Claim Missing Document
Check
Articles

KEMAMPUAN KELOMPOK TANI DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN SAYURAN DI KOTA PEKANBARU ROSNITA ROSNITA; ROZA YULIDA; AL HAFIS
Jurnal Ilmiah Pertanian Vol. 10 No. 2 (2013): Jurnal Ilmiah Pertanian
Publisher : Universitas Lancang Kuning

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/jip.v10i2.1337

Abstract

-
URBAN FARMING SEBAGAI UPAYA KETAHANAN PANGAN KELUARGA DI KELURAHAN LABUH BARU TIMUR KOTA PEKANBARU Fanny Septya; Rosnita Rosnita; Roza Yulida; Yulia Andriani
RESWARA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 3, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Dharmawangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (909.876 KB) | DOI: 10.46576/rjpkm.v3i1.1552

Abstract

Urban farming adalah salah satu solusi sistem pertanian di kota, karena saat ini terjadi penyempitan lahan kosong akibat pembangunan di perkotaan. Tujuan utama kegiatan pertanian perkotaan adalah untuk menjaga ketahanan pangan keluarga. Kegiatan urban farming dilakukan dalam dua bentuk kegiatan yaitu warung hidup dan budikdamber (budidaya ikan dan tanaman dalam ember). Penerapan dilakukan melalui sosialisasi budikdamber yang terdiri dari ikan lele dan tanaman kangkung serta melalui kegiatan pembuatan warung hidup dengan memanfaatkan perkarangan rumah warga dan yang lebih difokuskan pada tanaman-tanaman yang sering dikonsumsi oleh keluarga dan mudah untuk dibuat dalam bercocok tanam. Masyarakat sangat antusias dalam mengikuti kegiatan ini, dan telah menerapkan membudidayakan sayuran di pekarangan dan membuat budikdamber  
Peranan Pemuka Pendapat dalam Pengendalian Kebakaran Lahan di Desa Tanjung Peranap Kecamatan Tebing Tinggi Barat Kabupaten Kepulauan Meranti Yulia Andriani; Roza Yulida; Rosnita Rosnita
Unri Conference Series: Agriculture and Food Security Vol 1 (2019): Seminar Nasional Pembangunan Pertanian dan Pedesaan
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (122.389 KB) | DOI: 10.31258/unricsagr.1a21

Abstract

Kebakaran lahan merupakan bencana tahunan yang dialami Indonesia. Telah banyak upaya swadaya maupun pemerintah untuk pencegahan kebakaran hutan dan lahan. Upaya pendekatan baru yang dilakukan pemerintah dalam pencegahan kebakaran hutan dan lahan dengan mengedepankan sinergi antar lembaga dan masyarakat tingkat desa. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengidentifikasi pemuka pendapat yang ada untuk mengendalikan kebakaran lahan di Desa Tanjung Peranap, (2) menganalisis peranan pemuka pendapat dalam pengendalian kebakaran lahan di Desa Tanjung Peranap. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini mengunakan wawancara mendalam. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di dalam pengendalian kebakaran lahan, pemuka pendapat yang berpartisipasi adalah kepala desa, sekretaris desa, ketua badan permusyawaratan desa, penyuluh pertanian lapangan, pemuka adat dan ketua pemuda. Dalam pelaksanaan program tersebut pemuka pendapat sangat berperan. Peranan pemuka pendapat di Desa Tanjung Peranap mulai dari menginisiasi rembuk desa untuk pembentukan MPA, bersinergi dengan pemerintah untuk mensosialisasikan program penanggulangan kebakaran lahan, mengajak masyarakat berpartisipasi aktif untuk mendukung program pemerintah dan bersama melakukan pengolahan lahan tanpa bakar
Analisis Tingkat Kemampuan Literasi Media Petani Perkebunan di Provinsi Riau Roza Yulida; Rosnita Rosnita; Eri Sayamar; Yulia Andriani
Unri Conference Series: Agriculture and Food Security Vol 1 (2019): Seminar Nasional Pembangunan Pertanian dan Pedesaan
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (200.747 KB) | DOI: 10.31258/unricsagr.1a23

