Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Performance of clinical scoring and microscopic combinations for diagnosing pulmonary tuberculosis with the GenXpert criteria L. Susanti, Anita; T. Khairunnisa, Anindita; Firdaus, Firman; K. P. Dewi, Ania; Ratunanda, Susanti; Anggraeny, Dian
ACTA Medical Health Sciences Vol. 2 No. 2 (2023): ACTA Medical Health Sciences
Publisher : ACTA Medical Health Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pulmonary tuberculosis is a prominent health issue in Indonesia, which ranks second in the world regarding the number of patients. Rapid tuberculosis detection is crucial for early treatment, a better prognosis, and a reduction in disease transmission; however, the availability of molecular rapid tests is limited. Cross-sectional design and retrospective analyses of pre-pandemic data from 723 patients with suspected pulmonary tuberculosis from 2017 to 2019 were conducted in this study. The study aimed to assess the performance of clinical scoring and microscopic examination in tuberculosis diagnosis at RSUD Sayang Cianjur. The effectiveness of sequential (two-stage) and simultaneous combinations of clinical scoring and sputum smear microscopic were investigated. Performance assessments consisted of 2x2 tables, calculation according to Gordis, and Receiver Operator Characteristic (ROC) analysis, with GenXpert results as the gold standard. The results showed lower performance of the individually performed scoring system, with clinical scoring having a sensitivity of 34.44% and a specificity of 97.15%. Microscopic Acid Fast Bacteria (AFB) had a sensitivity of 70.20% and a specificity of 98.57%. The net sensitivity of the sequential combination was 28.48%, and the specificity was 99.05%. The net sensitivity of the simultaneous combination was 77.15%, and the specificity was 95.72%. The area under the curve from the sequential diagnostic method was 0.728, and the area under the curve of the simultaneous diagnostic was 0.884. The sequential and simultaneous combinations of clinical scoring and the AFB microscopy improved the test performance. The simultaneous combination performed slightly better than the sequential combination.
Edukasi Hidup Sehat dan Pemeriksaan Glukosa Darah Bagi Penderita Diabetes Melitus dan Warga di Desa Cilame Kabupaten Bandung Barat Susanti, Anita Liliana; Mustikasari, Sylvia; Rochmah, Elly Noer; Ratunanda, Susanti; Roslaeni, Rini; Choerunisa, Towifah F.
Jurnal Abdimas Kartika Wijayakusuma Vol 5 No 2 (2024): Jurnal Abdimas Kartika Wijayakusuma
Publisher : LPPM Universitas Jenderal Achmad Yani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26874/jakw.v5i2.473

