Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Kepadatan dan Keanekaragaman Avifauna di Taman Hutan Raya (Tahura) Banten: Analisis dengan Metode Point Count Haryandi, Yopi; Fatriani, Rizka; Nugraheni, Latif Sofiana; Mukhoyyaroh, Qiswatun; Utami, Noviani
MAXIMUS: Journal of Biological and Life Sciences Vol. 3 No. 1 (2025)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM), Institut Teknologi Sumatera, Lampung Selatan, Lampung, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35472/maximus.v3i1.2148

Abstract

Birds play a crucial ecological role in maintaining forest ecosystem balance. However, environmental changes and anthropogenic pressures can affect bird population density and diversity in a given area. This study aims to identify the population density and diversity of birds in Banten Grand Forest Park. Data collection was conducted on June 22–23, 2024, using the Point Count method at five observation points within the Tahura Banten area. Observations were carried out in the morning (06:00–10:00 WIB) and in the afternoon (15:00–18:00 WIB). Population density was analyzed using the formula D = N/A, while bird diversity was assessed using the Shannon-Wiener Index. The results recorded 95 individual birds, classified into 25 species and 16 families. The Black-capped Babbler (Pellorneum capistratum) and the Common Iora (Aegithina tiphia) were the species with the highest density, reaching 2.55 individuals per hectare. The Shannon-Wiener Index calculation yielded a value of H’ = 3.03, indicating a high level of species diversity in the study area. These findings suggest that Tahura Banten remains an important habitat for various bird species. This study highlights the importance of forest ecosystem conservation in Banten Grand Forest Park to ensure the sustainability of bird populations and biodiversity in the region. Keywords: Population density, bird diversity, Point Count, Tahura Banten, conservation
Kepadatan Populasi Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) di Tahura Banten Nugraheni, Latif Sofiana; Haryandi, Yopi
MAXIMUS: Journal of Biological and Life Sciences Vol. 3 No. 1 (2025)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM), Institut Teknologi Sumatera, Lampung Selatan, Lampung, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35472/maximus.v3i1.2149

Abstract

Taman Hutan Raya (Tahura) Banten memiliki potensi yang tinggi dalam hal ekonomi maupun ekologi. Kekhasan ekosistem ini membuat tingginya keanekaragaman flora dan fauna pada kawasan tersebut. Salah satu fauna mamalia yang biasa ditemui di kawasan ini adalah Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis). Fungsi ekologi keberadaan Macaca fascicularis diantaranya sebagai agen penyemai dan penyebar biji tanaman serta menjadi pengendali populasi serangga. Namun jika populasi tidak terkendali maka akan berdampak pada keseimbangan ekosistem khususnya mempengaruhi perilaku Macaca fascicularis menjadi agresif dan kecenderungan dianggap hama. Oleh karenanya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepadatan populasi Macaca fascicularis dikawasan Tahura Banten. Analisis data populasi menggunakan persamaan King’s method yang kemudian dianalisis secara deskriptif. Hasil pengamatan ditemukan dua kelompok Macaca fascicularis, dimana estimasi populasi tertinggi ditemukan pada kelompok 1 di lokasi Blok Pemanfaatan yaitu 47,8 individu/ha dengan kepadatan populasi sebesar 4,78 individu/ha. Sedangkan, estimasi populasi yang paling sedikit ditemukan pada kelompok 2 di lokasi sekitar area Curug Putri sebesar 28,9 individu/ha dengan kepadatan populasinya 2,89 individu/ha. Dari hasil analisa tersebut ditemukan bahwa Macaca fascicularis banyak ditemui di area yang memiliki keanekaragaman jenis tumbuhan tinggi dan area yang minim perjumpaan dengan manusia. Oleh karena itu, penelitian mengenai jumlah populasi Macaca fascicularis ini diharapkan menjadi informasi penting, sehingga dapat digunakan untuk memantau dan mengelola populasi Macaca fascicularis dikawasan Tahura Banten. Kata kunci : Taman Hutan Raya (Tahura) Banten memiliki potensi yang tinggi dalam hal ekonomi maupun ekologi. Kekhasan ekosistem ini membuat tingginya keanekaragaman flora dan fauna pada kawasan tersebut. Salah satu fauna mamalia yang biasa ditemui di kawasan ini adalah Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis). Fungsi ekologi keberadaan Macaca fascicularis diantaranya sebagai agen penyemai dan penyebar biji tanaman serta menjadi pengendali populasi serangga. Namun jika populasi tidak terkendali maka akan berdampak pada keseimbangan ekosistem khususnya mempengaruhi perilaku Macaca fascicularis menjadi agresif dan kecenderungan dianggap hama. Oleh karenanya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepadatan populasi Macaca fascicularis dikawasan Tahura Banten. Analisis data populasi menggunakan persamaan King’s method yang kemudian dianalisis secara deskriptif. Hasil pengamatan ditemukan dua kelompok Macaca fascicularis, dimana estimasi populasi tertinggi ditemukan pada kelompok 1 di lokasi Blok Pemanfaatan yaitu 47,8 individu/ha dengan kepadatan populasi sebesar 4,78 individu/ha. Sedangkan, estimasi populasi yang paling sedikit ditemukan pada kelompok 2 di lokasi sekitar area Curug Putri sebesar 28,9 individu/ha dengan kepadatan populasinya 2,89 individu/ha. Dari hasil analisa tersebut ditemukan bahwa Macaca fascicularis banyak ditemui di area yang memiliki keanekaragaman jenis tumbuhan tinggi dan area yang minim perjumpaan dengan manusia. Oleh karena itu, penelitian mengenai jumlah populasi Macaca fascicularis ini diharapkan menjadi informasi penting, sehingga dapat digunakan untuk memantau dan mengelola populasi Macaca fascicularis dikawasan Tahura Banten.
Caffeine Molecular Target Identification and Protein Interaction Analysis in Alzheimer's Disease Fatriani, Rizka; Haryandi, Yopi; Khairani, Iffa Afiqa; Anisa, Hida Arliani Nur
MAXIMUS: Journal of Biological and Life Sciences Vol. 3 No. 1 (2025)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM), Institut Teknologi Sumatera, Lampung Selatan, Lampung, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35472/maximus.v3i1.2143