Abstract

Provinsi Riau memiliki potensi besar pada sektor perkebunan. Dua komoditi yang menjadi andalan adalah kelapa sawit dan keret, dengan pelaku utama dan paling banyak adalah petani swadaya. Salah satu kemampuan petani yang diperlukan saat ini dengan memanfaatkan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi adalah kemampuan literasi media. Literasi media merupakan kemampuan petani memanfaatkan teknologi informasi untuk mencari atau mengakses melalui internet, memahami, memanfaatkan informasi dalam usahatani dan mengkomunikasikan informasi tersebut. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis tingkat literasi petani pekebun di Provinisi Riau. Penelitian dilakukan di empat kabupaten di Provinisi Riau, dengan jumlah petani responden 240 orang petani. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat literasi petani berada pada level basic (skor 2,61), yang dikaji dari tiga aspek yaitu (1) aspek technical skill dengan skor 1,64 pada kategori basic; (2) Aspek critical understanding dengan skor 1,66 masuk pada kategori medium; dan (3) Aspek communication abilities pada kategori basic dengan skor 1,54. Hal ini menggambarkan bahwa masih rendahnya kemampuan petani baik petani kelapa sawit maupun karet dalam memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi seperti handphone (HP) atau smartphone yang mereka miliki untuk kebutuhan usahataninya. Peran penyuluh sangat diperlukan untuk meningkatkan litersi media petani pekebun, sehingga petani dapat memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam mengembangkan usahataninya.
Pembuatan dan Pelatihan Website Administrasi Desa Bukit Lingkar Kecamatan Batang Cenaku Kabupaten Indragiri Hulu Roza Yulida; Rosnita Rosnita; Deby Kurnia; Yulia Andriani; Fanny Septya
PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol 6 No 2 (2021): PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/pengabdianmu.v6i2.1677

Abstract

A website is a whole web page that contains enormous information contained in a domain. Information on the web is presented on a web page which is formed from a collection of text, graphics, images, sound, and video. The purpose of making a website is to facilitate an agency, organization, and so on in containing information that can be accessed by the public at large. With the development of information technology, Indragiri Hulu District, in general, Bukit Lingkar Village, can access and find out the expected information about the village. Therefore we tried to design a Village Administration Website which later on the website will contain information about the Village and Village information in Bukit Lingkar Village and provide community training on how to use the website. In the process of creating and training this website, there are several activities carried out such as training on creating websites for Kukerta students, training for village government administrators in managing the website to launching the website. This activity starts with a vulnerable time from July to August 2020.
ANALISIS JARINGAN KOMUNIKASI DALAM PENCEGAHAN KEBAKARAN LAHAN DI DESA TANJUNG PERANAP KECAMATAN TEBING TINGGI BARAT KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI Deby Kurnia; Yulia Andriani; Rosa Yulida; Rosnita Rosnita
Selodang Mayang: Jurnal Ilmiah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Indragiri Hilir Vol 7 No 2 (2021): JURNAL SELODANG MAYANG
Publisher : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Indragiri Hilir Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47521/selodangmayang.v7i2.215

