Claim Missing Document
Check
Articles

Found 35 Documents
Search

Kepuasan dan Kepercayaan Diri Mahasiswa Keperawatan Terhadap Penggunaan Low Fidelity Simulator Dalam Simulasi Bantuan Hidup Dasar Hudzaifah Al Fatih; Lena Rahmidar
Jurnal Keperawatan BSI Vol 7 No 2 (2019): Jurnal Keperawatan BSI
Publisher : LPPM Universitas BSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (271.29 KB)

Abstract

ABSTRAK Metode low fidelity simulation biasanya digunakan untuk melatih keterampilan psikomotor dan terbukti dapat meningkatkan keterampilan klinis, tingkat kepuasan, dan kepercayaan diri peserta didik. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kepuasan dan kepercayaan diri mahasiswa keperawatan terhadap penggunaan metode low fidelity simulation dalam melakukan keterampilan Bantuan Hidup Dasar (BHD). Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Responden direkrut melalui teknik purposive sampling dengan kriteria inklusi mahasiswa keperawatan yang sedang mengambil mata kuliah keperawatan gawat darurat sebanyak 40 orang. Data diambil menggunakan kuisioner Student Satisfaction and Self-Confidence in Learning dari National League for Nursing (2005) yang terdiri dari 2 bagian, yaitu: kepuasan pembelajaran yang terdiri dari 5 pernyataan; dan kepercayaan diri mahasiswa terhadap pembelajaran yang terdiri dari 8 pernyataan. Selanjutnya, data yang terkumpul diolah dan dideskripsikan dalam bentuk mean dan standar deviasi. Hasil penelitian menunjukkan kepuasan mahasiswa terhadap metode low fidelity simulation menunjukkan skor rata-rata 21.95 dari kemungkinan skor tertinggi 25 poin. Terkait kepercayaan diri mahasiswa keperawatan didapatkan skor rata-rata 32.77 dari kemungkinan skor tertinggi 40. Secara keseluruhan hasil penelitian menunjukkan kepuasan dan kepercayaan diri yang tinggi dari mahasiswa keperawatan terhadap metode low fidelity simulation. Sebagai salah satu strategi pengajaran yang efektif, metode ini dapat digunakan untuk mempersiapkan mahasiswa keperawatan dalam menghadapi situasi nyata pada saat bekerja. Kata kunci: Low Fidelity Simulation, Kepuasan Pembelajaran, Kepercayaan Diri, Mahasiswa Keperawatan ABSTRACT Low-fidelity simulation method often used to practice psychomotor skills and has proven to improve clinical skills, satisfaction, and student’s self-confidence. Therefore, this study aims to analyze the level of satisfaction and self-confidence of nursing students towards the use of low fidelity simulation in conducting Basic Life Support (BLS) skill. This research was a quantitative study with cross sectional design. 40 respondents were recruited through purposive sampling techniques with nursing students undergo emergency nursing courses as inclusion criteria. The data was taken using the Student Satisfaction and Confidence in Learning questionnaire from the National League for Nursing (2005) which consisted of 2 parts, namely: learning satisfaction consisting of 5 statements; and student’s self-confidence in learning which consists of 8 statements. Furthermore, the data collected was analyzed and presented using mean and standard deviations. Results showed that the mean score of student satisfaction with low fidelity simulation were 21.95 from the highest possible score of 25. Regarding self-confidence, nursing students obtained a mean score of 32.77 from the highest possible score of 40. Overall study results indicated a high level of satisfaction and self-confidence among nursing students towards low fidelity simulation method. As one of the effective teaching strategies, this method can be used to prepare nursing students before they encountered real situation at work. Keywords : Low fidelity simulation, Nursing students, Satisfaction, Self-confidence
Tingkat Kepuasan Ibu Balita Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Posyandu Wilayah Kota Bandung Al Fatih Hudzaifah; Tita Puspita Ningrum; Lalas Lestari
Jurnal Keperawatan BSI Vol 8 No 1 (2020): Jurnal Keperawatan BSI
Publisher : LPPM Universitas BSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (790.776 KB)

