Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

PENCEGAHAN DAN PENANGANAN BALITA STUNTING MELALUI PEMAHAMAN SERTA IMPLEMENTASI BUKU KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA) OLEH IBU BALITA DAN KADER DI DESA BANARAN, KABUPATEN NGANJUK, JAWA TIMUR Irwanto Irwanto; Risky Vitria Prasetyo; Hanna Dyahferi Anomsari; Ayling Sanjaya; Egi Azhar Rafsanjani; Firyal Nadiah Rahmah
Jurnal Abdi Insani Vol 10 No 4 (2023): Jurnal Abdi Insani
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/abdiinsani.v10i4.1157

Abstract

Stunting is still a problem around the world, particularly Indonesia where the prevalence of stunting in 2020 was 26.92%. The short-term impact of stunting included an increased risk of morbidity and mortality due to infectious diseases, while, long-term impacts of stunting can cause obesity, impaired cognitive function, and work productivity. One of the efforts to prevent stunting is the use of the Maternal and Child Health (MCH) Handbook by pregnant women and children aged under 5 years which has not been implemented properly. This community service activity aims to provide training in filling out the MCH handbook and educate the public on the importance of monitoring stunting in babies and children. Methods for implementing this activity include lecture in presentation form, discussion, and training approaches. A pre-test and post-test were carried out before and after this activity. A total of 80 participants took part in this activity, including the Head of Kertosono District, the Head of Banaran Village, the Head of the Kertosono Community Health Center and his staff, health cadres, and mothers who have stunted children, consisting of 37 Banaran's health cadres and mothers with stunted toddlers (72% of total stunted children in Banaran). It was found that there was an increase in participants' ability to fill out the MCH Handbook; before the activity, the mean pre-test score was 77.03 ± 16.64 and the post-test score was 88.65 ± 12.508. Training in understanding how to fill out the MCH Handbook to prevent stunting is very effective.
ENVIRONMENTAL ENTERIC DYSFUNCTION PADA STUNTING Anna Lewi Santoso; Ayling Sanjaya; Nur Khamidah; Ira Idawati
Prosiding Seminar Nasional COSMIC Kedokteran Vol 2 (2024): Edisi 2024
Publisher : Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Environmental enteric dysfunction (EED) adalah subakut inflamasi pada mukosa usus halus (berkurangnya fungsi absorbsi dan fungsi barrier) yang etiolaginya belum diketahui dan terjadi pada lebih dari 40% kasus stunting. Stunting sendiri adalah masalah besar kesehatan komunitas di Indonesia. Pertumbuhan yang menetap saat didalam kandungan dan berlanjut sampai usia 2 tahun, hal ini akan berhubungan dengan beberapa gangguan organ yang akan meningkatkan angka kesakitan dan kematian saat dewasa, salah satunya adalah kerusakan neurocognitive dan environmental enteric dysfunction (EED) yang dapat menghambat perkembangan dan pertumbuhan anak. Tujuan penelitian ini untuk review artikel tentang Environmental Enteric Dysfunction (EED) yaitu epidemiologi, pathogenesis, terapi, pada anak dengan kondisi stunting. Metode denganmencari beberapa jurnal dan artikel pada PUBMED, google scholar, scopus antara tahun 2013-2023. Environmental Enteric Dysfunction (EED) selama masa anak yang berhubungan dengan sanitasi yang buruk, kesediaan air bersih, infeksi pencernaan, defisiensi mikronutrisi, imunomodulator. EED biasanya asimptomatis tetapi sangat berpengaruh pada stunting. EED dapat mengurangi efektivitas vaksin. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk kesehatan dan perkembangan anak stunting dan akibat nya saat menjadi dewasa.
STUDI KOMPUTASI: INTERAKSI PROTEIN AKT DAN METABOLIT SEKUNDER Curcuma zedoaria SEBAGAI AGEN IMUNOMODULATOR Putu Oky Ari Tania; Candra Rini Hasanah Putri; Ayling Sanjaya; Titiek Sunaryati; Deddy Hartanto
Prosiding Seminar Nasional COSMIC Kedokteran Vol 2 (2024): Edisi 2024
Publisher : Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyakit inflamasi sistemik yang kronis seperti reumatoid artritis, sistemik lupus eritematosus, multipel sklerosis memberikan beban, memerlukan biaya terapi yang besar dan menyebabkan kamatian. Paparan stres, antigen, polutan berkontribusi terhadap terganggunya signaling protein termasuk sistem imun. Protein Akt penting dalam maturasi, diferensiasi dan daya hidup sel myeloid. Penelitian ini bertujuan untuk memprediksi metabolit sekunder dalam Curcuma zedaoria yaitu demethoxycurcumin, curcumenol dan germacrone dalam menghambat protein Akt, sehingga dapat dikategorikan sebagai agen imunomodulator. Metode yang dilakukan adalah melakukan prediski fisikokimia ligan (PkCSM), dan molekular docking antara proten Akt (3O96) dan 3 ligan demethoxycurcumin, curcumenol dan germacrone (PyRx). Hasil penelitian didapatkan bahwa ligan yang digunakan memenuhi kriteria Lipinski’s rule of five. Binding affinity yang didapatkan untuk demethoxycurcumin adalah -9,0kcal/mol, curcumenol adalah -7,9 Kcal/mol, germacrone adalah 7,3Kcal/mol sedangkan ligan uniknya yaitu IQO adalah 14.4 Kcal/mol. Binding affinity terendah adalah demethoxycurcumin yang menunjukkan bahwa demethoxycurcumin yang paling kuat dalam berikatan dengan protein Akt.
PROBIOTIK DAN DIARE PADA ANAK Santoso, Anna Lewi; Santoso, Jemima Lewi; Sanjaya, Ayling
Prosiding Seminar Nasional COSMIC Kedokteran Vol 3 (2025): Edisi 2025
Publisher : Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mikroflora pada usus berfungsi sebagai penyerapan nutrisi, sistem imun juga sebagai barrier terhadap organisme patogen seperti bakteri, virus dan jamur. Bila terjadi kerusakan yang  disebabkan oleh sakit yang lama atau berulang (diare), environmental enteric dysfunction (EED) yang etiolaginya belum diketahui  dengan pasti  (lebih dari 40% kasus stunting) akan menganggu keseimbangan antara pasien dan mikroflora usus, sehingga terjadi pertambahan organisme patogen yang akan menembus mukosa barrier usus, sehingga diare berulang dan dapat mengakibatkkan infeksi sistemik. Probiotik yang berasal dari organisme mikrobiota usus (tunggal atau kombinasi) untuk memperbaiki mikroflora usus juga bisa  menjadi flora normal usus akan meningkatkan barrier usus. Tujuan: Artikel-artikel tentang probiotik dan diare, khususnya pada anak direview, tentang peran probiotik untuk pencegahan diare dan patogenesis diare. Metode: artikel dan jurnal di PUBMED, google scholar dikumpulkan mulai tahun 2014-2024. Hasil: probiotik dapat memperbaiki ketidakseimbangan antara mikrobiota usus dan fungsinya sebagai barrier. Probiotik telah digunakan di berbagai kasus kesakitan anak (diare), tetapi perlu dilakukan penelitian lebh lanjut dengan multisenter kapan dan dosis secara rutin untuk anak-Kesimpulan: probiotik dapat mencegah, meningkatkan kemampuan antipatogen, memperpendek durasi diare dan mengurangi reinfeksi diare.
CORRELATION BETWEEN PICKY EATER BEHAVIOR AND RAMPANT CARIES IN PRESCHOOL CHILDREN IN SURABAYA Indria Dewi, Putu Agung Narendra; Parmasari, Wahyuni Dyah; Sanjaya, Ayling; Suryawati, Siany
Dentino: Jurnal Kedokteran Gigi Vol 10, No 1 (2025)
Publisher : FKG ULM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/dentino.v10i1.22202

