Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Implementation of Women's Representation as Members of the General Election Commission Based on Law No. 7 of 2017 on General Elections. Sukardin; Suartini; Anas Lutfi
Jurnal Hukum Volkgeist Vol. 8 No. 1 (2023): DECEMBER
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35326/volkgeist.v8i1.4714

Abstract

The topic of women's quotas can be a good entry point to explore what limits and enhances substantive representation of women. Additionally, women's quotas are closely related to the debate on descriptive and substantive representation when associating quota policies, representation, and the effects of these quota policies. Women's representation in election organizers is crucial to ensure fair, equitable, and inclusive elections. Moreover, this is related to the issue of affirmative action. Affirmative action is a policy that provides special treatment to disadvantaged or marginalized groups, such as women, in order to enhance their representation in election organizers. This policy can take the form of quotas, reservations, or other affirmative programs. This research aims to analyze the Implementation and Factors affecting the fulfillment of the 30% Women's Representation quota in General Elections organizers in Indonesia based on Law No. 7 of 2017 regarding General Elections Research.
Unraveling the Legal Labyrinth: An In-depth Review of Domestic Violence Regulation in Indonesia Rohaya, Nizla; Suartini; Mohammad; Prosper Maguchu; Gufroni
Nurani Vol 24 No 1 (2024): Nurani: jurnal kajian syari'ah dan masyarakat
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19109/nurani.v24i1.20011

Abstract

Domestic violence cases continue to increase every year, due to factors such as economic problems, fatigue due to traffic congestion, increasing life demands, and many other factors. Nowadays, news about domestic violence incidents is increasingly common. To date, Indonesia has four laws and regulations governing domestic violence. However, the existence of these four laws and regulations has created a new problem, namely over-regulation or excessive regulation which has caused several negative impacts which are the subject of discussion in this paper.   The research method used in this research is qualitative through normative legal research. The data obtained is analyzed using a conceptual approach to understand the concept of domestic violence in four different laws and regulations in Indonesia. This research focuses on the harmony of norms and ideas of domestic violence in Indonesian law. The purpose of this research is to find a conception to simplify the regulations governing domestic violence in Indonesia by unifying the four regulations above. Based on the results and discussion, the author provides recommendations in terms of streamlining regulations related to domestic violence.  Simplification of regulations is needed to help reduce barriers in handling domestic violence, increase protection for victims, and support prevention efforts. Therefore, it is important to involve stakeholders, legal experts, human rights activists, and other communities in designing changes to domestic violence laws to make them more effective.
Aspek Hukum Lahan Sawah Dilindungi dan Tata Ruang: Legal Aspects of Protected Rice Land and Spatial Planning Firman Nur Robbi, Yogya; Sadino; Suartini
Fundamental: Jurnal Ilmiah Hukum Vol. 13 No. 2 (2024): Fundamental: Jurnal Ilmiah Hukum
Publisher : Universitas Muhammadiyah Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34304/jf.v13i2.278

Abstract

This research discusses the regulation and process of resolving discrepancies in using Protected Rice Fields (LSD) by Indonesian laws and regulations. LSD has an important role in protecting strategic food resources and ensuring national food security. The purpose of this study is to examine the regulatory framework governing LSD and identify challenges in the resolution process, as well as present steps that can be taken to improve LSD management. This research uses a normative research approach with an analysis of applicable regulations and procedures related to LSD in Indonesia. The research results highlight the need for increased coordination between central and regional governments in determining and monitoring LSD, strict law enforcement, regular updating of LSD data, outreach to the community, providing incentives to farmers, and increasing investment in agricultural infrastructure. These steps are expected to increase the effectiveness of LSD management, which will ultimately support national food security and farmer welfare.
Kedudukan Uang Pengganti pada Kasus Korupsi (Analisa Putusan Pengadilan Nomor: 07/Pid.Sus- Tpk/2024/Pn.Jkt.Pst) Zulfikar, Raden Viqi Maulana Ihsan; Achmad, Suparji; Suartini
Sang Pencerah: Jurnal Ilmiah Universitas Muhammadiyah Buton Vol. 11 No. 2 (2025): Sang Pencerah: Jurnal Ilmiah Universitas Muhammadiyah Buton, Indonesia
Publisher : Lembaga Jurnal dan Publikasi Universitas Muhammadiyah Buton

