Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

ANALISIS PEMAHAMAN MAHASISWA PGSD TINGKAT 1 TERHADAP MATERI SISTEM TATA SURYA DAN KARAKTERISTIKNYA Salma Nurhaliza Darmansyah; Nenden Permas Hikmatunisa; Aida Indah Pertiwi; Annisa Eka Sunarya; Febby Deca Lestari; Nazwa Pahira Sopianti; Nurul Hasna Haifa; Shifa Aulia Sabna
MERDEKA : Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol. 1 No. 3 (2024): Februari
Publisher : PT PUBLIKASI INSPIRASI INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62017/merdeka.v1i3.768

Abstract

Penulis mengangkat topik ini karena urgensi materi tata surya bagi mahasiswa adalah untuk memahami sistem tata surya dan karakteristik seluruh anggota tata surya. Tata surya bersifat teoritis serta abstrak dan siswa harus mampu menjelaskan benda langit dalam tata surya. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pemahaman mahasiswa PGSD tingkat 1 terhadap materi sistem tata surya. Dengan fokus pada indikator pemahaman, penelitian ini menyoroti sejauh mana pemahaman terhadap konsep-konsep tata surya dan karakteristiknya. Metode kualitatif pendekatan studi kasus digunakan dalam penelitian ini. Dalam hasil dan pembahasan, ditemukan pemahaman mahasiswa terhadap materi tata surya bervariasi. Sebagian mahasiswa mampu menjawab dengan baik terkait konsep rotasi dan revolusi Bumi beserta dampak yang ditimbulkan dari fenomena tersebut, peristiwa terjadinya gerhana matahari, urutan planet, serta hubungan dengan satelit alami planet, sementara beberapa mahasiswa mengalami miskonsepsi terhadap konsep yang mendasar maupun konsep spesifik. Pemahaman ini dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti pengalaman pendidikan sebelumnya dan tingkat kedalaman pemahaman saat belajar di tingkat sekolah sebelumnya.
PENERAPAN MODEL STAD UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MATERI SISTEM PERNAPASAN KELAS IV DI SDN 03 CIPAISAN Aida Indah Pertiwi; Nurul Hasna Haifa; Salma Nurhaliza Darmansyah; Wulan Sapitri; Wina Mustikaati
Sindoro: Cendikia Pendidikan Vol. 9 No. 7 (2024): Sindoro Cendikia Pendidikan
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.9644/sindoro.v9i7.8405

Abstract

ABSTRAK Keaktifan siswa dalam pembelajaran menjadi salah satu tantangan yang perlu diatasi guna meningkatkan kualitas pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dalam meningkatkan keaktifan siswa pada pembelajaran sistem pernapasan di kelas V SDN 03 Cipaisan, Kabupaten Purwakarta. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Indikator keaktifan siswa meliputi partisipasi, keberanian bertanya, dan kerja sama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan STAD meningkatkan partisipasi siswa secara signifikan, dengan 84% siswa menunjukkan antusiasme tinggi. Namun, indikator bertanya masih menjadi tantangan, dengan 68% siswa tergolong pasif. Faktor keberhasilan meliputi pendekatan kolaboratif, motivasi ekstrinsik, dan stimulus awal positif. Model STAD terbukti efektif menciptakan suasana pembelajaran interaktif dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Untuk optimalisasi, disarankan strategi tambahan seperti scaffolding untuk meningkatkan kepercayaan diri dan aktivitas siswa dalam bertanya. Kata kunci: STAD, Keaktifan Pembelajaran, Siswa. ABSTRACT Student activity in learning is one of the challenges that needs to be overcome to improve the quality of education. This research aims to analyze the effectiveness of the Student Teams Achievement Division (STAD) type cooperative learning model in increasing student activity in learning the respiratory system in class V at SDN 03 Cipaisan, Purwakarta Regency. The research method uses a descriptive qualitative approach with data collection through observation, interviews, and documentation. Indicators of student activity include participation, courage to ask questions, and cooperation. The results showed that the implementation of STAD increased student participation significantly, with 84% of students showing high enthusiasm. However, asking for indicators is still challenging, with 68% of students classified as passive. Success factors include a collaborative approach, extrinsic motivation, and positive initial stimulus. The STAD model has proven effective in creating an interactive learning atmosphere and improving the quality of learning. For optimization, additional strategies such as scaffolding are recommended to increase students' confidence and activity in asking questions. Keywords: STAD, Learning Activeness, Students.
Analisis Kualitas Butir Soal Pemahaman Siswa Kelas 1 SD Materi Penjumlahan dan Pengurangan Menggunakan Tes Buatan Guru Berbasis Program Anates: Analysis of the Quality of Question Items for Grade 1 Elementary School Students' Understanding of Addition and Subtraction Material Using Teacher-Made Tests Based on the Anates Program Thalytha Majma Tsaqifa Taftazani; Nurul Hasna Haifa; Nazwa Safira; Hafiziani Eka Putri; Alfiana Nurussama
Jurnal Kolaboratif Sains Vol. 8 No. 1: Januari 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/jks.v8i1.6666

