Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

ANALISIS SEMIOTIKA PADA ULOS HARUNGGUAN MUARA Parasian, Nehemia Anugrah; Sinulingga, Jekmen; Sinaga, Warisman
Kompetensi : Jurnal Pendidikan dan Humaniora Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNIBA Vol 17 No 1 (2024): Kompetensi
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Balikpapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36277/kompetensi.v17i1.215

Abstract

UHM merupakan salah satu ulos etnik Batak Toba. Ulos yang berasal dari Muara ini memiliki motif yang tergabung dari motif ulos yang dimiliki oleh etnik Batak Toba dan komodifikasi dilakukan sebagai pengembangan dari ulos ini. UHM memiliki kain dengan motif yang terinspirasi dari kehidupan masyarakat Batak Toba yang hidup di sekitar Danau Toba. Motif ini memiliki arti yang sangat penting bagi masyarakat Batak Toba, karena melambangkan keberanian dan semangat juang untuk menghadapi berbagai rintangan dan tantangan dalam hidup. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk simbol, fungsi, makna yang terdapat pada UHM dan mendeskripsikan komodifikasi yang terdapat pada UHM. Teori yang digunakan dalam menganalisis data merupakan teori semiotika yang dikemukakan oleh Charles Sanders Peirce dan teori komodifikasi yang dikemukakan oleh Mosco. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan sumber data penelitian dihasilkan dari penelitian lapangan dan penelitian sekunder. Pada penelitian ini ditemukan hasil simbol, yakni 22 bentuk simbol motif antara lain: topi, simarpusoran, ragi ambasang, bolean, suri suri, hait masusang, maratur, bola bola anduri, pucca, sibolang, ragi hotang, pinunsaan, ragi singkam, mangiring, situtur, ragi hidup, runjat, suri suri sanggar, gatip gatip, sibolang maranak, maratur toba, dan sitolu tuho. Dari hasil penelitian terhadap fungsi simbol, ditemukan 2 fungsi, yakni: (1) fungsi simbolis dan (2) fungsi praktis. Berdasarkan maknanya, ditemukan 2 makna, yakni: (1) makna konotasi dan (2) makna denotasi, serta komodifikasi yang terdapat yakni: (1) komodifikasi fungsi dan penggunaan UHM dan (2) komodifikasi fungsi dan bentuk UHM.
Analisis Reduplikasi pada Puisi Liburan Sekolah Karya Joko Pinurbo Parasian, Nehemia Anugrah; Rizal, Billy Affandie; Nasution, Khairina; Deliana, Deliana; Widayati, Dwi
Aksara: Jurnal Bahasa dan Sastra Vol 25, No 2 (2024): Aksara: Jurnal Bahasa dan Sastra
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/aksara/v25i2.pp751-759

Abstract

Reduplication is the process of repeating a grammatical form, either fully or partially, whether with phoneme variation or not. The purpose of this research is to describe the forms of reduplication found in the poem School Vacation by Joko Pinurbo. The method used in this research is descriptive qualitative with data collection techniques (1) collecting data; (2) selecting data; and (3) categorizing data. The data analysis method in this research is as follows: data reduction, data presentation, and conclusion and verification. The results show that there are four types of reduplication in the poem Liburan Sekolah by Joko Pinurbo, including: (1) full reduplication, such as jalan-jalan, pelan-pelan, henti-henti, malam-malam, remang-remang, ketawa-ketawa, kepingan-kepingan, cari-cari, duduk-duduk, kata-kata, diam-diam, buku-buku, lelaki; (2) partial reduplication, such as berangsur-angsur, memecah-mecah, kenang-kenangan, melihat-lihat, membuka-buka, berdenyit-denyit, dibuat-buat, dikoyak-koyak; (3) reduplication of affixation, namely disipit-sipitkan; and (4) reduplication of phoneme change, namely seluk-beluk.Keywords: linguistic analysis, reduplication, morphology, poetry, joko pinurbo
Ecolexicon of Medicinal Plants in the Local Knowledge System of the Batak Toba Community Parasian, Nehemia Anugrah; Lubis, Tasnim
Tradition and Modernity of Humanity Vol. 5 No. 2 (2025): May
Publisher : TALENTA Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32734/tmh.v5i2.21675

Abstract

This study examines the ecolexicon of medicinal plants in the local knowledge system of the Toba Batak people, as part of an effort to preserve the regional language and culture. Using a qualitative ethnographic approach, data were collected through interviews and documentation of native speakers who have traditional knowledge of medicinal plants. The results of the study revealed 20 types of medicinal plants known and utilized by the Batak Toba people, consisting of three main categories: leaves, fruits, and rhizomes. Each plant has a local name that reflects the biological, ideological, and sociological aspects of the speaker community. This lexicon not only reflects the ecological relationship between humans and nature, but also stores cultural values, mythology, and traditional healing practices that are passed down from generation to generation. This study emphasizes the importance of ecolexicon documentation as a form of preserving local knowledge and revitalizing endangered regional languages.
ANALISIS X-BAR PADA KONSTRUKSI PASIF BAHASA BATAK TOBA Parasian, Nehemia Anugrah; Mulyadi, Mulyadi
Stilistika : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Seni Vol. 13 No. 2 (2025): Stilistika: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Seni
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia dan Daerah Universitas PGRI Mahadewa Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59672/stilistika.v13i2.4542

