses vaskuler yang digunakan untuk hemodialisis adalah arterivenous fistula (AV-fistula). Kanulasi AV-fistula menimbulkan masalah nyeri pada pasien. Berdasarkan bukti ilmiah, pemijatan pada titik large intestinum 4 (LI-4 atau huko point) adalah intervensi yang dapat diterapkan untuk mengurangi nyeri kanulasi AV-fistula. Tujuan penerapan EBN ini adalah mengidentifikasi efektifitas pemijatan pada titik LI-4 pada penurunan nyeri saat kanulasi AV-fistula pada pasien hemodialisis. Penerapan EBN dilakukan pada bulan April 2017. Jumlah sampel 14 orang pasien hemodialisis. Hasil penerapan EBN menunjukkan pemijatan titik LI-4 efektif dalam menurunkan nyeri kanulasi AV-fistula (p<0,001). Pemijatan pada titik LI-4 dapat diaplikasikan perawat sebagai intervensi manajemen nyeri non farmakologis untuk mengurangi nyeri kanulasi AV-fistula pada pasien hemodialisis
PENGARUH METODE PEER EDUCATION TERHADAP INTRADIALYTIC WEIGHT GAIN (IDWG) PADA PASIEN HEMODIALISIS
Ria Desnita Desnita;
Mira Andika;
Siti Jamilah
JURNAL KESEHATAN MERCUSUAR Vol. 2 No. 2 (2019): JURNAL KESEHATAN MERCUSUAR
Publisher : STIKes MERCUBAKTIJAYA
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (194.886 KB)
|
DOI: 10.36984/jkm.v2i2.60
Masalah umum pada pasien gagal ginjal tahap akhir yang menjalani terapi hemodialisis adalah ketidakpatuhan dalam pembatasan cairan. Intradialytic weight gain (IDWG) merupakan indikator kepatuhan dalam pembatasan cairan. Salah satu cara untuk meningkatkan kepatuhan pasien dalam pembatasan cairan adalah dengan metode peer education. Metode peer education merupakan metode edukasi dengan melibatkan pendidik sebaya sebagai pemberi edukasi pada kelompok pasien hemodialisis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh metode peer education terhadap IDWG pada pasien hemodialisis. Desain penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan one group pretest and posttest design. Penelitian ini dilakukan di RST Dr. Reksodiwiryo Padang. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari – Agustus 2018. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 10 orang pasien hemodialisis. Hasil analisis data menggunakan paired t test menunjukkan ada pengaruh metode peer education terhadap intradialytic weight gain (IDWG) pada pasien hemodialisis (p= 0,000). Diharapkan pada perawat di unit hemodialisis memberikan edukasi kepada pasien dengan melibatkan pendidik sebaya sebagai pemberi edukasi.
HUBUNGAN ANEMIA DENGAN FUNGSI KOGNITIF PADA PASIEN YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISIS DI RST DR. REKSODIWIRYO PADANG
Ria Desnita;
Mira Andika;
Miranti Wulandari
JURNAL KESEHATAN MERCUSUAR Vol. 3 No. 1 (2020): JURNAL KESEHATAN MERCUSUAR
Publisher : STIKes MERCUBAKTIJAYA
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.36984/jkm.v3i1.74
Salah satu komplikasi penyakit Gagal Ginjal Terminal yang menjalani hemodialisis adalah anemia. Anemia menyebabkan transfer oksigen ke otak terganggu yang berdampak pada penurunan konsentrasi dan penurunan fungsi kognitif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan anemia dengan fungsi kognitif pada pasien yang menjalani terapi Hemodialisis di RST Dr. Reksodiwiryo Padang. Jenis penelitian ini adalah cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2018 – Juli 2019 di ruangan Hemodialisa RST Dr. Reksodiwiryo Padang. Sampel pada penelitian ini berjumlah 42 orang dengan menggunakan metode ”purposive sampling”. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner Mini Mental State Exam (MMSE). Analisa secara univariat ditampilkan pada tabel distribusi frekuensi dan bivariat dengan menggunakan uji chi-square dengan kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan lebih dari separuh (61,9%) responden mengalami gangguan fungsi kognitif berat, sebagian besar (78,6%) responden mengalami anemia dan terdapat hubungan anemia dengan fungsi kognitif pada pasien yang menjalani terapi hemodialisis di RST Dr. Reksodiwiryo Padang (p<0,05). Kesimpulan dari hasil penelitian anemia mempengaruhi fungsi kognitif pasien Gagal Ginjal Terminal yang menjalani terapi hemodialisis. Diharapkan kepada perawat dapat memberikan edukasi kepada pasien tentang cara mengatasi anemia dan mempertahankan fungsi kognitif.
Efektifitas Akupresur Terhadap Derajat Restless Leg Syndrome Pada Pasien Yang Menjalani Hemodialisis
Defrima Oka Surya;
Ria Desnita
JURNAL KESEHATAN PERINTIS Vol 6 No 2 (2019): DESEMBER 2019 : Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis's Health Journal)
Publisher : LPPM UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (415.473 KB)
|
DOI: 10.33653/jkp.v6i2.283
Komplikasi yang sering dialami oleh pasien gagal ginjal terminal yang menjalani hemodialisis adalah Restless Leg Syndrome (RLS). RLS terjadi karena penurunan fungsi neuron dopaminergik diensafalik A11. Akupresur dapat menstimulasi reseptor sensori dan fungsi saraf otonom sehingga menimbulkan vasoaktif neuropeptida calcitonin gene-related peptide dan substansi p yang berdampak pada peningkatan aliran darah dan memperbaiki fungsi neuron dopaminergik diensafalik A11. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui efektifitas akupresur terhadap derajat RLS pada pasien hemodialisis. Desain penelitian adalah quasi experiment menggunakan pendekatan pre dan post with control group design. Penelitian ini terdiri dari kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Teknik pengambilan sampel adalah consecutive sampling dengan besar sampel 15 orang kelompok kontrol dan 15 orang kelompok intervensi. Instrumen yang digunakan adalah Kuesioner International Restless Leg Syndrome Scale. Hasil penelitian dianalisis menggunakan Paired T-Test dengan derajat kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan akupresur efektif menurunkan derajat restless leg syndrome pada pasien hemodialisis pada kelompok intervensi (p=0,001). Disimpulkan bahwa akpresur efektif dalam menurunkan derajata restless leg syndrome pada pasien hemodialisis. Diharapkan perawat dapat menerapkan terapi akupresur pada pasien yang menjalani hemodialisis khususnya pasien yang mengalami restless leg syndrome.
