Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Kepuasan Pasien Yang Menjalani Terapi Hemodialisis Di Ruang Hemodialisis Dedi Krismiadi; Fransiskus Padak Bura Wunblolong
Jurnal Keperawatan Florence Nightingale Vol 6 No 2 (2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Stella Maris Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52774/jkfn.v6i2.119

Abstract

Perilaku caring perawat merupakan inti utama dalam pelayanan keperawatan. Pasien akan merasa puas atas perilaku caring atau kepedulian yang diberikan perawat kepada dirinya sebagai penerima layanan keperawatan. Pelayanan dikatakan mempunyai mutu yang baik apabila pasien sebagai penerima layanan keperawatan merasa puas atas jasa yang diterimanya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan perilaku caring perawat dengan kepuasan pasien yang menjalani terapi hemodialisis Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional dimana variabel dependen dan independen dilakukan observasi sekaligus pada satu satuan waktu. Teknik sampling yang digunakan adalah Nonprobability sampling dengan teknik pengambilan sampel consecutive sampling. Sampel pada penelitian ini berjumlah 45 sampel. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa perilaku caring perawat berhubungan dengan kepuasan pasien didapatkan tingkat signifikansinya yakni (Pvalue = 0,022) yang berarti Pvalue< a = 0,05. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan antara perilaku caring perawat dengan kepuasan pasien di rumah sakit Stella Maris Makassar. Perilaku caring yang baik akan berdampak pada kepuasan pasien sebagai penerima jasa pelayanan.
Model Theory Development: Adaptation of Roy, Comfort Kolcaba, & The Andrews/Boyle Transcultural Interprofessional Practice in Breast Cancer Patients Mery Eka Yaya Fujianti; Dedi Krismiadi
Nursing Genius Journal Vol. 1 No. 2 (2024): Nursing Genius Journal (February-April)
Publisher : PT. Nursing Genius Care

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Background Cancer treatment, including chemotherapy, often induces anxiety due to the uncertain prognosis and side effects. Integrating theories such as Roy's adaptation model, Comfort Kolcaba's theory, and The Andrews/Boyle Method The type of research used is research and development with a nursing care approach consisting of assessment, diagnosis, intervention, implementation and evaluation. The research subjects were outpatient breast cancer patients undergoing chemotherapy.  The sample in this study consisted of one patient selected by accidental sampling and the data collection methods used were observation, questionnaires, interviews and patient medical records. Results The primary diagnosis—anxiety—was made based on the integration of the three theoretical models and research results, and the intervention—music therapy and manipulative therapy—was applied using theory and evidence-based practice. Health education about nutrition and diet is the intervention used to identify diarrhea. Patients with chronic wounds who have been diagnosed with skin and tissue integrity disorders are offered culturally-based education and nutrition, and those who struggle with inadequate health management are taught the value of family support. Conclusion The integration of Roy's adaptation model theory, Kolcaba Comfort, and The Andrews/Boyle Transcultural Interprofessional Practice (TIP) model is effective in helping patients to adapt culturally to the symptoms that arise due to chemotherapy so that cancer patients feel comfortable.
Adaptasi pada Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Melakukan Terapi Hemodialisis Berdasarkan Teori Sister Calista Roy: Literatur Review dedi krismiadi; Hasniah Dina; Apriyanti; Nazaruddin; Mery Eka Yaya Fujianti
Indonesian Health Science Journal Vol. 4 No. 1 (2024): Maret
Publisher : Universitas Nazhatut Thullab Al- Muafa Sampang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52298/ihsj.v4i1.57

Abstract

One of the nursing theories that can be applied in implementing adaptation for chronic kidney failure patients is Roy's adaptation theory. If the patient can adapt to his condition, he will be able to create a quality life so that he can maintain health. Objectives: The aim of this paper is to identify ROY adaptation in hemodialysis patients. Method: The process used to carry out scoping is that the reviewer searches for several research journal articles published through electronic databases. The electronic databases used include: ProQuest. The keywords used are for journals in English, namely Roy adaptation model theory and nursing care and chronic kidney failure. Search results found in ProQuest as many as 3,739 journals. Google Scoolar, as many as 1,800journals and Science Direct as many as 180 journals found were specified based on inclusion criteria, namely 1) articles published in full text and in English, 2) articles published in the 2013-2023 period. After adjusting based on inclusion criteria, the remaining articles is 1,984. There were 7 main journals included in this literature review. Results: Roy's adaptation model which presents physiological relationships, self-concept and role function. Conclusion: Roy's adaptation can provide an adaptive response for hemodialysis patients in carrying out daily life with quality life.
Differences Between the Effects of The Benson Relaxation Technique and Deep Breath on Anxiety, Sleep Quality, and Fatigue in Hemodialysis Patients Dedi Krismiadi; Titin Andri Wihastuti; Dina Dewi Sartika Lestari Ismail
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 8, No 2: June 2023
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (637.995 KB) | DOI: 10.30604/jika.v8i2.1654

