Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Hubungan Perawatan Tali Pusat dengan Kejadian Infeksi pada Bayi Baru Lahir di Wilayah Kerja Puskesmas Bontoa Kabupaten Maros Qardhawijayanti, Suci; Hasriani, Siti; Asnuddin, Asnuddin; Nadima, Andi
Jurnal Sains, Teknologi dan Kesehatan Vol. 3 No. 3 (2024): Jurnal Sains, Teknologi dan Kesehatan, Juli 2024
Publisher : LPPM Institut Teknologi Dan Kesehatan Aspirasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55681/saintekes.v3i3.349

Abstract

Good and correct umbilical cord care will have a positive impact, namely the umbilical cord will fall off on the 5th and 7th day without any complications, while the negative impact of improper umbilical cord care is that the baby will experience neonatal tetanus. This study aims to determine the relationship between umbilical cord care and the incidence of infection in newborn babies at the Bontoa Community Health Center, Maros Regency. The type and research method used is the Cross Sectional Study method. The sample in this study was 34 mothers who had newborn babies at the Bontoa Community Health Center, Maros Regency, using a purposive sampling technique. The results of the study showed that 23 people (67.6%) were in the good umbilical cord care category, 6 people (17.6%) were adequate and 5 people (14.7%) were poor and 25 people had no infection. (73.5%) and 9 people (26.5%) experienced infection. There is a relationship between umbilical cord care and the incidence of infection with a value of ρ=0.002<from α=0.05, this means that Ho is rejected and Ha is accepted. It is best to carry out regular evaluations of umbilical cord detachment from both methods applied in the clinic, so that it is hoped that this can provide input in order to prevent prolonged umbilical cord detachment as an effort to prevent infection in babies.
Pengaruh Pemberian Mp-ASI Berbasis Kearifan Lokal terhadap Kenaikan Berat Badan Bayi Hasriani, St.; Asnuddin, Asnuddin; Pratiwi, Wilda Rezki; Qardhawijayanti, Suci; B, Lisnayanti
Journal of Language and Health Vol 5 No 3 (2024): Journal of Language and Health
Publisher : CV. Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jlh.v5i3.5005

Abstract

Makanan pendamping ASI (MP-ASI) merupakan makanan minuman tambahan yang mengandung zat gizi dan diberikan mulai usia 6 -24 bulan untuk memenuhi kebutuhan gizi selain dari ASI. Setelah bayi berusia 6 bulan, kebutuhan zat gizi makin bertambah seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan bayi, sementara produksi ASI mulai menurun, karena itu bayi membutuhkan makanan tambahan sebagai pendamping ASI. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian MP-ASI berbasis kearifan lokal terhadap kenaikan berat badan bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Kabupaten Enrekang. Penelitian dilaksanakan tanggal 08 Mei s/d 08 Juni 2024. Populasi dalam penelitian ini adalah semua bayi berusia 6-24 bulan dan berada di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Kabupaten. Sampel dalam penelitian ini adalah bayi berusia 6-24 bulan sebanyak 30 orangdengan menggunakan teknik pengambilan sampel secara Purposive Sampling. Data dikumpulkan menggunakan lembar kuesioner dan dianalisis data menggunakan uji paired T. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum dilakukan intervensi diperoleh standar deviasi kenaikan berat badan 1,80325 dengan rata-rata kenaikan berat badan 9,3000. Sesudah dilakukan intervensi diperoleh standar deviasi kenaikan berat badan 1,81342 dengan rata-rata kenaikan berat badan 9,5667 (rata-rata kenaikan berat badan 300 gram). Terdapat pengaruh pemberian MP-ASI berbasis kearifan lokal terhadap kenaikan berat badan bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Kabupaten Enrekang. Diharapkan orang tua dapat meningkatkan pengetahuan tentang MP-ASI berbasis kearifan lokal baik secara formal atau informal dengan mengikuti penyuluhan di sehingga ibu dapat menyiapkan menu makanan bagi anak yang memenuhi kandungan nutrisi yang dibutuhkan oleh anak sesuai dengan tahap usia anak.
Hubungan Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil dengan Perilaku Ibu Hamil terhadap Tanda Bahaya Kehamilan Qardhawijayanti, Suci; Sukarta, Asmah; Mansyur, Rostina
Journal of Language and Health Vol 6 No 2 (2025): Journal of Language and Health
Publisher : CV. Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jlh.v6i2.6814