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35326/pencerah.v11i2.7102

Abstract

Uang pengganti tambahan dalam perkara korupsi yang ditetapkan oleh putusan pengadilan menjadi tuntutan tambahan yang digabungkan dengan hukuman pokok. pada dasarnya, korupsi merupakan kejahatan luar biasa yang perlu dicegah dengan cepat dan tepat agar tidak merugikan keuangan negara serta kesejahteraan masyarakat. berdasarkan penelitian yang berjudul kedudukan uang pengganti pada kasus korupsi (analisa putusan pengadilan nomor: 07/pid.sus-tpk/2024/pn.jkt.pst) metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah "metode penelitian hukum normatif" (yati nurhayati, & ifrani, 2021) atau yang juga dikenal sebagai penelitian hukum kepustakaan. dalam penelitian hukum normatif, dilakukan dengan meneliti bahan pustaka dan hanya mengandalkan data sekunder untuk memperoleh data yang valid. penelitian ini mengaplikasikan penalaran deduktif dan induktif, di mana hasil yang diperoleh diterima kebenarannya dan disimpulkan secara khusus, sementara penalaran induktif memperkaya tulisan dengan bukti yang ada. oleh karena itu, penalaran deduktif dan induktif berfungsi untuk mengembangkan kemampuan secara seimbang dan menarik kesimpulan secara umum. penjatuhan uang pengganti ini merupakan salah satu upaya untuk mengembalikan kondisi keuangan negara ke keadaan semula, sekaligus memberikan efek jera kepada terdakwa korupsi.
Perlindungan Hukum terhadap Direksi BUMN dalam Melaksanakan Aksi Korporasi yang Berpotensi Menyebabkan Kerugian Keuangan Negara Asyafa, Allusia; Suartini
Sang Pencerah: Jurnal Ilmiah Universitas Muhammadiyah Buton Vol. 11 No. 2 (2025): Sang Pencerah: Jurnal Ilmiah Universitas Muhammadiyah Buton, Indonesia
Publisher : Lembaga Jurnal dan Publikasi Universitas Muhammadiyah Buton

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35326/pencerah.v11i2.7279

Abstract

Keuangan negara sebagaimana yang dimaksudkan didalam Konstitusi perwujudannya adalah APBN. Rumusan masalah dalam penelitian ini bagaimanakah prespektif Kontitusi terhadap Kerugian Keuangan Negara pada Kerugian Keuangan BUMN Akibat Resiko Bisnis? Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis normatif dengan menggunakan data sekunder. Pendekatan ini berfokus pada penelaahan norma-norma hukum tertulis, seperti peraturan perundang-undangan, putusan pengadilan, dan doktrin hukum, dengan menitikberatkan pada data sekunder atau studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan Pasal 23 UUD 1945 menyatakan bahwa wujub keuangan negara adalah APBN dan APBD sehingga keuangan BUMN tidak termasuk dalam keuangan negara. Definis keuangan negara pada Undang-Undang No 17 Tahun 2003   Tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang No 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Dan Pengelolaan Dan Tanggung Jawab Keuangan Negara bertentangan dengan UUD. Berdasarkan Pasal 23 UUD, teori transformasi dan Three keyword theory, Kerugian yang dialami oleh BUMN bukanlah kerugian keuangan negara karena. Keuangan negara yang sudah dipisahkan dan dijadikan modal atau kekayaan pada BUMN secara otomatis bertransformasi menjadi uang privat. Jika status uang privat tersebut tetap dianggap sebagai uang publik, akibatnya terhadap kerugaian suatu BUMN akan ditanggung oleh Negara sepenuhnya.
Digitalization of Civil Transactions and Its Implications for Legal Certainty in the Era of Society 5.0 Anita Mu’min; Muhammad Rafli Chaniago; Suartini
Edusight International Journal of Multidisciplinary Studies Vol. 2 No. 2 (2025): Edusight International Journal of Multidisciplinary Studies
Publisher : Yayasan Meira Visi Persada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69726/eijoms.v2i2.144

Abstract

Digital transformation in the Indonesian civil law system is an inevitable necessity in line with the rapid development of information technology in the Society 5.0 era. One aspect that is directly affected is civil transactions, particularly in agreements and contracts that are now largely conducted electronically. This article aims to analyze the impact of the digitalization of civil transactions on legal certainty for the parties involved, as well as to evaluate the suitability of existing regulations, such as the Electronic Information and Transactions Law (ITE Law) and the Civil Code, in addressing this dynamic. By using a normative juridical approach and comparative analysis of legal practices in several countries, this article finds that although Indonesian regulations have begun to recognize the validity of electronic transactions, significant challenges still arise in the aspects of proof, authentication, and legal protection of digital transactions. Therefore, a more comprehensive and integrative reform of civil law is needed to ensure the principle of legal certainty in the digital realm. This update must include the establishment of clear technical guidelines, as well as the strengthening of regulations that support the implementation of safe and legally valid digital transactions, in order to keep up with technological developments and protect the rights of parties in electronic transactions
Perlindungan Hewan dari Kasus Penganiayaan di Indonesia Putri, Cinta Calista; Suartini
Sang Pencerah: Jurnal Ilmiah Universitas Muhammadiyah Buton Vol. 11 No. 3 (2025): Sang Pencerah: Jurnal Ilmiah Universitas Muhammadiyah Buton, Indonesia
Publisher : Lembaga Jurnal dan Publikasi Universitas Muhammadiyah Buton