Abstract

Psychological and physical problems often occur in hemodialysis patients such as anxiety, sleep quality and fatigue which if not treated immediately, can reduce the patient's quality of life. Benson relaxation and deep breathing can lower anxiety, sleep quality, and fatigue in hemodialysis patients. With decreased anxiety, higher sleep quality and decreased fatigue, the patient's quality of life could be enhanced. This study aims to determine the differences in anxiety, sleep quality and fatigue in hemodialysis patients treated using the Benson relaxation technique and deep breathing. The research method used quasi-experimental on several 52 respondents who were selected through the simple random sampling technique and were divided into 2 intervention and control groups. The Kruskal-walis test showed that the p-value = 0.000 less than 0.05 was obtained in anxiety. The difference rank value is higher in the Benson relaxation of 37.96. on sleep quality, p-value = 0.000 less than 0.05. The rank difference is higher in the Benson relaxation of 34.56. At the same time, the data management results on fatigue obtained a p-value = 0.014 less than 0.05. The difference in Rank value is higher in the Benson relaxation of 34.56. It can be concluded that Benson's relaxation therapy can reduce anxiety, sleep quality, and fatigue because it uses spiritual values that can improve the quality of life of hemodialysis patients. Abstrak: Masalah psikologis dan fisik sering terjadi pada pasien hemodialsis seperti kecemasan, kualitas tidur dan kelelahan yang apabila tidak segera untuk ditangani dapat menurunkan kualitas hidup pasien. Relaksasi yang dapat dilakukan untuk menurunkan kecemasan, kualitas tidur dan kelelahan pada pasien hemodialisis adalah dengan melakukan relaksasi Benson dan napas dalam. Dengan menurunnya kecemasan, meningkatnya kualitas tidur dan menurunnya kelelahan dapat meningkatkan kualitas hidup pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuai perbedaan kecemasan, kualitas tidur dan kelelahan pada pasien hemodialisis yang diterapi menggunakan teknik relaksasi Benson dan napas dalam. Metode penelitian menggunakan quasi eksperimen pada sejumlah 52 responden  yang terpilih melalui teknik simple random sampling dan dibagi menjadi 2 kelompok intervensi dan kontrol. uji kruskal walis menunjukkan bahwa pada kecemasan, didapatkan nilai p-value= 0.000 kurang dari 0.05. nilai rank selisih lebih tinggi pada relaksasi benson sebesar 37.96. pada kualitas tidur, didapatkan nilai p-value= 0.000 kurang dari 0.05. Rank selisih lebih tinggi pada relaksasi Benson sebesar 34.56. Sedangkan Hasil pengelolaan data pada kelelahan, didapatkan nilai p-value= 0.014 kurang dari 0.05. Nilai Rank selisih lebih tinggi pada relaksasi Benson sebesar 34.56. Dapat disimpulkan bahwa terapi relaksasi Benson dapat menurunkan kecemasan, meningkatkan kualitas tidur dan menurunkan kelelahan lebih baik karena menggunakan nilai spiritual yang dapat meningkatkan kualitas hidup pasien hemodialisis.
Increased Incidence of Influenza: Effects of Dense Housing Occupancy, Behaviour and Demographic Factors in Coastal Areas Heltty, Heltty; Nazaruddin, Nazaruddin; Ningtias, Dwi Wulandari; Lestari, Sari Ari; Apriyanti, Apriyanti; Krismiadi, Dedi
Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai Vol. 16 No. 2 (2023): Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/jkmsaw.v16i2.4082

