Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

POLA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK RESERVE DI UNIT INTENSIF DAN NON INTENSIF RAWAT INAP RSUP FATMAWATI Subhan, Ahmad; Oktamauri, Ariesa; Haifa, Alifia; Wardani, Tita Kusuma
Jurnal Farmasi Klinik Best Practice Vol 3 No 1 (2024): Jurnal Farmasi Klinis Best Practice Volume 3 No. 1 Juni 2024
Publisher : RSUP Fatmawati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58815/jfklin.v3i1.43

Abstract

The widespread prescription and utilization of antibiotics in hospitals globally, including Indonesia, pose a significant risk of inappropriate antibiotic usage, leading to antibiotic resistance. In response to this crisis, the World Health Organization (WHO) has devised the AWaRe (Access, Watch, Reserve) classification system. The use of reserve category antibiotics has been restricted. However, the available evidence is insufficient to draw definitive conclusions regarding the impact of these limitations and their correlation with patient clinical outcomes. This study aims to evaluate the usage patterns of reserve category antibiotics and their associated clinical outcomes in both intensive and non-intensive inpatient care at RSUP Fatmawati during the April - May 2024 period. Utilizing a prospective cohort design, the research subjects consisted of a total sampling of all inpatients who received reserve antibiotics. Statistical analysis was performed using SPSS 25. The largest proportion of reserve antibiotic use was observed in the ICU, accounting for 27.6%. The reserve antibiotics employed included Meropenem (83.71%), Aztreonam (2.33%), Cefepime (2.33%), Vankomisin (9.30%), and Ceftazidime (2.33%). These antibiotics were predominantly utilized for the diagnosis of sepsis & septic shock, constituting 72.10% of cases. The percentage of patients who received the correct antibiotic was 9.3%, with 75.0% experiencing improvement and 25.0% experiencing deterioration. Conversely, among patients receiving incorrect antibiotics, 48.7% experienced worsening. The inappropriate administration of antibiotics elevated the risk of patient deterioration (OR = 2.8; p = 0.359), with the most common inadequacies occurring in the duration and dosage of antibiotics.
Literature Review on the Appropriateness of Medication Prescription in Chronic Kidney Disease Patients: Focus on Antibiotic Use Oktamauri, Ariesa; Syafhan, Nadia Farhanah; Sari, Santi Purna
Eduvest - Journal of Universal Studies Vol. 5 No. 3 (2025): Eduvest - Journal of Universal Studies
Publisher : Green Publisher Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59188/eduvest.v5i3.44784

Abstract

Chronic Kidney Disease (CKD) significantly impacts pharmacokinetics and pharmacodynamics, altering drug metabolism and excretion, thus increasing the risk of drug toxicity. CKD patients are more susceptible to infections, which contribute to significant morbidity and mortality. This underscores the importance of appropriate antimicrobials used in this population. This literature review explores recent findings on medication prescribing practices, dose adjustments, and factors affecting appropriateness, especially in antibiotic use for CKD patients. A comprehensive literature search was conducted using six databases to identify studies published from 2015 to 2024. Twenty-six studies were included. This literature review found that prevalence of inappropriate prescriptions in CKD patients ranges widely between 10% to 77.1% and from 30% to 34,9% specifically for antibiotic, with higher rates observed in outpatient settings compared to hospital environments. Antibiotics, antidiabetic agents, antihypertensive, nutraceuticals, and electrolytes are frequently inappropriately prescribed. Factors influencing inappropriate prescription include comorbidity, severity level of kidney disorder, age, and polypharmacy. The antibiotics most commonly prescribed inappropriately include cefazolin, meropenem, oral sulfamethoxazole-trimethoprim, nebulised colistin, vancomycin, and piperacillin-tazobactam. This study emphasizes the mixed and limited evidence regarding the clinical outcomes of antibiotics dose adjustments in CKD patients. While some studies suggest that antibiotics dose adjustments improve therapeutic outcomes and reduce adverse events, others show no significant impact. Further research is needed to understand the impact of this intervention, as these outcomes may be influenced by various factors. Enhanced education and collaboration between healthcare providers are critical to improving the accuracy of antibiotic prescriptions and ensuring patient safety in CKD management.
Efektivitas Dan Mekanisme Virgin Coconut Oil Dalam Penyembuhan Luka Diabetes : Tinjauan Literatur Sulita, Herlin; Oktamauri, Ariesa; Afriyani, Neti
Jurnal Sains Kesehatan Vol 32, No 2 (2025)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Tri Mandiri Sakti Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37638/jsk.32.2.199