Abstract

Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih tergolong tinggi, sebagian besar disebabkan oleh keterlambatan dalam mengenali dan menangani tanda bahaya kehamilan. Salah satu upaya preventif yang dilakukan pemerintah adalah melalui program kelas ibu hamil, yang bertujuan meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu hamil terhadap tanda bahaya kehamilan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara pemanfaatan kelas ibu hamil dengan perilaku ibu hamil terhadap tanda bahaya kehamilan di wilayah kerja UPT Puskesmas Pujananting, Kabupaten Barru. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain deskriptif korelasional dan pendekatan cross-sectional. Data dikumpulkan melalui kuesioner yang dibagikan kepada 38 responden ibu hamil yang mengikuti kelas ibu hamil. Data dianalisis menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan signifikan antara keikutsertaan dalam kelas ibu hamil dengan perilaku ibu terhadap tanda bahaya kehamilan (p = 0,00), tingkat pengetahuan (p = 0,041), serta sikap ibu hamil (p = 0,00). Kelas ibu hamil berperan penting dalam meningkatkan kemampuan ibu dalam mendeteksi tanda bahaya kehamilan, sehingga dapat mencegah komplikasi dan menurunkan angka kematian ibu dan bayi.
EDUKASI PENCEGAHAN STUNTING DENGAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN (PEMBERIAN IKAN) DI KELURAHAN LIMPOMAJANG KABUPATEN SOPPENG Qardhawijayanti, Suci; Fitriani, Fitriani; Hasriani, ST.
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 8, No 5 (2025): MARTABE : JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v8i5.1753-1757

Abstract

Makanan Tambahan merupakan makanan yang diberikan kepada balita untuk memenuhi kecukupan gizi yang di peroleh balita dari makanan sehari-hari yang diberikan ibu. Pemberian makanan tambahan (PMT) kepada sasaran perlu dilakukan secara benar sesuai aturan konsumsi yang di anjurkan. Pemberian makanan tambahan yang tidak tepat sasaran akan menjadi tdak efektif dalam upaya pemulihan status gizi sasaran. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 21 sampai dengan 27 Desember 2024. Kegiatan ini dilaksanakan di Kelurahan Limpomajang Kabupaten Soppeng. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh terdapat hubungan bermakna antara edukasi pencegahan stunting dengan pemberian makanan tambahan (Pemberian Ikan) di Kelurahan Limpomajang Kabupaten Soppeng. Kegiatan Pemberian PMT pada bayi/balita Stuntig dengan ikan setiap harinya, yang terlaksana selama 7 hari mendapatkan hasil peningkatan BB pada bayi/balita setelah mengkonsumsi ikan setiap harinya secara rutin dan terpantau. Dari 17 Anak yang mengalami stunting setelah diberikan ikan selama 7 hari berturut – turut dan terpantau, didapatkan hasil adanya peningkatan berat badan normal sebanyak 14 orang (82,3%), 2 orang (11,8%) dengan gizi kurang dan 1 orang beresiko gizi lebih (5,9%). Diharapkan kepada orang tua untuk selalu memperhatikan zat gizi yang terkandung dalam setiap makanan sehari-hari. Kekurangan gizi berdampak buruk pada perkembangan tubuh manusia namun kelebihan gizi juga dapat memberi efek negatif pada kesehatan untuk itu sebaiknya kita harus memberi gizi yang seimbang pada tubuh sehingga kita dapat hidup sehat.
Edukasi Jajan Sehat pada Anak Usia Dini dalam Upaya Pencegahan Stunting di TK Al Iman Uluale Hasriani, ST; Qardhawijayanti, Suci; Pratiwi, Wilda Rezki
Jurnal Ragam Pengabdian Vol. 1 No. 3 (2024): Desember
Publisher : Lembaga Teewan Journal Solutions

