Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Kesesuaian Modul Ajar Mahasiswa PGSD dengan Karakteristik Kurikulum Merdeka Nurhajati, Ayu Rahayu; Easter Merryetta Simanjuntak; Nenden Permas Hikmatunisa; Ali Azhar Herdiansyah; Alpita Noviyanti; Rosdillah Eka Putri; Siti Salwa Salsabila; Wulan Sapitri
Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 1 No. 2 (2024): Januari
Publisher : Publikasi Inspirasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62017/jppi.v1i2.464

Abstract

Modul ajar merupakan bahan ajar yang dapat digunakan untuk acuan dalam memberikan materi selama pembelajaran. Selain itu, modul merupakan penunjang bagi kegiatan pembelajaran. Namun demikian, masih banyak mahasiswa PGSD yang tidak dapat menyusun modul untuk membantu mereka dalam mengajar dan mengembangkan potensi diri. Oleh sebab itu, kegiatan pelatihan penyusunan modul ajar berbasis kurikulum merdeka ini akan memberikan keuntungan bagi mahasiswa PGSD. Sebagai calon pendidik, mahasiswa PGSD akan dapat mengajar baik dengan bahan ajar yang ada serta mampu meningkatkan kualitas keterampilan pendidik, serta siswa mendapatkan materi yang terstruktur dan sistematis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode yang  bersifat kualitatif deskriptif, memfokuskan pada pemahaman mendalam terkait kesesuaian modul ajar tugas mahasiswa PGSD dengan karakteristik kurikulum merdeka. Pendampingan modul ajar mahasiswa PGSD ini dapat membantu keberlangsungan belajar bagi peserta didik. Hal ini ditunjukkan dari modul yang dihasilkan mahasiswa PGSD sudah disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik. Selain itu, Mahasiswa PGSD juga memiliki bahan ajar yang baik untuk penyampaian materi dan siswa dapat menguasai materi yang diberikan dengan baik.
PENERAPAN MODEL STAD UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MATERI SISTEM PERNAPASAN KELAS IV DI SDN 03 CIPAISAN Aida Indah Pertiwi; Nurul Hasna Haifa; Salma Nurhaliza Darmansyah; Wulan Sapitri; Wina Mustikaati
Sindoro: Cendikia Pendidikan Vol. 9 No. 7 (2024): Sindoro Cendikia Pendidikan
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.9644/sindoro.v9i7.8405

Abstract

ABSTRAK Keaktifan siswa dalam pembelajaran menjadi salah satu tantangan yang perlu diatasi guna meningkatkan kualitas pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dalam meningkatkan keaktifan siswa pada pembelajaran sistem pernapasan di kelas V SDN 03 Cipaisan, Kabupaten Purwakarta. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Indikator keaktifan siswa meliputi partisipasi, keberanian bertanya, dan kerja sama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan STAD meningkatkan partisipasi siswa secara signifikan, dengan 84% siswa menunjukkan antusiasme tinggi. Namun, indikator bertanya masih menjadi tantangan, dengan 68% siswa tergolong pasif. Faktor keberhasilan meliputi pendekatan kolaboratif, motivasi ekstrinsik, dan stimulus awal positif. Model STAD terbukti efektif menciptakan suasana pembelajaran interaktif dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Untuk optimalisasi, disarankan strategi tambahan seperti scaffolding untuk meningkatkan kepercayaan diri dan aktivitas siswa dalam bertanya. Kata kunci: STAD, Keaktifan Pembelajaran, Siswa. ABSTRACT Student activity in learning is one of the challenges that needs to be overcome to improve the quality of education. This research aims to analyze the effectiveness of the Student Teams Achievement Division (STAD) type cooperative learning model in increasing student activity in learning the respiratory system in class V at SDN 03 Cipaisan, Purwakarta Regency. The research method uses a descriptive qualitative approach with data collection through observation, interviews, and documentation. Indicators of student activity include participation, courage to ask questions, and cooperation. The results showed that the implementation of STAD increased student participation significantly, with 84% of students showing high enthusiasm. However, asking for indicators is still challenging, with 68% of students classified as passive. Success factors include a collaborative approach, extrinsic motivation, and positive initial stimulus. The STAD model has proven effective in creating an interactive learning atmosphere and improving the quality of learning. For optimization, additional strategies such as scaffolding are recommended to increase students' confidence and activity in asking questions. Keywords: STAD, Learning Activeness, Students.
Analisis Perbedaan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas 4 Terhadap Materi Tumbuhan Sebagai Sumber Kehidupan Ditinjau Dari Jenis Kelamin Siswa: Analysis of Differences in Critical Thinking Skills of Grade 4 Students Regarding the Material of Plants as a Source of Life Reviewed by Student Gender Nurul Hasna Haifa; Wulan Sapitri; Luthfiana Puspa Dewi; Ayu Rahayu Nurhajati; Dwina Nurmalia Putri; Hafiziani Eka Putri; Fitri Nuraeni
Jurnal Kolaboratif Sains Vol. 8 No. 6: Juni 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/jks.v8i6.7679

