Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

MANDATORY WILL IN KHI REGARDING THE INHERITANCE OF ADOPTED CHILDREN ACCORDING TO JAVANESE SOCIETY Ashari, Beni; Wahyudi, Imam
At-Turost : Journal of Islamic Studies Vol 10 No 2 (2023): Agustus 2023
Publisher : STAI Nurul Huda Kapongan Situbondo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52491/at.v10i2.115

Abstract

Inheritance is the distribution of property from one generation to the nex. But it can’t be called comprehensively considering the problem of inheritance has its own problems so that adoption of children in kandangtepus village makes inheritance into consideration. There are several factors that cause inheritance to adopted children. Sometimes children get inheritance and sometimes only get paid for the purchase school fees. It was decided by family deliberation. In this study, the subject of this research is the javanese people who adopt children. With using a qualitative (field reseach) approach and the type of phenomenological reseach. This study resulted in: 1) adopted children still get the inheritance. Because of the human factor. 2) there are two divisions of inheritance between biological children and adopted children, some are equated because they are like their own children, and some are through inheritance grants or wills. 3) the result of inheritance of the adopted cjild does not occur, because it has been discussed in advance.
Melangkah Bersama Ramadhan: Membangun Pemahaman Keagamaan Siswa Smk Muhammadiyah 5 Jember Melalui Safari Rohani Hakim, Faisol; Ashari, Beni
Pandalungan: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 2 No 2 (2024): April
Publisher : Universitas Al-Falah As-Sunniyah Kencong Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62097/pandalungan.v2i2.1627

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas implementasi Safari Ramadhan sebagai upaya untuk meningkatkan pemahaman keagamaan di kalangan siswa SMK Muhammadiyah 5 Jember. Adapun metode pengabdian kepada masyarakat penelitan ini menggunakan metode EBR (Empowerment-Based Research) dengan menerapkan langkah-langkah ECA-EVARED (Exploration, Create and Action, Evaluation and Dissemination). Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan angket terhadap siswa yang terlibat dalam kegiatan Safari Ramadhan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi Safari Ramadhan berhasil meningkatkan pemahaman siswa terhadap ajaran Islam. Partisipasi siswa dalam kegiatan keagamaan seperti diskusi, ceramah, dan berbagi pengalaman menunjukkan minat yang tinggi terhadap pembelajaran agama. Faktor pendukung seperti dukungan dari pihak sekolah dan partisipasi siswa yang aktif menjadi kunci keberhasilan implementasi ini. Meskipun demikian, terdapat juga beberapa faktor penghambat seperti keterbatasan sumber daya dan waktu. Rekomendasi untuk pengembangan kegiatan serupa di sekolah lain termasuk memperluas jangkauan kegiatan, melibatkan pihak eksternal, penyediaan sumber daya yang memadai, evaluasi dan pemantauan berkala, serta pengembangan materi pembelajaran yang menarik dan relevan. Dengan menerapkan rekomendasi tersebut, diharapkan implementasi Safari Ramadhan dapat menjadi strategi yang efektif dalam meningkatkan pemahaman keagamaan di kalangan siswa di berbagai sekolah.
DIMENSI-DIMENSI SOSIOLOGIS FENOMENA HAK DAN KEWAJIBAN RELASI SUAMI ISTRI, DAN ANAK DI INDONESIA Ashari, Beni
Mabahits : Jurnal Hukum Keluarga Islam Vol 5 No 01 (2024): Mei
Publisher : UAS PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62097/mabahits.v5i01.1651