Abstract

Luka diabetes merupakan salah satu komplikasi kronis yang paling sering terjadi pada penderita diabetes melitus dan menjadi tantangan besar dalam praktik klinis karena proses penyembuhan yang lambat, tingginya risiko infeksi, dan potensi amputasi. Salah satu alternatif terapi topikal yang semakin mendapat perhatian adalah Virgin Coconut Oil (VCO), yaitu minyak alami yang mengandung asam laurat dan senyawa bioaktif dengan aktivitas antimikroba, antiinflamasi, serta menjaga kelembapan luka. Kajian ini bertujuan untuk menelaah secara naratif efektivitas dan mekanisme kerja VCO dalam penyembuhan luka diabetes berdasarkan temuan ilmiah terkini. Literatur dikumpulkan dari database seperti PubMed, ScienceDirect, dan Google Scholar menggunakan kata kunci relevan, mencakup artikel praklinis maupun klinis. Hasil kajian menunjukkan bahwa VCO dapat mempercepat penyembuhan luka melalui penghambatan pertumbuhan bakteri seperti Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa, menurunkan kadar inflamasi, serta mempertahankan kelembapan luka yang mendukung epitelisasi. VCO juga menunjukkan efek sinergis bila digunakan bersama perawatan luka standar. Namun, efektivitasnya dipengaruhi oleh teknik aplikasi, kepatuhan pasien, dan dukungan keluarga. Kajian ini merekomendasikan VCO sebagai terapi adjuvan yang menjanjikan, khususnya dalam pelayanan kesehatan berbasis komunitas dengan keterbatasan sumber daya, meskipun diperlukan uji klinis terkontrol lanjutan untuk validasi ilmiah yang lebih kuat.Kata Kunci: aktivitas antimikroba, luka diabetes, penyembuhan luka, terapi adjuvan, virgin coconut oil 
PROFIL PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN GERIATRI BPJS DI PUSKESMAS LINGKAR BARAT KOTA BENGKULU TAHUN 2023 Hardini, Tika; Fauziah, Dewi Winni; Oktamauri, Ariesa; Alfitroh, Ijazati; Wiyati, Eka Putri
Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran Vol. 8 No. 2 (2025): Volume 8 No. 2 Tahun 2025
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jrpp.v8i2.48842

Abstract

Pasien lanjut usia (geriatri) rentan mengalami hipertensi atau tekanan darah tinggi akibat disfungsi pembuluh darah seiring bertambahnya usia. Prevalensi hipertensi pada populasi geriatri di Indonesia sebesar 45,9 – 63,8 %. Demografi dan Pola penggunaan obat antihipertensi pada pasien geriatri di fasilitas layanan kesehatan primer seperti Puskesmas masih terbatas. Penelitian ini bertujuan  untuk mendeskripsikan demografi serta pola penggunaan obat antihipertensi pada pasien BPJS berusia lanjut (geriatri) di puskesmas lingkar barat kota Bengkulu tahun 2023. Penelitian ini menggunakan data rekam medis periode Januari hingga Desember 2023 dan purposive sampling digunakan dalam penentuan sampel. Populasi pasien lansia dengan hipertensi dalam penelitian ini sejumlah 134 pasien dan 100 pasien di antaranya memenuhi kriteria inklusi sehingga diikutsertakan dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan antihipertensi tunggal golongan CCB (Calsium Channel Blocker) paling banyak digunakan di Puskesmas Lingkar Barat kota bengkulu yaitu sebesar 93,05%. Kombinasi 2 (dua) Obat Golongan CCB dan ARB (Angiotensin Receptor Blocker) yakni amlodipin dan candesartan paling sering digunakan (76,19%). Penggunaan 3 (tiga) obat kombinasi terbanyak golongan ARB, CCB, dan BB (Betablocker) yakni Candesartan, amlodipine dan bisoprolol sebesar 71,42%. Pasien hipertensi lebih banyak ditemukan pada jenis kelamin perempuan (57%), usia 60-70 tahun (86%), Ibu  Rumah Tangga (IRT) (43%) dan pendidikan perguruan tinggi (46%).
Uji Aktivitas Antibakteri Penyebab Jerawat Propionibacterium acnes Menggunakan Ekstrak Etanol 96% Buah Kupa (Syzygium polycephalum) Dharmayanti, Luky; Gina Lestari; Ariesa Oktamauri
Jurnal Vokasi Kesehatan Vol 4 No 1 (2025)
Publisher : Gayaku Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58222/juvokes.v4i1.1389

