Claim Missing Document
Check
Articles

Found 33 Documents
Search

Masyarakat Powerless Dan Derita Kerusakan Lingkungan Dian Kurnia Anggreta
Jurnal Ilmu Sosial Mamangan Vol 4, No 2 (2015): Jurnal Ilmu Sosial Mamangan ( Not Accredited)
Publisher : LPPM Universitas PGRI Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (536.432 KB) | DOI: 10.22202/mamangan.v4i2.1309

Abstract

Environmental damage is one of the phenomenon described in the Neo-Malthusian perspective, due to the increasing population. If not addressed, is predicted to further exacerbate the damage. Basically environmental damage it’s not only because of increasing the poputalion, but the exploitation and exploration activities, making capital accumulation that have a stake big enough. Environmental demage would occur relatively quickly. This article discusses the topic of conflict society between the company, due to environmental degradation that often occur, such as air pollution, soil and water, as a result of capital accumulation activities of industrial enterprises, plantation and mines. Quite often the people who are in a position to share the anguish powerless, even avicted from her own place. The method used literature, which examines issues of environmental damage is felt by the public.Kerusakan lingkungan merupakan salah satu fenomena yang dijelaskan dalam aliran Neo-Malthusian, disebabkan oleh meningkatnya jumlah penduduk. Jika tidak segera diatasi, diprediksi semakin memperburuk kerusakan tersebut. Pada dasarnya bukan hanya peningkatan jumlah penduduk saja yang menjadi penyebab kerusakan lingkungan, namun kegiatan eksploitasi dan ekprolasi dengan tujuan akumulasi kapitallah yang memiliki andil cukup besar. Dan kerusakan lingkungan tersebut terjadi dalam waktu relatif cepat. Tulisan ini menguraikan konflik masyarakat dengan perusahaan akibat kerusakan lingkungan yang kerap terjadi, seperti pencemaran udara, tanah dan air, akibat dari aktifitas akumulasi kapital perusahaan industri, perkebunan dan tambang. Tak jarang masyarakat yang berada pada posisi powerless turut menanggung derita, bahka terusir dari tempat tinggal sendiri. Metode yang digunakan studi literatur, yang mengupas berbagai persoalan kerusakan lingkungan yang dirasakan masyarakat.
Utilization of Cultural Social Potential in Tuberculosis Efforts Nilda Elfemi; Dian kurnia Anggreta
Jurnal Ilmu Sosial Mamangan Vol 8, No 1 (2019): Jurnal Ilmu Sosial Mamangan Accredited 3 (SK Dirjen Ristek Dikti No. 30E/KPT/201
Publisher : LPPM Universitas PGRI Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22202/mamangan.v8i1.4162

Abstract

The main problem in overcoming tuberculosis (TB) is the low coverage of TB cases in various regions. In the province of West Sumatra the discovery of TB cases only reached 63.97%. While in the District of Fifty Cities only reached 35.2%. This study aims to identify socio-cultural problems associated with the low coverage of tuberculosis findings in fifty-fifty districts, identify local cultural potentials that can encourage efforts to increase the scope of tuberculosis findings, and formulate an appropriate intervention model to increase the scope of tuberculosis findings. The study was conducted using qualitative-descriptive methods. The results showed a variety of socio-cultural factors that led to the low coverage of pulmonary TB case finding in the fifty cities, namely the existence of shame for some patients to go to health services / health centers, a negative perception of tuberculosis, belief in tuberculosis as a hereditary disease. While the socio-cultural potential that has been identified are; the increasing knowledge of tuberculosis, the existence of institutional support, actively performing cultural arts performances. Based on these problems and potentials, an intervention model was formulated to increase the scope of the discovery of tuberculosis by utilizing cultural arts performances, especially randai.
KONFLIK TANAH ULAYAT ANTARA KAMANAKAN MALAKOK VS NINIAK MAMAK SUKU TOBO DI NAGARI PADANG LAWEH, KEC. KOTO VII, KAB. SIJUNJUNG Welda Ningsih; Dian Kurnia Anggreta; Rinel Fitlayeni
Jurnal Ilmu Sosial Mamangan Vol 2, No 1 (2013): Jurnal Ilmu Sosial Mamangan
Publisher : Laboratorium Program Studi Pendidikan Sosiologi, STKIP PGRI Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (554.678 KB) | DOI: 10.22202/mamangan.v2i1.1366