Abstract

Ikatan perkawinan merupakan ikatan yang erat, yang menyatukan antara seorang laki laki dan perempuan. Dalam ikatan perkawinan tersebut, suami istri diikat dengan komitmen untuk saling melengkapi antara keduanya dengan memenuhi hak dan kewajiban masing masing, termasuk terhadap Anak. Dan terbentuknya pola relasi didalamnya. Tujuan Penelitian adalah, 1. Untuk mengetahui Bagaimana relasi Suami Istri dan Anak dalam perkawinan di Indonesia. 2. Untuk mengetahui dimensi sosiologis hak dan kewajiban Suami Istri, dan Anak di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif studi pustaka (library research). Artikel ini memberikan kesimpulan bahwa : Pola relasi sosiolois suami istri terdiri dari pola relasi tradisional dan pola relasi modern yakni relasi owner-property dan pola relasi head complement, senior-partner dan pola relasi equal partner. Pola relasi terhadap anak yakni Pola relasi anak dan oran tua yaitu Tolerance-Intolerance, Ermissive-strictness, Involvement-detachment Warmth- coldness Selanjuntya hak dan kewajiban suami isteri adalah adanya hak bersama, hak Istri yakni hak kebendaan yakni seperti mahar, nafkah, menyediakan rumah dan sebaainya, sedangkan hak bukan kebendaan seperti diperlakukan dengan baik dan berbuat adil. Hak suami adalah ditaati oleh Istri. Dan hak anak dalam islam adalah hak untuk hidup dan tumbuh berkembang.
Interaksi antara Perubahan Sosial dan Hukum Keluarga Islam: Sebuah Studi Kasus tentang Peran Perempuan dalam Pengambilan Keputusan Keluarga Ashari, Beni
Mabahits : Jurnal Hukum Keluarga Islam Vol 5 No 02 (2024): November
Publisher : UAS PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62097/mabahits.v5i02.1988

Abstract

Family dynamics, including decision-making, are greatly impacted by dynamic social developments. The purpose of this study is to examine how Islamic family law and social change interact, with an emphasis on how women participate in family decision-making. This study uses in-depth case studies to investigate the ways in which Islamic family law concepts intersect with social changes including modernization, urbanization, and the rise in women's education. This study uses case study techniques in conjunction with a qualitative approach. In-depth interviews with women of all ages and socioeconomic backgrounds were used to gather data, and pertinent Islamic law materials were also examined. The findings of the study show that women's roles in family decision-making have changed significantly. Despite the fact that Islamic law has always given men more authority as heads of
Integrating Prophetic Counseling Methods into Modern School-Based Mental Health Programs: A Case Study in Islamic Boarding Schools Masrukhin, Akhmad Rudi; hakim, Faisol; Ashari, Beni; Zainuri , Zainuri
Darussalam: Journal of Psychology and Educational Vol. 4 No. 1 (2025)
Publisher : Yayasan Minang Darussalam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70363/djpe.v4i1.275

Abstract

This study explores the integration of Prophetic counseling methods into contemporary school-based mental health programs, with a particular focus on Islamic boarding schools (pesantren) in Indonesia. Amid increasing concerns over student mental health, there is a growing need for culturally and spiritually responsive counseling approaches. Prophetic counseling, derived from the teachings and practices of the Prophet Muhammad (peace be upon him), emphasizes empathy, active listening, moral guidance, and emotional regulation within a spiritual framework. This qualitative case study employed interviews, observations, and document analysis to examine how Islamic boarding schools incorporate these Prophetic principles into their student support systems. Findings indicate that combining modern psychological strategies with Prophetic values fosters a holistic and contextually appropriate mental health model, enhancing students' emotional well-being, resilience, and moral development. The study concludes that the synergy between Islamic ethical traditions and modern mental health practices can enrich school counseling frameworks and offers a model that can be adapted in other faith-based educational settings.
INTEGRASI KONSEP PEWARIS, AHLI WARIS, HARTA WARIS, DAN MAWĀNI’ AL-IRTS DALAM KERANGKA KEADILAN DISTRIBUSI WARISAN ISLAM Khaiyyul Millati Waddin, Aufal Hadliq; Ashari, Beni
Mabahits : Jurnal Hukum Keluarga Islam Vol 6 No 01 (2025): MEI
Publisher : UAS PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62097/mabahits.v6i01.2218