Abstract

Posyandu (Pos Pelayanan Kesehatan Terpadu) dibentuk oleh masyarakat sebagai inisiatif pelayanan kesehatan untuk mendukung kesehatan ibu dan anak. Terdapat penurunan kinerja posyandu yang mempengaruhi tingkat kepuasan ibu-ibu balita pengguna posyandu. Kurangnya kepuasan pelayanan di posyandu disebabkan keterampilan kader yang masih rendah. Adapun tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran tingkat kepuasan ibu balita terhadap pelayanan kesehatan di posyandu wilayah kerja Puskesmas Babakan Sari di Kota Bandung. Metode penelitian kuantitatif dan desain penelitian deskriptif. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik Probability Sampling dengan pendekatan Simple Random Sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu balita yang berjumlah 60 ibu balita. Pengumpulan data menggunakan kuesioner kepuasan ibu pengguna posyandu. Data yang didapat dideskripsikan dalam bentuk frekuensi dan persentase. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar 60.0% responden masuk kedalam kategori sangat memuaskan, 16.7% responden menyatakan memuaskan dan 23.3% menyatakan tidak memuaskan. Hasil penelitian dapat diketahui bahwa dimensi tingkat kepuasan ibu balita pengguna posyandu menurut rata-rata tertinggi pada dimensi responsiveness (96.7%), sedangkan terendah adalah assurance 71.7%, sarannya untuk meningkatkan kepuasan agar supaya meningkatkan fasilitas yang lebih layak lagi dan lebih meningkatkan lagi pelayanannya dalam menghadapi keluhan ibu balita dengan cepat, upaya peningkatan kemampuan kerja dan respon semangat kerja kepada petugas kesehatan dan kader perlu mendapat perhatian dengan melakukan pelatihan dalam pelayanan yang disesuaikan dengan kebutuhan ibu balita.
Hubungan Dukungan Sosial Teman Sebaya Dengan Kualitas Hidup Lansia Di Panti Sosial Rehabilitasi Lanjut Usia Ciparay Purwo Soewignjo; Erna Irawan; Hudzaifah Al Fatih; Ulfi Saputri; Anggi Saputra
Jurnal Keperawatan BSI Vol 8 No 2 (2020): Jurnal Keperawatan BSI
Publisher : LPPM Universitas BSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (294.721 KB)

Abstract

Populasi lansia dari tahun ke tahun semakin meningkat, artinya semakin bertambahnya usia maka kemampuan untuk melakukan aktifitas fisik akan mengalami penurunan yang berdampak pada kualitas hidup lansia terutama di panti sosial. Teman sebaya merupakan salahsatu hal terpenting bagi lansia di panti sosial untuk meningkatkan kualitas hidup lansia. Dukungan sosial yang baik dapat meningkatkan kualitas hidup lansia sehingga lansia dapat menikmati hidup dimasa tuanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial teman sebaya dengan kualitas hidup lansia di Panti Sosial Rehabilitasi Lanjut Usia Ciparay kabupaten Bandung. Desain penelitian menggunakan deskriptif korelasi dengan rancangan cross sectional. Total sampel sebanyak 60 responden diambil menggunakan teknik random sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner Multidimensional Scale Of Perceived Social Support (MSPSS) untuk mengukur dukungan sosial teman sebaya dan kuesioner WHOQOL-BREF untuk mengukur kualitas hidup lansia. Hasil penelitian menunjukan bahwa hampir separuhnya (45,0%) mendapat dukungan sosial sedang sebanyak 27 orang dan sebagian besar (63,3%) memiliki kualitas hidup yang cukup sebanyak 38 orang. Hasil uji statistik pearson Product moment menunjukan ada hubungan yang signifikan antara dukungan sosial dengan kualitas hidup lansia, dengan nilai signifikansi 0,001< 0,05. Nilai koefisiensi sebesar 0,414 yang menunjukan keeratan hubungan yang cukup. Kemudian arah (jenis) hubungan antara variabel dukungan sosial teman sebaya dengan kualitas hidup lansia yaitu bernilai positif yaitu 0,414. Sehingga hubungan kedua variabel tersebut bersifat searah, dengan demikian dapat diartikan bahwa semakin ditingkatkan dukungan sosial teman sebaya maka kualitas hidup juga akan meningkat. Sehingga diharapkan dukungan sosial lebih ditingkatkan lagi agar kualitas hidup lebih meningkat.
Hubungan Kekurangan Energi Kronik (KEK) Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil di Puskesmas Margahayu Raya Kota Bandung Sri Hayati; Hudzaifah Al Fatih; Nelis Cahyati
Jurnal Keperawatan BSI Vol 8 No 2 (2020): Jurnal Keperawatan BSI
Publisher : LPPM Universitas BSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (406.526 KB)