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kemampuan berpikir kritis antara siswa laki-laki dan perempuan kelas IV SD pada topik Tumbuhan sebagai Sumber Kehidupan. Berpikir kritis adalah kemampuan penting abad 21 yang harus ditanamkan sejak usia dini, khususnya dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS). Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif melalui model pengembangan 4-D yang mencakup tahapan (Define, Design, Develop, dan Disseminate), yang mencakup tahap pendefinisian, perancangan, pengembangan, dan penyebaran soal sebagai instrumen evaluasi. Data dikumpulkan melalui tes uraian, kemudian dianalisis secara statistik menggunakan uji Independent Sample t-Test. Penelitian ini melibatkan 20 siswa kelas IV dari SD Negeri Sukamakmur 03, Kabupaten Bekasi sebagai subjek. Hasil analisis menunjukkan bahwa meskipun rata-rata skor siswa perempuan lebih tinggi dibandingkan siswa laki-laki, perbedaan itu tidak menunjukkan signifikansi secara statistik (p > 0,05). Berdasarkan hasil ini, dapat disimpulkan bahwa jenis kelamin bukan merupakan faktor yang berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan berpikir kritis siswa dalam materi yang diteliti. Oleh karena itu, guru disarankan untuk menerapkan strategi pembelajaran yang inklusif dan adaptif terhadap keragaman individu tanpa membedakan berdasarkan gender.
Pengaruh Lingkungan Keluarga Terhadap Perkembangan Karakter Anak Usia Sekolah Dasar: The Influence of the Family Environment on the Character Development of Elementary School-Aged Children Siti Aisyah; Wulan Sapitri; Wardatul Afiyah; Sabrina Jelita; Febby Deca Lestari; Kamiliya Nailah Fitri; Aida Indah Pertiwi; Wina Mustikaati
Jurnal Kolaboratif Sains Vol. 8 No. 8: Agustus 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/jks.v8i8.8414

Abstract

Lingkungan keluarga merupakan tempat pertama dan utama bagi anak dalam membentuk karakter, yang mencakup nilai moral, kedisiplinan, sikap, dan perilaku sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran lingkungan keluarga, khususnya komunikasi, kebiasaan positif, dan dukungan emosional, dalam pembentukan karakter anak usia sekolah dasar. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan pengumpulan data melalui kuesioner terpisah yang diisi oleh 25 orang anak dan 25 orang tua, kemudian dianalisis menggunakan persentase. Hasil menunjukkan bahwa dari sisi anak, 84% sering berkomunikasi dengan orang tua, 88% mendapat nasihat saat melakukan kesalahan, 84% dibiasakan beribadah di rumah, dan 88% merasa nyaman serta didukung keluarga. Dari sisi orang tua, 84% memiliki waktu khusus untuk berinteraksi dengan anak, 48% menggunakan nasihat lembut, 96% membiasakan beribadah di rumah, 68% sering memberi pujian, dan 92% menganggap lingkungan keluarga sangat berpengaruh terhadap pembentukan karakter. Temuan ini menegaskan bahwa komunikasi efektif, keterlibatan aktif, dan keteladanan orang tua menjadi faktor kunci dalam membentuk karakter positif, serta bahwa lingkungan keluarga yang harmonis dan pola asuh demokratis mendukung perkembangan moral, kedisiplinan, dan perilaku sosial anak usia sekolah dasar.