Abstract

The issue of land fires is undeniably a high frequency discussion in Indonesia. Various prevention efforts have been carried out by the community independently, the government, and in collaboration with various related elements. It is also carried out at various levels of government from the central government to the village government level. This study aims to (1) find out community leaders who play a role in efforts to prevent land fires in Tanjung Peranap Village, (2) analyze the role of community leaders both individually and in groups in efforts to prevent land fires (3) Analyze communication networks for actors who play a role in an effort to prevent land fires in Tanjung Peranap Village. The main source of information was obtained from in-depth interviews with respondents who were deemed to meet the research requirements, and then analyzed using descriptive methods. There are several central figures who play a role in controlling land fires including village government leaders (Head and Village Secretary), Head of BPD, agricultural extension workers (PPL) as sources of information in learning, as well as youth leaders and traditional leaders. Communication networks tend to be in the form of a wheel pattern with several figures acting as central or sources of information. The role of community leaders is considered quite strong, including in efforts to establish a Fire Care Society, socialize government activities in efforts to prevent land fires and convey the interests of the community in an effort to maintain a balance between efforts to increase income and efforts to prevent land fires. Isu kebakaran lahan tidak dipungkiri lagi telah menjadi pembahasan dengan frekuensi tinggi di Indonesia. Berbagai upaya pencegahan telah dilakukan baik oleh masyarakat secara swadaya, pemerintah, maupun kolaborasi berbagai elemen terkait. Dilakukan juga pada berbagai tingkat pemerintahan dari pemerintah pusat sampai kepada level pemerintahan desa. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui tokoh masyarakat yang berperan dalam upaya pencegahan kebakaran lahan di Desa Tanjung Peranap, (2) Menganalisis peran tokoh masyarakat baik secara individu maupun secara berkelompok dalam upaya pencegahan kebakaran lahan (3) Menganalisis jaringan komunikasi pada aktor yang berperan dalam upaya pencegahan kebakaran lahan di Desa Tanjung Peranap. Sumber informasi utama diperoleh dari wawancara mendalam kepada responden yang dianggap memenuhi persyaratan penelitian, dan selanjutnya dianalisis dengan metode deskriptif. Terdapat beberapa tokoh central yang berperan dalam pengendalian kebakaran lahan diantaranya pimpinan pemerintahan desa (Kepala dan Sekretaris Desa), Ketua BPD, penyuluh pertanian lapangan sebagai sumber informasi dalam pembelajaran, serta tokoh pemuda dan tokoh adat. Jaringan komunikasi cenderung berbentuk pola roda dengan beberapa tokoh berperan sebagai central atau sumber informasi. Peran tokoh masyarakat dinilai cukup kuat diantaranya dalam upaya pembentukan Masyarakat Peduli Api, sosialisasi kegiatan pemerintah dalam upaya pencegahan kebakaran lahan dan menyampaikan kepentingan masyarakat dalam upaya menjaga keseimbangan antara usaha peningkatan pendapatan dengan upaya pencegahan kebakaran lahan.
Peningkatan Keterampilan Penyuluh Dan Petani Sagu Melalui Pelatihan Pembuatan Media Video Penyuluhan Roza Yulida; Rosnita Rosnita; Yulia Andriani; Deby Kurnia
JPPM (Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat) VOL. 2 NOMOR 1 MARET 2018 JPPM (Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat)
Publisher : Lembaga Publikasi Ilmiah dan Penerbitan (LPIP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (487.107 KB) | DOI: 10.30595/jppm.v2i1.2055

Abstract

ABSTRAK                Tujuan kegiatan pelatihan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan penyuluh dan petani sagu tentang media penyuluhan dan teknik pembuatan media penyuluhan dalam bentuk video penyuluhan. Kegiatan ini dilakukan dalam bentuk pelatihan kepada penyuluh dan petani dalam rangka meningkatkan peran penyuluh dalam melaksanakan kegiatan penyuluhan kepada petani yang dilaksanakan di Dinas Pertanian Kabupaten Kepulauan Meranti. Pelatihan diikuti oleh 17 orang penyuluh dan 22 orang petani. Hasil dari kegiatan menujukkan bahwa peserta sangat senang dan antusias dengan adanya pelatihan ini, dan dapat menambah pengetahuan baru dan meningkatkan keterampilan peserta tentang berbagai macam media penyuluhan dan khususnya peserta telah memiliki keterampilan teknik dasar membuat media video untuk penyuluhan. Pembinaan lebih lanjut masih terus dilakukan, dengan terus menjalin komunikasi dengan peserta dan bahkan peserta bersedia untuk datang memperdalam keterampilan pembuatan video. Kata kunci : Pelatihan, Media, Video, Penyuluhan ABSTRACT                The purpose of this training activity is to improve the knowledge and skill of extension and sago farmers about the media of extension and technique of making the media of extension in the form of extension video.This activity is conducted in the form of training to extension workers and farmers in order to increase the role of extension workers in the implementation of extension activities to farmers conducted in the Department of Agriculture District of Meranti Islands. The training was attended by 17 extension workers and 22 peasants. The results of the activities showed that the participants were very happy and enthusiastic about the training, and could add new knowledge and improve the lesson about various media of counseling and in particular the participants already have media making technique for extension. Further coaching continues, with continued communication with participants and even participants to come to deepen the making of the video. Keywords: Training, Media, Video, Extension
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU PETANI DALAM MENERIMA PROGRAM KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) DI KABUPATEN PELALAWAN Rahmi Puspita Sari; Rosnita Rosnita; Roza Yulida
SEPA: Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian dan Agribisnis Vol 13, No 1 (2016): SEPTEMBER
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/sepa.v13i1.14242