Abstract

This study discusses the concepts of heirs, heirs’ rights, inheritance assets, and mawāni’ al-irts within the framework of justice in Islamic inheritance distribution, using the maqāṣid al-syarī’ah approach. The distribution of inheritance in Islamic law, based on the verses of the Qur’an, is often confronted with social justice challenges, particularly in the context of the unequal distribution of inheritance between males and females. By using a maqāṣidī perspective, this research examines how the objectives of sharia, such as the protection of wealth (ḥifẓ al-māl) and offspring (ḥifẓ al-nasl), can provide a basis for reinterpreting inheritance law to create a more equitable distribution, especially in increasingly complex modern societies. This approach allows Islamic inheritance law to be more relevant and responsive to the social, economic, and gender roles in families, while still maintaining the fundamental principles of Islamic law. The research methodology used in this study is a normative-qualitative approach, with an in-depth analysis of texts and literature on both classical and contemporary sources, as well as the application of the maqāṣidī approach in understanding Islamic inheritance law. The aim of this study is to examine and offer solutions for reconstructing a fairer inheritance distribution and to understand the relevance and application of maqāṣidī principles in the context of Islamic inheritance law in contemporary society.
Marriage Dispensation in Early-Age Marriages and Its Impact on Divorce Rates at the Jember Religious Court Ashari, Beni
FALASIFA : Jurnal Studi Keislaman Vol 15 No 02 (2024): September
Publisher : UAS PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62097/falasifa.v15i02.2441

Abstract

Early-age marriage remains a common social phenomenon in Indonesia, including in Jember Regency. Many families apply for marriage dispensation at the religious court as a solution to avoid premarital pregnancy or due to other social factors, despite the legal minimum age of 19 for marriage. This study aims to examine how judges at the Jember Religious Court grant marriage dispensation to underage applicants and whether the high number of dispensation requests correlates with the rising divorce rate. This research is a field study using a normative-juridical approach and descriptive qualitative method. Primary data were obtained through interviews with judges at the Jember Religious Court, while secondary data were collected from relevant literature such as books, journals, and legal documents. The findings reveal that judges only process marriage dispensation requests if the applicant is at least 18 years old, in accordance with agreements between the local government, health agencies, psychologists, P3KB, BKKBN, and other relevant institutions. Dispensations for applicants under 18 are only granted if supported by medical recommendations. Furthermore, judges emphasized that the increase in divorce rates is not solely caused by marriage dispensations but also by emotional immaturity and stunting. Therefore, education for parents and prospective couples on the emotional, legal, and social risks of early marriage is crucial to reduce divorce rates.
Marital Rape dan Gender Equality: Sosialisasi KUHP Pasal 477 di Desa Suci Panti Kabupaten Jember Ashari, Beni; Ainiyah, Qurrotul; Nuronia, Roihana
Pandalungan: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 1 No 2 (2023): April
Publisher : Universitas Al-Falah As-Sunniyah Kencong Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62097/pandalungan.v1i2.1349

Abstract

Kaum perempuan sering menjadi korban kekerasan rumah tangga. Kekerasan dapat pula timbul penolakan istri berhubungan suami istri. Di Desa Suci Kecamatan Panti Kabupaten Jember ditemui laporan warga terhadap kepala lingkungan setempat terkait adanya kekerasan dalam rumah tangga. Pola pikir terkesan masih kolot dan minim pengetahuan, sehingga perkembangan teknologi dan informasi hukum sedikit sekali yang mengetahui. Budaya patriarki masih sangat kental, segala hal diatur oleh laki-laki dan perempuan hanya sebagai kaum penurut. Menyikapi masalah tersebut, penting untuk dilakukan pendampingan berbasis penyuluhan kepada kaum perempuan di Desa Suci tersebut. Penyuluhan dilakukan dengan memberikan paparan materi tentang Hukum Pidana Kekerasan Seksual dalam Rumah Tangga Menurut KUHP Pasal 477. Hasil dari adanya pengabdian ini terlihat setelah masyarakat menjadi lebih paham akan dampak negatif bagi pelaku kekerasan seksual dalam rumah tangga, dan upaya perlawanan dalam hal terjadinya pemkasaan dalam rumah tangga. Dengan adanya peningkatan pemahaman tersebut membuat masyarakat di lingkungan Desa Panti lebih sadar hukum dan terbentuknya keluarga yang harmonis, sakinah, warahmah. Dan para kaum perempuan saat ini tidak lagi takut untuk melaporkan jika terjadi kekerasan dalam rumah tangganya sebab mereka tahu bagaimana solusi jika terjadi kekerasan dalam rumah tangga. Penting bagi pasangan suami istri saling memahami persoalan marital rape (perkosaan dalam rumah tangga) agar tidak timbul adanya ancaman hingga ketakutan bagi istri yang memicu terjadinya kekerasan rumah tangga.
UPAYA PENINGKATAN KESADARAN MASYARAKAT KARANGBAYA TENTANG KONSEKUENSI NEGATIF PERNIKAHAN USIA MUDA MELALUI PENDEKATAN PARTICIPATORY ACTION RESEARCH (PAR) Ashari, Beni; Ainiyah, Qurrotul; Millati Wadd, Moch. Aufal Hadliq Khaiyyul; Naseh, Ahmad Muhammad
AS-SUNNIYYAH Vol 5 No 01 (2025): September
Publisher : UAS PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62097/assunniyyah.v5i01.2520

