Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK DAN KADAR KOLESTEROL DENGAN KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI POLI JANTUNG RSU BAHTERAMAS KENDARI 2013 helty, helty
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Vol 5 No 2 (2014): Jurnal Keperawatan dan Kesehatan (JK2)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan Muhammadiyah Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang : Penyakit jantung koroner (PJK) adalah penyakit jantung dan pembuluh darah yang disebabkan karena penyempitan arteri koroner. Kejadian penyakit jantung koroner di RSU Bahteramas Kendari pada tahun 2011 sebanyak           670 kasus. Sedangkan pasien yang mengalami kelainan jantung pada triwulan pertama tahun 2012sebanyak 157 orang. Berbagai resiko dapat mengakibatkan penyakit jantung koroner, diantaranya kebiasaan merokok dan kolesterol. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kebiasaan merokok dan kadar kolesterol dengan kejadian Penyakit Jantung Koroner di Poli Jantung RSU Bahteramas Tahun 2013. Metode : Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi. Penelitian ini dilakukan di Poli Jantung RSU Bahteramas Kendari selama dua bulan tahun 2013. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien yang datang berkunjung ke Poli JantungRSU Bahteramas yang mengalami kelainan jantung sebanyak 86 responden, dengan menggunakan tehnik pengambilan sampel secara aksidental sampling. Analisa data dengan menggunakan uji statistic Chi Square. Hasil : Hasil penelitian didapatkan terdapat hubungan yang bermakna antara kebiasan merokok dan kadar kolesterol dengan kejadian Penyakit Jantung Koroner di Poli Jantung RSU Bahteramas. Kesimpulan : Pola hidup sehat termasuk hindari merokok dan batasi asupan lemak berlebihan yang dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah dapat menghindarkan diri kita dari resiko penyakit jantung koroner.
NURSES' CARING BEHAVIORS IN THE IMPLEMENTATION OF PERIOPERATIVE NURSING CARE IN PUBLIC HOSPITALS OF BAHTERAMAS KENDARI Heltty Heltty
INDONESIAN NURSING JOURNAL OF EDUCATION AND CLINIC (INJEC) Vol 2, No 1 (2015): INJEC
Publisher : Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia (AIPNI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (411.372 KB) | DOI: 10.24990/injec.v2i1.4

Abstract

Introduction. Caring is the main focus in the field of nursing. Caring relate to the quality of nursing care. Public demand to the quality of nursing care is increasing. The purpose of this study was to analyze the nurses’ caring behavior in the implementation of perioperative nursing care in public hospitals of Bahteramas Kendari. Methode. This research was qualitative research: naturalistic. Participant selection method used was purposive sampling as many as six participants (nurses). The data obtained through observation using the observation guide in the form of a nurse caring behavior assessment instrument that Thai Nurses' Caring Behavior (TNCB). Qualitative data analysis was done interactively and lasted continuously until complete, so that the data was saturated. Result. Results of the study showed that participants described caring behavior quite well, although not all aspects of the nurse caring behaviors can be done. Discussion. Increasing in knowledge and skills nurses need to be done in an effort to develop caring in the practice of nursing services included in perioperative nursing care.Keywords: Caring, Nurse, Perioperative Nursing Care
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Quality Of Life Pasien Gagal Ginjal Kronik Nazaruddin Nazaruddin; Heltty Heltty; Lisnawati Lisnawati; Cece Indriani; Apriyanti Apriyanti
Nursing Inside Community Vol. 5 No. 1 (2022): Nursing Inside Community
Publisher : STIKES Nani Hasanuddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Global Burden of Disease (GBD) project, penyakit ginjal pada saluran perkemihan berkontribusi menjadi beban penyakit di dunia. Berdasarkan laporan Global Burden of Disease Study, penyakit ginjal kronis menduduki peringkat 27 dalam daftar penyebab kematian di dunia. Diperkirakan jumlah kasus gagal ginjal akan terus meningkat di negara-negara berkembang. Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian Cross sectional. Populasinya adalah 178 responden, besar sampel dalam penelitian ini sebanyak 65 responden, menggunakan tekhnik purposive random sampling. Dengan uji statistik chi square. Hasil penelitian dengan Uji Statistik didapatkan ada hubungan kuat kondisi fisik dengan kualitas hidup pasien Gagal Ginjal Kronik dengan nilai x² hitung : 21,182 > x² tabel : 3,841, dengan nilai  : 0.532. Ada hubungan kuat kesehatan psikologis dengan kualitas hidup pasien Gagal Ginjal Kronik dengan nilai x² hitung : 16,014 > x² tabel : 3,841, dengan nilai  : 0.553. Ada hubungan kuat kondisi sosial dengan kualitas hidup pasien Gagal Ginjal Kronik di RSU Bahteramas  Provinsi Sulawesi Tenggara dengan nilai x² hitung : 24,337 > x² tabel : 3,841, dengan nilai  : 0.654  Diharapkan bagi rumah sakit untuk lebih meningkatkan perhatian kepada seluruh pasien khususnya pasien yang menderita gagal ginjal kronik dalam pemberian  pelayanan kesehatan, dan dukungan yang baik dalam bentuk pengobatan maupun pemberian informasi atau penyuluhan kesehatan untuk meningkatkan kualitas hidup.
Resilience after stroke and its correlation with functional independence Heltty Heltty; Zahalim Zahalim
Jurnal Ners Vol. 18 No. 1 (2023): MARCH 2023
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jn.v18i1.41229

