Claim Missing Document
Check
Articles

Baharago Pacu Itiak Tradisi Balapan Itik dalam Joyful Romantic Astana, Anak Agung Dwiyanti Dewi; Priatmaka, I Gusti Bagus; Diantari, Ni Kadek Yuni
BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design Vol. 4 No. 1 (2024): Bhumidevi
Publisher : Pusa Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/bhumidevi.v4i1.3552

Abstract

Dalam sebuah penciptaan koleksi busana diperlukan sebuah inspirasi yang dapat ditemukan dalam berbagai macam hal. Pacu Itiak atau yang sering disebut dengan balapan itik merupakan sebuah tradisi yang berasal dari masyarakat Minang, Kelurahan Aur Kuning Kabupaten Limapuluh Kota, Kota Payakumbuh, Provinsi Sumatera Barat. Tradisi ini pada awalnya digunakan para petani untuk menghalau hama, mengembala itik dan hiburan saat petani beristirahat. Tradisi ini sering digunakan dalam kegiatan maupun acara adat yang memiliki keunikan yaitu beberapa ekor itik diterbangkan ke udara. Pacu Itiak dipilih sebagai ide pemantik dalam penciptaan koleksi busana ready to wear, ready to wear deluxe dan haute couture dengan menggunakan tren fashion 2023/2024 Joyful Romantic dengan Feminine style dalam bentuk gaya ungkap metafora yang didasari dengan kata kunci yang terpilih. Metode penciptaan yang digunakan adalah metode Frangipani. Koleksi busana ini diharapkan dapat menambah refrensi kepustakaan mengenai Pacu Itiak serta dapat memperkenalkan lebih luas keunikan dari sebuah tradsi yang ada di Indonesia.
Bhumi Tejasuini Analogi Lukisan Pasar Bali Maestro Anak Agung Gede Sobrat Sebagai Inspirasi Penciptaan Karya Busana Berkolaborasi Dengan Tudisign Adhyrama, Anak Agung Istri Sri; Arimbawa, I Made Gede; Diantari, Ni Kadek Yuni
BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design Vol. 4 No. 1 (2024): Bhumidevi
Publisher : Pusa Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/bhumidevi.v4i1.3554

Abstract

Penciptaan karya fesyen merupakan suatu aktivitas kompleks yang di dalamnya melalui beberapa tahap penciptaan, seperti eksplorasi ide hingga nantinya mempromosikan karya fesyen. Lukisan Pasar Bali, 1955, merupakan salah satu mahakarya dari maestro seni lukis Anak Agung Gede Sobrat yang dapat dijadikan sumber inspirasi dalam pemciptaan karya fesyen. Tujuan dari penulisan artikel ini adalah untuk mewujudkan dan mengetahui proses penciptaan karya busana dengan ide pemantik lukisan Pasar Bali sebagai inspirasi karya busana dengan berkolaborasi dengan Tudisign. Penciptaan karya didukung oleh metode penciptaan busana yang terinspirasi dari tahapan penciptaan Frangipani yang disusun oleh Tjok Istri Ratna Cora Sudharsana. Lukisan Pasar Bali mengalami transformasi melakui gaya ungkap analogi ke dalam karya busana ready to wear, ready to wear deluxe, dan semi couture, dengan gaya busana exotic edgy. Koleksi busana Bhumi Tejasuini menghasilkan busana ready to wear pria dengan tiga potong busana, yaitu atasan, outer, dan celana; busana ready to wear deluxe wanita dengan tiga potong busana, yaitu dress, outer, dan rok lilit; serta busana semi couture wanita dengan tiga potong busana, yaitu kemeja, dress, dan rok obi. Koleksi busana Bhumi Tejasuini ini diharapkan dapat menambah refrensi kepustakaan dan memperkenalkan salah satu maestro seni lukis nasional, Anak Agung Gede Sobrat, kepada khalayak umum.
Mapuput Sulut Api Tradisi Meamuk-Amukan Sebagai Inspirasi Penciptaan Busana Bergaya Classic Elegant Lestari, I Made Novita Ayu; K. Tenaya, A.A. Ngurah Anom Mayun; Diantari, Ni Kadek Yuni
BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design Vol. 4 No. 1 (2024): Bhumidevi
Publisher : Pusa Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/bhumidevi.v4i1.3558