Abstract

Anemia merupakan masalah kesehatan yang melatar belakangi kejadian morbiditas dan mortalitas yaitu akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin saat kehamilan maupun setelahnya yang dapat meningkatkan resiko kelahiran prematur, kematian ibu dan anak, dan penyakit infeksi. Dampak anemia pada ibu hamil yaitu bisa mengakibatkan : abortus, missed abortus, kelainan kongenital, bayi prematur, perdarahan antepartum, gangguan pertumbuhan janin, asfiksia intrauterin, BBLR, mudah terkena infeksi, IQ bayi rendah hingga mengakibatkan kematian. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan kekurangan energi kronik (KEK) dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Margahayu Raya Kota Bandung. Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian korelasi dengan pendekatan cross-sectional. Jumlah responden 105 ibu hamil dengan pengambilan sampel dilakukan dengan teknik simple random sampling. Instrumen pada penelitian ini menggunakan data sekunder yang diambil dari buku rekam medik responden. Analisa data dilakukan dengan univariat dan bivariat. Analisa bivariat dilakukan dengan menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 15,2% ibu hamil mengalami KEK, dan terdapat 56,2% ibu hamil mengalami anemia. Hasil analisis uji chi-square menunjukkan tidak terdapat hubungan KEK dengan anemia di Puskesmas Margahayu Raya Kota Bandung, dengan nilai p-value 0,100. Diharapkan kepada ibu hamil untuk disiplin minum tablet Fe sesuai dengan jumlah yang dianjurkan yaitu sesuai petunjuk 1 hari 1 tablet selama kehamilan. Mengkonsumsi tablet Fe bisa dilakukan bersamaan dengan mengonsumsi sayuran dan buah-buahan kaya vitamin C dan menghindari makanan dan minuman yang menghambat penyerapan zat besi.
Hubungan Stigma Hiv Dengan Kualitas Hidup Penderita Hiv/Aids Al Fatih Hudzaifah; Tita Puspita Ningrum
Jurnal Keperawatan BSI Vol 9 No 1 (2021): Jurnal Keperawatan BSI
Publisher : LPPM Universitas BSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (285.706 KB)

Abstract

ABSTRAK Stigma pada Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) erat kaitannya dengan perilaku moral yang identik dengan perbuatan tercela seperti penyimpangan seksual dan peyalahgunaan narkotika. Hal tersebut menyebabkan depresi dan kecemasan, perasaan kurang bernilai, menolak menjalankan terapi antiretroviral yang berefek pada menurunnya kualitas hidup penderita HIV/AIDS. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisi hubungan stigma HIV dengan kualitas hidup pada penderita HIV/AIDS. Penelitian ini menggunakan metode penelitian korelasional dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan di LSM Female PLUS Bandung. Sebanyak 50 ODHA berpartisipasi pada penelitian dengan menggunakan teknik quota sampling. Data yang diperoleh menggunakan kuesioner Berger HIV Stigma Scale untuk skala stigma dan WHOQOL-HIV Bref untuk kualitas hidup. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan uji statistik Fisher Exact test. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar yaitu (66%) ODHA memiliki stigma sedang dan kualitas hidup cukup sebesar (74%) dan terdapat hubungan yang signifikan antara stigma HIV dengan kualitas hidup penderita HIV/AIDS (p=0,000). Untuk mengurangi dampak negatif stigma terhadap penurunan kualitas hidup penderita HIV/AIDS maka perlu dilakukan penyuluhan tentang penyakit HIV/AIDS pada masyarakat maupun ODHA. Kata Kunci : HIV/AIDS, Kualitas Hidup, Orang Dengan HIV/AIDS, Stigma ABSTRACT The stigma of People Living With HIV/AIDS (PLWHA) is closely related to moral behavior that is synonymous with disgraceful acts such as sexual deviations and narcotics abuse. This causes depression and anxiety, a feeling of lack of worth, refusing to take antiretroviral therapy that has an effect on the quality of life of people living with HIV/AIDS. This study aims to analyze the relationship between HIV stigma and quality of life in people living with HIV/AIDS. A correlational research method with a cross sectional approach used in this study. This research was conducted at Female PLUS NGO Bandung. A total of 50 PLWHA participated in the study taken by quota sampling technique. Data obtained using the Stigma Scale HIV Berger questionnaire for the stigma scale and WHOQOL-HIV Bref for quality of life. The collected data were analyzed using the Fisher Exact test. The result showed that most of PLWHA (66%) had moderate stigma and the quality of life was quite high (74%) and there was a significant relationship between HIV stigma and quality of life of PLWHA (p = 0.000). To reduce the negative impact of stigma towards the quality of life of PLWHA, it is necessary to provide information about HIV / AIDS to the community and PLWHA. Keywords: HIV/AIDS, People Living With HIV/AIDS, Quality of Life, Stigma
Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Hidup Pasien Diabetes Mellitus Tipe II di Puskesmas Babakan Sari Erna Irawan; Hudzaifah Al Fatih; Faishal
Jurnal Keperawatan BSI Vol 9 No 1 (2021): Jurnal Keperawatan BSI
Publisher : LPPM Universitas BSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (246.28 KB)

