Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Analisis Kohesi Leksikal Lirik Lagu Mauliate Ma Inang : Kajian Wacana Struktur Saragi, Mery Grace Jenita; Siallagan, Intan Putri; Pasaribu, Niken Kirey; Sinulingga, Jekmen
Kompetensi : Jurnal Pendidikan dan Humaniora Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNIBA Vol 16 No 2 (2023): Kompetensi
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Balikpapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36277/kompetensi.v16i2.194

Abstract

Dalam artikel ini akan membahas tentang analisis wacana struktural yang terdapat pada sebuah lagu berbahasa Batak Toba dengan judul Mauliate Ma Inang yang diciptakan oleh seorang musisi Batak bernama Tagor Tampubolon. Lagu ini bercerita tentang ungkapan terima kasih anak kepada ayah dan ibunya atas segala pengorbanan yang diberikan demi kesuksesan anak-anaknya. Analisis wacana dalam lagu ini berfokus pada pembahasan untuk menetapkan kohesi-kohesi leksikal apa saja yang terkandung dalam lagu Batak Mauliate Ma Inang dengan menggunakan metode penelitian kulitatif deskriptif dengan data bersumber dari YouTube. Hasil dari penelitian ini ditemukan adanya kohesi leksikal yaitu 1) repetisi yang terdiri dari (1) Repetisi tautotes meliputi kalimat Ditaon ho do udan lasni ari  dan Lao manomu ari na naeng ro. (2) Repetisi epistrofa meliputi kalimat Dang boi tarbalos au dan kalimat Nang sipata salah au. (3) Repetisi utuh meliputi kalimat  Mauliate ma inang dan Mauliate Ma Amang,  2) sinonim (persamaan) meliputi kata dainang bersinonim dengan inang; kata anak bersinonim dengan kata gelleng, 3) antonim (lawan kata) meliputi kata udan >< lasni ari, inang><amang, 4) hiponim meliputi kata anak, gelleng, inang, amang, dan 5) ekuivalensi (kesepadanan) meliputi kata gellengmi dan gellengmon.
Kearifan Lokal Rumah Adat Karo Si Sepuluh Dua Jabu di Desa Lingga Kabupaten Karo Sinulingga, Jekmen; Pasaribu, Niken Kirey; Sihombing, Patar Kristian; Simamora, Devina C; Silaban, Immanuel
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 9 No. 2 (2025): Agustus
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jptam.v9i2.27895