Abstract

Buah kupa (Syzygium polysphalum) merupakan tanaman dalam genus Syzygium, umumnya digunakan sebagai analgesik, antijamur, antiinflamasi, dan antipiretik. Zat metabolit sekunder seperti alkaloid, flavonoid, dan tanin ditemukan dalam buah kupa, di mana molekul flavonoid ini memiliki sifat antimikroba. Tujuan penelitian ini adalah menentukan efikasi antibakteri ekstrak buah kupa terhadap bakteri Propionibacterium acnes. Ekstrak buah kupa diperiksa sifat antibakterinya terhadap bakteri Propionibacterium acnes pada berbagai konsentrasi ekstrak, yaitu 2,5%, 5%, dan 7,5%. Cakram kertas dan metode difusi digunakan dalam uji aktivitas antibakteri. Temuan penelitian menunjukkan bahwa ekstrak buah kupa menunjukkan aktivitas antibakteri terhadap bakteri Propionibacterium acnes. 6,5% menghambat bakteri dengan diameter zona hambat 10,8 mm dengan kategori sedang, 7,5% menghambat bakteri dengan diameter zona hambat 11,9 mm dengan kategori sedang, dan 2,5% menghambat pertumbuhan bakteri sebesar 9,46 mm dengan kategori lemah. Pada konsentrasi 7,5%, bahan aktif dalam ekstrak buah kupa lebih poten dibandingkan 2,5% dan 5%, sehingga menjadikannya konsentrasi optimal untuk menghentikan pembentukan bakteri Propionibacterium acnes.
DAMPAK KONSELING FARMASIS TERHADAP LUARAN TERAPI PASIEN DIABETES MELITUS : TINJAUAN LITERATUR Oktamauri, Ariesa; Dharmayanti, Luky; Sulita, Herlin; Afriyani, Neti
JFM (Jurnal Farmasi Malahayati) Vol 8, No 2 (2025)
Publisher : Jurnal Farmasi Malahayati (JFM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jfm.v8i2.21390