Abstract

Conflict of communal land between kamanakan malakok with niniak mamak in Tobo clan Nagari Padang Laweh, District Koto VII Sijunjung which in this conflict kamanakan malakok from areas Bukit Bual seeks to maintain in order to get the management rights of communal land that is the intersection of SMP 8 Nagari Padang Laweh which is the possession of niniak mamak Tobo tribe does not comply with the decision of niniak mamak. The approach used in this study is a qualitative research method and descriptive. The data collection is done by observation and in-depth interviews. Based on the results of research conducted, communal land conflicts caused by kamanakan malakok who worked and fence off communal land without the permission and niniak mamak Tobo Tribe resulting land conflict issues. While the forms of conflict resolution is performed by the deliberation and consensus between the two sides, the conflict is not resolved by the prince of the tribe resulted in the issue resolved through official institutions, namely guardian Nagari, the prince of the tribe and the latter through the police, after receiving the decision of the police.Konflik tanah ulayat antara kamanakan malakok dengan niniak mamak Suku Tobo di Nagari Padang Laweh, Kecamatan Koto VII Kabupaten Sijunjung yang mana di dalam konflik ini kamanakan malakok yang berasal dari daerah Bukit Bual berupaya mempertahankan supaya mendapatkan hak pengelolaan tanah ulayat yang ada simpang SMP 8 Nagari Padang Laweh yang merupakan kepunyaan dari niniak mamak suku Tobo dengan jalan tidak mematuhi keputusan dari niniak mamak. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan tipe deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan wawancara mendalam. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, konflik tanah ulayat disebabkan oleh kamanakan malakok yang menggarap dan memagari tanah ulayat tanpa seizin dan sepengatahuan niniak mamak Suku Tobo sehingga terjadi permasalahan konflik tanah. Sedangkan bentuk penyelesaian konflik dilakukan memalui musyawarah dan mufakat antara kedua belah pihak. Konflik yang tidak terselesaikan oleh penghulu suku mengakibatkan persoalan diselesaikan melalui lembaga resmi yaitu wali Nagari, penghulu suku dan terakhir melalui pihak kepolisian.
Reward Nagari untuk Anak Negeri Dian Kurnia Anggreta
Jurnal Ilmu Sosial Mamangan Vol 5, No 2 (2016): Jurnal Ilmu Sosial Mamangan ( Not Accredited)
Publisher : LPPM Universitas PGRI Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1204.871 KB) | DOI: 10.22202/mamangan.v5i2.1165

Abstract

This article discusses the activities of Lembaga Peduli Pendidikan Pincuran Madok Pulang (LP3MP) in Nagari Taruang-taruang, Sub District IX Koto Sungai Lasi, regency Solok. This institution was established with Nagari Taruang-taruang communities, to identifying the social problems. One of the problems is low Human Resources. Increases Human Resources conducted with increasing education (human capital), to prepare young people to participate in community life. LP3MP Activities, giving reward to young people, who has accepted into state college (Perguruan Tinggi Negeri). This paper, conduvted from qualitative research with descriptive type. Cata collected through in-depth interviews, non participant observation and study of the document. The purpose of this study describes the process of reward giving to the younger generation since 2011 unitil now.Tulisan ini membahas kegiatan Lembaga Peduli Pendidikan Pincuran Madok Pulang (LP3MP) di Nagari Taruang-taruang Kecamatan IX Koto Sungai Lasi Kabupaten Solok. Lembaga ini dibentuk bersama oleh masyarakat, dimulai dari mengidentifikasi persoalan yang dialami oleh masyarakat Nagari Taruang-taruang. Salah satu persoalan yang dirasakan oleh masyarakat adalah relatif rendahnya Sumber Daya Manusia (SDM). Mengingkatkan SDM dilakukan dengan meningkatkan pendidikan yang diyakini sebagai modal dasar manusia, untuk mempersiapkan generasi muda berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat. Kegiatan yang dilakukan LP3MP salah satunya memberikan reward kepada masyarakat yang lulus seleksi penerimaan mahasiswa di Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Dalam tulisan ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif. Cara mengumpulkan data dengan wawancara mendalam, observasi non partisipan dan studi dokumen. Tulisan ini membahas awal munculnya gagasan dan proses pemberian reward yang telah diberikan sejak tahun 2011 sampai sekarang.  
STRATEGI MASYARAKAT MULTIKULTURAL PASAMAN BARAT MENGHINDARI KONFLIK Elly Kristin Debora; Dian Kurnia Anggreta; Faishal Yasin
Jurnal Ilmu Sosial Mamangan Vol 2, No 1 (2013): Jurnal Ilmu Sosial Mamangan
Publisher : Laboratorium Program Studi Pendidikan Sosiologi, STKIP PGRI Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (581.202 KB) | DOI: 10.22202/mamangan.v2i1.1367