Abstract

Edukasi bagi penderita diabetes merupakan salah satu pilar penatalaksanaan dan secara umum dapat meningkatkan kesadaran dan keterlibatan masyarakat untuk menjadi motivator bagi penderita diabetes untuk pelaksanaan tata laksananya. Keterlibatan mahasiswa Fakultas Kedokteran dalam kegiatan di masyarakat dapat meningkatkan pemahaman dan empati kepada penderita diabetes serta meningkatkan retensi terhadap materi pembelajaran yang telah diperoleh. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Desa Cilame, Kabupaten Bandung Barat diawali dengan persiapan pada pembelajaran Blok Endokrin, Metabolisme dan Nutrisi (Blok 8). Kegiatan dilaksanakan pada bulan Mei 2024 meliputi kegiatan edukasi kelompok dan talk show, promosi aktivitas fisik dengan senam bersama dan pemeriksaan kadar glukosa darah dengan glukosameter. Peserta kegiatan merupakan penderita diabetes melitus dan masyarakat desa Cilame. Antusiasme peserta kegiatan dapat dilihat dari keikutsertaan seluruh peserta dalam sesi tanya jawab dan mengikuti kegiatan hingga selesai. Pengetahuan peserta sebelum kegiatan dinilai dengan pretest dan sesudah kegiatan dengan post-test. Rerata skor pengetahuan peserta mengalami peningkatan sebesar 12% di akhir kegiatan.
GAMBARAN KADAR KREATININ DARAH DAN LAJU FILTRASI GLOMERULUS PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIS GRADE III-V BERDASARKAN UMUR, JENIS KELAMIN, DAN KOMORBID Haricar, Malvin Owen; Ratunanda, Susanti
Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 7 No 3 (2024): Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Achmad Yani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kejadian penyakit ginjal kronis (PGK) di Indonesia semakin tinggi setiap tahunnya. Kadar kreatinin darah dan laju filtrasi glomerulus (LFG) merupakan deteksi awal tersering, penentuan klasifikasi, penatalaksanaan, dan prognosis penyakit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kreatinin darah dan LFG pada pasien PGK grade III-V berdasarkan umur, jenis kelamin, dan komorbid. Studi ini menerapkan metode deskriptif dengan data sekunder rekam medis periode Agustus - September 2022. Kriteria Inklusi yaitu pasien PGK grade III-V, memiliki pemeriksaan kadar kreatinin darah, LFG dan dirawat lebih dari 24 jam. Penghitungan Grading PGK menggunakan metode CKD-EPI (Chronic Kidney Disease Epidemiology Collaboration) equation. Klasifikasi Grading PGK menggunakan GFR (glomerular filtrate rate) category. Pengambilan sampel dengan consecutive sampling sesuai kriteria inklusi dan eksklusi berdasarkan periode yang ditentukan. Sampel yang memenuhi kriteria inklusi didapatkan 88 orang. Jenis kelamin terbanyak laki-laki 48 orang (53,4%). Klasifikasi PGK terbanyak di grade G3a (36,36%). Umur dominan pada masa lansia akhir 33 orang (39,77%). Komorbid terbanyak adalah penyakit metabolik sejumlah 23 orang (26,13%). Kadar kreatinin darah 1,08 mg/dL hingga 3,17 mg/dL (rerata 1,59 mg/dL). LFG didapatkan 16 mL/min/1,73 m2 hingga 60 mL/min/1,73 m2 (rerata 37,8 mL/min/1,73 m2). Sebagian besar pasien PGK grade III-V mengalami peningkatan kadar kreatinin darah (rerata 1,56 mg/dL) dan penurunan LFG (rerata 37,3 mL/min/ 1,73 m2). Peningkatan kadar kreatinin darah dan penurunan LFG disebabkan oleh turunnya fungsi filtrasi ginjal, sering terjadi pada pasien PGK dengan faktor risiko (lansia dan laki-laki) disertai komorbid. Kata Kunci : kadar kreatinin, laju fitrasi glomerulus, penyakit ginjal kronis DOI : 10.35990/mk.v7n3.p231-241
Pelatihan Skrining Stunting Bagi Kader Posyandu Di Kota Cimahi Handayani, Dewi Ratih; Andrian R, Andri; Mutiara, Dinar; Septiadi, Endry; Indriyana, Sri Quintina; Rochmah, Elly Noer; Inayati, Iis; Ratunanda, Susanti; Fiddiyanti, Ilma; Hasan, Khomaini; Achmad, Nurjannah
Jurnal Abdimas Kartika Wijayakusuma Vol 5 No 3 (2024): Jurnal Abdimas Kartika Wijaya Kusuma
Publisher : LPPM Universitas Jenderal Achmad Yani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26874/jakw.v5i3.698