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62710/a6gk5h21

Abstract

Peningkatan prevalensi stunting di Indonesia masih menjadi perhatian serius meskipun telah terjadi penurunan sebesar 2,8% pada tahun 2022 dibandingkan tahun sebelumnya. Dalam upaya mendukung target pemerintah untuk menurunkan angka stunting hingga 14% pada tahun 2024, kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan dengan tema "Cegah Balita dari Stunting melalui Edukasi Jajanan Sehat." Kegiatan ini berlangsung di TK Al-Iman Uluale, Kabupaten Sidenreng Rappang, dengan sasaran utama ibu-ibu balita. Kegiatan meliputi penyuluhan tentang pentingnya jajanan sehat, pemeriksaan tumbuh kembang anak melalui antropometri, serta diskusi interaktif untuk meningkatkan pemahaman peserta. Materi disampaikan menggunakan media presentasi, dilanjutkan dengan evaluasi melalui pretest dan posttest. Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan signifikan dalam pemahaman peserta, dengan 85% ibu memiliki pengetahuan baik tentang konsep "Isi Piringku" dan 90% memahami konsep stunting, dibandingkan 35% dan 40% sebelum penyuluhan. Respon positif dari peserta menunjukkan bahwa edukasi ini efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan perilaku terkait pemenuhan nutrisi balita. Dengan dukungan tenaga kesehatan dan kader, perubahan perilaku ini diharapkan dapat berlanjut dalam kehidupan sehari-hari, sebagai langkah strategis mencegah stunting.  
PEMERIKSAAN PERTUMBUHAN SEBAGAI UPAYA OPTIMALISASI TUMBUH KEMBANG ANAK Hasriani, St.; Rezki Pratiwi, Wilda; Qardhawijayanti, Suci; Asnuddin, Asnuddin
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 8, No 4 (2025): MARTABE : JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v8i4.1713-1717

Abstract

Pemeriksaan pertumbuhan merupakan langkah penting dalam mengoptimalkan tumbuh kembang anak, terutama pada usia dini. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan di TK Al-Iman Uluale, Kelurahan Uluale, Kecamatan Watang Pulu, Kabupaten Sidrap, pada 20 Desember 2024. Kegiatan ini melibatkan edukasi mengenai pentingnya jajanan sehat serta pemeriksaan tumbuh kembang anak melalui pengukuran antropometri, meliputi berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa 19 anak memiliki berat badan di bawah standar usia, sementara 14 anak tergolong kurang dalam tinggi badan berdasarkan umur. Deteksi dini melalui pemeriksaan pertumbuhan ini menjadi langkah awal dalam mengidentifikasi risiko gangguan pertumbuhan dan mencegah stunting. Penyuluhan yang dilakukan juga meningkatkan pemahaman orang tua mengenai pentingnya asupan gizi seimbang dan pola makan sehat. Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan kesadaran masyarakat terhadap tumbuh kembang anak semakin meningkat, sehingga pertumbuhan optimal dapat tercapai.
Pendampingan kader kesehatan dengan metode home visit terhadap percepatan pemulihan fisik dan psikologis ibu nifas Qardhawijayanti, Suci; Hasriani, Siti; Dirman, Rezki; Asnuddin, Asnuddin
Holistik Jurnal Kesehatan Vol. 19 No. 8 (2025): Volume 19 Nomor 8
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawatan-fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v19i8.1162