Abstract

Nagari Koto Baru Kecamatan Luhak Nan Duo Kabupaten Pasaman Barat Sumatera Barat, a district with multicultural society, consists of many ethnics which have different cultural each other’s. Despite of many ethnics in Nagari Koto Baru, it doesn’t make any conflicts occurred. This research using qualitative method (questionnaires and interviews) and focused to the reasons and strategies of people in Koto Baru to avoid conflicts in their societies. The results showed that why people in Nagari Koto Baru avoid conflicts cause of solidarity and marriage factors. In the manner of marriage, people become closer and higher solidarity among many ethnics. And the strategies to avoid conflicts by means of cooperation, accommodation and assimilation. Cooperation many ethnics, accommodation (the efforts to solve conflicts) and assimilation (by marriage among many ethnics) are appropriate strategies to avoid conflicts Masyarakat Nagari Koto Baru adalah masyarakat yang multikultural yang terdiri dari berbagai suku bangsa, dimana setiap suku bangsa memiliki kebudayaaan yang berbeda.Meskipun masyarakat nagari Koto Baru memiliki keanekaragaman suku bangsa, namun di Nagari Koto Baru tidak pernah terjadi konflik. Dalam penelitian ini yang akan diteliti adalah apa penyebab dan bagaimana strategi masyarakat multikultural di Nagari Koto Baru di Kecamatan Luhak Nan Duo Kabupaten Pasaman Barat menghindari konflik. Penyebab masyarakat multikultural di  Nagari Koto Baru di Kecamatan Luhak Nan Duo Kabupaten Pasaman Barat menghindari konflik disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor solidaritas dan faktor perkawinan. Solidaritas yang terbangun diantara berbagai suku meminimalkan kemungkinan terjadinya konflik. Dengan perkawinan, juga merupakan salah satu cara terhindar dari konflik. Sementara itu, strategi yang dilakukan oleh masyarakat Nagari Koto Baru dalam menghindari konflik adalah dengan cara melakukan suatu proses kerjasama, akomodasi dan asimilasi. Akomodasi yang merupakan upaya damai untuk mencapai penyelesaian dari suatu pertikaian dan asimilasi dengan jalan melakukan perkawinan antar sukubangsa yang satu dengan yang lain, disamping meningkatkan kerjasama, menjadi strategi yang jitu bagi masyarakat Nagari Koto Baru untuk menghindari konflik.
PERJUANGAN HAK EKOLOGIS KOMUNITAS PETANI Dian Kurnia Anggreta
Jurnal Ilmu Sosial Mamangan Vol 1, No 1 (2012): Jurnal Ilmu Sosial Mamangan
Publisher : Laboratorium Program Studi Pendidikan Sosiologi, STKIP PGRI Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (448.966 KB) | DOI: 10.22202/mamangan.v1i1.92

Abstract

Kerusakan lingkungan karena perilaku manusia mendatangkan permasalahan tidak hanya sebatas kerusakan, namun lebih jauh menimbulkan konflik antara pihak-pihak pelaku dengan korban kerusakan lingkungan. Tulisan ini mendeskripsikan konflik lingkungan yang terjadi antara keduanya. Konflik kerusakan lingkungan dalam tulisan ini melukiskan pertentangan antara Komunitas Petani Kelurahan Kampung Jua Nan XX dengan PT. Semen Padang. Konflik antara keduanya terutama mencakup perjuangan komunitas petani menuntut kekurangan hasil pertanian yang mereka alami sejak tahun 1985.
MOTIVASI DAN STRATEGI KELUARGA MISKIN NAGARI TALU, KAB. PASAMAN BARAT MELANJUTKAN PENDIDIKAN ANAK KE PERGURUAN TINGGI Cici Rahma Sari; Elvawati Elvawati; Dian Kurnia Anggreta
Jurnal Ilmu Sosial Mamangan Vol 2, No 2 (2013): Jurnal Ilmu Sosial Mamangan ( Not Accredited)
Publisher : LPPM Universitas PGRI Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (535.14 KB) | DOI: 10.22202/mamangan.v2i2.1371