Abstract

Introduction: Resilience involves the ability to adapt to the conditions of disability experienced by post-stroke patients. The purpose of this study was to investigate the resilience of post-stroke patients and determine the relationship with the patient's functional ability. Methods: This research was a cross-sectional study that included 122 post-stroke patient respondents who had undergone a stroke recovery phase for 5 - 8 weeks. Selection of the sample used simple random sampling method. Univariate analysis was used to describe the characteristics of each respondent. Bivariate analysis was carried out to determine the relationship between resilience and functional abilities of respondents, especially functional abilities related to activities of daily living. Results: The results of this study found that there was a significant relationship between resilience and functional ability of the respondents (p = 0.000; 95% CI). Conclusions: Respondents with a high level of resilience can make better use of their abilities so that they can increase their functional independence abilities. Thus, it can achieve a better quality of life improvement.
HUBUNGAN SELF-EFFICACY DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PASIEN DIABETES MELITUS TIPE II Heltty Heltty; Nazaruddin Nazaruddin
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Vol 14 No 1 (2023): Jurnal Keperawatan dan Kesehatan
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan Muhammadiyah Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54630/jk2.v14i1.245

Abstract

Diabetes mellitus (DM) is a metabolic disorder characterized by the body's inability to use glucose, fat and protein due to insulin deficiency or insulin resistance which results in an increase in blood glucose levels. Type II DM is estimated to rank seventh in the cause of death in the world in 2030. Indonesia is the only country in Southeast Asia that contributes the most to the prevalence of diabetes cases in Southeast Asia. Control of high blood sugar levels needs to be done. DM sufferers need to grow confidence in themselves that they are able to control their blood sugar levels independently. The purpose of this study was to determine the relationship between self-efficacy and blood glucose levels in Type II diabetes mellitus patients. This type of research was a quantitative study using a cross sectional study design, with a sample of 75 respondents. Based on the statistical test results, the results obtained were X2 count > X2 table and the Fisher's Exact Test value was 0.000 < ɑ 0.05. There was a relationship between self-efficacy and blood glucose levels in type II DM patients and based on test results the phi coefficient (φ) is obtained (φ) = 1,000 which means that it indicates a strong relationship between self-efficacy and blood glucose levels in type II diabetes mellitus patients. Growing confidence in individuals needed to carry out independent care at home
Efforts to Increase Knowledge and Prevent Stunting through Utilization of Local Food Resources in Wawatu Village, Southeast Sulawesi Eka Dharma Putra Marhanto; Heltty; sartini risky; nikeherpianti lolok; mimi yati; risky juliansyah; Moh. Alief Widyanto Kasim; Fitri Narcahyani Alam; Aminatul Juhriya
Arus Jurnal Sosial dan Humaniora Vol 4 No 2: Agustus (2024)
Publisher : Arden Jaya Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57250/ajsh.v4i2.568

