Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

Perwujudan Busana Dengan Konsep Pemedal Agung Puri Semarajaya Klungkung Wiadnyani, Ni Komang; Priatmaka, I Gusti Bagus; Paramita, Ni Putu Darmara Pradnya
BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design Vol. 3 No. 1 (2023): Bhumidevi
Publisher : Pusa Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/bhumidevi.v3i1.2242

Abstract

Ciri khas keunikan arsitektur Pemedal Agung Puri Semarajaya Klungkung menjadi ide pemantik penciptaan karya busana tugas akhir yang wujudkan menjadi koleksi busana dengan kesulitan bertahap yaitu, Ready to Wear, Ready to Wear Deluxe dan Semi Couture. Pemedal agung Puri Semarajaya diimplementasikan dengan teori analogi dan kata kunci terpilih yaitu, gapura, patung Portugis, batuan (batu bata dan batu padas), keketusan, serta murdha. Penciptaan karya busana ini menggunakan sepuluh tahapan penciptaan Frangipani yang di ambil dari disertasi Tjok Istri Ratna Cora Sudharsana, tahun 2016, yaitu dari ide pemantik (design brief), riset dan sumber (research and sourching), pengembangan desain, sampel (design development), sample, prototype and construction), dan produksi (production), bisnis (business). Hasil dari penciptaan ini diharapkan dapat menambah kepustakaan khususnya dalam bidang Fashion mengenai arsitektur peninggalan Pemedal Agung Puri Semarajaya yang diimplementasikan ke dalam wujud busana Spirituality dengan menggunakan nama brand Titik Awal dan strategi Business Model Canvas (BMC) dalam menjalankan usaha lebih terstruktur.
Ngastiti Pralina Geni: Sebuah Analogi dari Tradisi Ngemumu oleh Masyarakat Desa Adat Manggis Karangasem Oktaviani, Putu Dian; Radiawan, I Made; Priatmaka, I Gusti Bagus
BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design Vol. 3 No. 2 (2023): Bhumidevi
Publisher : Pusa Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keberagaman budaya dan tradisi di Indonesia tercermin dalam berbagai kebudayaan lokal yang berkembang di masyarakat. Bali terkenal dengan adat dan budayanya sangat menyatu dengan kehidupan adat istiadat dan keagamaan. Salah satunya Tradisi Ngemumu dilaksanakan di Desa Pakraman Manggis. Tradisi ini diadaptasi dari masyarakat klungkung yang merupakan paicen Ida Dlem Klungkung karena pada saat itu desa Manggis terkena wabah penyakit Grubug Agung. Tradisi Ngemumu dalam Usabha Dalem Desa Manggis Kecamatan Manggis Kabupaten Karangasem adalah Nilai Bakti, Nilai Ketaatan dan Nilai Kerukunan. Tradisi ini menjadi ide pemantik yang dipilih penulis untuk memperkenalkan kepada masyarakat luas tentang tradisi di Manggis Karangasem Penciptaan karya busana ini untuk mengetahui bagaimana proses Tradisi Ngemumu dan mengetahui proses penciptaan karya tugas akhir ready to wear, ready to wear deluxe dan semi couture dalam kolaborasi dengan PT. Erika Peña Boutique. Proses penciptaan busana ini menggunakan sepuluh langkah penciptaan desain fashion FRANGIPANI yang di ambil dari disertasi : Tjok Istri Ratna Cora Sudharsana, tahun 2016 meliputi penggalian ide, riset, analisa elemen estetis, pengembangan desain, pembuatan sampel, singularitas produk, promosi, afirmasi branding, hingga bisnis fashion. Hasil penciptaan ini diharapkan dapat menambah kepustakaan khususnya dibidang fashion dengan teori analogi tradisi Ngemumu yang mengaplikasikan Kain Tenun ikat sebagai unsur dari ciri khas PT. Erika Peña Boutique tersebut ke dalam karya tugas akhir yang akan dibuat menjadi modern style.
