Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pertumbuhan Selada Red Romaine pada Intensitas Naungan dan Mulsa Organik Disertai Intensitas Penyiraman Berbeda Zahwa, Dini Nur Asyifa; Muda, Strayker Ali; Lakitan, Benyamin; Ria, Rofiqoh Purnama; Ramadhani, Fitri
Seminar Nasional Lahan Suboptimal Vol 11, No 1 (2023): Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal ke-11 “Optimalisasi Pengelolaan Lah
Publisher : Pusat Unggulan Riset Pengembangan Lahan Suboptimal (PUR-PLSO) Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Zahwa, D.N.A., Lakitan, B., Muda, S.A., Ria, R.P., & Ramadhani, F.  (2023). Red romaine lettuce growth on different shading intensities and organic mulching with watering intensities. In: Herlinda S et al. (Eds.), Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal ke-11 Tahun 2023, Palembang  21 Oktober 2023. (pp. 135-144).  Palembang: Penerbit & Percetakan Universitas Sriwijaya (UNSRI).Red romaine lettuce (Lactuca sativa L. var. longifolia) is a lettuce variety containing antioxidant, vitamin, and fiber contents that are beneficial in meeting dietary fiber requirements. This vegetable has the potential to be cultivated in suboptimal areas, including urban land. This study was aimed at identifying the impact of several shade intensities and organic mulch with watering intensities on romaine lettuce growth at early vegetative stages. The research followed a split plot design consisting of 2 treatments, namely shade intensity as the main plot (45% shade, 55% shade, and 80% shade) and organic mulch with watering intensities as subplots (without mulch with no intensive watering, organic mulch with no intensive watering, and organic mulch with intensive watering) and repeated 3 times. The results showed that shaded red romaine lettuce (45% shade, 55% shade, and 80% shade) increased growth at early vegetative growth. However, it was not statistically significant. Meanwhile, the application of organic mulch through intensive watering tends to increase shoot and root growth. Differences in shoot and root growth as a result of the treatments applied can also be shown through their visual appearance. Shade and mulch treatments by intensive watering were confirmed to be able to control the microclimate represented through media moisture. The 80% shading and the organic mulch with intensive watering were able to increase media moisture. In conclusion, 80% shading and organic mulch with watering improved red romaine lettuce growth at the early vegetative stage, although recovery to a lower shade is necessary to avoid inhibited root and shoot growth.
Pengembangan Sistem Budidaya Tanaman Sayuran Secara Hidroponik Integrasi Budidaya Ikan untuk Mendukung Desa Mandiri Pangan Gustiar, Fitra; Ria, Rofiqoh P.; Ramadhani, Fitri; Susilawati, Susilawati; Negara, Zaidan P; Muda, Strayker Ali
Jurnal Pengabdian Masyarakat Bangsa Vol. 1 No. 11 (2024): Januari
Publisher : Amirul Bangun Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59837/jpmba.v1i11.709

Abstract

Usaha pemenuhan kebutuhan pangan sangat diperlukan untuk ketersediaan bahan pangan seiring meningkatnya populasi penduduk. Desa Mandiri Pangan merupakan program yang diinisiasi untuk mencegah kekurangan pangan di Indonesia. Kegiatan pengabdian dilakukan dengan metode Pelatihan, praktek, dan pendampingan. Tujuannya untuk memberikan informasi tentang bagimana sistem budidaya secara hidroponik yang diintegrasikan dengan budidaya ikan dilahan terbatas. Budidaya hidroponik tanaman sayuran yang dipilih adalah jenis tanaman sayuran daun yaitu kangkung dan selada, yang merupakan jenis sayuran berumur genja dan relatif mudah untuk dibudidayakan. sedangkan materi budidaya ikan yang dipilih jenis ikan lele yang mempunyai daya tahan yang tinggi dan pertumbuhan yang relatif cepat. Hasil survey Tingkat kesukaan Masyarakat terhadap ikan dan sayuran berkisar 47,9% memilih sangat suka ikan dan 62,5% memilih sangat suka sayuran. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran Masyarakat sudah sangat tinggi terhadap pentingnya makanan yang mereka konsumsi, yakni protein dari hewani dan nabati. Selanjutnya, sebagian besar sekitar 35,4% (ikan) dan 65,7% (sayuran) masyarakat pernah melakukan budidaya sendiri. Sebanyak 77,1% masyarakat belum mengetahui cara budidaya integrasi ikan dan sayur didalam ember. Oleh sebab itu, kegiatan pengabdian ini memberikan pengetahuan baru kepada masyarakat dalam budidaya ikan dan sayur dalam ember. Selain itu juga memberikan efek positif dalam memenuhi kebutuhan pangan secara mandiri dalam skala rumah tangga.
Enlargement of Tubers from Flower Blooming to Seeds Ripening in Konjac Plant (Amorphophallus muelleri Blume) Lakitan, Benyamin; Nurshanti, Dora Fatma; Muda, Strayker Ali; Yakup, Yakup; Jaafar, Nardiah Rizwana; Illyas, Rosli Md.
AGRIVITA Journal of Agricultural Science Vol 47, No 1 (2025)
Publisher : Faculty of Agriculture University of Brawijaya in collaboration with PERAGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17503/agrivita.v47i1.4588

Abstract

The cultivation of konjac plants (Amorphophallus muelleri Blume) is mainly initiated by the accumulation of glucomannan in their tuber. Many studies of konjac plants are limited until konjac tubers are suitable for harvest, not extended to the flowering stage. This study focused on tubers' development in the flower bud formation phase until seed development. The results of this study show that only one flower grows from each tuber. It takes 40+2 days for the konjac flower to bloom fully but 3+1 days for the flower to wither. The weight, diameter, and thickness of the konjac tubers used as planting material were 0.342+0.014 kg, 8.23+0.26 cm, and 5.75+0.17 cm, respectively, and significantly grew to 2.70+0.156 kg, 19.96+0.560 cm, and 12.73+0.335 cm, respectively at the time of harvest. Konjac plants promote thick lateral roots at the base of the petiole and fibrous roots on the tuber skin. During the enlargement of the tubers, the thickness and diameter ratio did not change. The cross-sectional shape of petioles and spadix is slightly oval. The number of seeds per plant correlated with the female flower's length, diameter, and cylindrical area. Finally, tubers decompose, and a new one or more starts to grow.