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas butir soal yang disusun oleh guru untuk mengukur pemahaman siswa kelas 1 SD pada materi penjumlahan dan pengurangan. Analisis dilakukan menggunakan program Anates yang membantu mengevaluasi validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, daya pembeda, dan efektivitas pengecoh dari setiap butir soal. Subjek penelitian adalah siswa kelas 1 SD di salah satu sekolah dasar di wilayah Bekasi tepatnya di SDN Sumurbatu 1 berjumlah 30 siswa. Data diperoleh melalui hasil tes yang terdiri dari sejumlah 5 butir soal uraian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar butir soal memiliki tingkat kesukaran dari mudah hingga sedang, daya pembeda yang baik, dan pengecoh yang efektif. Selain itu, validitas dan reliabilitas tes secara keseluruhan berada pada kategori baik, menunjukkan bahwa instrumen tes ini dapat diandalkan untuk mengukur pemahaman siswa. Rekomendasi, beberapa soal memerlukan revisi untuk meningkatkan kualitasnya yaitu dengan meningkatkan kesukaran dalam setiap butir soal. Soal yang tidak mengalami revisi sudah dapat digunakan sebagai alat evaluasi untuk mengukur pemahaman siswa. Temuan ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi guru dalam menyusun dan mengevaluasi soal untuk meningkatkan kualitas pembelajaran serta pemahaman siswa pada materi dasar matematika.
Analisis Perbedaan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas 4 Terhadap Materi Tumbuhan Sebagai Sumber Kehidupan Ditinjau Dari Jenis Kelamin Siswa: Analysis of Differences in Critical Thinking Skills of Grade 4 Students Regarding the Material of Plants as a Source of Life Reviewed by Student Gender Nurul Hasna Haifa; Wulan Sapitri; Luthfiana Puspa Dewi; Ayu Rahayu Nurhajati; Dwina Nurmalia Putri; Hafiziani Eka Putri; Fitri Nuraeni
Jurnal Kolaboratif Sains Vol. 8 No. 6: Juni 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/jks.v8i6.7679

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kemampuan berpikir kritis antara siswa laki-laki dan perempuan kelas IV SD pada topik Tumbuhan sebagai Sumber Kehidupan. Berpikir kritis adalah kemampuan penting abad 21 yang harus ditanamkan sejak usia dini, khususnya dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS). Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif melalui model pengembangan 4-D yang mencakup tahapan (Define, Design, Develop, dan Disseminate), yang mencakup tahap pendefinisian, perancangan, pengembangan, dan penyebaran soal sebagai instrumen evaluasi. Data dikumpulkan melalui tes uraian, kemudian dianalisis secara statistik menggunakan uji Independent Sample t-Test. Penelitian ini melibatkan 20 siswa kelas IV dari SD Negeri Sukamakmur 03, Kabupaten Bekasi sebagai subjek. Hasil analisis menunjukkan bahwa meskipun rata-rata skor siswa perempuan lebih tinggi dibandingkan siswa laki-laki, perbedaan itu tidak menunjukkan signifikansi secara statistik (p > 0,05). Berdasarkan hasil ini, dapat disimpulkan bahwa jenis kelamin bukan merupakan faktor yang berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan berpikir kritis siswa dalam materi yang diteliti. Oleh karena itu, guru disarankan untuk menerapkan strategi pembelajaran yang inklusif dan adaptif terhadap keragaman individu tanpa membedakan berdasarkan gender.
Antara Nilai, Citra Diri dan Sunyi: Tantangan Kesehatan Mental Remaja dari Lensa Psikologi Pendidikan: Between Values, Self-Image, and Silence: Adolescent Mental Health Challenges from the Lens of Educational Psychology Kaila Alif Sagita; Ayu Rahayu Nurhajati; Shela Permatasari Setyawati; Dian Christine; Muhammad Bagas Adisetyo; Nurul Hasna Haifa; Andita Pratiwi; Wina Mustikaati
Jurnal Kolaboratif Sains Vol. 8 No. 8: Agustus 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/jks.v8i8.8360

Abstract

Masa remaja merupakan fase krusial dalam pembentukan identitas, harga diri, dan kesejahteraan psikologis individu. Kajian ini bertujuan untuk memahami bagaimana tekanan sosial, citra diri, dan rasa kesepian memengaruhi kondisi kesehatan mental remaja, khususnya dalam konteks pendidikan Indonesia. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif melalui metode kajian pustaka, penelitian ini menelaah berbagai literatur dan data empiris yang relevan dalam lima tahun terakhir. Hasil kajian menunjukkan bahwa tekanan akademik, ekspektasi sosial, dan representasi ideal di media sosial berkontribusi pada munculnya gangguan mental seperti depresi, kecemasan, dan gangguan makan di kalangan remaja. Ketidakmampuan sistem pendidikan dalam merespons isu-isu psikososial secara sistematis memperburuk kondisi tersebut. Pendekatan psikologi pendidikan, khususnya teori humanistik, ekologi perkembangan, dan pembelajaran sosial-emosional, dipandang mampu memberikan kontribusi dalam membangun intervensi yang lebih empatik, inklusif, dan kontekstual. Kajian ini merekomendasikan pentingnya reformulasi strategi pendidikan yang memperkuat literasi kesehatan mental, sistem pendampingan psikologis, serta integrasi nilai empati dan refleksi diri dalam proses pembelajaran di sekolah.