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatan status gizi untuk kesehatan ibu hamil dan bayi sangat diperlukan untuk mengurangi kejadian risiko stunting dengan melalui program pemberian makanan tambahan, pelatihan pengolahan berbasis makanan lokal juga memberikan ilmu parenting tumbuh kembang anak sehingga dapat meningkatkan taraf kesehatan masyarakat di desa. Peningkatan akses terhadap sumber air bersih dan sanitasi yang baik di Desa Wawatu juga dapat mengurangi penyakit yang diakibatkan oleh lingkungan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemberian edukasi kesehatan terkait stunting kepada seluruh masyarakat Desa Wawatu. Pemberian informasi ini dilakukan melalui media leaflet cetak dan slide PowerPoint, dengan menggunakan metode ceramah dan diskusi. Informasi yang disampaikan mencakup panduan dan pengetahuan tentang pemberian nutrisi yang tepat bagi keluarga dalam upaya mencegah stunting. Hasil penelitian dengan Intervensi Fisik berupa Pemberian Paket Stunting, Demo Masak Abon Ikan, Nugget Kelor, Dan Jahe Latte, Pemberian Makanan Tambahan, Pembagian Masker, Pengadaan Kalender Edukasi Cegah Potensi Stunting, Kunjungan Keluarga Potensi Stunting Melalui Door to Door, Pemberian Vitamin, Pembuatan Kompos Takakura, Pembuatan Saringan Sederhana. Sedangkan Intervensi Non Fisik berupa Penyuluhan Cegah Stunting, Belajar Bersama Masyarakat (BBM) Tentang Bahaya & Pencegahan ISPA, Survey Kepemilikan Jamban Layak, Parenting Pemantauan Tumbuh Kembang Anak. Setelah dilakukan intervensi maka didapatkan hasil yang pengetahuan Masyarakat meningkat dan menambha wawasan lebiih luas tentang pentingnya Kesehatan dan kebersihan lingkungan sekitar.
Socioeconomic Relationship And Feeding Patterns With The Nutritional Status Of Toddlers In The Working Area Of The Amonggedo Health Center, Konawe Regency Ari Nofitasari; Heltty Heltty; Wa Ode Aisa Zoahira; Islaeli Islaeli
PROFESSIONAL HEALTH JOURNAL Vol 6 No 1 (2024): In Progress issue
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (PPPM) STIKES Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54832/phj.v6i1.773

Abstract

Nutritional status is a measure of success in meeting children's nutritional needs as demonstrated through attainment of weight for age. The incidence of malnutrition in the Amonggedo Community Health Center, Konawe Regency is 10.86% of children under five in 2021. This research aims to determine the socio-economic relationship and feeding patterns on the nutritional status of children under five. This research is quantitative research with a Cross-Sectional Study approach. The population in this study was 276 mothers with toddlers. The sample for this research was 73 mothers of toddlers. The sampling technique used was Cluster Random Sampling. Data collection using questionnaires and 24-hour food recall forms. The data were analyzed statistically using the chi-square test. The results of the study showed that there was a relationship between the socioeconomic and nutritional status of toddlers with a p-value of 0.036 <0.05 with a phi coefficient test of 0.279, which means a moderate relationship, and there was a relationship between feeding patterns and nutritional status of toddlers with a p-value of 0.006 <0.05 with a phi coefficient test of 0.351 which means the relationship is moderate. The conclusion from the results of this research is that socio-economic and feeding patterns are related to the nutritional status of toddlers in the working area of the Amonggedo Health Center, Konawe Regency. Suggestions from the results of this research are that mothers of toddlers should provide more nutritious food and sufficient energy for their children.
PENINGKATAN KEMAMPUAN FUNGSIONAL BERJALAN PENYANDANG DISABILITAS MELALUI PEMBERDAYAAN KELOMPOK PENGRAJIN DI MASYARAKAT: STUDI LITERATUR Heltty, Heltty; Zahalim, Zahalim; Sudarsono, Sudarsono
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Vol 14 No 2 (2023): Jurnal Keperawatan dan Kesehatan (JKK)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan Muhammadiyah Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54630/jk2.v14i2.281

