ABSTRAKKekerasan dan pelecehan seksual muncul akibat ketimpangan sosial yang menempatkan sebagian pihak dalam posisi lemah sehingga rentan dieksploitasi. Kondisi ini diperparah dengan kecenderungan korban untuk bungkam karena rasa malu, takut, adanya tekanan eksternal, ataupun faktor-faktor lainnya. Pencegahan kekerasan seksual yang menjadi agenda penting dalam SDGs 5 (kesetaraan gender) dan SDGs 10 (pengurangan ketimpangan) membutuhkan kolaborasi berbagai lapisan masyarakat. Sebagai kontribusi dalam bentuk solusi, digagas program pengabdian berbentuk edukasi anti kekerasan seksual bagi siswa SMA. Tujuannya membangun kesadaran tentang ancaman kekerasan seksual, menggugah kepedulian melalui data dan fakta terkini, serta mendorong keberanian siswa untuk bersuara ketika mengalami atau menyaksikan kekerasan, baik verbal, non-verbal, maupun fisik. Metode pengabdian berupa workshop dengan tiga tahapan: perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Pada tahap perencanaan, dilakukan komunikasi dengan SMA Unggulan BPPT Al Fatah Lamongan. Workshop berdurasi 90 menit ini menampilkan video iklan layanan masyarakat “Speak Up!” sebagai media edukasi. Sebanyak 86 siswa berpartisipasi, terdiri atas 76 siswa kelas X dan 10 anggota tim media. Hasilnya, siswa semakin sadar pentingnya berbicara untuk meminimalisasi potensi dan dampak kekerasan seksual, terlihat dari antusiasme serta testimoni yang diberikan. Kata kunci: edukasi anti kekerasan seksual; iklan layanan masyarakat; kekerasan seksual; speak up; kesadaran berbicara ABSTRACTSexual violence and harassment arise as a consequence of social inequality that places certain groups in weaker positions, making them vulnerable to exploitation. This situation is worsened by the tendency of victims to remain silent due to shame, fear, external pressure, or other factors. Preventing sexual violence, which is an important agenda in SDG 5 (gender equality) and SDG 10 (reduced inequalities), requires collaboration across different layers of society. As a form of contribution, a community service program in the form of sexual violence prevention education was initiated for high school students. The program aims to build awareness of the threats of sexual violence, foster students’ concern through exposure to recent data and facts, and encourage them to speak up when experiencing or witnessing violence, whether verbal, non-verbal, or physical. The method of implementation was a workshop consisting of three stages: planning, execution, and evaluation. During the planning stage, communication was established with SMA Unggulan BPPT Al Fatah Lamongan. The 90-minute workshop featured a public service announcement video titled “Speak Up!” as an educational medium. A total of 86 students participated, including 76 tenth graders and 10 members of the school’s media team. The results showed an increased awareness among students about the importance of speaking up to minimize the potential and impact of sexual violence, as reflected in their enthusiasm and testimonials. Keywords: anti-sexual violence education; public service announcement; sexual harassment; speak up awareness to speak