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35326/pencerah.v11i3.7257

Abstract

Perlindungan terhadap hewan dalam sistem hukum Indonesia dari tindakan penganiayaan masih menghadapi tantangan serius. Pasal 302 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) memiliki fungsi memberikan perlindungan hukum terhadap hewan, namun penerapannya belum optimal. Banyak kasus penganiayaan hewan tidak diikuti dengan penjatuhan hukuman yang sebanding, sehingga tujuan untuk memberikan efek jera tidak tercapai. Fenomena ini menunjukkan bahwa perlindungan terhadap kesejahteraan hewan masih berada pada posisi lemah dalam praktik hukum Indonesia. Penelitian ini menganalisis penerapan Pasal 302 KUHP dalam sejumlah putusan pengadilan dengan menyoroti pertimbangan hakim serta kelemahan pasal tersebut. Metode yang digunakan adalah yuridis normatif dengan pendekatan komparatif untuk mengkaji sejauh mana hukuman yang dijatuhkan sesuai dengan prinsip perlindungan hukum. Hasil penelitian memperlihatkan hukuman yang dijatuhkan cenderung ringan, sehingga tidak sejalan dengan tujuan perlindungan hewan. Regulasi di beberapa negara lain yang lebih maju dalam penegakan hukum kesejahteraan hewan menunjukkan perlunya Indonesia memperkuat aturan dan mekanisme penegakan. Penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan kesadaran masyarakat serta mendorong pembaruan hukum demi menjamin kesejahteraan hewan dari ancaman penganiayaan.
Provisions for The Use of Foreign Workers in Indonesia Flambonita, Suci; Emilda Kuspraningrum; Suartini
Fundamental: Jurnal Ilmiah Hukum Vol. 12 No. 1 (2023): Fundamental: Jurnal Ilmiah Hukum
Publisher : Universitas Muhammadiyah Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34304/jf.v12i1.82

Abstract

The use of foreign workers in Indonesia is intended to transfer knowledge and SKILL. Various requirements must be met as a condition if the entrepreneur/company wishes to bring in foreign workers. The purpose of placing foreign workers in Indonesia; first, is to meet the need for skilled and professional workers in certain fields that cannot be filled by Indonesian Migrant Workers; second, accelerating the process of national development by accelerating the process of technology transfer or knowledge transfer, especially in the industrial sector; third, provide expansion of employment opportunities for Indonesian Migrant Workers; fourth, increase foreign investment as a support for development capital in Indonesia. This type of research uses normative methods by analyzing legal provisions with statutory and case approaches, is descriptive analysis in nature which aims to describe, inventory, and analyze regarding the provisions governing foreign workers in Indonesia through library research. The discussion in this study is an effort to avoid legal problems and the excessive use of foreign workers, the government must carefully determine the policies to be taken in order to maintain a balance between foreign workers and domestic workers. The manpower aspect, especially in terms of the obligation to use Indonesian workers and the necessity to hold industrial training, transfer of knowledge and technology as well as work permits for foreign workers is an absolute requirement in relation to the use of labor.
Kedudukan Direksi Dalam Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu (PKWTT) Dan Implikasi Hukum Dalam Perselisihan Hubungan Industrial (Studi Putusan No. 434/Pid.Sus-Phi/2021/Pn Jkt.Pst) Maharani, Putri; Suartini
UNES Law Review Vol. 7 No. 3 (2025)
Publisher : LPPM Universitas Ekasakti Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31933/unesrev.v7i3.2405

Abstract

Pentingnya perlindungan hukum bagi Direksi, terutama dalam hal Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) adalah salah satu menjadi alasan utama penelitian ini. Kedudukan direksi dalam Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu (PKWTT) sangat kompleks jika terjadi perselisihan Hubungan Industrial dalam Pemutusan Hubungan Kerja. Pembahasan dalam penelitian ini adalah bagaimana kedudukan direksi dalam PKWTT dalam konteks hukum ketenagakerjaan dan UU Perseroan Terbatas di Indonesia dan Apa Implikasi Hukum dalam Pemutusan Hubungan Kerja. Kerangka Teori dalam penelitian ini dengan pendekatan UU Ketenagakerjaan, UU Perseroan Terbatas dan Studi Kasus. Metode yang digunakan adalah kajian Yuridis Normatif. Hasil Penelitian ini menyatakan bahwa kedudukan direksi dalam status PKWTT adalah pengurus perusahaan secara struktural yang memiliki karakteristik khusus dibanding karyawan biasa baik dalam segi peran dan wewenang dalam pengambilan keputusan dan operasional Perusahaan dan Implikasi Hukum pada perselisihan Hubungan Industrial adalah Direksi memiliki kontrak kerja yang mengatur hak dan kewajiban Direksi, Direksi ditetapkan sebagai pekerja secara hukum dan memiliki hak yang sama seperti pekerja lainnya, hak ini adalah upah, jaminan sosial, dan kondisi kerja yang adil.