Abstract

Latar belakang: Disabilitas merupakan kondisi ketidakmampuan anggota tubuh dalam melaksanakan fungsinya yang disebabkan oleh kurangnya kemampuan anggota tubuh untuk menjalankan fungsi secara normal yang dapat disebabkan oleh luka, penyakit, maupun pertumbuhan yang tidak sempurna. Disabilitas berjalan dapat dibantu dengan melakukan modifikasi alat bantu dan membutuhkan strategi pelatihan agar pasien bisa mencapai ambulasi yang optimal pada saat melakukan pergerakan. Metode: Pencarian artikel dengan menggunakan kata kunci kedalam database Pubmed, Science Direct dan EBSCO dengan kriteria artikel menggunakan Bahasa Inggris, tersedia full text dipublikasi antara tahun 2019 sampai dengan 2023. Hasil pencarian didapatkan 50 artikel dan didapatkan 7 artikel yang relevan. Hasil: Penyandang disabilitas berjalan membutuhkan bantuan alat untuk melakukan aktivitas dalam kehidupan sehari-hari. Alat yang dibutuhkan seperti kruk, prostetik dankursi roda. Alat bantu berjalan untuk meningkatkan kemampuan berjalan dapat dimodifiasi dan membantu meningkatkan kepercayaan pasien untuk berjalan termasuk mengatur keseimabangan tubuh. Kesimpulan: Disabilitas berjalan berkaitan dengan bertambahnya usia seseorang karena perkembangan usia akan menyebabkan kekuatan dan mobilitas seseorang semakin berkurang. Ekstensor lutut merupakan salah satu gerakan yang berfungsi sebagai penanda bagi seseorang untuk mengetahui tingkat disabilitas yang dialami. Kemampuan untuk berjalan dapat mengurangi energi yang dibutuhkan dan meningkatkan keselamatan dan kemampuan untuk beraktivitas dengan orang lain.
Dukungan Keluarga, Pengetahuan, dan Sikap Menurunkan Kecemasan Lansia dalam Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19: Studi Cross Sectional Heltty, Heltty; Nazaruddin, Nazaruddin
Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai Vol. 15 No. 2 (2022): Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/jkmsaw.v15i2.3594

Abstract

Latar Belakang: Vaksinasi COVID-19 sebagai salah satu upaya pemerintah untuk menekan angka penyebaran COVID-19. Sementara, efek samping vaksinisasi COVID-19 menjadi salah satu penyebab kecemasan pada lansia. Dampak kecemasan dapat mempengaruhi lansia untuk memberikan keputusan untuk tidak melakukan vaksinasi COVID-19. Penting mengkaji kemungkinan faktor risiko kecemasan lansia yang diberikan vaksinasi COVID-19. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji beberapa faktor risiko kecemasan pada lansia, antara lain dukungan keluarga, pengetahuan, dan sikap dalam pelaksanaan vaksinasi COVID-19 di Wilayah Kerja Puskesmas Perumnas Kecematan Kadia. Hasil studi diharapkan dapat memberikan kontribusi alternatif pengembangan intervensi lansia yang cemas menghadapi vaksinasi COVID-19 berdasarkan faktor risiko. Metode: Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan proportional random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 57 responden lansia yang berusia 64 – 75 tahun. Data hasil penelitian dianalisis secara univariat maupun bivariat. Hasil: Penelitian menemukan hasil 82,5% lansia mengalami cemas untuk diberikan vaksinasi COVID-19. Faktor risiko pengetahuan, sikap dan dukungan keluarga mempunyai hubungan yang bermakna dengan kecemasan lansia melakukan vaksinasi COVID-19 (p-value > 0,05). Simpulan: Kecemasan lansia dalam vaksinasi COVID-19 dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: pengetahuan, dukungan keluarga, dan sikap lansia terhadap vaksinasi COVID-19. Lansia agar tidak cemas hendaknya tidak terpengaruh isu-isu negatif tentang vaksinasi COVID-19 dan lebih mempercayai informasi dari pihak pemerintah tentang informasi vaksinasi COVID-19. Abstract: Family Support, Knowledge, and Attitudes Reduce Elderly Anxiety in the Implementation of COVID-19 Vaccination: Cross-Sectional Study Background: Background: Vaccination against COVID-19 is one of the government's efforts to reduce the spread of COVID-19. Meanwhile, the side effects of COVID-19 vaccination are one of the causes of anxiety in the elderly. The impact of anxiety can influence the elderly to make a decision not to vaccinate against COVID-19. It is important to examine possible risk factors for anxiety in the elderly given the COVID-19 vaccination. Purpose: This study aims to examine several risk factors for anxiety in the elderly, including family support, knowledge, and attitudes in carrying out the COVID-19 vaccination in the Working Area of the Perumnas Health Center, Kadia District. The results of the study are expected to provide an alternative contribution to the development of interventions for the elderly who are anxious about facing COVID-19 vaccination based on risk factors. Methods: This research is a quantitative study using a cross-sectional approach. The sampling technique used proportional random sampling with a total sample of 57 elderly respondents aged 64-75 years. Research data were analyzed using univariate or bivariate. Results: The study found that 82.5% of the elderly experienced anxiety about being given the COVID-19 vaccination. Knowledge, attitude, and family support risk factors have a significant relationship with the anxiety of the elderly doing the COVID-19 vaccination (p-value > 0.05). Conclusion: The elderly's anxiety about the COVID-19 vaccination is influenced by several factors, including knowledge, family support, and the attitude of the elderly toward the COVID-19 vaccination. So that the elderly are not worried, they should not be influenced by negative issues regarding COVID-19 vaccination and trust information from the government about COVID-19 vaccination information.
Increased Incidence of Influenza: Effects of Dense Housing Occupancy, Behaviour and Demographic Factors in Coastal Areas Heltty, Heltty; Nazaruddin, Nazaruddin; Ningtias, Dwi Wulandari; Lestari, Sari Ari; Apriyanti, Apriyanti; Krismiadi, Dedi
Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai Vol. 16 No. 2 (2023): Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/jkmsaw.v16i2.4082

