Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Kajian Perilaku Penderita DBD Terhadap Penggunaan Lotion Antinyamuk, 3M, Dan Pengelolaan Sampah Di Puskesmas Sukadana Lampung Timur Purwaningtyas, Stefhanie; Helmy, Helina; Kadarusman, Haris; Barus, Linda; Masra, Ferizal
MIDWIFERY JOURNAL Vol 5, No 2 (2025): Volume 5 No 2 Juni 2025
Publisher : Universitas Malahayati Bandar Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mj.v5i2.21077

Abstract

Pendahuluan: Industri mebel kayu merupakan salah satu sektor usaha yang berkembang di Indonesia dan berkontribusi dalam menyediakan lapangan kerja serta meningkatkan perekonomian masyarakat. Namun, di balik pertumbuhannya, sektor ini menyimpan potensi risiko terhadap kesehatan lingkungan kerja, terutama akibat paparan suhu tinggi dan faktor fisik lainnya yang dapat memengaruhi kesehatan serta produktivitas pekerja.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi kebisingan dan suhu di lingkungan kerja tiga industri mebel kayu yang berada di Kecamatan Sukarame, Kota Bandar Lampung, serta menilai kesesuaiannya dengan standar kesehatan lingkungan kerja.Metode Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data primer diperoleh melalui observasi langsung menggunakan alat Sound Level Meter dan Thermohygro Meter, serta wawancara terhadap pekerja dan pengelola industri. Data sekunder diperoleh dari studi literatur dan dokumen pendukung lainnya.Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu lingkungan kerja di ketiga industri melebihi ambang batas kenyamanan kerja yang ditetapkan, yaitu di atas 30°C. Sementara itu, tingkat kebisingan di ketiga industri masih berada di bawah Nilai Ambang Batas (NAB) 85 dBA, sehingga tidak melebihi ambang yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran.Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa meskipun tingkat kebisingan masih dalam kategori aman, suhu kerja di industri mebel kayu di Kecamatan Sukarame belum memenuhi standar kenyamanan. Diperlukan upaya pengendalian suhu melalui perbaikan ventilasi dan peningkatan kesadaran pekerja terhadap pentingnya penggunaan alat pelindung diri (APD). Kata Kunci: Kebisingan, Suhu, Industri Mebel, Kesehatan Kerja, Lingkungan Kerja.
Kajian Time Series TB.Paru BTA(+) di Bandar Lampung Tahun 2021-2030 Helmy, Helina; Usmann, Sarip; Sujito, Enro
MIDWIFERY JOURNAL Vol 5, No 2 (2025): Volume 5 No 2 Juni 2025
Publisher : Universitas Malahayati Bandar Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mj.v5i2.21099

Abstract

Background: Aerosols are solid or liquid suspensions that float in the atmosphere. Aerosol size is 0.001-100 µm. Aerosols <2.5 µm are fine particles, while >2.5 µm are coarse particles. The disease spreads through the air. Tuberculosis is still a major global health problem because it causes deaths from infectious diseases with a low ability to anticipate the incidence of BTA (+) Pulmonary TB in the city of Puskesmas working area in Bandar Lampung.Objective: To know the trend of BTA positive pulmonary TB disease in 2015-2021 based on time. Furthermore, it is predicted in 2021 until 2030. The type of research is descriptive study research using time series analysis. The population and sample in this study were all BTA (+) pulmonary TB case data.Methods: Time series analysis design based on time-based observation. Type of quantitative descriptive research. The subjects in this study were cases of patients with BTA positive pulmonary TB sourced from the Health Office in Bandar Lampung in 2019-2022. The data was analyzed using Brown's double exponential smoothing forecasting method. R squat can be categorized as strong (>0.75), moderate (<0.5) and weak (<0.25). This means that the more R squat approaches the number one, the better the memorization.Results:  The results of this study indicate that the trend of BTA (+) Pulmonary TB cases is predicted to continue to increase.Conclusion: Time model with Brown's double exponential smoothing method. Able to forecast Pulmonary TB BTA (+) in 2015-2020, using the equation, the results of forecasting the number of Pulmonary TB cases in 2021-2030 with Brown's double exponential smoothing method obtained experience a linear trend. Keywords: Time Seriess, TB.Paru BTA(+), Tren kasus  
Hubungan Antara Prilaku Masyarakat Dengan Kejadian Tuberkulosis Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap, Kecamatan Bumi Waras, Kota Bandar Lampung Tahun 2022 Indriyogi, Sophie Kirana; Murwanto, Bambang; Helmy, Helina; Usman, Sarip
MIDWIFERY JOURNAL Vol 3, No 2 (2023): Volume 3 Nomor 2 Juni 2023
Publisher : Universitas Malahayati Bandar Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mj.v3i2.10389