Abstract

Konstruksi pasif adalah kalimat dengan subjek yang menerima tindakan dari pelaku. Dalam konstruksi pasif, fokus kalimat beralih dari pelaku aksi ke objek yang menerima aksi tersebut. Selain itu, subjek gramatikal mengekspresikan pasien atau tema dari kata kerja utama. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menggambarkan konstruksi pasif yang terdapat pada bahasa Batak Toba. Konstruksi pasif dalam bahasa Batak Toba menggambarkan bagaimana seseorang atau sesuatu mengalami suatu peristiwa akibat sebab tertentu. Analisis ini memperjelas struktur kalimat, khususnya perbedaan antara subjek dan objek dalam kalimat pasif. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif untuk mendeskripsikan fenomena dalam konteks alamiah. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, observasi, dan focus group discussion (FGD). Pemilihan metode ini digunakan untuk memberikan deskripsi yang cermat dan detail. Hasil analisis data disajikan dengan teknik urai, yaitu memilah atau mengurai konstruksi secara spesifik. Pada penelitian ini, ditemukan hasil bahwa konstruksi pasif yang terdapat pada bahasa Batak Toba terdiri atas tiga jenis, yaitu: (1) pasif kanonis; (2) pasif pengedepanan objek; dan (3) pasif bentuk lain.
Analisis Suprasegmental Penutur Laki-Laki dan Perempuan pada Kalimat Imperatif Bahasa Batak Toba Parasian, Nehemia Anugrah; Adipati, M Yus; Syarfina, Tengku; Erwina, Emmy
Aksara: Jurnal Bahasa dan Sastra Vol 26, No 1 (2025): Aksara: Jurnal Bahasa dan Sastra (in procces)
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/aksara/v26i1.pp252-264

Abstract

Suprasegmentals are language sounds that accompany phonemes, which can be in the form of sound pressure, length-shortness, and sound vibrations associated with speech segments. Suprasegmentals in this study includes the frequency, intensity, and duration of the sounds produced. This study aims to analyze the differences in frequency, intensity, and duration of the sounds produced by male and female speakers in pronouncing Toba Batak imperative sentences, namely: “beta hita tu topi tao!” which means ‘let's go to the lakeside!’. This research method uses an instrumental approach by maximizing Praat software in analyzing frequency, intensity, and duration. The population and sample taken in this study is the voice of one native male and female speaker. The results of the analysis of this study show, namely: (1) the frequency of male speakers' voices is lower than female speakers; (2) the intensity of male speakers' voices is smaller than female speakers; and (3) the duration of male speakers' voices takes longer than female speakers to say the sentence. From this research, it can be seen that male and female voice differences have relevance to suprasegmental because both focus on the nonsegmental aspects of language, which play an important role in verbal communication.Keywords: suprasegmentals, frequency, duration, intensity
ANALISIS TEKS, KOTEKS, DAN KONTEKS TRADISI SANGKE HUDALI MASYARAKAT BATAK TOBA Parasian, Nehemia Anugrah; Situmorang, Hamzon
Bahtera Indonesia Jurnal Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/bi.v10i2.1020

Abstract

Tradisi sangke hudali adalah kegiatan ucapan syukur atas hasil panen yang melimpah bagi masyarakat Batak Toba. Tradisi ini telah diwariskan secara turun-temurun dan secara harfiah, sangke hudali memiliki arti "cangkul gantung", yang berarti bahwa orang telah menanam padi di ladang, dan mereka menyimpan alat pertanian mereka, yang berarti masa tanam padi telah berakhir. Metode pada penelitian ini menggunakan metode etnografi dengan tujuan untuk menggambarkan kebudayaan dari sudut pandang pemilik kebudayaan tersebut. Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan perekaman, pendokumentasian dan kepustakaan. Analisis data pada penelitian ini, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Hasil yang ditemukan pada penelitian ini adalah (1) teks dalam tradisi sangke hudali memiliki makna ucapan syukur kepada Sang Pencipta; (2) koteks yang terkandung adalah unsur proksemik di antara penutur; dan (3) konteks yang terdapat adalah sosial dan situasi. Sementara itu, nilai kearifan lokal yang terdapat pada tradisi ini, yaitu kearifan lokal yang mendatangkan kesejahteraan dan kedamaian.
Cultural values orientation in the movie “The Architecture of Love” Parasian, Nehemia Anugrah; Perangin-angin, Alemina Br.
Priviet Social Sciences Journal Vol. 5 No. 9 (2025): September 2025
Publisher : Privietlab

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55942/pssj.v5i9.583

Abstract

This research is entitled Cultural Value Orientation in the Movie “The Architecture of Love.” This research aims to represent cultural values in the film based on Kluckhohn's view that cultural value orientation is divided into five categories: human nature, man nature, time, activity, and relational. This research used a descriptive qualitative approach. Data collection techniques were carried out through observation, documentation, and literature studies. Data analysis was performed by observing the film from beginning to end, focusing on the cultural values of Kluckhohn's thoughts, namely, scenes and dialogues in the film The Architecture of Love that represent cultural values. Based on data analysis, five data were found including human nature, five data were man nature orientation, four data were time orientation, four data were activity orientation, and four data were relational orientation. The film represents complex and interrelated cultural values, reflecting the dynamics of human life in a modern context. Using Kluckhohn’s cultural value analysis approach, this movie reveals how individuals deal with trauma, rebuild themselves, and establish relationships within the framework of certain cultural values.