Abstract

Diabetes Melitus (DM) merupakan masalah kesehatan global yang prevalensinya terus meningkat secara signifikan. Komorbiditas pada pasien DM meningkatkan risiko polifarmasi dan Masalah Terkait Obat (MTO). Intervensi farmasis berperan penting untuk mengoptimalkan luaran terapi. Tinjauan ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis-jenis intervensi farmasis terkini pada pasien DM serta mengevaluasi dampaknya terhadap berbagai luaran terapi. Penelusuran literatur dilakukan pada basis data Sciencedirect, SAGE, dan Cochrane menggunakan pendekatan PICO. Artikel yang disertakan adalah riset original berbahasa inggris yang dipublikasikan antara tahun 2021–2025, dengan desain uji klinis acak atau kuantitatif prospektif. Sebanyak 10 artikel diikutsertakan dalam tinjauan ini. Jenis intervensi farmasis yang ditemukan meliputi konseling tatap muka, booklet, video edukatif, maupun pendekatan multifaktorial dan pendekatan kelompok, menunjukkan peningkatan signifikan dalam kepatuhan pengobatan pasien, penurunan kadar HbA1c, glukosa darah puasa, serta perbaikan parameter lipid. Aspek psikososial seperti persepsi pasien dan kepuasan terhadap layanan juga menunjukkan peningkatan. Intervensi farmasis memberikan kontribusi signifikan terhadap pengelolaan DM secara klinis dan holistik. Penyesuaian intervensi berdasarkan kebutuhan individu serta integrasi media edukasi yang adaptif perlu dipertimbangkan dalam pengembangan strategi manajemen diabetes yang lebih efektif dan berbasis bukti.
Studi Pemahaman Pasien Terhadap Kepatuhan Dalam Penggunaan Obat Antibiotik: Tinjauan Literatur Afriyani , Neti; Herlin Sulita; Ariesa Oktamauri
Jurnal Vokasi Kesehatan Vol 4 No 1 (2025)
Publisher : Gayaku Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58222/juvokes.v4i1.1408

Abstract

Pelayanan informasi obat sangat diperlukan untuk mendapatkan informasi obat secara tepat karena jika seseorang menggunakan obat secara tidak tepat akan mengakibatkan ketidakpatuhan pasien untuk meminum obat dan dapat menyebabkan resisten. Oleh karena itu, pada tinjauan literatur ini dilakukan evaluasi tingkat pemahaman pasien tentang aturan pakai obat, khasiat obat, cara pakai obat, waktu minum obat, dan perhatian minum obat yang telah di berikan. Tujuan dilakukan penelitian untuk mengetahui pemahaman dalam penggunaan antibiotik dan untuk mengetahui faktor penyebab ketidakpatuhan terhadap penggunaan antibiotik. Literature Review merupakan metode yang digunakan dalam penelitian ini dengan pemilihan topik secara komprehensif, dengan sumber menggunakan jurnal penelitian. Hasil review bahwa angka kepatuhan dalam penggunaan obat antibiotik masih sangat kecil. Perlu dilakukan pemberian informasi dan edukasi di setiap obat yang diberikan supaya resisten terhadap obat antibiotik tidak menjadi masalah dalam pemberian obat antibiotik. Perlu peran apoteker dan tenaga farmasi dalam memberikan informasi, konseling dan monitoring diperlukan selama mengkonsumsi antibiotik karena dapat meningkatkan nilai kepatuhan dalam penggunaan obat antibiotik.
Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Buah Kupa (Syzygium polycephalum) Dengan Metode 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazil dharmayanti, Luky; Jannah, Syauqul; Oktamauri, Ariesa
Jurnal Pharmacopoeia Vol 4 No 2 (2025): September 2025
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33088/jp.v4i2.1065

Abstract

Kupa fruit has a high anthocyanin content and is useful as an antioxidant. Phytochemical screening shows flavonoid compounds in the skin and fruit. Free radical damage to skin cells can be repaired using antioxidants, because antioxidants can kill and neutralize radicals in the body so that oxidative stress and cell damage can be avoided. The purpose of this study was to determine the value of antioxidant activity and antioxidant content of kupa fruit extract (Syzygium polycephalum). This study used kupa fruit extract (Syzygium polycephalum) This will be examined using the 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl technique to determine its antioxidant activity. A UV-Vis spectrophotometer was used to detect absorbance at λ 517 nm. The results are represented as IC50 (Inhibitory Concentration) values, which indicate the concentration of antioxidant substances that capture 50% of DPPH radicals. Kupa fruit extract has an extract yield of 40.11% and is positive for alkaloid, flavonoid, and tannin components, according to phytochemical screening results, the water content is 30.65% and the ash content is 1.13%. The results of the antioxidant activity test of kupa fruit extract show a relatively strong IC50 value of <100 µg/mL with an IC50 value of 99.74. Keywords: Kupa fruit (Syzygium polycephalum), antioxidant, DDPH, IC50