Abstract

Background: The puerperium is a crucial period in the recovery of the mother's physical and psychological condition after childbirth. Appropriate assistance during this period is needed to prevent complications and support the recovery process. One potential approach is the home visit method by health cadres. Purpose: To analyze the effect of health cadre assistance through the home visit method on accelerating the physical and psychological recovery of postpartum women. Method: A quasi-experimental design with a pre-test and post-test approach in two groups, namely the intervention group and the control group. The study sample consisted of 30 postpartum women who were evenly divided into two groups. The intervention was carried out through the assistance of health cadres with structured home visits during the postpartum period. Data analysis using paired t-test. Results: Statistical test showed that in the intervention group there was a significant effect on accelerating the recovery of postpartum women, as indicated by changes in wound status (p=0.000), bleeding (p=0.001), pain (p=0.000), and EPDS score (p=0.000). In contrast, in the control group there were no significant changes in the four variables (p>0.05). Conclusion: The assistance of health cadres with the home visit method is proven to be effective in accelerating the physical and psychological recovery of postpartum women. This intervention can be integrated into community-based public health service programs as a promotive and preventive strategy.   Keywords: Cadre Assistance; Home Visit; Physical Recovery; Postpartum Mothers; Psychological Recovery.   Pendahuluan: Masa nifas merupakan periode krusial dalam pemulihan kondisi fisik dan psikologis ibu setelah persalinan. Pendampingan yang tepat selama masa ini sangat diperlukan untuk mencegah komplikasi dan mendukung proses pemulihan. Salah satu pendekatan yang potensial adalah metode home visit oleh kader kesehatan. Tujuan: Untuk menganalisis pengaruh pendampingan kader kesehatan melalui metode home visit terhadap percepatan pemulihan fisik dan psikologis ibu nifas. Metode: Desain quasi eksperimen dengan pendekatan pre-test dan post-test pada dua kelompok, yaitu kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Sampel penelitian terdiri dari 30 ibu nifas yang dibagi secara merata ke dalam dua kelompok. Intervensi dilakukan melalui pendampingan kader kesehatan dengan kunjungan rumah terstruktur selama masa nifas. Analisis data menggunakan uji paired t-test. Hasil: Uji statistik menunjukkan bahwa pada kelompok intervensi terdapat pengaruh signifikan terhadap percepatan pemulihan ibu nifas, ditunjukkan oleh perubahan status luka (p=0.000), perdarahan (p=0.001), nyeri (p=0.000), dan skor EPDS (p=0.000). Sebaliknya, pada kelompok kontrol tidak ditemukan perubahan yang signifikan pada keempat variabel tersebut (p>0.05). Simpulan: Pendampingan kader kesehatan dengan metode home visit terbukti efektif dalam mempercepat pemulihan fisik dan psikologis ibu nifas. Intervensi ini dapat diintegrasikan ke dalam program pelayanan kesehatan masyarakat berbasis komunitas sebagai strategi promotif dan preventif.   Kata Kunci: Home Visit; Ibu Nifas; Pendampingan Kader; Pemulihan Fisik; Pemulihan Psikologis.
Pemberdayaan kader posyandu dalam deteksi dini stres dan depresi pasca persalinan Qardhawijayanti, Suci; Hasriani, St. Hasriani; Asnuddin, Asnuddin
JOURNAL of Public Health Concerns Vol. 5 No. 9 (2025): JOURNAL of Public Health Concerns
Publisher : Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerja sama dengan: Unit Penelitian dan Pengabdian Kep Akademi Keperawatan Baitul Hikmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/phc.v5i9.1780