Abstract

The dental and oral health of the Indonesian people is still something that needs to be seriously viewed by health workers, both doctors and nurses. In Indonesia, the prevalence of caries in children aged 3-4 years reaches 81,1%, root caries reaches 13,3% and caries ages 5-9 reaches 92,6%, root caries reaches 28,5%, indicating that caries in Indonesia has entered the high category. Caries rampan is caused by multifactorial, where one of these factors is children's eating behavior, children's diets have various patterns, one of which can be seen from children who have picky eater behavior. This research aims to determine the relationship between picky eater behavior and the incidence of caries ramping in preschool children. This research was carried out using an observational analytical method with a cross sectional approach. The results of this study show that preschool age children dominated by women 61,1% and boys 38.9%.children have picky eater behavior as much as 75,0% and caries incidence 86,1%. The study results showed a relationship between picky eater behavior and the incidence of caries rampan in preschool-aged children at Kindergarten Surabaya in 2024 with a chi-square statistical chi-square(⍴=0,002 value). Based on the research conducted, it is hoped that parents and schools will pay attention to children's eating behavior and dental and oral health.
Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Tumbuh Kembang Anak Balita Di Mojokerto Prameswari, Yaasmiin Zivana Regita; Santoso, Anna Lewi; Sanjaya, Ayling; Parmasari, Wahyuni Dyah
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 12, No 7 (2025): Volume 12 Nomor 7
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v12i7.19520