Abstract

Poverty described as a lack of income to fulfill the basic necessities of life. One way to reduce poverty is education. Education is not only a means of forming human resources with high competitiveness, but expected to also determine the occurrence of various social changes. Poverty makes it difficult for people to get a better education. It’s caused by education cost is expensive in general, and not all parents are able to finance their child to studying. In Nagari Talu, 15% of poor parents send their children to college. This paper describes the motive and strategy of poor parents sent their children to college. This research was conducted with a qualitative approach and descriptive type. Informants were selected by proposive. Data collected through observation, interviews and study document. The result showing the parents motivation is to change the fate and environmental factors. The parents strategy is double living, assistance from extended family, borrowing and seek scholarships. Kemiskinan lazimnya digambarkan sebagai kekurangan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang pokok. Salah satu jalan untuk keluar dari kemiskinan adalah pendidikan. Pendidikan bukan saja sebuah alat pembentuk sumber daya manusia yang berdaya saing tinggi, melainkan diharapkan juga ikut menentukan terjadinya berbagai perubahan sosial. Namun kemiskinan membuat masyarakat sulit untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik. Hal ini dikarenakan biaya pendidikan pada umumnya mahal dan tidak semua orang tua mampu membiayai studi anaknya. Di Nagari Talu 15% orang tua menyekolahkan anaknya ke pergurun tinggi dengan kondisi kehidupan mereka miskin. Tulisan ini mendeskripsikan strategi orang tua miskin melanjutkan pendidikan anaknya ke perguruan tinggi. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif dan tipe deskriptif. Informan penelitian dipilih secara proposive. Dengan proses pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan studi dokumen. Penelitian menunjukkan bahwa motivasi orang tua dalam melanjutkan studi anaknya ke perguruan tinggi adalah untuk untuk merubah nasib dan faktor lingkungan. Adapun strategi yang digunakan orang tua meanjutkan studi anaknya keperguruan tinggi  adalah dengan pola nafkah ganda, bantuan dari keluarga luas, meminjam dan mengusahakan beasiswa.
Study of Student Community Movements Against the Development of a Geothermal Power Plant in Gunung Talang Dian Kurnia Anggreta; Gumilar Rusliwa Somantri; Semiarto Aji Purwanto
The Journal of Society and Media Vol. 6 No. 1 (2022): Understanding Communication on Media and Society Life
Publisher : Department of Social Science, Faculty of Social Science &Law, Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jsm.v6n1.p62-83

Abstract

This research aims to analyze the student community's resistance to developing geothermal power plants (in Indonesia, referred to as Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi, abbreviated as PLTP), analyze movement patterns, and assess the resistance movement's challenges. This study used qualitative research methods. Data were collected by interview, observation, and document study. According to the study's findings, the rejection movement began with local media coverage of police officers' coercive tactics to secure the activities of corporations conducting preliminary research at the project site. The student community perceives PLTP development activities as environmental injustice, even though the projects are ostensibly environmentally friendly. Patterns of rejection movements are carried out in three ways: 1) Disseminating information; 2) Employing provocative tactics (delivering criticism of environmental injustice and police repression through performing arts such as theatre, murals, short monologues, and poetry readings); and 3) Mobilizing public support (through campaigns in public spaces and using social media, to campaign for the potential impact of PLTP development). The roots of rejection are typically minimal because there is no apparent conflict of interest between students and the PLTP development business (in contrast to the local community as the affected party).
Sosialisasi Penanggulangan Kenakalan Remaja: Upaya Preventif pada Remaja Awal Nilda Elfemi; Yuhelna Yuhelna; Dian Kurnia Anggreta; Isnaini Isnaini; Erningsih Erningsih; Sarbaitinil Sarbaitinil
Jurnal Pendidik Indonesia (JPIn) Vol 5, No 2: Oktober 2022
Publisher : Yayasan Pendidikan Intan Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47165/jpin.v5i2.430