Abstract

Artikel pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan remaja di Desa Karangbayat Kecamatan Sumberbaru Kabupaten Jember tentang risiko pernikahan dini. Kegiatan pengabdian ini menggunakan metode Participatory Action Research (PAR), dengan melibatkan siswa-siswi kelas 8-9 MTS Sunan Ampel dan MTS Nurul Huda melalui penyuluhan dan sosialisasi tentang risiko pernikahan dini. Hasil dari kegiatan pengabdian ini adalah peningkatan kesadaran siswa-siswi dalam menunda pernikahan dan pentingnya melanjutkan pendidikan. Pembahasan kegiatan ini adalah perlunya kolaborasi pemerintah desa, lembaga pendidikan, dan masyarakat dalam upaya mencegah pernikahan dini di Desa Karangbayat.
Analisis Perbandingan Hukum Acara Perdata Islam di Indonesia dan Mesir: Menavigasi Tradisi Dan Modernitas Ashari, Beni; Afiq, Ahmad Zubadul
Mabahits : Jurnal Hukum Keluarga Islam Vol 6 No 02 (2025): NOVEMBER
Publisher : UAS PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62097/mabahits.v6i02.2554

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk analisis komparatif tentang hukum acara perdata Islam di Indonesia dan Mesir, dua negara mayoritas Muslim yang telah mengintegrasikan prinsip-prinsip Syariah ke dalam sistem hukum nasional mereka. Di Indonesia, keberadaan Peradilan Agama memiliki sejarah yang panjang dan mapan, beroperasi sebagai lembaga peradilan yang setara di bawah Mahkamah Agung Pendekatan ini didasarkan pada sumber hukum yang terkodifikasi, seperti Kompilasi Hukum Islam (KHI), yang mewakili model "ijtihad yang dipimpin negara" untuk mencapai kepastian hukum dan konsistensi peradilan. Sebaliknya, Mesir mengadopsi sistem pengadilan yang terinspirasi dari model sekuler yang berasal dari hukum Perancis, di mana Pengadilan Keluarga berfungsi sebagai sirkuit khusus dalam sistem peradilan umum. Sumber hukum Mesir, meskipun terus direformasi, masih bergantung pada fiqh Hanafi yang tidak terkodifikasi untuk masalah-masalah yang tidak diatur secara eksplisit. Perbedaan paling signifikan terletak pada proses perceraian: di Indonesia, perceraian diinisiasi melalui proses pengadilan yang dimediasi untuk kedua belah pihak, sedangkan di Mesir, pria memiliki hak unilateral dan non-yudisial untuk menceraikan istri mereka, sementara wanita harus melalui proses pengadilan yang memberatkan, yang sering kali menuntut pembuktian "bahaya" atau penyerahan hak finansial melalui khula. Terlepas dari perbedaan ini, kedua negara menghadapi tantangan serupa, seperti biaya litigasi yang tinggi, proses yang panjang, dan kesulitan dalam penegakan putusan