Abstract

Abstrak Latar Belakang : Diabetes mellitus tipe 2 merupakan suatu penyakit kronik yang tidak dapat disembuhkan secara total yang berakibat pada Health Related Quality of Life (HRQOL). Penderita diabetes mellitus tipe 2 memiliki resiko penurunan kualitas hidup sebanyak 6,75 kali yang dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor . Tujuan : Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup pasien diabetes mellitus tipe 2. Metode : Jenis penelitian menggunakan metode kuantitatif desain penelitian korelasi dengan pendekatan cross sectional. Data diolah menggunakan SPSS dengan analisis univariat dengan persentase, analisis bivariat, dan analisis multivariat, menggunakan Uji Spearman Rank dan Regresi Logistik. Hasil : Penelitian ini menemukan bahwa terdapat hubungan antara jenis kelamin (0,032<0,05), lama menderita (0,000<0,05), pengetahuan (0,000<0,05), kecemasan (0,000<0,05), stres (0,000<0,05), dukungan keluarga (0,000<0,05), dan self-care (0,000<0,05) dengan kualitas hidup pasien diabetes mellitus, sedangkan untuk variabel usia (0,376>0,05), pendidikan (0,558>0,05), komplikasi (0,925>0,05), dan depresi (0,392>0,05) tidak berhubungan signifikan dengan kualitas hidup pasien diabetes mellitus tipe II. Simpulan : Terdapat hubungan antara jenis kelamin, lama menderita, pengetahuan, kecemasan, stres, dukungan keluarga, dan self-care (0,000<0,05) dengan kualitas hidup pasien diabetes mellitus dan tidak terdapat hubungan antara usia, pendidikan, komplikasi, dan depresi dengan kualitas hidup pasien diabetes mellitus tipe II. Serta faktor yang paling mempengaruhi kualitas hidup pasien diabetes mellitus tipe II adalah faktor lama menderita Saran : Diharapkan agar dilakukan pendidikan kesehatan mengenai diabetes mellitus, pentingnya dukungan keluarga, manajeman cemas dan stres, serta menjaga pentingnya pola hidup sehat sehingga penderita yang baru bisa mempertahankan kualitas hidupnya. Kata Kunci : Diabetes Mellitus, Kualitas Hidup ABSTRACT Background: Diabetes mellitus type 2 is a chronic disease that cannot be completely cured which results in Health Related Quality of Life (HRQOL). Patients with type 2 diabetes mellitus have a risk of decreasing quality of life as much as 6.75 times which can be influenced by various factors. Objective: To determine the factors that affect the quality of life of patients with type 2 diabetes mellitus. Method: This type of research uses quantitative methods, correlation research design with cross sectional approach. The data were processed using SPSS with univariate analysis with percentages, bivariate analysis, and multivariate analysis, using the Spearman Rank Test and Logistic Regression. Results: This study found that there was a relationship between gender (0.032 <0.05), duration of suffering (0.000 <0.05), knowledge (0.000 <0.05), anxiety (0.000 <0.05), stress (0.000 <0.05), family support (0.000 <0.05), and self-care (0.000 <0.05) with the quality of life for patients with diabetes mellitus, while for the variable age (0.376> 0.05), education (0.558> 0.05), complications (0.925> 0.05), and depression (0.392> 0.05) were not significantly associated with the quality of life of patients with type II diabetes mellitus. Conclusion: There is a relationship between gender, length of suffering, knowledge, anxiety, stress, family support, and self-care (0.000 <0.05) with the quality of life of patients with diabetes mellitus and there is no relationship between age, education, complications, and depression. with the quality of life of patients with type II diabetes mellitus. And the factor that most influences the quality of life of type II diabetes mellitus patients is the long suffering factor Suggestion: It is hoped that health education should be carried out regarding diabetes mellitus, the importance of family support, management of anxiety and stress, and maintaining the importance of a healthy lifestyle so that new sufferers can maintain their quality of life. Keywords: Diabetes Mellitus, Quality of Life
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU PERAWATAN KAKI PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE II Tita Puspita Ningrum; Hudzaifah Al Fatih; Nindi Tri Yuliyanti
Jurnal Keperawatan BSI Vol 9 No 2 (2021): Jurnal Keperawatan BSI
Publisher : LPPM Universitas BSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (331.16 KB)