Ning Ra Nini: Arsitektur Kuil Durgha Maa Sebagai Ide Dalam Penciptaan Busana Ayunita, Sagung Sinta Alidya; Priatmaka, I Gusti Bagus; Konte Tenaya, Anak Agung Ngurah Anom Mayun
BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design Vol. 3 No. 2 (2023): Bhumidevi
Publisher : Pusa Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tulisan ini mendeskripsikan busana bergaya exotic dramatic yang terinspirasi dari Kuil Durga MAA yang terletak di Kecamatan Karawaci, Kota Tangerang, Banten. Kuil Durga Memerupakan bangunan tempat ibadah umat Hindu dengan pemujaannya dikhususkan kepada Dewi Durga dan sebagian besar pemeluknya merupakan warga Tamil. Yang memiliki keunikan dimana arsitektur gapura bertingkat dengan berbagai ornamen patung Dewi Durga beserta singa sebagai wahananya yang diberi berwarna emas. Gapura tersebut menggambarkan berbagai manifestasi Dewi Durga yang mempunyai fungsi dan kegunaan masing-masing. Selain itu saat baru memasuki gapura terdapat sebuah Trisula, salah satu senjata Dewi Durga yang dipasang tepat di tengah jalan Keunikan gapura serta budaya yang kental pada kuil ini menginspirasi saya untuk menjadikan Kuil Durga Maa sebagai objek yang akan saya bedah untuk dijadikan ide pemantik yang kemudian akan dituangkan kedalam busana ready to wear, ready to wear deluxe dan haute couture yang diimplementasikan dengan gaya ungkap analogi berdasarkan 6 kata kunci terpilih yaitu dravida style, trisula, Durga, patra, lonceng dan arca. Proses pembuatan busana ini menggunakan metode dari Dr. Tjok Istri Cora Sudharsana, S. Sn, M. Si yaitu “FRANGIPANI” dengan delapan tahapan penciptaan meliputi Design Brief, Research and Sourcing, Design Development, Sample, Prototype, Dummy, Final Collection Promoting, Branding, Sale, Production Businnes. Ide dari busana ini nantinya diharapkan dapat menambah refrensi kepustakaan mengenai Kuil Durga MAA. Serta nantinya busana ini dapat memperkenalkan arsitektur Indonesia kepada masyarakat Indonesia sehingga bangunan tempat beribadah di Indonesia tetap lestari.
Catus Patha Puputan Badung : Arsitektur Patung Catur Muka Sebagai Inspirasi Penciptaan Busana Dengan Berkolaborasi Di CV. Terimakasih Banyak Pratama, I Putu Febryana; Priatmaka, I Gusti Bagus; Radiawan, I Made
BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design Vol. 3 No. 2 (2023): Bhumidevi
Publisher : Pusa Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kota Denpasar merupakan sebuah kota di Pulau Bali dan sekaligus menjadi ibu kota Provinsi Bali, Indonesia. Pertumbuhan industri pariwisata di Pulau Bali mendorong Kota Denpasar menjadi pusat kegiatan bisnis, dan menempatkan kota ini sebagai daerah yang memiliki pendapatan per kapita dan pertumbuhan tinggi di Provinsi Bali . Beberapa ornamen dan fasilitas kota dilakukan untuk menunjang pertumbuhuan perekonomian di Kota Denpasar, salah satunya adalah pengembangan landmark patung catur muka Kota Denpasar . Patung catuspata atau patung empat muka merupakan landmark Kota Denpasar dengan mengambil perwujudan empat muka sebagai simbolis pemegang kekuasaan pemerintahan yang dilukiskan dalam keempat buah tangannya. Oleh karena itu penulis ingin memperkenalkan Patung Catur Muka kepada masyarakat luas melalui penciptaan busana mempergunakan teori FRANGIPANI yaitu 8 tahapan penciptaan busana dan gaya ungkap analogi. Dari sepuluh metode tahapan FRANGIPANI hanya delapan metode penciptaan dijadikan sebagai landasan dalam penciptaan koleksi busana dengan ide pemantik tradisi mebuug-buugan kedalam tiga jenis busana meliputi ready to wear busana pria, ready to wear deluxe busana wanita, dan semi couture busana wanita. Hasil dari penciptaan busana ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dalam bidang fashion.