Abstract

Pertumbuhan dan perkembangan anak balita merupakan proses penting yang dipengaruhi oleh berbagai factor salah satunya adalah pola asuh orang tua. Pola asuh yang diterapkan sejak dini diyakini berkontribusi terhadap optimalisasi tumbuh kembang anak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara pola asuh orang tua dengan tumbuh kembang anak balita di wilayah kerja Puskesmas Jetis Mojokerto. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional dengan pendekatan observasional analitik. Sebanyak 45 anak usia 1–5 tahun dipilih secara acak menggunakan metode simple random sampling. Data dikumpulkan melalui kuesioner pola asuh (PSQ), pengukuran antropometri, dan Kuesioner Pra-Skrining Perkembangan (KPSP) yang kemudian dianalisis menggunakan uji chi-square dengan tingkat signifikansi α = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden (97,8%) menerapkan pola asuh authoritative. Sebagian besar anak memiliki pertumbuhan sesuai usia (88,9%) dan perkembangan sesuai usia (93,3%). Hasil uji statistik menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua dengan pertumbuhan (p = 1) maupun perkembangan anak balita (p = 0,067). Kesimpulannya, tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua dengan tumbuh kembang anak balita. Penelitian lebih lanjut disarankan mempertimbangkan faktor lain seperti nutrisi, genetik, status sosial ekonomi, dan stimulasi lingkungan.
REVIEW PERAN VAKSIN DEMAM TIFOID UNTUK WISATAWAN DI DAERAH TROPIS Lewi Santoso, Anna; Sanjaya, Ayling; Santoso , Jemima Lewi; Njoto, Ibrahim
Jurnal Medicare Vol. 4 No. 3: JULY 2025
Publisher : Rena Cipta Mandiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62354/jurnalmedicare.v4i3.226

Abstract

Typhoid fever is a systemic infectious disease caused by Salmonella enterica subspecies enterica serovar Typhi (S. Typhi). Transmission commonly occurs through food or drinks contaminated with the feces or urine of infected individuals. Travelers to endemic areas, particularly tropical regions, are at high risk of infection. Symptoms include high fever, nausea, and abdominal pain. Improvements in sanitation and hygiene have contributed to a decline in typhoid incidence; however, the effectiveness of antibiotic treatment is decreasing due to rising resistance. Vaccination has become a highly recommended preventive measure for both local populations and travelers. This study is a literature review of English-language articles published between 2014 and 2024, sourced from PubMed (106 articles), Google Scholar (915), and ProQuest (14), using the keywords “typhoid fever” and “vaccine.” A total of 49 relevant articles were analyzed. The results show that the World Health Organization (WHO) recommends typhoid vaccination in endemic areas. In conclusion, vaccination is effective in reducing morbidity and mortality rates and in preventing antibiotic resistance. Well-planned preventive strategies are essential for protecting public health.
Neonatal Jaundice History as a Risk Factor for Speech Delay in Children Aged 0–6 Years Sanjaya, Ayling; Prasetyo, Mohammad Yudhi; Santoso, Anna Lewi
Health Notions Vol 9, No 8 (2025): August
Publisher : Humanistic Network for Science and Technology (HNST)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/hn90802

Abstract

Untreated neonatal jaundice can result in neurological complications, including speech delay. This study aimed to analyze the association between a history of neonatal jaundice and speech delay in children aged 0–6 years at a Private Clinic in Malang. This research applied a case-control design with a total sample of 60 children, including 30 children with speech delay and 30 children with normal speech development. Jaundice history data were collected through parent questionnaires, while speech development was assessed using the Developmental Pre-Screening Questionnaire. Data analysis used the Chi-Square test with a significance level of 0.05. The results showed no statistically significant relationship between neonatal jaundice and speech delay (p = 0.103). However, the Odds Ratio of 2.875 indicated that children with a history of neonatal jaundice were at a higher risk of experiencing speech delay. In conclusion, although no statistically significant association was found, a history of neonatal jaundice may serve as a risk factor for speech delay in children aged 0–6 years. Therefore, early developmental monitoring is strongly recommended for children with such a history. Keywords: bilirubin; early childhood; neonatal jaundice; speech delay