Abstract

Diabetes melitus tipe II disebabkan karena adanya penurunan sensitivitas terhadap insulin (resistensi insulin) atau akibat penurunan jumlah insulin yang diproduksi. Ulkus diabetik merupakan salah satu komplikasi diabetes melitus yang dapat menyebabkan amputasi kaki pada klien. Pengetahuan perawatan kaki yang baik dapat meningkatkan perilaku perawatan kaki dan mencegah terjadinya komplikasi kaki diabetes secara dini. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan perilaku perawatan kaki pada pasien diabetes melitus tipe II di wilayah kerja Puskesmas Babakan Sari. Desain penelitian adalah dekriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 60 responden. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode accidental sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner Diabetic Foot Knowledge Scale (DFKS) dan kuesioner Nottingham Assesment of Fungtional Footcare (NAFF). Selanjutnya data dianalisis menggunakan rank spearman. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebanyak 23% responden berpengetahuan kurang memiliki perilaku yang kurang, 68% responden dengan pengetahuan sedang memiliki perilaku yang baik, dan 5% responden dengan pengetahuan baik memiliki perilaku yang baik. Hasil Uji rank spearman didapatkan nilai p value = 0,000 yang menunjukan bahwa terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku perawatan kaki. Nilai korelasi rank spearman sebesar 0,792 menunjukan kekuatan korelasi kuat, menandakan bahwa semakin baik pengetahuan responden akan diikuti perilaku yang baik. Hasil penelitian memperlihatkan masih terdapat respoden dengan pengetahuan yang kurang memiliki perilaku perawatan kaki yang kurang juga sehingga penting bagi perawat komunitas untuk semakin meningkatkan upaya preventif dan promosi kesehatan melalui pendidikan kesehatan dengan menggunakan berbagai media.
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DIET PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS DI PUSKESMAS BABAKAN SARI KOTA BANDUNG Dina Nursamsiah; Hudzaifah Al Fatih; Erna Irawan
Jurnal Keperawatan BSI Vol 9 No 1 (2021): Jurnal Keperawatan BSI
Publisher : LPPM Universitas BSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (249.434 KB)

Abstract

Latar Belakang : Diabetes adalah penyakit kronis yang terjadi baik ketika pankreas tidak menghasilkan cukup insulin atau ketika tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara efektif. Diabetes merupakan salah satu penyakit degeneratif yang tidak dapat disembuhkan tetapi dapat dikendalikan. Penatalaksanaan DM seperti edukasi, diet, aktivitas fisik bersamaan dengan intervensi farmakologis dengan obat anti hiperglikemia secara oral dan atau suntikan dapat mengendalikan glukosa darah, Terapi gizi merupakan komponen utama keberhasilan penatalaksanaan diabetes karena salah satu faktor risiko utama yang mempengaruhi terjadinya DM adalah pola makan yang tidak sehat. Tujuan : Untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan diet DM pada penderita Diabetes Mellitus di wilayah UPT puskesmas Babakan Sari. Metode: Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi berjumlah 133 pasien, sampling menggunakan teknik accidental sampling didapatkan sample berjumlah 60 responden Sedangkan istrumen pada penelitian ini menggunakan kuesioner, teknik Analisa data; analisa univariat, analisa bivariat, dan uji statistic yang digunakan Spearmen. Hasil : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan diet pada penderita diabetes mellitus dengan nilai p-value 0,76 (p>0,05). Kesimpulan : tidak terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan diet pada penderita diabetes mellitus di wilayah puskesmas babakan sari kota bandung
GAMBARAN TINGKAT KEPATUHAN MANAJEMEN DIRI PENDERITA DIABETES MELLITUS TYPE II DI SALAH SATU PUSKESMAS DI KOTA BANDUNG Asma Darmayanti; Rima Widiya Lestiana; Hudzaifah Al Fatih; Tita Puspita Ningrum; Erna Irawan
Jurnal Keperawatan BSI Vol 9 No 2 (2021): Jurnal Keperawatan BSI
Publisher : LPPM Universitas BSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (189.014 KB)