Abstract

Background: Postpartum maternal mental health is a crucial aspect of maternal and child well-being. Postpartum depression (PPD) can occur in women after childbirth. Comprehensive management of stress and depression is necessary to classify these events for prompt and appropriate intervention. Postpartum stress and depression are psychological problems that often go undetected in the community due to a lack of knowledge and skills among Posyandu (Integrated Service Post) cadres. Early detection by cadres can help prevent negative impacts on the mother, baby, and family. Purpose: To improve the knowledge and skills of Posyandu cadres in early detection of postpartum stress and depression. Method: This community service activity was carried out in the working area of ​​Amparita Health Center, Sidenreng Rappang Regency in July - August 2025. The target of the activity was 25 Posyandu cadres as representatives of five assisted villages in the working area of ​​Amparita Health Center. The activity was carried out with a community empowerment approach that emphasized the active participation of cadres in every stage of the activity. Using the Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS) instrument as a simple screening tool that can be used by Posyandu cadres. Direct observation was carried out on the cadres' ability to use the EPDS during the mentoring activity. The pre-test and post-test data were analyzed descriptively to see the increase in the average score of cadres' knowledge and skills after the intervention. Results: The average knowledge score of cadres before the educational activity (pre-test) was 62.4 points, and the average knowledge score after the educational activity (post-test) was 89.6 points. Meanwhile, the cadres' abilities and skills after the educational activity indicated that they could use the EDPS, interpret depression scores, and provide suggestions for further action in managing depression in postpartum mothers. Conclusion: Empowering Posyandu cadres through training and mentoring is an effective step in improving the ability to detect postpartum stress and depression early. Increasing the capacity of health cadres is also a strategic effort in fostering a culture of community health. Suggestion: Follow-up measures in the form of ongoing training, routine supervision, and cross-sector collaboration are needed to strengthen the maternal mental health referral system at the community level. It is also recommended that health institutions conduct a more in-depth study of the impact of stress and depression experienced by postpartum mothers. Keywords: Community empowerment; Early detection; Postpartum depression; Posyandu cadres Pendahuluan: Kesehatan mental ibu setelah melahirkan merupakan aspek penting dari kesejahteraan ibu dan anak. Depresi pasca persalinan (DPP) dapat terjadi pada ibu setelah melahirkan. Diperlukan adanya penanganan yang komprehensif terkait kejadian stres dan depresi agar dapat diklasifikasikan untuk intervensi yang cepat dan tepat. Stres dan depresi pasca persalinan merupakan masalah psikologis yang sering tidak terdeteksi di masyarakat karena kurangnya pengetahuan dan keterampilan tenaga kader Posyandu. Deteksi dini oleh kader dapat membantu pencegahan dampak negatif terhadap ibu, bayi, dan keluarga. Tujuan: Untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader Posyandu dalam melakukan deteksi dini stres dan depresi pasca persalinan. Metode: Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Amparita, Kabupaten Sidenreng Rappang pada bulan Juli - Agustus 2025. Sasaran kegiatan adalah 25 orang kader Posyandu sebagai perwakilan dari lima desa binaan di wilayah kerja Puskesmas Amparita. Kegiatan dilakukan dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat (community empowerment) yang menekankan partisipasi aktif kader dalam setiap tahapan kegiatan. Menggunakan instrumen Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS) sebagai alat skrining sederhana yang dapat digunakan kader Posyandu. Dilakukan observasi langsung terhadap kemampuan kader dalam menggunakan EPDS selama kegiatan pendampingan. Data hasil pre-test dan post-test dianalisis secara deskriptif untuk melihat peningkatan rata-rata skor pengetahuan dan keterampilan kader setelah intervensi. Hasil: Mendapatkan data nilai rerata pengetahuan kader sebelum kegiatan edukasi (pre-test) adalah 62.4 poin dan nilai rerata pengetahuan setelah kegiatan edukasi (post-test) menjadi 89.6 poin. Sedangkan kemampuan dan ketrampilan kader setelah kegiatan edukasi menunjukkan bahwa kader dapat mengunakan EDPS, mengintepretasikan skor tingkat depresi, dan dapat memberikan saran untuk tindakan lebih lanjut dalam menangani depresi pada ibu pasca persalinan. Simpulan: Pemberdayaan kader Posyandu melalui pelatihan dan pendampingan adalah langkah efektif dalam meningkatkan kemampuan deteksi dini stres dan depresi pasca persalinan. Peningkatan kapasitas kader kesehatan juga merupakan upaya strategis dalam menumbuh kembangkan budaya kesehatan komunitas. Saran: Diperlukan tindak lanjut berupa pelatihan berkelanjutan, supervisi rutin, dan kolaborasi lintas sektor untuk memperkuat sistem rujukan kesehatan mental ibu di tingkat komunitas. Diharapkan juga untuk dilakukan pengkajian yang lebih mendalam oleh institusi kesehatan mengenai dampak stres dan depresi yang dialami oleh ibu pasca persalinan.
Pemberdayaan remaja melalui edukasi gizi sebagai upaya pencegahan stunting sejak dini Hasriani, St. Hasriani; Pratiwi, Wilda Rezki; Qardhawijayanti, Suci; Murtini, Murtini
JOURNAL of Public Health Concerns Vol. 5 No. 9 (2025): JOURNAL of Public Health Concerns
Publisher : Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerja sama dengan: Unit Penelitian dan Pengabdian Kep Akademi Keperawatan Baitul Hikmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/phc.v5i9.1781

