Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pelatihan Pengelolaan Limbah Bonggol Jagung Menjadi Briket Sebagai Sumber Energi Terbarukan untuk Masyarakat Desa Pappalluang, Kec. Bangkala Barat, Kab. Jeneponto: Corn Cob Waste Management Training into Briquettes as a Renewable Energy Source for the Community of Pappalluang Village, West Bangkala District, Jeneponto Regency Handayani, Sri; Wahiduddin; Amqam, Hasnawati; Wisudawan B, Owildan; Basir; Salahuddin, Nurul Syahriani; Sudarmin, Ria Rezeki; Syamsuar; Natsir, Muh Fajaruddin; Marzukiarmin, Dian Saputra
Jurnal Kolaboratif Sains Vol. 7 No. 12: Desember 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/jks.v7i12.6473

Abstract

Pengelolaan limbah pertanian, termasuk bonggol jagung, sering menjadi tantangan utama dalam menjaga keseimbangan lingkungan dan meningkatkan nilai ekonomi. Pengabdian masyarakat ini berfokus pada pemanfaatan limbah bonggol jagung sebagai bahan baku untuk produksi briket, suatu inovasi energi terbarukan yang ramah lingkungan. Kegiatan ini dilaksanakan di Desa Pappalluang, Kecamatan Bangkala Barat, Kabupaten Jeneponto, dengan menggunakan metode yang melibatkan penyuluhan, pelatihan, dan pendampingan langsung kepada masyarakat. Tujuan utama dari program ini adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam mengelola limbah pertanian, khususnya bonggol jagung, sehingga dapat diubah menjadi produk yang memiliki nilai ekonomi. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa masyarakat tidak hanya memperoleh pemahaman baru tentang pengelolaan limbah secara ramah lingkungan, tetapi juga mampu mempraktikkan pembuatan briket sebagai alternatif bahan bakar yang efektif. Briket ini memiliki potensi besar untuk mengurangi pencemaran lingkungan akibat pembakaran limbah terbuka serta menyediakan solusi energi yang lebih berkelanjutan bagi masyarakat desa. Keberhasilan program ini diharapkan menjadi langkah awal untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi lokal dan mendukung upaya pembangunan berkelanjutan. Melalui dukungan dan kolaborasi antara masyarakat, akademisi, dan pemerintah daerah, inovasi ini dapat berkembang lebih lanjut dan diterapkan secara luas di daerah lain. Program ini diharapkan berkelanjutan dan dapat diterapkan secara mandiri oleh masyarakat.
Edukasi Urgensi Foot Care sebagai Prevensi Risiko Luka Kaki Diabetic di Wilayah Kerja Puskesmas Tamalanrea Jaya Kota Makassar Rahman, Framita; Gaffar, Indra; Sabriyati, Wa Ode Nur Isnah; Rini, Ita; Rahmaniar, Andi; Natsir, Muh Fajaruddin; Fajar, Rachmat; Ramadhani, Wafiq Aulia; Syukur, Azzahra Marsya; Harisa, Akbar; Yodang, Yodang
Jurnal Abdimas Kesehatan (JAK) Vol. 6 No. 1 (2024): Januari
Publisher : Universitas Baiturrahim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36565/jak.v6i1.683

Abstract

The Tamalanrea Jaya Community Health Center has a total of 393 DM sufferers in 2022 with 152 male sufferers and 241 female sufferers. The solution offered is to provide guidance regarding the risk of diabetic foot wounds through educational outreach and counseling. The aim of the guidance is to provide information to the community in the Tamalanrea Jaya Community Health Center working area with diabetes melitus (DM) in adults and the elderly regarding the understanding, causes and prevention of diabetic foot wounds. This activity was held on September 19, 2023, with 29 participants in the community service outreach program. The inclusion criteria were people with diabetes mellitus in the working area of Tamalanrea Jaya Community Health Center in Makassar City. .The results of this activity showed that the majority of respondents (58.6%) suffered from DM for the first time at the age of 30-50 years with the average age when they first suffered from DM being 49 years, the period when most suffered from DM (44.8%) was more from 3 years and most respondents (48.3%) followed the Prolanis program for more than 3 years. And from this activity, it was found that there was an increase in knowledge after the counseling and presentation was carried out and participants were able to spread it well and correctly according to the steps that had been directed by the service team.