Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

GETIH PHALA METAFORA TRADISI PUKUL SAPU DALAM BUSANA EXOTIC DRAMATIC Swari, Ni Made Vina Nandita; Priatmaka, I Gusti Bagus; Pradnya Paramita, Ni Putu Darmara
BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design Vol. 4 No. 2 (2024): Bhumidevi
Publisher : Pusa Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tradisi Pukul Sapu adalah tradisi suatu atraksi budaya berupa saling memukul badan hingga mengeluarkan darah anatar dua kelompok dengan menggunakan sapu lidi dari pohon enau. Tradisi upacara Pukul Sapu di negeri Morella sudah berlangsung lama dan selalu dilaksakan setiap hari ketujuh setelah hari raya Idul Fitri. Tradisi Pukul Sapu dipilih menjadi ide pemantik dalam penciptaan karya busana ready to wear, ready to wear deluxe, dan couture dengan menerapkan style busana exotic dramatic yang memiliki ciri khas sangat kental dengan kebudayaan. Desain karya busana juga diwujudkan dengan 5 keyword atau kata kunci yang terpilih dengan metode penciptaan FRANGIPANI oleh Tjok Istri Ratna Cora: yaitu (1) Finding the brief idea, (2) Researching and sourcing of art fashion, (3) Narrating of art fashionidea by 2d or 3d visualization, (4)Making sample, dummy, and construction, (5) Interpreting of singularity art fashionwill be showed in the final collection, (6) Promoting and making a unique art fashion, (7) Navigating art fashionproduction by humanist capitalism method, (8) Introducing the art fashion business. (9) Navigating art fashion production by humanist capitalism method. (10) Introducing the Art Fashion Business
The Grandeur of the Eruption of Benteng Belgica Representasi Benteng Belgica dalam Busana Bergaya Exotic Dramatic Suganda, Tyasa Romadhona Jaya; Priatmaka, I Gusti Bagus; Mudarahayu, Made Tiartini
BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design Vol. 4 No. 2 (2024): Bhumidevi
Publisher : Pusa Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Benteng Belgica merupakan benteng pertahanan yang dibangun oleh Portugis pada abad ke-16 di Pulau Banda Neira, Maluku. Benteng ini dibangun guna menghadapi perlawanan rakyat Banda akan penentangan monopoli perdagangan pala oleh VOC. Selama masa perang dunia, benteng ini telah 3 kali mengalami pergantian kepemilikan yakni Portugis, Belanda, dan Indonesia. Kontruksi bangunan yang terdiri dari dua tumpuk membuat benteng ini sangat kokoh. Dengan pola dasar bangunan segilima atau lebih dikenal pentagon membuat benteg Belgica memiliki lima titik pengamatan utama yang setiap titiknya terdapat bastion dan Menara pengamatan. Dengan keunikan benteng ini yang merupakan ikon dari uang pecahan 1000 rupiah menjadikan penulis ingin leboh memperkenalkan Benteng Belgica dalam nuansa busana extotic dramatic kedalam tiga jenis busana yakni ready to wear busana pria, ready to wear deluxe busana Wanita, dan Semi Couture busana Wanita. Dalam penciptaan karya penulis menggunakan metode FRANGIPANI merupakan 10 tahap penciptaan busana dan gaya ungkap analogi.