Abstract

Tradisi meamuk-amukan merupakan tradisi yang dilakukan di desa Padang Bulia, Sukasada Buleleng menjelang perayaan Nyepi. Tradisi ini dilakukan sebagai simbol manusia dalam melaksanakan nyepi tanpa harus menahan rasa dendam dan amarah. Tradisi meamuk-amukan dilakukan dengan cara melibatkan dua orang dalam perkelahian dengan cara menyemburkan api dari danyuh yang di bakar tersulut api. Tradisi meamuk-amukan mengandung nilai religius dan nilai sosial yang menyangkut aspek-aspek penting dalam kehidupan manusia menjadi inspirasi dalam menciptakan karya tugas akhir dengan proses penciptaan frangipani. Frangipani merupakan tahapan penciptaan karya diterapkan kedalam tiga kategori yaitu busana ready to wear, ready to wear deluxe, dan Semi couture. Menggunakan penciptaan bergaya classic elegant yang merupakan penggabungan antara kesan klasik namun tetap terlihat elegant. Disimpulkan menjadi karya yang berjudul Mapuput Sulut Api.
Abimantra Kahuripan : Metafora Tradisi Megengan Sebagai Inspirasi Penciptaan Busana Berkolaborasi Dengan Luh Jaum Fashion Design & Tailor Cahyani, Salsa Bilah Regita; Pebryani, Nyoman Dewi; Diantari, Ni Kadek Yuni
BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design Vol. 4 No. 1 (2024): Bhumidevi
Publisher : Pusa Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/bhumidevi.v4i1.3569

Abstract

Tradisi megengan merupakan ritual tradisional yang biasa dilakukan sebelum datangnya bulan Ramadhan dan sebagai proses penyambutan bulan Ramadhan. Megengan dapat diartikan sebagai rasa syukur kepada Tuhan karena diberi kesempatan hidup dan dapat bertemu lagi dengan bulan suci Ramadhan. Masyarakat biasanya berbondong-bondong untuk berziarah kubur terlebih dahulu, membersihkan, menaburi bunga, dan tidak lupa mendoakannya. Megengan dimulai saat petang dengan dihadiri para tamu undangan. Undangan yang bersila di atas tikar dihadapkan dengan ambengan sebagai sajian untuk acara megengan. Tradisi megengan menjadi konsep yang saya gunakan untuk penciptaan karya busana ini dengan judul Abimantra Kahuripan yang memiliki arti berkah kehidupan. Megengan memiliki makna menahan atau ngempet dari segala hal yang membatalkan puasa, seperti makan dan minum. Megengan juga memiliki arti keselamatan yang terjaga baik saat bulan Ramadhan
ULUN BANGUN ORANG BASETAN MAKNA TRADISI BIDUK BEBANDUNG DALAM DUNIA FASHION Dewi, Ketut Dina Aprilianti; Pebryani, Nyoman Dewi; Diantari, Ni Kadek Yuni
BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design Vol. 4 No. 2 (2024): Bhumidevi
Publisher : Pusa Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/bhumidevi.v4i2.4411