Abstract

Background: Pulmonary tuberculosis is a contagious infectious disease caused by Mycobacterium tuberculosis and is still a world health problem, including Indonesia and Indonesia ranks third after India and China.Various risk factors that cause pulmonary tuberculosis are age, gender, education level, occupation, smoking habits, bedroom occupancy density, lighting, ventilation, house conditions, air humidity, nutritional status, socioeconomic conditions and behavior, which environmental factors play a major role.Purpose: The purpose of this study was to determine the relationship between community behavior and the incidence of pulmonary tuberculosis in the working area of the Sukaraja Inpatient Public Health Center, Bumi Waras District, Bandar Lampung City in 2022.Methods: This type of research includes analytical research with a case control design. The case population of this study were patients with pulmonary tuberculosis recorded in medical records at the Sukaraja Inpatient Health Center as many as 119 people, while the control population in this study were non-pulmonary tuberculosis sufferers who resided in the working area of the Sukaraja Inpatient Health Center. The case sample in this study was 47 people who were recorded in the Tuberculosis case report in the Sukaaja Inpatient Health Center work area and the control sample in this study was 47 people or people who were not recorded as suffering from or had suffered from Pulmonary Tuberculosis who resided in the work area of the Inpatient Health Center Sukaraja. Results: The results of the bivariate analysis showed that the value of p = 0.123 > = 0.05 then there was no relationship between knowledge and the incidence of pulmonary tuberculosis in the working area of the Sukaraja Inpatient Health Center in 2022, p value = 0.023 < = 0.05 then there was a relationship between attitude and the incidence of pulmonary tuberculosis in the working area of the Sukaraja Inpatient Public Health Center in 2022 and the value of p = 0.023 < = 0.05, then there is a relationship between the action and the incidence of pulmonary tuberculosis in the working area of the Sukaraja Inpatient Health Center in 2022. Conclusion: In future research to determine the relationship between factors and the incidence of pulmonary tuberculosis more specifically, it is necessary to carry out further research with a better method design.Suggestion: for Community Health Centers by increasing community behavior through increasing knowledge, attitudes and behavior such as counseling and outreach. Meanwhile, for the community through the Community Health Centers, a community movement group for TB case finding and anti-TB campaigns should be formed. Keywords: Behavior, Environmental, Physical,Tuberculosis. ABSTRAK Latar Belakang: Tuberkolosis paru merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis dan masih menjadi masalah kesehatan dunia, termasuk Indonesia dan Indonesia menduduki urutan ketiga terbesar setelah India dan Cina.Berbagai faktor-faktor risiko yang menyebabkan penyakit tuberkulosis paru adalah faktor umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, kebiasaan merokok, kepadatan hunian kamar tidur, pencahayaan, ventilasi, kondisi rumah, kelembaban udara, status gizi, keadaan social ekonomi dan perilaku, yang besar peranannya adalah faktor lingkungan.Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah mengetahui Hubungan Perilaku Masyarakat Dengan Kejadian Penyakit Tuberkulosis Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Sukaraja Kecamatan Bumi Waras Kota Bandar Lampung Tahun 2022.Metode: Jenis penelitian ini termasuk penelitian analitik dengan desain kasus kontrol.  Populasi kasus penelitian ini adalah penderita penyakit Tuberkulosis Paru yang tercatat pada rekam medis di Puskesmas Rawat Inap Sukaraja sebanyak 119 orang sedangkan populasi kontrol dalam penelitian ini adalah bukan penderita Tuberkulosis Paru yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Sukaraja. Sampel kasus pada penelitian ini sebanyak 47 orang yang tercatat dalam laporan kasus Tuberkulosis di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Sukaaja dan sampel kontrol pada penelitian ini adalah 47 orang atau masyarakat yang tidak tercatat menderita atau pernah menderita Tuberkulosis Paru yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Sukaraja.Hasil: Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa nilai p = 0,123 >α = 0,05 maka tidak terdapat hubungan pengetahuan dengan kejadian Tuberkulosis Paru di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Sukaraja tahun 2022,, nilai p = 0,023<α = 0,05 maka terdapat hubungan sikap dengan kejadian Tuberkulosis Paru di wilayah kerja Pusekesmas Rawat Inap Sukaraja tahun 2022 dan nilai p = 0,023 <α = 0,05, maka terdapat hubungan tindakan dengan kejadian Tubekulosis Paru di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Sukaraja tahun 2022.Kesimpulan: Pada penelitian selanjutnya dalam menentukan hubungan factor dengan kejadian Tuberkulosis Paru lebih sfesifik perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan design metode yang lebih baik lagi.Saran : bagi Puskesmas dengan peningkatan perilaku masyarakat melalui peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku seperti penyuluhan dan sosialisasi. Sedangkan bagi masyarakat melalui Puskesmas agar dibentuk kelompok gerakan masyarakat penemuan kasus TBC dan kampanye-kampanye anti TBC. Kata Kunci: Fisik, Lingkungan, Perilaku, Tuberkulosis.  
Kajian Kelelahan Kerja Dan Lingkungan Fisik Pada Home Industri Tahu Fajri, Rahmad; Helmy, Helina; Usman, Sarip; Sutopo, Agus; Kadarusman, Haris
MIDWIFERY JOURNAL Vol 4, No 2 (2024): Volume 4, Nomor 2 Juni 2024
Publisher : Universitas Malahayati Bandar Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mj.v4i2.15483