Baharago Pacu Itiak Tradisi Balapan Itik dalam Joyful Romantic Dewi Astana, Anak Agung Dwiyanti; Priatmaka, I Gusti Bagus; Diantari, Ni Kadek Yuni
BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design Vol. 4 No. 1 (2024): Bhumidevi
Publisher : Pusa Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam sebuah penciptaan koleksi busana diperlukan sebuah inspirasi yang dapat ditemukan dalam berbagai macam hal. Pacu Itiak atau yang sering disebut dengan balapan itik merupakan sebuah tradisi yang berasal dari masyarakat Minang, Kelurahan Aur Kuning Kabupaten Limapuluh Kota, Kota Payakumbuh, Provinsi Sumatera Barat. Tradisi ini pada awalnya digunakan para petani untuk menghalau hama, mengembala itik dan hiburan saat petani beristirahat. Tradisi ini sering digunakan dalam kegiatan maupun acara adat yang memiliki keunikan yaitu beberapa ekor itik diterbangkan ke udara. Pacu Itiak dipilih sebagai ide pemantik dalam penciptaan koleksi busana ready to wear, ready to wear deluxe dan haute couture dengan menggunakan tren fashion 2023/2024 Joyful Romantic dengan Feminine style dalam bentuk gaya ungkap metafora yang didasari dengan kata kunci yang terpilih. Metode penciptaan yang digunakan adalah metode Frangipani. Koleksi busana ini diharapkan dapat menambah refrensi kepustakaan mengenai Pacu Itiak serta dapat memperkenalkan lebih luas keunikan dari sebuah tradsi yang ada di Indonesia.
Askara Asmaraloka Analogi Arsitektur Pura Penataran Agung Lempuyang sebagai Inspirasi Penciptaan Kebaya Modifikasi Artayasa, Ni Kadek Intan Cahyani; Priatmaka, I Gusti Bagus; Pebryani, Nyoman Dewi
BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design Vol. 4 No. 1 (2024): Bhumidevi
Publisher : Pusa Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pura Penataran Agung Lempuyang merupakan salah satu pura tertua yang terletak di Kecamatan Abang, Karangasem, Pulau Bali. Pura Penataran Agung Lempuyang merupakan pura terbesar dari serangkaian Pura Lempuyang lainnya. Pura Penataran Agung Lempuyang terdiri dari tiga area halaman pura, yaitu Jaba Sisi, Jaba Tengah dan Jeroan. Tiga area tersebut dibatasi oleh perbedaan ketinggian, yang memiliki makna peningkatan sakral di setiap area. Dalam penciptaan busana ready to wear, ready to wear deluxe, dan semi couture mengambil konsep arsitektur Pura Penataran Agung Lempuyang dengan pendekatan analogi ke dalam penciptaan busana dengan style kebaya modifikasi. Metode penciptaan yang digunakan, yaitu metode Frangipani yang terdiri dari 10 tahapan meliputi menentukan tema, riset sumber, analisa estetika elemen seni, memvisualisasikan ke dalam 2D dan 3D, koleksi final, promosi, mengarahkan produksi pada sumber daya manusia, dan pemasaran produk secara sustainable. Dengan metode penciptaan Frangipani tersebut menghasilkan satu produk busana ready to wear, satu produk busana ready to wear deluxe, dan satu produk busana semi couture. Koleksi tersebut diberi nama Askara Asmaraloka yang berasal dari bahasa Sansekerta yang memiliki makna bahwa busana yang diciptakan merupakan pancaran sinar cahaya yang dimiliki budaya Indonesia dengan penuh cinta yang tak akan lekang oleh waktu, sehingga hidup dan diturunkan dari generasi ke generasi. Dalam pemasaran produk menggunakan rancangan bisnis model canvas.