Abstract

Dengan menggunakan teori kearifan lokal Robert Sibarani, penelitian ini bertujuan untuk mengungkap kearifan lokal yang terkandung dalam simbol-simbol Rumah Adat Karo Si Sepuluh Dua Jabu di Desa Lingga, Kabupaten Karo. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif dengan melakukan wawancara dengan orang-orang yang memahami nilai-nilai budaya Karo, terutama yang berkaitan dengan Rumah Adat Si Sepuluh Dua Jabu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Rumah Adat Si Sepuluh Dua Jabu mengandung nilai-nilai kearifan lokal yang menciptakan kedamaian dan kemakmuran bagi masyarakat Karo. Sembilan elemen utama kearifan lokal ditemukan: (1) Rasa syukur, yang ditunjukkan oleh ornamen Beraspati ni Taneh sebagai tanda perlindungan spiritual; (2) Kesopansantunan, yang ditunjukkan oleh desain Pintu Jabu yang mengajarkan penghormatan dan kerendahan hati; (3) Kerukunan dan penyelesaian konflik, yang terlihat dalam penggunaan bersama Daliken atau tungku; (4) Kesetiakawanan sosial, yang terlihat dalam gotong royong masyarakat saat mendirikan rumah adat, seperti pemasangan Sendi; (5) Pelestarian dan kreativitas budaya, yang terlihat dalam ornamen Ayou yang mengabadikan cerita rakyat seperti cerita Beru Ginting; (6) Peduli lingkungan, yang terlihat dari penggunaan atap ijuk sebagai bahan alami yang ramah lingkungan. Menurut penelitian ini, simbol-simbol di Rumah Adat Si Sepuluh Dua Jabu memiliki tujuan selain tujuan estetika dan struktural, tetapi juga berisi nilai-nilai filosofis dan moral yang menjadi pedoman bagi masyarakat Karo dalam hidup mereka. Kearifan lokal ini sangat penting untuk membangun masyarakat yang harmonis, bertanggung jawab, dan selaras dengan alam dan sesama manusia. Diharapkan jurnal ini akan membantu dalam pelestarian budaya lokal dan memberikan inspirasi untuk penelitian tentang kearifan lokal di tempat lain.
Tradisi Mangupa-Upa Pada Masyarakat Batak Toba Tampubolon, Flansius; Pasaribu, Niken Kirey; Aritonang, Rebecca Saulina
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 8 No. 2 (2024)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian berikut bertujuan untuk mendeskripsikan apa itu tradisi mangupa-upa pada masyarakat Batak Toba dengan menggunakan teori tradisi lisan. Melalui metode deskriptif kualitatif, penelitian ini menjelaskan teks, koteks, dan konteks dalam upacara mangupa-upa untuk memahami makna dan fungsi tradisi ini dalam kehidupan masyarakat Batak Toba. Teks dalam tradisi mangupa-upa meliputi doa-doa, nasihat, dan pujian yang diucapkan oleh para tetua adat, yang mengandung pesan-pesan moral dan spiritual. Koteks mencakup elemen-elemen fisik seperti makanan khas, sesaji, dan tata cara pelaksanaan upacara yang memperkaya dimensi simbolik dari mangupa-upa. Konteks mencakup latar belakang sosial dan budaya di mana upacara ini berlangsung, menunjukkan peran penting tradisi mangupa-upa dalam memperkuat ikatan sosial dan spiritual masyarakat Batak Toba. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tradisi mangupa-upa tidak hanya berfungsi sebagai sarana untuk memberikan restu dan dukungan moral, tetapi juga sebagai medium untuk mentransmisikan nilai-nilai adat dan memperkuat identitas budaya Batak Toba. Penelitian ini memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana tradisi lisan dapat dipertahankan dan diwariskan dalam masyarakat, serta pentingnya pelestarian tradisi budaya dalam era modern.
Legenda Nauli Basa di Kecamatan Silahisabungan Kajian Sosiolinguistik Sinulingga, Jekmen; Naibaho, Dewes Agustina; Pasaribu, Niken Kirey; Aritonang, Rebecca Saulina; Entelina, Santi Monica
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 8 No. 2 (2024)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam artikel ini penulis menganalisis Legenda Nauli Basa pada masyarakat Batak Toba yang ada di daerah kecamatan Silahisabungan Sumatera Utara. Tujuan dari penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan nilai-nilai karakter yang terdapat pada cerita legenda melalui pendekatan sisiologi sastra. Legenda didefinisikan sebagai suatu cerita yang berkembang dalam masyarakat yang diwariskan secara lisan. Legenda ini bercerita tentang awal mula adanya tempat sakral yang dikenal dengan nama Nauli Basa. Analisis legenda ini berfokus pada pembahasan unsur-unsur intrinsik dan nilai-nilai sosial yang ditemukan dalam cerita dengan menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif untuk menganalisis masalah dalam penelitian dengan data yang diperoleh dari wawancara narasumber atau dikenal dengan teknik penelitian lapangan. Hasil dari penelitian dengan teori sosiosastra ini ditemukan tema, alur, latar, tokoh dan penokohan, amanat, juga nilai-nilai sosial yaitu nilai religius dan nilai moral yang terdiri dari nilai kesopanan, kejujuran, tanggung jawab. Artikel ini memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana Legenda Nauli Basa dapat dipertahankan dan diwariskan dalam masyarakat.
Legenda Simanampang di Kecamatan Silahisabungan Kajian Kearifan Lokal Naibaho, Dewes Agustina; Pasaribu, Niken Kirey; Sitorus, Oliviya Sera; Simamora, Devina C; Sibarani, Tomson; Sinulingga, Jekmen
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 8 No. 3 (2024)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini menganalisis legenda Simanampang yang berasal dari daerah Silahisabungan, Batak Toba. Legenda ini mengisahkan asal mula tempat suci bernama Simanampang yang memiliki nilai historis dan budaya penting dalam kehidupan masyarakat setempat. Menggunakan pendekatan penelitian kualitatif deskriptif, penelitian ini bertujuan untuk mengungkap nilai-nilai budaya dan kearifan lokal yang terkandung dalam legenda, serta menilai perannya dalam membentuk identitas masyarakat Batak Toba. Analisis terhadap legenda Simanampang menunjukkan bahwa legenda ini penuh dengan nilai-nilai luhur, seperti rasa syukur, pola pikir positif, komitmen, kerukunan, penyelesaian konflik, kesetiakawanan sosial, kejujuran, kesopansantunan, kepedulian terhadap lingkungan, pelestarian budaya, kreativitas, pengelolaan gender, gotong royong, kesehatan, pendidikan, disiplin, dan kerja keras. Penelitian ini juga membahas bagaimana legenda Simanampang tidak hanya menjadi bagian dari warisan budaya, tetapi juga pedoman moral yang relevan di berbagai aspek kehidupan masyarakat. Strategi untuk mempertahankan dan mewariskan legenda ini, seperti melalui pendidikan, revitalisasi tradisi, dan dokumentasi budaya, diulas sebagai upaya agar kearifan lokal tetap hidup di tengah arus globalisasi. Dengan memahami dan melestarikan legenda ini, masyarakat diharapkan dapat memperkuat identitas budaya mereka sekaligus menjaga nilai-nilai tradisi yang menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Penelitian ini memberikan kontribusi penting terhadap pelestarian budaya dan pembangunan berbasis kearifan lokal.
Norma dan Etika dalam Marhata Sinamot pada Pernikahan Batak Toba Naibaho, Dewes Agustina; Pasaribu, Niken Kirey; Sihombing, Patar Kristian; Tampubolon, Flansius
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 8 No. 3 (2024)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Marhata Sinamot adalah salah satu tradisi penting dalam pernikahan adat Batak Toba yang berfungsi sebagai forum diskusi formal antara keluarga calon pengantin pria dan wanita untuk mencapai kesepakatan terkait pelaksanaan pernikahan, terutama mengenai mahar (sinamot). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tahapan, norma, dan etika yang terkandung dalam tradisi Marhata Sinamot. Dengan menggunakan metode deskriptif melalui wawancara mendalam, observasi langsung, dan studi literatur, penelitian ini menemukan bahwa setiap tahapan dalam Marhata Sinamot dari Marhori-hori dingding, Marhusip, hingga Pasahat Sinamot mengandung norma kesopanan, keadilan, keterbukaan, dan penghormatan, serta etika komunikasi, kejujuran, dan kebersamaan. Tradisi ini tidak hanya merupakan praktik adat, tetapi juga representasi nilai-nilai luhur masyarakat Batak Toba yang tetap relevan dalam menjaga keharmonisan sosial di tengah perubahan zaman. Marhata Sinamot memperlihatkan bagaimana adat dan budaya mampu menjadi pengikat sosial serta simbol identitas budaya yang kokoh.