Lingkungan belajar yang menyenangkan dan aman bagi siswa sangat penting untuk pendidikan yang baik, tetapi keadaan di sekolah menunjukkan beberapa penyimpangan. Selain berfungsi sebagai tempat untuk memperoleh informasi, sekolah terkadang dapat mengalami penganiayaan. Perilaku mengerikan ini akan menciptakan suasana belajar yang aman dan nyaman, terutama di sekolah. Baik korban maupun pengganggu akan memiliki efek psikologis dan fisik dari bullying yang akan mengganggu kehidupan sehari-hari mereka. Remaja di sekolah menengah sering dikaitkan dengan krisis identitas atau proses mata pencaharian identitas. Konseling, percakapan yang menarik, dan distribusi sumber daya pendidikan adalah beberapa strategi yang digunakan dalam proses sosialisasi ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengkarakterisasi jenis perilaku perundungan yang terjadi di SMA APIPSU Medan. Program ini bertujuan untuk menginformasikan kepada siswa SMA APIPSU tentang risiko perundungan, bagaimana menghentikan dan menghadapinya, dan bagaimana korban bisa mendapatkan perlindungan hukum. Permainan edukatif digunakan untuk membantu siswa memahami empati dan toleransi terhadap orang lain, yang merupakan salah satu strategi yang digunakan untuk meningkatkan keberhasilan program. Hasil dari program ini menunjukkan bahwa siswa mulai memahami efek merugikan dari bullying dan menunjukkan pergeseran pola pikir untuk membangun lingkungan belajar yang lebih aman dan ramah, pemahaman siswa tentang pentingnya melestarikan lingkungan belajar yang aman dan menyenangkan telah meningkat sebagai hasil dari latihan ini, selain mereka mulai menunjukkan perilaku yang lebih positif dalam interaksi sekolah sehari-hari