Sulukat Perwujudan Busana dengan Konsep Tradisi Magobag-Gobagan dan Toya Daha di Desa Pakraman Sala, Kecamatan Susut Kabupaten Bangli Ni Kadek Noviani; Priatmaka, I Gusti Bagus; Paramita, Ni Putu Darmara Pradnya
BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design Vol. 4 No. 1 (2024): Bhumidevi
Publisher : Pusa Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Magobag-gobagan dan Toya Daha dilaksanakan rutin 210 hari sekali saat Hari Raya Galungan pada Buda Kliwon Dunggulan, bermakna sebagai simbolis mempererat hubungan antar-krama dan melepas kangen setelah sekian bulan jarang bertemu. Tradisi Magobag-gobagan dan Toya Daha merupakan suatu tradisi melukat yang dilakukan oleh seluruh krama Desa Pakraman Sala. Tradisi ini unik dengan berbagai tahapan ritual salah satunya, para pria dan wanita dipisah dan dijadikan suatu kelompok. Ritual selanjutnya merupakan melemparkan bunga pacah merah dan putih serta menghayutkan canang yang berisi lilin menyala. Sampai pada puncaknya yaitu Magobag-gobagan yang artinya cipratan, krama saling siram dengan air yang diambil menggunakan batok kelapa. Oleh karena itu penulis ingin memperkenalkan tradisi magobag-gobagan dan toya daha kepada masyarakat luas melalui penciptaan busana modest dan dipadukan dengan trend joyfull. Penciptaan busana ini mempergunakan teori Frangipani, The Secret Steps of Art Fashion oleh Ratna Cora merupakan tahapan penciptaan busana. Penciptaan karya busana ready to wear, ready to wear deluxe, dan semi couture dengan gaya ungkap analogi. Hasil dari penciptaan busana ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dalam bidang fashion.
Perjuangan Cinta Di Jembatan Titi Banda Dalam Busana Gaya Glamour Dan Elegant Ni Kadek Pradnyawati; Priatmaka, I Gusti Bagus; Sukmadewi, Ida Ayu Kade Sri
BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design Vol. 4 No. 1 (2024): Bhumidevi
Publisher : Pusa Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Patung Titi Banda merupakan patung ikon baru bagi kota Denpasar, patung ini menceritakan Rama bersama dengan para kera yang akan menyelamatkan istrinya yaitu Dewi Sita. Karya ini termasuk ke dalam seni rupa, seni patung merupakan salah satu cabang seni rupa yang menghasilkan karya seni berwujud tiga dimensional. Proses perwujudannya memerlukan beberapa tahap yang sangat penting agar karya patung tersebut bisa hadir dengan wujud serta performa yang indah dan menarik. Proses tersebut diawali dengan munculnya gagasan/ide hingga sentuhan akhir untuk kepentingan kualitas karya. Penciptaan karya busana ready to wear, ready to wear deluxe dan semi couture ini, dibuat untuk mewujudkan busana yang glamour dan elegant, dengan Patung Titi Banda sebagai ide pemantik, diimplementasikan dengan teori analogi dan kata kunci yang terpilih yaitu hitam putih/poleng, lautan, segitiga, panah, emas, bulu, batu. Metode penciptaan yang digunakan yaitu terdiri dari sepuluh tahapan penciptaan “Frangipani” meliputi : menemukan ide pemantik berdasarkan identitas budaya; melakukan riset dan sumber seni fashion; analisa estetika elemen seni fesyen; narasi ide ke dalam desain; memberikan “jiwa” atau taksu; interpretasi keunikan seni fashion; promosi koleksi final; afirmasi merek; mengarahkan produksi seni fashion; dan memperkenalkan bisnis seni fashion.