Abstract

Caffeine is known to have various biological effects, including its potential to modulate the central nervous system. This study aims to identify the molecular targets of caffeine and explore their relationship with Alzheimer's disease using a bioinformatics approach. The methods used include target prediction using SwissTargetPrediction and SuperPred, target relationship analysis with disease through the DAVID database, protein interaction exploration and enrichment analysis using STRING-DB, and network analysis using Cytoscape. The results showed that from the total targets obtained, there were 20 overlapping targets related to Alzheimer's. Protein interaction analysis revealed 17 nodes with 32 significant interactions, which provide insight into the molecular pathways that caffeine can manipulate in the context of neuroprotection. These findings are in line with various studies showing that caffeine consumption is associated with a reduced risk of Alzheimer's through modulation of the nervous system and inflammation.
Goldfish Ethnozoology in Kasepuhan Citorek as Biology Learning Content Utami, Noviani; Nugraheni, Latif Sofiana; Aini, Qurotul; Ridwan, Iwan; Haryandi, Yopi
International Journal of Biology Education Towards Sustainable Development Vol 5, No 1 (2025)
Publisher : Gemilang Maju Publikasi Ilmiah (GMPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53889/ijbetsd.v5i1.429

Abstract

Indonesia has a diverse range of freshwater fish species, making it possible for people to cultivate them. Goldfish are among the most economically valued freshwater fish species. Goldfish can be cultivated traditionally, as demonstrated by the indigenous people of Kasepuhan Citorek Lebak, Banten Province, who continue to practice traditional natural resource management. This project aimed to investigate goldfish farming utilizing an ethnozoological strategy to develop goldfish potential in the Kasepuhan Citorek and use it as the biology learning content. This study has been conducted in January 2024. Data were gathered through observation, in-depth interviews, and document analysis. Data analysis is carried out in a systematic manner using the triangulation technique. The results of the study found that the process of cultivating Sinyonya and Kumpai goldfish types in the Kasepuhan Citorek area still follows the customs for generations by utilizing the surroundings and can be used as the learning content in biology learning for grade ten senior high school in the basic competencies of biodiversity and ecosystem studies. Goldfish are kept in cages along the river. Kijing and rice field snails constitute 90% of their daily diet. The spawning process of one female with three or four male goldfish on the rice field can be harvested eight months later. Goldfish farming gives considerable economic benefits to the indigenous inhabitants of Kasepuhan Citorek.The uniqueness of goldfish cultivation in Kasepuhan Citorek,  it can be concluded that this study can be recommended used as a biology learning content of ecosystem and biodiversity studies in senior high school level.
KEANEKARAGAMAN FAUNA DI TAMAN KEANEKARAGAMAN HAYATI CILEGON PT. CHANDRA ASRI Marianingsih, Pipit; Mahrawi, Mahrawi; Haryandi, Yopi; Cahyani, Adira; Octoviani, Riesta; Nurrohmah, Syifa; Nugraha, Laili Sabta; Karahayon, Yoseph Sugiharto; Febrio, Eren Putra
Bioma Vol. 19 No. 1 (2023): Bioma
Publisher : LPPM Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/Bioma19(1).4