Abstract

Introduction: Influenza is an acute respiratory infection that is a seasonal pandemic and can be prevented by healthy behaviors. However, the fact is that influenza cases are still often outbreaks, even epidemics, both nationally and globally. Purpose: To assess demographic determinants, occupancy density, and preventive behavior with influenza incidence in the coastal area of Bungkutoko sub-district of Kendari city, in one of the islands of Southeast Sulawesi, Indonesia. Methods: A cross-sectional study involving 95 respondents selected by simple random sampling was used as a research design. Structured interviews used valid and reliable questionnaires to obtain data on age, sex, preventive behavior, and occupancy density. The chi-square test was used to analyze bivariates with a significant value of 0.05. Results: More than half (53.7%) of influenza cases were found out of 95 respondents. Age (p=0.002; OR= 3.251), gender (p=0.041; OR=2.133), preventive behavior (p=0.047; OR=2.163), and dense housing occupancy (p=0.000; OR= 5.775) was significantly associated with influenza (p-value < 0.05). Conclusion: Influenza cases increased associated with risk factors for age, sex, preventive behavior, and dense housing occupancy in coastal areas in this study. Thus, indicating increased education on influenza prevention by paying attention to risk factors by community and interprofessional nurses is needed as early awareness of the potential for an epidemic. Latar belakang: Influenza merupakan penyakit infeksi saluran pernapasan akut yang pandemic musiman dan dapat dicegah dengan prilaku hidup sehat. Namun, kenyataanya kasus influenza masih sering menjadi outbreak, bahkan epidemic baik nasional maupun global. Tujuan: Untuk menilai determinan demografi, kepadatan hunian, dan prilaku pencegahan dengan kejadian influenza di wilayah pesisir kelurahan Bungkutoko kota Kendari, di salah satu kepulauan Sulawesi Tenggara, Indonesia. Metode: Studi cross-sectional digunakan sebagai desain penelitian, melibatkan 95 responden yang dipilih dengan simple random sampling. Wawancara terstruktur menggunakan kuesioner yang valid dan reable untuk memperoleh data usia, jenis kelamin, perilaku sehat, dan kepadatan hunian. Uji chi squre digunakan untuk menganalisis bivariat dengan nilai signifikan 0,05. Hasil: Ditemukan setengah lebih (53,7%) kasus influenza dari 95 responden. Usia (p=0,002; OR= 3,251), jenis kelamin (p=0,041; OR=2,133), perilaku hidup sehat (p=0,047; OR=2,163), dan kepadatan hunian (p=0,000; OR= 5,775) berhubungan secara signifikan terhadap kejadian inluenza (α < 0,05). Simpulan: Kasus influenza terjadi peningkatan berhubungan dengan faktor risiko usia, jenis kelamin, perilaku pencegahan, dan kepadatan hunian di daerah pesisir pada studi ini. Sehingga, mengindikasikan peningkatan edukasi pencegahan kejadian influenza dengan memperhatikan faktor risiko oleh perawat komunitas dan interprofessional sangat diperlukan sebagai kewaspadaan dini potensi terjadi epidemic.