Abstract

Introduction: Influenza is an acute respiratory infection that is a seasonal pandemic and can be prevented by healthy behaviors. However, the fact is that influenza cases are still often outbreaks, even epidemics, both nationally and globally. Purpose: To assess demographic determinants, occupancy density, and preventive behavior with influenza incidence in the coastal area of Bungkutoko sub-district of Kendari city, in one of the islands of Southeast Sulawesi, Indonesia. Methods: A cross-sectional study involving 95 respondents selected by simple random sampling was used as a research design. Structured interviews used valid and reliable questionnaires to obtain data on age, sex, preventive behavior, and occupancy density. The chi-square test was used to analyze bivariates with a significant value of 0.05. Results: More than half (53.7%) of influenza cases were found out of 95 respondents. Age (p=0.002; OR= 3.251), gender (p=0.041; OR=2.133), preventive behavior (p=0.047; OR=2.163), and dense housing occupancy (p=0.000; OR= 5.775) was significantly associated with influenza (p-value < 0.05). Conclusion: Influenza cases increased associated with risk factors for age, sex, preventive behavior, and dense housing occupancy in coastal areas in this study. Thus, indicating increased education on influenza prevention by paying attention to risk factors by community and interprofessional nurses is needed as early awareness of the potential for an epidemic. Latar belakang: Influenza merupakan penyakit infeksi saluran pernapasan akut yang pandemic musiman dan dapat dicegah dengan prilaku hidup sehat. Namun, kenyataanya kasus influenza masih sering menjadi outbreak, bahkan epidemic baik nasional maupun global. Tujuan: Untuk menilai determinan demografi, kepadatan hunian, dan prilaku pencegahan dengan kejadian influenza di wilayah pesisir kelurahan Bungkutoko kota Kendari, di salah satu kepulauan Sulawesi Tenggara, Indonesia. Metode: Studi cross-sectional digunakan sebagai desain penelitian, melibatkan 95 responden yang dipilih dengan simple random sampling. Wawancara terstruktur menggunakan kuesioner yang valid dan reable untuk memperoleh data usia, jenis kelamin, perilaku sehat, dan kepadatan hunian. Uji chi squre digunakan untuk menganalisis bivariat dengan nilai signifikan 0,05. Hasil: Ditemukan setengah lebih (53,7%) kasus influenza dari 95 responden. Usia (p=0,002; OR= 3,251), jenis kelamin (p=0,041; OR=2,133), perilaku hidup sehat (p=0,047; OR=2,163), dan kepadatan hunian (p=0,000; OR= 5,775) berhubungan secara signifikan terhadap kejadian inluenza (α < 0,05). Simpulan: Kasus influenza terjadi peningkatan berhubungan dengan faktor risiko usia, jenis kelamin, perilaku pencegahan, dan kepadatan hunian di daerah pesisir pada studi ini. Sehingga, mengindikasikan peningkatan edukasi pencegahan kejadian influenza dengan memperhatikan faktor risiko oleh perawat komunitas dan interprofessional sangat diperlukan sebagai kewaspadaan dini potensi terjadi epidemic.
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hiperglikemia pada Penderita Diabetes Melitus di Wilayah Kerja Puskesmas Tomia Kabupaten Wakatobi Masriwati, Sitti; Krismiadi, Dedi; Izzah, Nur Aqidahtul
Jurnal Ilmiah Kesehatan Mandala Waluya Vol. 3 No. 2 (2023): Jurnal Ilmiah Kesehatan Mandala Waluya
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54883/jikmw.v3i2.649

Abstract

Hiperglikemia di Puskesmas Tomia menunjukkan bahwa jumlahnya dari periode januari-Maret tahun 2023 berjumlah 56 orang. Berdasarkan fenomena yang ada, serta hasil wawancara pada 10 penderita DM didapatkan 7 orang mengalami hiperglikemia yang ditandai dengan kenaikan glukosa darah secara drastis. Faktor penyebab hiperglikemia yaitu obesitas, pola makan kurang dan aktivitas fisik kurang. Tujuan dilakukan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hiperglikemia di wilayah kerja Puskesmas Tomia Kabupaten Wakatobi. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 56 responden dan sampel penelitian sebanyak 36 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan Proportional random sampling. Metode analisis menggunakan Uji Pearson Chi-Square dan Uji Phi. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan kuat antara obesitas dengan kondisi hiperglikemia (X2 hitung = 16,053 ≥ X2 tabel = 3,841 dan nilai φ = 0,668), ada hubungan cukup kuat antara pola makan dengan kondisi hiperglikemia (X2 hitung = 8,916 ≥ X2 tabel = 3,841 dan nilai φ = 0,498) dan ada hubungan cukup kuat antara cukup kuat antara aktivitas fisik dengan kondisi hiperglikemia (X2 hitung = 10,923 ≥ X2 tabel = 3,841 dan nilai φ = 0,551). Saran pada penelitian ini, agar peneliti selanjutnya dapat menjadi rujukan dalam melakukan penelitian dan faktor-faktor lain yang belum diteliti yang mempengaruhi kejadian hiperglikemia pada penderita diabetes melitus.
Efektivitas relaksasi otot progresif terhadap tingkat keletihan pada pasien gagal ginjal kronik yang melakukan Hemodialisis: Literature review krismiadi, Dedi; Apriyanti; Dina, Hasnia; Zoahira, Wa Ode Aisa; Nazaruddin
Jurnal Ilmiah Kesehatan Mandala Waluya Vol. 4 No. 1 (2024): Jurnal Ilmiah Kesehatan Mandala Waluya
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54883/jikmw.v4i1.711