Abstract

Background: Indonesia has one of the highest stunting rates in the world, with nearly 25% of Indonesian children under five affected by stunting. The Nutritional Status Research (SSGI) from the Indonesian Ministry of Health revealed that in 2021, stunting affected 24.4% of children under five across the country. Providing adequate nutrition during adolescence and educating women about stunting is a strategy to prevent anemia and contribute to preventing future stunting. Purpose: To increase knowledge about nutrition and stunting among adolescents as an effort to prevent stunting from an early age. Method: This activity was held on September 16, 2025, in Amparita Village, Sidenreng Rappang Regency, with the theme "Preventing Stunting Through Early Nutrition Education." The activity was attended by village officials and local health cadres, and involved 24 adolescent respondents from the Amparita Village community. The outreach included educational material presented through leaflets, covering nutritional issues in adolescents, knowledge of the First 1,000 Days of Life, balanced nutrition, stunting prevention, and understanding healthy eating. Participants' knowledge gains and changes were evaluated by comparing pre-test and post-test data. Results: Data obtained showed that the majority of respondents' knowledge before (pre-test) the educational activity was in the poor category 20 respondents (83.3%), while the majority of respondents' knowledge after the education was in the good category 22 respondents (91.7%). Conclusion: The community service activity, which provided education on nutritional issues for adolescents, went well. The education provided was very effective in increasing adolescents' knowledge of nutritional issues and made a positive contribution as a strategic step in preventing stunting early in the community. Suggestion: It is hoped that health education activities can be implemented regularly both in schools and in adolescent communities. It is also hoped that in addition to educational activities, nutritional behavior mentoring and nutritional consultation interventions will be provided so that the knowledge gained can be effectively applied. Keywords: Adolescents; Health education; Nutrition; Stunting Pendahuluan: Angka stunting di Indonesia termasuk yang tertinggi di dunia, dimana dengan hampir 25% anak balita di Indonesia terdampak stunting. Riset Status Gizi (SSGI) dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengungkapkan bahwa pada tahun 2021, stunting memengaruhi 24.4% balita di seluruh Indonesia. Sebagai upaya dengan memberikan pemenuhan gizi pada masa remaja dan mengedukasi perempuan tentang stunting merupakan strategi untuk mencegah terjadi anemia dan berkontribusi dalam pencegahan terjadinya stunting di masa datang. Tujuan: Untuk meningkatkan pengetahuan tentang gizi dan stunting pada remaja sebagai upaya pencegahan stunting sejak dini. Metode: Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 16 September 2025 di Desa Amparita Kabupaten Sidenreng Rappang dengan tema “Cegah Stunting Melalui Edukasi Gizi Sejak Dini”. Kegiatan dihadiri perangkat desa, kader kesehatan setempat dan melibatkan 24 remaja sebagai responden yang merupakan bagian dari masyarakat Desa Amparita Kabupaten Sidenreng Rappang. Penyuluhan berupa edukasi berupa pemaparan materi dengan media leaflet, yang meliputi masalah gizi pada remaja, pengetahuan tentang 1000 Hari Pertama Kehidupan, asupan gizi seimbang, pencegahan stunting, dan pengertian menu makanan sehat. Peningkatan dan perubahan pengetahuan peserta, di evaluasi dengan membandingkan ata sebelum kegiatan (pre-test) dengan data sesudah kegiatan (post-test). Hasil: Mendapatkan data bahwa sebagian besar tingkat pengetahuan responden sebelum (pre-test) kegiatan edukasi dalam kategori kurang yaitu sebanyak 20 orang (83.3%), sedangkan tingkat pengetahuan responden setelah edukasi menjadi mayoritas dalam kategori baik yaitu sebanyak 22 orang (91.7%). Simpulan: Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan dengan memberikan edukasi tentang masalah gizi pada remaja telah berjalan dengan baik. Edukasi yang diberikan sangat efektif dalam meningkatkan pengetahuan remaja tentang masalah gizi pada remaja dan memberikan kontribusi positif menjadi langkah strategis dalam pencegahan terjadinya stunting sejak dini pada masyarakat. Saran: Diharapkan kegiatan edukasi kesehatan dapat dilaksanakan secara berkala baik disekolah maupun dikomunitas remaja. Diharapkan juga selain kegiatan edukasi untuk dilakukan pendampingan perilaku gizi dan intervensi konsultasi gizi agar pengetahuan yang diperoleh dapat diterapkan dengan baik.