NGARUWAT MARCAPADA: ANALOGI TRADISI APITAN SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN BUSANA MODEST BERKOLABORASI DENGAN LUH JAUM FASHION DESIGN AND TAILOR Amanda, Dea Anggun; Priatmaka, I Gusti Bagus; Sukmadewi, Ida Ayu Kade Sri
BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design Vol. 4 No. 2 (2024): Bhumidevi
Publisher : Pusa Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Asal muasal acara ritual sedekah bumi (tradisi Apitan) dilaksanakan oleh penduduk Desa Juwangi di awali dengan peristiwa tidak amannya orang-orang setelah bepergian ataupun pulang dari berbelanja karena selalu kehilangan barang bawaan, kemudian menimbulkan keresahan bagi masyarakat Desa Juwangi. Ki Margopati selaku sesepuh Desa Juwangi melakukan semedi memohon petunjuk, Ki Margopati dalam semedinya dijumpai oleh Nyai dan Kyai Danyang dan mendapat petuah, setiap selesai panen, masyarakat harus mengadakan sesaji. Masyarakat Desa Juwangi selalu menyelenggarakan upacara ritual Apitan sampai sekarang sebagai bentuk ucapan syukur atas panen dan terbebasnya dari gangguan keamanan. Dalam melakukan upacara ritual Apitan selalu disertakan pertunjukkan tayub, ancakan, menyebarkan uang logam dan sesaji upacara ritual Apitan. Oleh karena itu penulis ingin memperkenalkan tradisi Apitan kepada masyarakat luas melalui penciptaan busana modest dan dipadukan dengan edgy style. Penciptaan busana ini mempergunakan teori Frangipani, The Secret Steps of Art Fashion (Frangipani, Tahapan-Tahapan Rahasia dari Seni Fesyen) oleh Ratna Cora merupakan tahapan penciptaan busana. Penciptaan karya busana ready to wear busana pria, ready to wear deluxe busana wanita, dan semi couture busana wanita dengan gaya ungkap analogi. Hasil dari penciptaan karya busana ini diharapkan dapat memberikan manfaat pengetahuan dalam bidang fashion.
PATUNG PHOENIX KARYA I NYOMAN NUARTA DALAM BALUTAN URBAN STYLE Prameswari, Luh Irdila; Priatmaka, I Gusti Bagus; Diantari, Ni Kadek Yuni
BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design Vol. 4 No. 2 (2024): Bhumidevi
Publisher : Pusa Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Patung Phoenix oleh Nyoman Nuarta mewujudkan representasi artistik yang menawan yang merayakan mitos phoenix, melambangkan kelahiran kembali dan transformasi abadi. Abstrak ini bertujuan untuk merangkum esensi dan signifikansi mahakarya Nuarta, menggali simbolisme rumit,dan proses kreatif dalam sebuah patung menjadi sebuah busana ready to wear, ready to wear deluxe,cuture. Patung burung phoenix Nyoman Nuarta berdiri sebagai bukti keahlian luar biasa dan interpretasi visioner sang seniman. Patung ini menampilkan perpaduan yang harmonis antara estetika kontemporer dan kesenian tradisional Indonesia, memikat penonton dengan bentuknya yang dinamis dan detail yang rumit. Melalui pengerjaan yang sangat teliti, Nuarta mengilhami patung dengan rasa hidup dan vitalitas yang tak terbantahkan, melampaui medium fisiknya untuk membangkitkan emosi dan narasi yang kuat. Phoenix Nyoman Nuarta memiliki pengaruh yang mendalam bagi para penontonnya. Saat pengamat terlibat dengan karya seni, mereka diundang untuk merenungkan perjalanan transformasi pribadi mereka sendiri, menemukan pelipur lara dan inspirasi dalam kemampuan burung phoenix untuk bangkit dari keterpurukan. Patung itu berfungsi sebagai pengingat kuat akan kapasitas manusia yang melekat untuk ketahanan dan potensi tak terbatas untuk pertumbuhan dan kelahiran kembali. Kesimpulannya, patung Phoenix Nyoman Nuarta adalah bukti menakjubkan akan kekuatan seni untuk melampaui batas fisik dan membangkitkan emosi yang mendalam. Melalui pengerjaan yang terampil, penceritaan simbolis, dan hubungan yang mendalam dengan warisan budaya Indonesia, Nuarta menciptakan karya seni menawan yang merayakan siklus kehidupan yang abadi, transformasi, dan semangat phoenix yang abadi