Abstract

Penelitian ini mendeskripsikan pembuatan karya seni busana dengan mengangkat suatu kebudayaan yaitu Biduk Bebandung. Keunikan pada Tradisi Biduk Bebandung ini terdapat pada prosesi upacara atau ritual yang dilakukan. Keunikan akan Transportasi yang digunakan pada Tradisi ini berupa perahu kembar yang digunakan untuk menjemput atau menyambut tamu seperti Sultan, Raja, Pemangku Adat, Penglingsir dan pejabat. Tradisi ini dipilih sebagai ide pemantik dalam penciptaan karya busana ready to wear, ready to wear deluxe dan haute couture dengan gaya ungkap analogi berdasarkan 5 kata kunci terpilih yaitu Perahu, merah, ular- ularan, Kelambu dan dayung. Proses penciptaan karya menggunakan metode dari Tjok Istri Ratna Cora Sudharsana, yaitu ‘’FRANGIPANI’’ Tahapan rahasia dari seni fesyen dengan menerapkan 10 tahapan penciptaan meliputi design brief, research and sourching, Anaqlizing Art fashion, design development, prototypes sample and construction, the final collection, promosi dan produksi,marketing and branding, production dan the business model canvas.. Koleksi penciptaan ini diharapkan dapat menambah refrensi kepustakaan serta dapat menambah wawasan kita mengenai keberagaman, budaya serta manfaat pada tradisi – tradisi yang ada di nusantara serta mengenalkan Tradisi Biduk Bebandung ini kepada pembaca dan masyarakat akan kebudayaan Indonesia melalui karya busana sehingga kedepannya mampu menjadi inpirasi untuk masyarakat.
PATUNG PHOENIX KARYA I NYOMAN NUARTA DALAM BALUTAN URBAN STYLE Prameswari, Luh Irdila; Priatmaka, I Gusti Bagus; Diantari, Ni Kadek Yuni
BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design Vol. 4 No. 2 (2024): Bhumidevi
Publisher : Pusa Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/bhumidevi.v4i2.4414

Abstract

Patung Phoenix oleh Nyoman Nuarta mewujudkan representasi artistik yang menawan yang merayakan mitos phoenix, melambangkan kelahiran kembali dan transformasi abadi. Abstrak ini bertujuan untuk merangkum esensi dan signifikansi mahakarya Nuarta, menggali simbolisme rumit,dan proses kreatif dalam sebuah patung menjadi sebuah busana ready to wear, ready to wear deluxe,cuture. Patung burung phoenix Nyoman Nuarta berdiri sebagai bukti keahlian luar biasa dan interpretasi visioner sang seniman. Patung ini menampilkan perpaduan yang harmonis antara estetika kontemporer dan kesenian tradisional Indonesia, memikat penonton dengan bentuknya yang dinamis dan detail yang rumit. Melalui pengerjaan yang sangat teliti, Nuarta mengilhami patung dengan rasa hidup dan vitalitas yang tak terbantahkan, melampaui medium fisiknya untuk membangkitkan emosi dan narasi yang kuat. Phoenix Nyoman Nuarta memiliki pengaruh yang mendalam bagi para penontonnya. Saat pengamat terlibat dengan karya seni, mereka diundang untuk merenungkan perjalanan transformasi pribadi mereka sendiri, menemukan pelipur lara dan inspirasi dalam kemampuan burung phoenix untuk bangkit dari keterpurukan. Patung itu berfungsi sebagai pengingat kuat akan kapasitas manusia yang melekat untuk ketahanan dan potensi tak terbatas untuk pertumbuhan dan kelahiran kembali. Kesimpulannya, patung Phoenix Nyoman Nuarta adalah bukti menakjubkan akan kekuatan seni untuk melampaui batas fisik dan membangkitkan emosi yang mendalam. Melalui pengerjaan yang terampil, penceritaan simbolis, dan hubungan yang mendalam dengan warisan budaya Indonesia, Nuarta menciptakan karya seni menawan yang merayakan siklus kehidupan yang abadi, transformasi, dan semangat phoenix yang abadi
TELLU RONNA SITINRO: KEBERANIAN PERCIKAN SIRAWU SULO DALAM BUSANA BERGAYA CLASSIC ELEGANT Puspita, Ni Komang Mella; K. Tenaya, A.A. Ngurah Anom Mayun; Diantari, Ni Kadek Yuni
BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design Vol. 4 No. 2 (2024): Bhumidevi
Publisher : Pusa Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/bhumidevi.v4i2.4417