Abstract

The establishment of Taman Kehati Asri by PT Chandra Asri is a form of protection of biodiversity to improve the quality of biodiversity, including fauna. The existence of fauna is very important in ecosystem activities because fauna is a consumer in the food pyramid. If a population decreases, it will have a negative impact on the continuity of food webs and hinder the flow of energy cycle. This study aimed to identify the diversity of fauna in the Taman Kehati Asri area of PT. Chandra Asri Petrochemical, in Gunung Sugih Village, Ciwandan District, Cilegon City, Banten. The research was conducted in October 2022. The methods used were point count and cruise method. Based on the research results, it was found that there were 37 species of fauna belonging to 4 classes, namely birds, mammals, herpetofauna and insects. The result of total species diversity index was 2.98 which was categorized as in the medium category. Furthermore, the fauna dominance index was 0.075 which indicated that one or several species of fauna were not dominated in that area.
Inventarisasi Avifauna Di Kawasan Ekowisata Desa Malasari Taman Nasional Gunung Halimun Salak Widiya, Yayu; Rafik, Muhammad; Az Zahra, Intan; Ramdhani, Hadiyati Adilla; Rifdah, Assyifa; Nazulfah, Indah; Amelia, Lisa; Kholifah, Nurul; Humairoh, Mamai; Oktaviani, Haifah Dwi; Pratama, Tania Lingga; Lestari, Triana Yuni; Magdalena, Magdalena; Komariah, Siti; Saraswati, Diah Ayu; Elisabeth, Febriyani; Basyuni, Maftuh; Haryandi, Yopi; Dewi, Nurul Aulia
Bioma : Berkala Ilmiah Biologi Vol. 25, No 1, Tahun 2023
Publisher : Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/bioma.25.1.38-48

Abstract

Salah satu hutan hujan tropis yang ada di Indonesia adalah Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS). Hutan hujan tropis ini menjadi salah satu kawasan hutan hujan terluas di Jawa Barat. Kondisi alam yang masih asri dan alami merupakan habitat yang relevan bagi kehidupan avifauna. Terdapat 204 jenis burung yang ada di TNGHS, 90 jenis diantaranya merupakan burung yang menetap dan 35 jenis termasuk jenis burung endemik di Jawa, salah satunya burung Elang Jawa (Nisaetus bartelsi). Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai keanekaragaman jenis burung (avifauna) yang ada di Taman Nasional Gunung Halimun Salak, tepatnya pada jalur interpretasi dari Cikaniki – Citalahab. Metode yang digunakan pada penelitian ini, yaitu metode point count. Metode ini dilakukan dengan cara berjalan menuju tempat tertentu, lalu menandai tempat tersebut dan selama waktu kurang lebih 10 menit catat semua jenis yang dijumpai beserta jumlahnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukan 49 jenis burung yang ada di Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Kata Kunci:  Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Avifauna, Burung, Inventarisasi, Keanekaragaman
Exploration of Herpetofauna Diversity in Banten Forest Park as a Basis for Biodiversity Information Haryandi, Yopi; Nugraheni, Latif Sofiana
MAXIMUS: Journal of Biological and Life Sciences Vol. 3 No. 2 (2025): October 2025
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM), Institut Teknologi Sumatera, Lampung Selatan, Lampung, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35472/maximus.v3i2.2457

Abstract

The Banten Forest Park is the only conservation area in Banten managed by the local government and possesses significant potential for high herpetofaunal diversity. This study aimed to document the diversity and composition of herpetofaunal species within the park. Data were collected using the Visual Encounter Survey (VES) method combined with exploratory techniques, conducted from June 22 to 23, 2024. A total of 43 individuals representing nine species, seven genera, six families, and three orders (Squamata, Serpentes, and Anura) were recorded. The Squamata order was the most dominant, comprising the families Agamidae, Gekkonidae, Scincidae, and Varanidae, with Sphenomorphus sanctus and Eutropis multifasciata identified as the most abundant species. All recorded species are categorized as Least Concern by the IUCN and are not listed as protected under Indonesian wildlife regulations. The Shannon–Wiener diversity index (H’ = 1.75) indicates a moderate level of species diversity. The findings collectively demonstrate that the habitat within Banten Forest Park maintains adequate ecological integrity to support a diverse community of reptiles and amphibians, underscoring the importance of conserving habitat heterogeneity in tropical lowland ecosystems.