Abstract

Pemanfaatan posyandu dalam mengatasi stunting masih menjadi ujung tombak bagi pemerintah di Indonesia. Kader posyandu merupakan penggerak utama seluruh program yang perlu dilaksanakan oleh Posyandu terutama dalam menurunkan dan mencegah stunting. Kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan berupa pelatihan/ pembimbingan skrining stunting dan focus group discussion (FGD) tentang stunting pada kader posyandu di Kota Cimahi. Sasaran pada pelatihan ini adalah para kader di Kota Cimahi, yang diwadahi oleh forum Kota Sehat Kota Cimahi. Pada pelatihan ini, kader diberikan terlebih dahulu materi tentang stunting menggunakan media power point melalui pertemuan secara daring termasuk diskusi, kemudian mereka melakukan latihan pemeriksaan antropometri dengan baik dan benar, dan memasukkan hasil pengukuran TB dan BB ke dalam kurva WHO. Selain itu para kader yang telah dibagi menjadi kelompok kecil melakukan FGD terkait hal-hal yang menjadi masalah pada saat pelaksanaan yang difasilitasi oleh seorang dosen FK Unjani. Peserta pelatihan yang hadir sebanyak 71 orang, terdiri atas laki-laki dan perempuan. Hasil pelatihan skrining stunting berdasarkan nilai aktivitas rata-rata nilai peserta adalah baik, nilai post-test menunjukan kenaikan.
PERBANDINGAN KADAR KREATININ DARAH PASIEN HIPERTENSI YANG MENDAPATKAN ANGIOTENSIN CONVERTING ENZYME INHIBITOR TERHADAP ANGIOTENSIN II RECEPTOR BLOCKER Ratunanda, Susanti; Nurrokhmawati, Yanti; Karim, Ramadhanty Aulia
Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 8 No 1 (2025): Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Achmad Yani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hipertensi merupakan penyebab kematian ketiga di Indonesia setelah stroke dan tuberkulosis. Penggunaan terapi obat antihipertensi yang sering diberikan pada pasien hipertensi adalah Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor (ACEi) dan Angiotensin II Receptor Blocker (ARB) karena kerjanya yang efektif dan bersifat renoprotection yang dapat dilihat melalui kinerja ginjal dengan mengukur kadar kreatinin darah. Meskipun telah banyak penelitian yang mempelajari efek ACEi dan ARB, kesetaraan efektivitas antara ACEi dan ARB masih menjadi perdebatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran karakteristik pasien dan menganalisis perbedaan kadar kreatinin darah pasien hipertensi yang mendapatkan terapi obat ACEi dan ARB. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional. Penelitian ini dilakukan bulan Juni 2023 sampai Januari 2024 di Rumah Sakit Dustira Cimahi. Sampel penelitian berjumlah 82 orang dipilih dengan teknik purpossive sampling dimana seluruh subyek memenuhi kriteria inklusi. Data bivariat dianalisis menggunakan Mann Whitney. Hasil penelitian menggambarkan bahwa pasien terbanyak berjenis kelamin laki-laki (51,2%), usia berisiko (>45 tahun) (92,7%), lama menderita <10 tahun (100%), sebagian besar termasuk kategori hipertensi tinggi-normal (tekanan darah 130/85-139/89 mmHg) (26,8%), dan memiliki komplikasi penyakit (100%). Rerata kadar kreatinin darah pada penderita hipertensi yang mengonsumsi ACEi sebesar 0,99 mg/dL, sedangkan pada penderita hipertensi yang mengonsumsi ARB sebesar 1,03 mg/dL. Penelitian menyimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan rerata kadar kreatinin darah pada pasien hipertensi antara yang mendapatkan ACEi dengan ARB dengan nilai nilai p = 0,568. Hasil penelitian ini dimungkinkan karena ACEi dan ARB keduanya memberikan efek yang serupa dengan mencegah peningkatan kreatinin pada pasien hipertensi melalui Renin Angiotensin Aldosterone System (RAAS). Kata kunci: ACEi, ARB, darah, hipertensi, kreatinin DOI : 10.35990/mk.v8n1.p35-47
Bakti Sosial Donor Darah Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Achmad Yani Roslaeni, Rini; Ratunanda, Susanti; Susanti, Anita L.; Choerunisa, Towifah Fauziah
Jurnal Abdimas Kartika Wijayakusuma Vol 6 No 2 (2025): Jurnal Abdimas Kartika Wijayakusuma
Publisher : LPPM Universitas Jenderal Achmad Yani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26874/jakw.v6i2.719