EDUKASI INTRADIALYTIC STRETCHING EXERCISE UNTUK MENGURANGI KRAM OTOT PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISA
Ria Desnita;
Mira Andika;
Lenni Sastra;
Fitria Alisa;
Weny Amelia;
Lola Despitasari;
Zulham Efendi
Jurnal Abdimas Saintika Vol 4, No 2 (2022): November Jurnal Abdimas Saintika
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.30633/jas.v4i2.1614
Penyakit Chronic Kidney Disease (CKD) adalah permasalahan kesehatan masyarakat global dengan prevalensi serta insiden CKD yang tinggi. Bila seseorang mengalami penyakit ginjal dimana ginjal sudah tidak mampu lagi menjalani seluruh fungsinya dengan baik dan untuk mempertahankan hidupnya diperlukan terapi sementara berupa dialisis. Salah satu masalah yang terjadi pada pasien saat hemodialisis adalah kram otot. Terapi non farmakologi yang dianjurkan untuk mencegah kram otot yaitu intradialytic stretching exercise. Tujuan kegiatan pengabdian adalah untuk memberikan edukasi kepada pasien CKD dan keluarga tentang intradialytic stretching exercise untuk mencegah kram otot. Metode pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat ini yaitu dengan melakukan edukasi kepada pasien CKD dan keluarga secara tatap muka dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan. Kegiatan pengabmas ini dilaksanakan pada hari Jumat, 25 November 2021, dimulai dari jam 10.00-12.00 WIB. Peserta adalah pasien CKDbeserta keluarga yang dirawat di Interne Pria RSUP Dr. M. Djamil Padang. Pemberian edukasi dapat meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga dan diharapkan dapat mencegah terjadinya kram otot pada pasien saat hemodialisis.
Hubungan Self Efficacy Dengan Self Care Pada Pasien Penderita Diabates Melitus Tipe 2 Di Puskesmas Andalas
Lola Despitasari;
Afrizal;
Lenni Sastra;
Fitria Alisa;
Weny Amelia;
Ria Desnita;
Fadhila Annisa Afnel
Jurnal Amanah Kesehatan Vol 4 No 2 (2022): Jurnal Amanah Kesehatan
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan YPAK Padang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.55866/jak.v4i2.175
Self-efficacy is the patient's belief to be able to perform behaviors that support disease improvement. Self care is an action to help control blood sugar. Indonesia is a country that ranks 4th with type 2 DM sufferers. The highest prevalence of diabetes mellitus in Indonesia is in DKI Jakarta (3.4%). West Sumatera it self is a province with a prevalence of diabetes mellitus as much as 1.5%. Data on the prevalence of diabetes mellitus in the city of Padang with the highest case being Andalas Public Health Center. The design of this research is cross sectional. The sample is 73 respondents, the sampling technique is accidental sampling.The results showed that 39 respondents (53.4%) had good self-efficacy and 34 (46.6%). good self care as many as 54 (74.0%) and poor self care as many as 19 respondents (26.0%). Based on data analysis using the chi-square test, the p value = 0.004 (p 0.05), there is a relationship between self-efficacy and self-care in type 2 diabetes mellitus patients at the Andalas Health Center. The conclusion of this study is that there is a relationship between self-efficacy and self-care in patients with type 2 diabetes mellitus at the Andalas Health Center. It is suggested that nurses should always motivate patients to continue self-care in order to improve self-care in diabetes mellitus patients
Hubungan Efikasi Diri Terhadap Kepatuhan Pembatasan Cairan Pada Pasien Penyakit Ginjal Kronik (Pgk) Yang Menjalani Hemodialisis Di Rsup Dr. M. Djamil Padang
Fitria Alisa;
lola Despita sari;
Lenni Sastra;
Weny Amelia;
Ria Desnita
Jurnal Amanah Kesehatan Vol 4 No 2 (2022): Jurnal Amanah Kesehatan
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan YPAK Padang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.55866/jak.v4i2.176
Patients with chronic kidney disease who do not adhere to fluid intake restrictions will experience a buildup of fluid causing lung edema and hypertrophy in the left ventricle. Fluid buildup in the body can cause severe heart and lung function, resulting in shortness and tiredness of the patient. The purpose of this study was to determine self-efficacy with adherence to fluid restriction in patients with chronic kidney disease (CKD) who underwent hemodialysis at RSUP Dr. M. Djamil Padang. This type of analytic research with cross sectional design. The research was analyzed univariately and bivariately using the Chi-Square test. The results showed that more than half of the respondents (51,8%) had non-adherent fluid restriction compliance. Less than half of the respondents (42.6%) had poor self-efficacy. There is a significant relationship between self-efficacy and adherence to fluid restriction in patients with chronic kidney disease undergoing hemodialysis (pvalue=0,025).