Abstract

Backgorund: Work fatigue is a feeling of tiredness and decreased alertness. From a neurophysiological point of view, it is revealed that fatigue is seen as a systematic state of the central nervous system resulting from prolonged activity and is fundamentally controlled by opposing activity between the activity system and the inhibition system in the brain stem. purpose: From this research to determine the temperature, lighting and humidity in the Tahu Home Industry, Gunung Sulah Village, Bandar Lampung City. Methods: This research is descriptive, namely direct observation in the field. The objects of this research are 7 tofu home industries located on Mount Sulah, data obtained through temperature and humidity measuring devices (Thermohygrometer), lighting (Lux meter), as well as checklists and questionnaires for work fatigue.Results: Obtained from seven tofu industries that have not fully met the requirements or 100% none of them have met the requirements as decided by Minister of Health Regulation No. 70 of 2016. The measuring instruments used are temperature, humidity (Thermohygrometer), Lighting (Lux meter) and of the thirty-five respondents, twenty-five workers are affected by health problems, namely Heat strain, Heat Exhaustion and Heat Stroke, while work fatigue is excessive, namely never 0%, Rarely 2.85%, Sometimes 11.42%, Often 85.71%, Very often 0%.Conclusion: The author hereby suggests that every home industry owner should control environmental factors in accordance with the need for a comfortable and safe workplace for workers.Suggestion: It would be best for every home industry owner to know to add ventilation or fans to minimize high temperatures in the workplace to create good air circulation, add lighting in the form of lamps or natural lighting, and prepare drinks for workers so that lost body fluids can be replaced with drink lots of water Keywords: Temperature, Lighting, Humidity and Work Climate ABSTRAK Latar belakang: Kelelahan kerja adalah rasa penat serta berkurangnya kewaspadaan. Berdasarkan perspektif neurofisiologi, kelelahan dianggap sebagai kondisi sistem saraf pusat yang disebabkan oleh kegiatan tanpa henti, yang secara mendasar dikendalikan oleh interaksi kontradiktif antara koordinasi aktifitas dan sistem supresi di batang otak.Tujuan: Dari penelitian ini untuk mengetahui Suhu, Pencahayaan, Kelembaban dan kelelahan kerja pada Home Industri Tahu Kelurahan Gunung Sulah Kota Bandar Lampung.Metode: Penelitian ini bersifat deskriptif yaitu observasi langsung ke lapangan. Objek pada penelitian ini adalah tujuh home industri tahu yang berada di Gunung Sulah, data yang diperoleh melalui alat pengukur suhu dan kelembaban (Thermohygrometer), pencahayaan (Lux meter), serta cheklist dan kuisioner untuk kelelahan kerja.Hasil: Diperoleh dari tujuh industri tahu belum memenuhi syarat sepenuhnya atau 100% tidak ada yang memenuhi syarat sesuai yang diputuskan oleh Permenkes No. 70 Tahun 2016. Alat ukur yang di gunakan yakni suhu, kelembaban (Thermohygrometer), Pencahayaan (Lux meter) dan dari tiga puluh lima responden dua puluh lima pekerja terkena gangguan kesehatan yakni Heat strain, Heat Exhaustion, dan Heat Stroke sedangkan untuk kelelahan kerja secara berlebih yakni tidak pernah0%, Jarang 2,85%, kadang-kadang 11,42%, Sering 85,71%, Sangat sering 0%.Kesimpulan: Dengan ini penulis menyarankan untuk tiap pemilik home industri agar dilakukannya pengendalian faktor lingkungan sesuai dengan kebutuhan tempat bekerja yang tentram dan terjaga bagi pekerja.Saran: sebaiknya untuk tiap pemilik home industri tahu menambahkan ventilasi atau kipas angin untuk meminimalisir suhu yang tinggi di tempat kerja agar terciptanya sirkulasi udara yang baik, menambahkan penerangan berupa lampu ataupun berupa pencahayaan alami, dan menyiapkan minum untuk para pekerja agar cairan tubuh yang hilang bisa digantikan dengan minum air putih yang banyak. Kata Kunci: Suhu, Pencahayaan, Kelembaban Dan Iklim Kerja