Abstract

Latar belakang: Diabetes Mellitus (DM) merupakan gangguan metabolik tubuh yang ditandai dengan hiperglikemia. Pengelolaan diabetes melitus dimulai dengan pengaturan pola makan, aktivitas fisik, pengontrolan kadar gula darah, pengaturan minum obat dan perawatan kaki. penelitian: untuk menggambarkan tingkat kepatuhan manajemen diri penderita diabetes melitus tipe II di Salah Satu Puskesmas di Kota Bandung. Metodologi penelitian: desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional, jumlah sampel 61 responden dengan teknik accidental sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner manajemen diri (DSMQ). Analisa yang dilakukan dalam penelitian ini dengan menggunakan distribusi frekuensi. Hasil, sebagian besar responden memiliki kepatuhan manajemen diri yang buruk (52,5%). Simpulan mayoritas kepatuhan manajemen nyeri buruk. Saran: bagi penelitian selanjutnya dapat meneliti tentang faktor-faktor kepatuhan manajemen diri pasien DM.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT STRES KERJA PERAWAT IGD DI RUMAH SAKIT DI BANDUNG Hudzaifah Al Fatih; Ekanti Pratiwi
Jurnal Keperawatan BSI Vol 10 No 1 (2022): Jurnal Keperawatan BSI
Publisher : LPPM Universitas BSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (198.572 KB)

Abstract

ABSTRAK Beban kerja perawat Instalasi Gawat Darurat (IGD) tergolong berat karena harus cermat, cepat, dan tepat dalam memberikan pelayanan kepada pasien. Banyaknya tuntutan kerja dan pelayanan yang bersifat segera dapat membuat perawat IGD rentan mengalami stres kerja. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat stres perawat IGD dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Metode convenience sampling digunakan untuk merekrut 35 perawat IGD di dua Rumah Sakit di Kota Bandung sebagai responden penelitian. Data yang terkumpul di analisis menggunakan Rank Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir sebagian (40%) perawat mengalami stres kerja sedang, dan terdapat hubungan yang signifikan antara antara beban kerja dengan stres kerja (p = 0,03) dan tipe kepemimpinan dengan stres kerja (p = 0,04). Serta tidak ada hubungan antara variabel hubungan interpersonal dengan stres kerja (p = 0,07). Saran bagi Rumah Sakit hendaknya menyesuaikan beban kerja dengan kemampuan dan jumlah tenaga keperawatan di IGD, bagi perawat IGD tetap menjaga hubungan interpersonal yang baik dengan teman sejawat, atasan, pasien, maupun keluarga pasien, bagi kepala ruangan hendaknya memberi motivasi dan penghargaan serta dapat memberdayakan bawahannya dengan baik sehingga dapat mencegah terjadinya stres kerja pada perawat IGD. Kata kunci : beban kerja, hubungan interpersonal, IGD, stres kerja, tipe kepemimpinan ABSTRACT Emergency Department nurses workload considered to be heavy since they have to be careful, fast, and precise in providing services to patients. The number of work demands and immediate services can make emergency department nurses vulnerable to work stress. The purpose of this study was to determine the relationship between the stress level of emergency department nurses and workload, personal relationship, and leadership styles. 35 emergency department nurses working in two private Hospital in Bandung City taken by convenience sampling method were willing to be included in this research. The collected data was analyzed using Rank Spearman. The results showed that 40% of nurses experienced moderate work stress, and there was a significant relationship between work stress and workload (p = 0.03), and leadership style (p = 0.04). And there was no relationship between interpersonal relationship and work stress (p = 0.07). Hospitals management should adjust workload with the ability and number of nursing staff in the emergency department, while emergency department nurses should maintain good interpersonal relationships with colleagues, superiors, patients, and patients' families. As for head nurses, have to provide motivation and appreciation also empower their subordinates properly to prevent the occurrence of work stress in the future. Keywords : emergency department, interpersonal relationships, leadership style, workload, and work stress,