Abstract

Latar belakang: Pasien gagal ginjal kronik yang melakukan hemodialsis sering mengalami masalah fisiologis berupa abnormalitas urea dan hemoglobin. Hemoglobin yang rendah akan membuat tubuh kekurangan oksigen sehingga membuat seseorang merasa sangat Lelah. Salah satu terapi non farmakoligis yang dapat menurunkan kelelahan pada pasien yang melakukan hemodialisis adalah relaksasi otot progresif. Tujuan:  membahas efektivitas teknik relaksasi otot progresif terhadap kelelahan pasien gagal ginjal kronik yang melakukan hemodialisis Metode:  Pencarian artikel menggunakan database dari Google Scoolar, ProQuest, dan Science Direct dari tahun 2014-2024 dengan kata kunci “ progressive Muscle relaxation AND Fatigue AND Hemodialysis” dari hasil pencarian melalui kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi dan eksklusi literatur terpilih adalah artikel yang diterbitkan antara tahun 2014-2024, dan merupakan penelitian asli, fulltext, berbahasa inggris atau indonesia. Kriteria inklusi adalah artikel review, literatur abu-abu, makalah, buku, opini pribadi, tesis dan disertasi. Setelah melalui proses identifikasi, skrining, eligibility sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi didapatkan sebanyak 7 jurnal utama yang dimasukkan pada literatur review ini. Hasil: hal ini menunjukkan bahwa relaksasi otot progresif bermanfaat bagi pasien hemodialisis dalam mengurangi kelelahan. Kesimpulan: dapat disimpulkan bahwa teknik relaksasi otot progresif dapat mengurangi kelelahan pasien hemodialisis sehingga dapat meningkatkan kualitas hidupnya.
Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Peningkatan Kesehatan Psikologis Pada Penderita Gagal Ginjal Kronik Di Rumah Sakit Umum Bahteramas Nazar, Nazaruddin; Dina, Hasniah; Indriani, Cece; Krismiadi, Dedi; Pongdatu, Merry
Jurnal Anoa Keperawatan Mandala Waluya Vol. 3 No. 1 (2024): Jurnal Anoa Keperawatan Mandala Waluya (JAKMW)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawatan dan Profesi Ners. Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54883/jakmw.v3i1.656

Abstract

Gagal ginjal kronik terjadi karena ginjal mengalami penurunan fungsi dalam proses eritropoiesis sehingga menyebabkan beberapa komplikasi seperti anemia, hipertensi, dan edema. Dukungan keluarga menjadi salah satu aspek penting, berkaitan dengan kualitas hidup dan menjadi suatu persepsi yang hadir dalam kemampuan, keterbatasan, serta sifat psikososial hidup individu baik dalam lingkungan budaya maupun nilai yang dipercaya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara dukungan keluarga dengan peningkatan kesehatan psikologis pada penderita gagal ginjal kronik di Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan pendekatan cross sectional. Jumlah populasi dalam penelitian sebanyak 435 responden dengan jumlah sampel sebanyak 82 responden, dipilih menggunakan teknik purposive random sampling. Uji analisis statistik menggunakan uji chi square. Hasil analisis menunjukan nilai x² hitung: 19,122 > x² tabel: 3,841, dengan nilai = 0.516. Hasil uji statistik menunjukan nilai ρ Value = 0,000 < α 0,05, artinya ada hubungan kuat antara dukungan keluarga dengan peningkatan kesehatan psikologis pada penderita Gagal Ginjal Kronik di Rumah Sakit Umum Bahteramas. Pihak keluarga diharapkan memberikan dukungan kepada keluarga yang menderita gagal ginjal kronik khususnya yang menjalani hemodialisa untuk meningkatkan kesehatan psikologisnya
Pengaruh Focus Group Discussion Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Lansia Yang Menderita Hipertensi Tentang Gaya Hidup Dipuskesmas Kemaraya Kota Kendari Masriwati, Sitti; Krismiadi, Dedi; Dina, Hasniah; Amirudin, Nursoleha
Jurnal Anoa Keperawatan Mandala Waluya Vol. 3 No. 2 (2024): Jurnal Anoa Keperawatan Mandala Waluya
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawatan dan Profesi Ners. Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54883/jakmw.v3i2.890