Abstract

The aims of this research are: (1) To determine the implementation of KRPL Programs,  (2)  To  analyzing  dominant  indicator  and  influence  of  characteristic  of innovation,  communication  channels,  agent  of  change,  community  leaders  and characteristic  farmers.  The  research  was  conducted  in  11  villages  of  Pelalawan Regency in 2013. The population is manager and members of farmers as 360 people which were taken 174 people as samples. The method used is descriptive analysis and Structural  Equation  Models  (SEM).  The  research  showed  implemention  of  KRPL program in Pelalawan regency accepted Rp. 47.000.00 for each group. The coast was spent  for  environment  industry  like  the  source  of  food  or  cattle  and  fish.The  most dominant indicator that influences characteristic of innovation is concord of program, for communication channel is social media, for agent of change is keep the program and  prevent  it  from  any  sticking,  for  community  leaders  is  to  educator  and  the characteristic of farmer is subsistence level. Farmers habit in deciding the dominant is using confirmation step. The most influent variable of farmers habit is characteristic innovation.
KEMANDIRIAN PETANI DALAM BERUSAHATANI SAGU DI DESA TANJUNG KECAMATAN TEBING TINGGI BARAT KEBUPATEN KEPULAUAN MERANTI PROVINSI RIAU Rahmat Nursodik; Rosnita Rosnita; Eri Sayamar
SEPA: Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian dan Agribisnis Vol 13, No 1 (2016): SEPTEMBER
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/sepa.v13i1.14234

Abstract

in  the  globalization  era,  farmers  should  have  strong  independence  and competitiveness. They have to be able to manage their agribusiness to ensure product quality  and  sustainable  agribusiness.  The objectives of the research  are: to analyze the independence sago farmers in farming in the village of Tanjung, This research was conducted in the village of Tanjung District of Tebing Tinggi Barat Meranti Islands District. 66 farmers serve as respondents to the capture technique respondents using purposive  sampling  method.  Data  collected  by  observation,  interviews,  and questionnaires.  analysis  methods  used  to  answer  the  objectives  in  this  research  is methods Likert Scale's Analysis. The results showed: The Independence of farmers in farming sago in the village of Tanjung is independent.
ANALISIS KOMUNIKASI PETANI KARET POLA SWADAYA DI KECAMATAN GUNUNG TOAR KABUPATEN KUANTAN SINGINGI Yuliadi Saputra; Roza Yulida; Rosnita Rosnita; Yulia Andriani
SEPA: Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian dan Agribisnis Vol 16, No 2 (2020): FEBRUARY
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (227.617 KB) | DOI: 10.20961/sepa.v16i2.32226

Abstract

This research aims to analyze the effectiveness of rubber farmer communications through the identification of internal and external characteristics and the communication process reviewed from elements of communication. This research applied a survey method in two villages in Gunung Toar sub-district through an interview to 83 respondents by using purposive sampling method. The analysis of the scale of Likert used to analyze the level of cosmopolitan and external characteristics. Descriptive analysis used to analyse the communication processes reviewed from communication elements. Characteristics of the internal and external rubber farmers are: 99% of age-productive respondents, 89% male gender, 42% high school educated and undergraduated, 77% have medium land area (0.5 – 2 ha), 71% experienced farming between 11-20 years, 58% have Between 3-4 people, the level of cosmopolitan respondents judged ineffective. The intensity of the respondents’ rubber counseling is quite effective, the accuracy of the counseling channel is quite effective, and information source is quite effective. The communication process consists of extension, farmer group core management, touke, trader and others as source of information. Message in the form of information about farming in the upstream, cultivation, downstream and supporting subsystems. Media is in the form of meetings, WhatsApps, cellphones, brochures, and rubber farmers as communicants. Feedback in the form of agree, ready to try and rejection feedback. The physical environment is in the village office, sub-district office and in the direct field and counseling is held once a week.