Abstract

Jumlah kebutuhan kantong darah hampir selalu lebih tinggi dibandingkan jumlah ketersediaan darah, baik di Indonesia maupun di seluruh dunia. Indonesia setidaknya membutuhkan 5 juta kantong darah setiap tahunnya, tetapi hanya tercukupi 85%. Berdasarkan laporan tahunan unit donor darah Palang Merah Indonesia, tahun 2021 diperlukan 6.755.098 kantong darah, tetapi hanya tercukupi 5.729.608 kantong. Kebutuhan kantong darah ini akan meningkat setiap tahunnya sejalan dengan penambahan jumlah penduduk di Indonesia. Unit Donor Darah (UDD) Palang Merah Indonesia Kabupaten Serang Provinsi Banten merupakan salah satu tempat pelayanan darah yang sudah dikenal oleh masyarakat setempat. Sampai saat ini, UDD Kabupaten Serang melayani kebutuhan kantong darah untuk rumah sakit yang ada di Kota maupun Kabupaten Serang. Kegiatan donor darah ini merupakan bagian dari rangkaian Megabaksos Fakultas Kedokteran Unjani dan bekerja sama dengan UDD PMI Kabupaten Serang. Kegiatan dilaksanakan di Nurul Fikri Boarding School Serang Banten pada tanggal 28 Agustus 2024. Metode yang digunakan adalah kemitraan masyarakat dengan pendekatan ceramah, diskusi, pengambilan darah donor, serta pembagian bingkisan dan tablet tambah darah. Jumlah pendonor yang datang sebanyak 61 orang dan 57 diantaranya lolos dalam uji saring, sedangkan 4 orang batal mendonorkan darahnya karena tidak memenuhi syarat yang ditentukan. Menurut data pendonor, seluruh pendonor adalah pegawai dan siswa Nurul Fikri Boarding School sehingga perlu diberikan pemahaman lagi bagi masyarakat luas tentang manfaat berdonor darah.
PREVALENSI DAN KARAKTERISTIK PASIEN TUBERKULOSIS MULTIDRUG-RESISTANT DI KLINIK UTAMA DR. H. A. ROTINSULU CIANJUR PERIODE 2019-2023 Assyifa, Aliffa Zahra; Ratunanda, Susanti; Putra, I Wayan Agus
Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan (Edisi PIT FK Unjani 2024)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Achmad Yani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tuberkulosis Multidrug-resistant (TB-MDR) merupakan masalah terbesar dan terus berkembang dalam pencegahan dan pemberantasan TB di dunia. Sebagian besar kasus TB-MDR terjadi di Asia dan menyebabkan kematian. Riwayat pengobatan sebelumnya sangat penting untuk mengetahui faktor risiko seseorang terinfeksi TB-MDR, pasien yang memiliki riwayat pengobatan TB hampir tujuh kali lebih berisiko untuk terkena TB-MDR dibandingkan dengan yang tidak memiliki riwayat pengobatan sebelumnya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui prevalensi dan karakteristik pasien TB-MDR berdasarkan usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, Pengawas Minum Obat (PMO), riwayat pengobatan tuberkulosis sebelumnya dan riwayat kontak rumah penderita di Klinik Utama Dr. H. A. Rotinsulu Cianjur periode 2019-2023. Rancangan penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan rancangan cross-sectional, cara pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan consecutive sampling. Populasi dan kriteria inklusi penelitian ini adalah pasien yang terdiagnosis TB-MDR oleh dokter yang tercatat pada rekam medik beserta hasil tes cepat molekuler (TCM) penderita pada tahun 2019-2023. Didapatkan 103 subjek penelitian yang sesuai dengan kriteria inklusi dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas penderita TB-MDR berusia 26-35 tahun 27,2%, berjenis kelamin perempuan 52,4%, dengan pekerjaan sebagai wiraswasta 30,1%, semua pasien TB-MDR mempunyai data PMO 100%, riwayat pengobatan mayoritas pasien sembuh 38,8% dan terdapat riwayat kontak serumah dengan penderita 89,3%. Pada karakteristik pendidikan tidak dapat dianalisis karena data tidak lengkap. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa riwayat pengobatan sebelumnya berpengaruh dalam kasus TB-MDR sehingga perlu perhatian serius bagi fasilitas kesehatan untuk meningkatkan tracking pasien TB sehingga dapat menurunkan angka kejadian TB-MDR. Kata kunci: karakteristik pasien, prevalensi, TB-MDR, TCM DOI : 10.35990/mk.v8n0.p35-46
Optimalisasi Peran Posyandu Dalam Program Penurunan Kasus Stunting di Kelurahan Cibeureum Kota Cimahi Handayani, Dewi Ratih; Kurnia, Dadan; Rusman, Andri Andrian; Septiadi, Endry; Quintina, Sri; Ratunanda, Susanti; Ambarukmi P, Fransiska; Fiddiyanti, Ilma; Sidha, Arlan; Fauzi, Lukman Munawar
Jurnal Abdimas Kartika Wijayakusuma Vol 4 No 2 (2023): Jurnal Abdimas Kartika Wijayakusuma
Publisher : LPPM Universitas Jenderal Achmad Yani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26874/jakw.v4i2.342

Abstract

Stunting masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Dinas Kesehatan Kota Cimahi melaporkan kejadian stunting di Cimahi pada 2021 adalah 11,05 % dari total balita di Kota Cimahi. Pendekatan kepada masyarakat agar terlibat dalam program penurunan angka stunting perlu juga dilakukan, salah satunya dengan mengoptimalkan peran posyandu. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah mengetahui jumlah kasus stunting, serta penyuluhan kepada kader posyandu sebagai salah satu langkah optimalisasi peran posyandu dalam mencegah dan menurunkan kejadian stunting. Kegiatan dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Cibeureum. Metode yang dilakukan berupa pengukuran antropometri pada balita, wawancara kepada ibu balita, dan penyuluhan, serta pretest dan post-test kepada kader posyandu. Hasil kegiatan diperoleh jumlah seluruh balita dari dua RW yang datang saat posyandu sebanyak 210 balita dan hasil antropometri diketahui jumlah balita stunted sebanyak 32 (15,23 %) balita dan severely stunted sebanyak 8 (3,81%) balita. Penyuluhan posyandu diikuti oleh perwakilan kader di setiap posyandu di Kelurahan Cibeureum, jumlah kader yang mengikuti kegiatan penyuluhan stunting sebanyak 58 orang. Hasil pretest dan post-test menunjukkan bahwa penyuluhan tentang pencegahan stunting pada kader posyandu memberikan peningkatan pengetahuan.