Claim Missing Document
Check
Articles

Found 35 Documents
Search

GAMBARAN KEPATUHAN DIABETES SELF MANAGEMENT PADA PENDERITA DM TIPE II PADA PUSKESMAS BABAKAN SARI Tita Puspita Ningrum; Hudzaifah Al Fatih; Hani Handayani
Jurnal Keperawatan BSI Vol 10 No 1 (2022): Jurnal Keperawatan BSI
Publisher : LPPM Universitas BSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penderita diabetes mellitus tipe 2 semakin meningkat. Beberapa masalah yang dapat timbul pada pasien diabetes mellitus dapat dikendalikan apabila pasien dapta patuh dalam pengobatannya (Hidayah, 2019). Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui gambaran kepatuhan diabetes self management ada penderita dm tipe 2. Metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Sampel penelitian 70 orang, dengan tekhnik accidental sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner tertutup yaitu Diabetes Self-Management Questionnaire (DSMQ). Analisa secara univariat menggunakan rumus prosentase. Hasil penelitian ini didapatkan kepatuhan diabetes self management sebagian besar tinggi9 (70%). Saran untuk pelayanan Kesehatan komunitas adalah memberikan suatu sosialisasi kepada masyarakat terkait penyakit diabetes mellitus, sehingga nantinya masyarakat dapat mengetahui kepatuhan diabetes self management. Memberikan pemberian edukasi tentang kepatuhan diabetes self management pada pasien penderita diabetes.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI PUSKESMAS BABAKAN SARI Dhestirati Endang Anggraeni; Erna Irawan; Hudzaifah Al Fatih; Nining Handayani; Siska Nurmala
Jurnal Keperawatan BSI Vol 10 No 1 (2022): Jurnal Keperawatan BSI
Publisher : LPPM Universitas BSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada umumnya usia lanjut akan mengalami keterbatasan, hingga kualitas hidup usia lanjut mengalami penurunan. Keterbatasan lansia yaitu keterbatasan fungsional, kelemahan ketidakmampuan serta keterhambatan yang akan dialami bersama dengan proses kemunduran akibat proses penuaan. Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kualitas hidup lansia di Puskesmas Babakan Sari Kota Bandung. Populasi dalam penelitian ini adalah lansia yang berumur < 58 tahun atau lebih di Puskesmas Babakan Sari sebanyak 5180 orang. Hasil penelitian menunjukan jenis kelamin sebagian besar (50,7%) yaitu 35 responden berjenis kelamin perempuan. Kemudian berdasarkan usia responden tidak terbagi rata, sebagian besar responden (47,8%) yaitu 33 responden beusia 58-69 tahun. Selanjutnya berdasarkan pendidikan sebagian besar responden (34,8%) yaitu 24 responden SD. Terdapat hubungan antara umur dengan kualitas hidup lansia dengan hasil uji statistik nilai p-value (0,023) < 0,05. Tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan hasil uji statistik nilai p-value (0,437) < 0,05, pendidikan dengan hasil uji statistik nilai p-value (0,371) < 0,05 dengan kualitas hidup lansia. Dari hasil analisis diperoleh bahwa dari 3 faktor, ada 1 faktor yang berhubungan dengan kualitas hidup lansia di Puskesmas Babakan Sari, yaitu usia. Dan 2 faktor yang tidak berhubungan yaitu Jenis Kelamin dan Pendidikan. Disarankan penelitian ini dapat dijadikan bahan informasi sehingga tenaga kesehatan lebih peka terhadap kualitas hidup yang memasuki lanjut usia dan dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif.
GAMBARAN KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIHIPERTENSI PADA LANSIA DI RSUD KOTA BANDUNG Anita Putri Wijayanti; Hudzaifah Al Fatih; Sri Hayati; Saparingga Dasti Putri; Lena Rahmidar
Jurnal Keperawatan BSI Vol 10 No 2 (2022): Jurnal Keperawatan BSI
Publisher : LPPM Universitas BSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hipertensi merupakan penyakit tidak menular yang berdampak menimbulkan komplikasi seperti stroke, infark miokard, gagal jantung, demensia, gagal ginjal, gangguan penglihatan dan bisa berujung menyebabkan kematian. Oleh karena itu penderita hipertensi harus minum obat antihipertensi setiap hari untuk mencegah terjadinya kekambuhan dan komplikasi. Kepatuhan pasien minum obat antihipertensi merupakan suatu tindakan yang perlu dilakukan supaya obat selalu di minum setiap hari. Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui gambaran kepatuhan pengobatan Antihipertensi pada lansia di Poli Jantung RSUD Kota Bandung. Jenis penelitian menggunakan metode penelitian deskriptif korelasi dengan pendektan cross sectional. Jumlah responden sebanyak 83 orang dengan pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada responden. Analisa data dilakukan dengan univariat berupa persentase dan analisis bivariat dengan uji rank spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari setengahnya responden (55,6%) sebanyak 46 orang tidak patuh terhadap pengobatan hipertensi. Diharapkan tenaga kesehatan dapat melakukan peran sebagai edukator untuk melakukan pendidikan kesehatan tentang hipertensi dan memberitahukan kepada lansia dengan hipertensi untuk selalu minum obat setiap hari dan juga kepada keluarga lansia untuk mengingatkan minum obat antihipertensi.
PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU IRT TENTANG 4M PLUS PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE Nurul Iklima; Hudzaifah Al Fatih; Dita Mawaddah
Jurnal Keperawatan BSI Vol 11 No 1 (2023): Jurnal Keperawatan BSI
Publisher : LPPM Universitas BSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Program pemberantasan sarang nyamuk melalui kegiatan menguras, menutup, mengubur, memantau (4M) Plus bertujuan untuk memutus mata rantai perkembangbiakan nyamuk dengan memberantas larva aedes aegypti sebagai pencegahan demam berdarah dengue . penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara pengetahuan dengan sikap, sikap dengan perilaku dan pengetahuan dengan perilaku ibu rumah tangga tentang 4M Plus pencegahan demam berdarah dengue.Penelitian ini merupakan penelitian korelasional dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Babakan Sari Kota Bandung. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling dengan jumlah sampel sebanyak 70 orang. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan korelasi pearson. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya korelasi pengetahuan dengan sikap nilai p-value 0,009 (≤ 0,05), tidak terdapat korelasi antara sikap dengan perilaku nilai p-value 0,274 (≤ 0,05) dan tidak terdapat korelasi antara pengetahuan dengan perilaku ibu rumah tangga tentang 4M Plus pencegahan demam berdarah dengue nilai p-value 0,258 (≤ 0,05). Diharapkan penelitian selanjutnya tentang metode penyuluhan efektif dalam meningkatkan perilaku 4M Plus.
HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KADAR GULA DARAH PENDERITA DIABETES MELLITUS DI KOTA BANDUNG Hudzaifah Al Fatih; Mery Tania; Desi Aprillia
Jurnal Keperawatan BSI Vol 11 No 1 (2023): Jurnal Keperawatan BSI
Publisher : LPPM Universitas BSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Peningkatan kadar gula darah pada penderita Diabetes Mellitus (DM) dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti asupan makanan, kurangnya aktivitas olahraga, pengobatan, obesitas, keturunan dan stress. Stress dapat meningkatkan hormon katekolamin, glucagon, glukokortitikoid, β endorfin dan hormon pertumbuhan sehingga menyebabkan produksi berlebih pada kortisol, kortisol adalah hormon yang melawan efek insulin dan menyebabkan kadar gula darah tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa hubungan tingkat stress dengan kadar gula darah penderita DM. Desain penelitian menggunakan studi cross sectional dengan populasi seluruh penderita diabetes mellitus yang berkunjung ke Puskesmas Babakan Sari. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 73 responden yang direkrut menggunakan teknik convenience sampling method. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan kuesioner DASS 42, sementara kadar glukosa darah diukur menggunakan alat monitoring glukosa darah (autocheck) dengan mengukur kadar gula darah puasa responden. Selanjutnya, data yang diperoleh dideskripsikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan korelasi antar variabel dianalisa menggunakan Spearman Rank. Hasil penelitian didapatkan 28 (38.4%) responden mengalami tingkat stress sedang, 54 (74.0%) responden memiliki kadar gula darah buruk. Penelitian ini menunjukkan hubungan yang signifikan antara tingkat stress dengan kadar gula darah penderita DM di Puskesmas Babakan Sari (ρ= 0.048; r=0.232). Oleh sebab itu, perlu diadakannya program pengendalian stress dan pemeriksaan kadar gula darah rutin untuk mengendalikan kadar gula darah penderita DM di Puskesmas Babakan Sari. Kata Kunci: Diabetes Mellitus, Kadar Gula Darah, Tingkat Stres
PERBANDINGAN MODERN DRESSING HYDROGEL DAN HYDROPHOBIC TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA INFEKSI ULKUS DIABETIK Hudzaifah Al Fatih; Nurul Iklima; Iin Gusyani
Jurnal Keperawatan BSI Vol 11 No 1 (2023): Jurnal Keperawatan BSI