Abstract

Kurangnya pengetahuan dan sikap lansia tentang gaya hidup menyebabkan lansia mengalami hipertensi. Kasus hipertensi pada lansia dengan usia 60 keatas di Puskesmas Kemaraya pada tahun 2021 berjumlah 350 jiwa dan pada kasus 3 bulan terakhir tahun 2022 sebanyak 40 lansia. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis pengaruh focus group discussion terhadap pengetahuan dan sikap lansia Penderita hipertensi tentang gaya hidup di Puskesmas Kemaraya Kota Kendari. Metode penelitian adalah kuantitatif dengan rancangan penelitian pra-eksperimental menggunakan desain penelitian pre-test dan post test (one pretest-posttest). Populasi penelitian ini meliputi lansia  penderita hipertensi usia ≥ 60 tahun sebanyak 40 responden. Jumlah sampel adalah 29 responden. Tehnik pengambilan sampel menggunakan random sampling dengan pendekatan simple random sampling, metode analisis menggunakan uji wilcoxon. Berdasarkan hasil analisis statistic dengan uji wilcoxon pengetahuan lansia didapatkan nilai p-value = 0,000. Karena p-value < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima dan sikap lansia didapatkan p-value = 0,000. Karena p-value < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hasil menunjukan ada pengaruh focus group discussion terhadap pengetahuan dan sikap lansia Penderita hipertensi tentang gaya hidup di Puskesmas Kemaraya Kota Kendari. Diharapkan lansia dapat meningkatkan pengetahuan tentang gaya hidup yang berkaitan dengan penyakit hipertensi sehingga dapat mempengaruhi sikap lansia.
The Factors Related To The Event Baby Blues In Postpartum Mothers: Postpartum Mothers Dedi Krismiadi; Apriyanti Apriyanti; Hasniah Dina
INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCES RESEARCH AND DEVELOPMENT (IJHSRD) Vol. 5 No. 2 (2023): INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCES RESEARCH AND DEVELOPMENT
Publisher : STIKes Mandala Waluya Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36566/ijhsrd/Vol5.Iss2/189

Abstract

Background: Baby blues is a mild affective disorder syndrome that often appears in the first week after delivery and tends to get worse on the third to fifth day and lasts for two weeks. The incidence rate increased in 2020 to around 70-80% of postpartum mothers experiencing baby blues syndrome and around 10-13% continued with postpartum depression. Postpartum blues hurt pregnant women and their unborn fetuses. This study aimed to determine the relationship between factors that influence the incidence of baby blues in postpartum mothers in the working area of the Bungku Tengah health center, Bungku Tengah sub-district, Morowali district. Methods: The research used the quantitative method through a cross-sectional study approach. The population in this study was 24 people with a total sampling technique with a total sample of 24 postpartum mothers. The instrument used was the Edinburgh Postpartum Depression Scale (EPDS). The analytical method uses the Chi-Square statistical test and the Phi coefficient (ⱷ). Results: Based on the study's results, there is a strong relationship between the incidence of baby blues and age, husband's support, parity level, and maternal employment. The p values (ⱷ) respectively (0.001, 0.001, 0.001 and 0.003) <0.05, which means that Ho is rejected and Ha is accepted, thus there is a relationship between age, husband's support, parity level, maternal employment with the incidence of baby blues among postpartum mothers in the working area of the Bungku Tengah Community Health Center, Bungku Tengah District, Morowali Regency). Conclusion: There is a relationship between age, husband's support, parity level, and maternal employment with the incidence of baby blues among postpartum mothers in the working area of the Bungku Tengah Community Health Center, Bungku Tengah District, Morowali Regency.