Abstract

Sirawu Sulo tradisi tiga tahunan pada pesta panen Desa Pongka Kecamatan Tellusiattinge Kabupaten Bone. Penentuan waktu pelaksanaan tradisi Sirawu Sulo pada pesta panen Desa Pongka Kecamatan Tellusiattinge Kabupaten Bone yaitu pertama pemerintah masyarakat Desa Pongka melakukan musyawarah, selanjutnya dilakukan Mattara'esso (Penentuan Hari) dan setelah itu dilakukan pembentukan panitia. Kedua pelaksanaan tradisi Sirawu Sulo, ketiga hari terakhir, bentuk custom Makkalu'kampong dalam tradisi Sirawu Sulo yaitu pertama, pelaku custom Makkalu'kampong adalah Sanro, pemain tradisi Sirawu Sulo serta rombongan masyarakat Desa Pongka, kedua sesajen, ketiga iringan, iringan yang digunakan dalam custom Makkalu'kampong yaitu dua buah gendang, keempat kostum, tempat yang dilakukan custom Makkalu'kampong yaitu kuburan petta Makkuli Lajangnge, kuburan panglima Mabbaranie, bukit dan pusat tugu Desa Pongka.Hal-hal yang dianggap tabu selama perayaan bila dilanggar akan menimbulkan malapetaka. Penciptaan karya busana Prepared to wear luxurious dan haute couture ini ditujukkan untuk mewujudkan busana classic rich dengan tradisi Sirawu Sulo sebagai ide pemantik. Tradisi Sirawu Sulo diimplementasikan dengan teori analogi dan kata kunci yang terpilih. Metode penciptaan yang digunakan yaitu terdiri dari sepuluh tahapan penciptaan “Frangipani” Desain Mode dari Dr. Tjok Istri Ratna Cora Sudharsana, tahun 2016 meliputi design brief, research and sourching, design development, sample, prototype, dummy, final collection, promoting, branding, sale, production business.
Astana Barya Royo : Analogi Istana Maimun Dalam Penciptaan Busana Bergaya Dramatik Pramana, Febyla Zulkoida Dwi; Priatmaka, I Gusti Bagus; Diantari, Ni Kadek Yuni
BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design Vol. 5 No. 2 (2025): Bhumidevi
Publisher : Pusa Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/bhumidevi.v5i2.6043

Abstract

Istana Maimun, sebagai salah satu bangunan bersejarah dari Kesultanan Deli di Medan, Sumatera Utara, memiliki arsitektur unik yang mencerminkan perpaduan budaya Islam, Melayu, India, dan Eropa. Dibangun oleh arsitek Belanda, TH Van Erp, pada 1888–1891, istana ini kaya akan ornamen khas Melayu. Inspirasi dari Istana Maimun digunakan dalam penciptaan koleksi busana yang berkolaborasi dengan Body & Mind Boutique. Proses desain menggunakan teori “Frangipani” yang terdiri dari sepuluh tahapan dalam menciptakan koleksi busana ready to wear, ready to wear deluxe, dan semi couture.
DESIGNING CHILDREN'S PARTY WEAR MADE FROM TRADITIONAL ENDEK TEXTILES Diantari, Ni Kadek Yuni; Paramita, Ni Putu Darmara Pradnya; Rahayu, Made Tiartini Muda
Proceeding Bali-Bhuwana Waskita: Global Art Creativity Conference Vol. 4 (2024): Proceedings Bali-Bhuwana Waskita: Global Art Creativity Conference
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31091/bbwp.v4i1.598

Abstract

The children's fashion industry in Indonesia has great potential but is still dominated by imported products. This constraint is the trigger for this research that aims to explore children's clothing that is high quality, comfortable to wear and utilizes traditional Balinese fabric, Endek, as well as an effort to introduce culture from an early age. The process of making children's clothing is designed through the five main stages of the Frangipani method which consists of: idea development, research, aesthetic element analysis, design sketch, and production. Making quality children's clothing requires several criteria including safety, comfort, durability, size accuracy, and cultural sensitivity to be the main focus in design development. Endek fabric was chosen as the catalyzing idea in the design of children's party wear. Endek fabric is the most common and desirable fabric in Bali because of its motif design development. Endek fabric as part of the ikat woven fabric requires special attention in the process of processing it into clothing to maintain the quality and structure of the fabric. The addition of elements such as lining and interfacing is done to increase the comfort of the clothing. This research shows that children's fashion with Endek fabric can fulfill the criteria of modern children's fashion but is able to maintain cultural values. This research provides reference and insight for children's fashion industry players in creating products that collaborate traditional aspects and modern demands so that they can compete globally.