Publisher : LPPM Universitas BSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Peningkatan jumlah DM mengakibatkan meningkatnya komplikasi diabetes, yaitu ulkus diabetikum. Laporan dari IDF bahwa insiden yang menimpa ulkus kaki diabetes naik sampai 25% sepanjang hidup pasien, dimana ulkus kaki terjadi pada 15-25% orang yang menderita DM. Penanganan ulkus diabetik, membutuhkan advanced wound management berupa antimikrobial dressing, salah satu penyebabnya karena kumpulan berbagai jenis bakteri dan disertai biofilm. Balutan modern dressing Cadexomer Iodine (Hydrogel) dan Cutimed Sorbact (Hydrophobic) merupakan balutan antimikrobial. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui proses penyembuhan luka dengan menggunakan Cadexomer Iodine (hydrogel) dan proses penyembuhan luka dengan cutimed sorbact (Hydrophobic) terhadap luka infeksi ulkus diabetik. Metode penelitian ini merupakan penelitian quasi-eksperiment, dengan design post-test only. Menggunakan instrumen luka yang sudah baku, yaitu Status Kontinum Bates Jensen Wound Assessment Tools (BWAT). Jumlah populasi sebanyak 226 pasien dan pemilihan sampel menggunakan teknik Purposive Sampling didapatkan jumlah sampel sebanyak 60 responden, analisa data menggunakan analisa bivariat. Hasil penelitian didapatkan bahwa pada proses penyembuhan luka pada kelompok Cadexomer Iodine (hydrogel) didapatkan nilai min-maks adalah 13-30 dan hasil mean 19,57 sedangkan proses penyembuhan luka pada kelompok Cutimed sorbact (hydrophobic) didapatkan nilai min-maks adalah 19-48 dan hasil mean 30,90, yang artinya semakin tinggi score luka maka sebakin kurang bagus luka tersebut, semakin rendah score luka maka semakin bagus luka tersebut. Hasil uji independent T-test yang menggunakan post test only didapatkan nilai p-value 0,000 dengan tingkat signifikansi < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara Cadexomer Iodine (Hydrogel) dan Cutimed Sorbact (Hydrophobic). Oleh karena itu Cadexomer iodine (Hydrogel) yang bisa lebih lama membuat luka menjadi lembab maka akan lebih efektif penggunaanya.
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN HIPERTENSI DI MASA PANDEMI COVID-19 Hudzaifah Al Fatih; Tita Puspita Ningrum; Aghna Azkani Saktya
Jurnal Keperawatan BSI Vol 11 No 2 (2023): Jurnal Keperawatan BSI
Publisher : LPPM Universitas BSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pandemi Covid-19 telah membuat perubahan besar pada layanan fasilitas kesehatan di Indonesia. Kondisi pandemi ini menyebabkan pasien menjadi cemas dan takut untuk memeriksakan kondisinya ke fasilitas kesehatan. Kontrol terhadap kepatuhan minum obat pada pasien hipertensi selama masa pandemi merupakan penyebab kegagalan terapi hipertensi. Dukungan keluarga diperlukan oleh pasien hipertensi yang membutuhkan perawatan dengan waktu yang lama dan terus-menerus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan mengkonsumsi obat pada pasien hipertensi di masa pandemi Covid-19. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi adalah seluruh pasien hipertensi yang berkunjung ke Puskesmas Ibrahim Adjie Kota Bandung. Besar Sampel adalah 62 responden menggunakan accidental sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner MMAS-8 (Modified Morisky Adherence Scale). Analisis data pada penelitian ini menggunakan uji Person Corelation. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan keluarga dengan kategori baik (50%), Kepatuhan minum obat dengan kategori patuh (58.1%), dan terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat pasien hipertensi dimasa pandemi. Dengan nilai signifikansi sebesar 0.000 sehingga p value<0.05. Nilai korelasi Pearson sebesar 0.783 menunjukkan bahwa kekuatan korelasi kuat. Pandemi Covid-19 yang saat ini dialami memberikan dampak mengancam status kesehatan masyarakat khususnya pasien yang menderita hipertensi apabila tidak ada penguatan dari dukungan keluarga. Diharapkan keluarga agar selalu mengoptimalkan dukungan yang diberikan kepada pasien hipertensi karena keluarga merupakan orang terdekat pasien yang setiap saat dapat mengetahui keadaan pasien.
HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN KESIAPSIAGAAN PERAWAT PUSKESMAS DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI KABUPATEN BANDUNG Hudzaifah Al Fatih
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan VOL 15, NO 1 (2019): JURNAL ILMIAH KESEHATAN KEPERAWATAN
Publisher : LPPM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GOMBONG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26753/jikk.v15i1.275

Abstract

AbstrakKesiapsiagaan bencana merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana sekaligus mengurangi angka morbiditas dan mortalitas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi karakteristik individu (usia, lama kerja, pengalaman bencana sebelumnya dan pengalaman di tempat pengungsian) perawat Puskesmas dan tingkat kesiapsiagaan bencana mereka, serta untuk menguji hubungan diantara variabel-variabel tersebut. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang dengan dengan 46 responden dipilih menggunakan metode convenient sampling dari delapan puskesmas rawan banjir di Kabupaten Bandung. Data di analisis menggunakan statistik deskriptif dan Spearman Correlation untuk menentukan hubungan antar variabel.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas perawat Puskesmas memiliki kesiapsiagaan sedang (78,3%) dan sebagian kecil memiliki kesiapsiagaan tinggi (21,7%). Hubungan yang signifikan ditemukan antara usia dan kesiapsiagaan bencana (rs= 0.309, p = 0,037) dan lama kerja dengan kesiagaan bencana (rs= 0.325, p = 0,027). Untuk memperbaiki tingkat kesiapsiagaan bencana Perawat Puskesmas dalam rangka mengurangi angka morbiditas dan mortalitas dilakukan dengan memberikan pelatihan dan edukasi tentang kesiapsiagaan bencana bagi perawat muda yang belum berpengalaman dalam menghadapi bencana banjir.Kata Kunci : Banjir, Karakteristik Individu, Kesiapsiagaan Bencana, Perawat Puskesmas
GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PERAWAT RUANG OPERASI SELAMA PANDEMI COVID-19 Hudzaifah Al Fatih; Anita Putri Wijayanti; Mery Tania; Nining Handayani; Eprianto Ziraluo
Jurnal Keperawatan BSI Vol 10 No 2 (2022): Jurnal Keperawatan BSI
Publisher : LPPM Universitas BSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pandemi COVID-19 telah menjadi krisis kesehatan di dunia karena penyebaran sangat cepat, hal ini dapat menimbulkan kecemasan. Kecemasan merupakan salah satu yang di alami oleh semua orang, terutama di kalangan tenaga Kesehatan. Dampak kecemasan yang terjadi dikalangan tenaga kesehatan khususnya perawat ruang operasi mengalami ketakutan, stress dan sedih takut membawa virus dan tertular kepada anggota keluarganya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran tingkat kecemasan perawat ruang operasi selama pandemi COVID-19. Populasi penelitiaan adalah perawat ruang operasi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah total sampling deskriptif kuantitatif. Jumlah sampel penelitian sebanyak 58 orang perawat di ruang operasi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner HRS-A yang terdiri dari 14 pertanyaan. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data bahwa tingkat kecemasan responden yaitu sebagian kecil tidak cemas (6,9%), cemas ringan sebagian besar (60,3%) dan cemas sedang sebagian kecil (27,6%). Hasil penelitian ini menggambarkan hampir semua perawat yang bekerja di ruang operasi mengalami kecemasan ringan dan kecemasan sedang. Dari hasil data diatas menunjukkan bahwa pengukuran tingkat kecemasan ruang operasi lebih efektif menggunakan metode deskriptif cross sectional dan intrumen HRS-A (14 item).
HUBUNGAN LITERASI KESEHATAN DAN SELF EFFICACY DENGAN KEPATUHAN DIABETES SELF MANAGEMENT Hudzaifah Al Fatih; Tita Puspita Ningrum; Hani Handayani
Jurnal Keperawatan BSI Vol 12 No 1 (2024): Jurnal Keperawatan BSI
Publisher : LPPM Universitas BSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Masalah kesehatan yang timbul akibat diabetes mellitus (DM) dapat dikendalikan apabila penderita DM menerapkan self management. Literasi kesehatan merupakan keadaan dimana individu memiliki kapasitas untuk memperoleh, memproses, dan memahami informasi kesehatan dasar yang diperlukan untuk mengambil keputusan yang tepat tentang kesehatan. Literasi kesehatan yang tidak memadai dikaitkan dengan hasil kesehatan yang buruk. Selain literasi kesehatan, pengambilan keputusan yang tepat terhadap perawatan diri juga dipengaruhi oleh kepercayaan diri pasien atau yang dikenal dengan istilah self-efficacy. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis Hubungan Literasi Kesehatan dan Self Efficacy dengan Kepatuhan Diabetes Self Management pada penderita DM tipe 2. Metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian 70 orang, dengan tekhnik accidental sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner tertutup. Analisa secara univariat menggunakan rumus prosentase dan bivariat menggunakan chi- square. Hasil penelitian ini didapatkan kepatuhan diabetes self management tinggi sebagian besar 49 (70%) dan diketahui ada hubungan antara literasi kesehatan dengan kepatuhan diabetes self management (p value = 0,000). Dan ada hubungan juga antara self efficacy dengan kepatuhan diabetes self management (p value = 0,000). Simpulannya ada hubungan yang signifikan antara literasi kesehatan dengan kepatuhan diabetes self management dan ada pula hubungan antara self efficacy dengan kepatuhan diabetes self management. Kepatuhan terhadap diabetes self management dapat ditingkatkan melalui peningkatan literasi kesehatan dan self efficacy penderita DM.