Abstract

Tulisan ini merupakan hasil kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat dengan sasaran kegiatan siswa SMP (remaja awal) tentang upaya penanggulangan kenakalan remaja. Fenomena kenakalan remaja yang terjadi di Sumatera Barat juga tidak jauh berbeda dengan apa yang terjadi di Kota-kota besar. Kenakalan remaja saat ini beragam, mulai dari membolos sekolah, kebut-kebutan di jalan, penyalahgunaan narkoba, perilaku seksual pranikah, perkelahian antar pelajar, dan lainnya. Persoalan kenakalan remaja sulit di akomodir oleh pihak sekolah karena tuntutan remaja yang begitu kompleks. Dibutuhkan kerja sama dari berbagai pihak (sinergi keluarga inti, keluarga luas, lembaga pendidikan, pemerintah, perguruan tinggi) dalam mengatasi kenakalan tersebut. Berbagai studi menunjukkan secara struktur, pihak tersebut berkontribusi dalam upaya preventif. Namun dalam artikel ini dinyatakan perlu pelibatan peer group memperkuat upaya preventif kenakalan remaja. Atas dasar ini, kami tim pelaksanaan kegiatan pengabdian pada masyarakat memberikan pemahaman kepada siswa tentang kenakalan remaja, sebagai upaya penyadaran untuk menghindari kenakalan remaja, serta membentuk remaja yang menjalankan fungsi kontrol dalam mencegah kenakalan remaja yang berpotensi dilakukan oleh kelompok sebaya. Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini memfokuskan pada siswa SMP N 2 Mungka, Kabupaten 50 Kota. Kegiatan ini dihadiri oleh siswa kelas 1, kelas 2, serta guru.
KONFLIK TANAH ULAYAT ANTARA KAMANAKAN MALAKOK VS NINIAK MAMAK SUKU TOBO DI NAGARI PADANG LAWEH, KEC. KOTO VII, KAB. SIJUNJUNG Welda Ningsih; Dian Kurnia Anggreta; Rinel Fitlayeni
Jurnal Mamangan Vol 2, No 1 (2013): Jurnal Ilmu Sosial Mamangan
Publisher : Laboratorium Program Studi Pendidikan Sosiologi, Universitas PGRI Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (554.678 KB) | DOI: 10.22202/mamangan.v2i1.1366

Abstract

Conflict of communal land between kamanakan malakok with niniak mamak in Tobo clan Nagari Padang Laweh, District Koto VII Sijunjung which in this conflict kamanakan malakok from areas Bukit Bual seeks to maintain in order to get the management rights of communal land that is the intersection of SMP 8 Nagari Padang Laweh which is the possession of niniak mamak Tobo tribe does not comply with the decision of niniak mamak. The approach used in this study is a qualitative research method and descriptive. The data collection is done by observation and in-depth interviews. Based on the results of research conducted, communal land conflicts caused by kamanakan malakok who worked and fence off communal land without the permission and niniak mamak Tobo Tribe resulting land conflict issues. While the forms of conflict resolution is performed by the deliberation and consensus between the two sides, the conflict is not resolved by the prince of the tribe resulted in the issue resolved through official institutions, namely guardian Nagari, the prince of the tribe and the latter through the police, after receiving the decision of the police.Konflik tanah ulayat antara kamanakan malakok dengan niniak mamak Suku Tobo di Nagari Padang Laweh, Kecamatan Koto VII Kabupaten Sijunjung yang mana di dalam konflik ini kamanakan malakok yang berasal dari daerah Bukit Bual berupaya mempertahankan supaya mendapatkan hak pengelolaan tanah ulayat yang ada simpang SMP 8 Nagari Padang Laweh yang merupakan kepunyaan dari niniak mamak suku Tobo dengan jalan tidak mematuhi keputusan dari niniak mamak. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan tipe deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan wawancara mendalam. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, konflik tanah ulayat disebabkan oleh kamanakan malakok yang menggarap dan memagari tanah ulayat tanpa seizin dan sepengatahuan niniak mamak Suku Tobo sehingga terjadi permasalahan konflik tanah. Sedangkan bentuk penyelesaian konflik dilakukan memalui musyawarah dan mufakat antara kedua belah pihak. Konflik yang tidak terselesaikan oleh penghulu suku mengakibatkan persoalan diselesaikan melalui lembaga resmi yaitu wali Nagari, penghulu suku dan terakhir melalui pihak kepolisian.