Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Determinan Kejadian Stunting Pada Balita Usia 3-5 Tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas Rundeng Kota Subulussalam Hanum, Nisrina; Winandar, Aris; Harun, Muhazar; Rafsanjani, TM; Lembong, Abdullah; Yunita, Yunita; Ismail, Ismail; Sakdah, Nurul
BEST Journal (Biology Education, Sains and Technology) Vol 7, No 2 (2024): September 2024
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/best.v7i2.9668

Abstract

Prevalensi stunting pada balita di Indonesia merupakan yang tertinggi di negara ASEAN. Di Aceh, prevalensi stunting tertinggi di Kota Subulussalam tercatat di Kecamatan Rundeng sebanyak 276 kasus yang tersebar di tiga desa yaitu 50% di Desa Lae Mate, 25,7% di Desa Lae Pamualan dan 24,3% di Desa Kampong Badar. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan stunting pada balita di wilayah kerja Puskesmas Rundeng Kota Subulussalam. Jenis penelitian ialah penelitian survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian merupakan seluruh balita stunting sebanyak 276 balita dan sampel sebanyak 73 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan cluster random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengukur tinggi badan balita berdasarkan umur, melakukan pemeriksaan buku KIA, dan membagikan kuesioner. Uji statistik yang digunakan yaitu chi square test dan regresi logistik berganda. Hasil penelitian menunjukkan 61,6% balita mengalami stunting. Faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Rundeng Kota Subulussalam adalah kelengkapan ANC (p=0,000), kepatuhan Konsumsi Fe selama hamil (0,007), dan pemberian ASI eksklusif (p=0,030). Faktor yang paling dominan berhubungan dengan stunting pada balita di wilayah kerja Puskesmas Rundeng Kota Subulussalam yaitu ANC tidak lengkap (AOR = 26,48; 95%CI = 4,51 – 155,51; p-value = 0,000). Disarankan kepada ibu balita agar meningkatkan kunjungan ANC minimal 6 kali agar dapat memantau kesehatan dirinya dan janinnya serta memberikan ASI secara ekslusif selama 6 bulan. Disamping itu, pihak puskesmas Rundeng diharapkan agar dapat melakukan penyuluhan kesehatan terkait pencegahan stunting agar dapat menurunkan angka stunting pada balita di wilayah kerjanya
Determinan Kejadian Stunting Pada Balita Usia 3-5 Tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas Rundeng Kota Subulussalam Hanum, Nisrina; Winandar, Aris; Harun, Muhazar; Rafsanjani, TM; Lembong, Abdullah; Yunita, Yunita; Ismail, Ismail; Sakdah, Nurul
BEST Journal (Biology Education, Sains and Technology) Vol 7, No 2 (2024): September 2024
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/best.v7i2.9668

Abstract

Prevalensi stunting pada balita di Indonesia merupakan yang tertinggi di negara ASEAN. Di Aceh, prevalensi stunting tertinggi di Kota Subulussalam tercatat di Kecamatan Rundeng sebanyak 276 kasus yang tersebar di tiga desa yaitu 50% di Desa Lae Mate, 25,7% di Desa Lae Pamualan dan 24,3% di Desa Kampong Badar. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan stunting pada balita di wilayah kerja Puskesmas Rundeng Kota Subulussalam. Jenis penelitian ialah penelitian survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian merupakan seluruh balita stunting sebanyak 276 balita dan sampel sebanyak 73 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan cluster random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengukur tinggi badan balita berdasarkan umur, melakukan pemeriksaan buku KIA, dan membagikan kuesioner. Uji statistik yang digunakan yaitu chi square test dan regresi logistik berganda. Hasil penelitian menunjukkan 61,6% balita mengalami stunting. Faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Rundeng Kota Subulussalam adalah kelengkapan ANC (p=0,000), kepatuhan Konsumsi Fe selama hamil (0,007), dan pemberian ASI eksklusif (p=0,030). Faktor yang paling dominan berhubungan dengan stunting pada balita di wilayah kerja Puskesmas Rundeng Kota Subulussalam yaitu ANC tidak lengkap (AOR = 26,48; 95%CI = 4,51 – 155,51; p-value = 0,000). Disarankan kepada ibu balita agar meningkatkan kunjungan ANC minimal 6 kali agar dapat memantau kesehatan dirinya dan janinnya serta memberikan ASI secara ekslusif selama 6 bulan. Disamping itu, pihak puskesmas Rundeng diharapkan agar dapat melakukan penyuluhan kesehatan terkait pencegahan stunting agar dapat menurunkan angka stunting pada balita di wilayah kerjanya
DUKUNGAN KADER POSBINDU DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI WILAYAH PUSKESMAS LAMBARO ANGAN ACEH BESAR Hanum, Nisrina; Rafsanjani, T M; Hz, Muhazar; Winandar, Aris; Syukur, Muhammad; Yusuf, Namira
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 10, No 2 (2024): OKTOBER 2024
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v10i2.4528

Abstract

Lansia berisiko mengalami penyakit kronis yang menyerang dan menyebabkan berbagai masalah serta keluhan masalah kesehatan. Permasalahan tersebut muncul akibat menurunnya kondisi fisik yang rentan diserang oleh penyakit. Salah satu penyakit terbesar didunia yang banyak menyerang lansia yaitu hipertensi. Hipertensi umumnya terjadi pada negara dengan penghasilan rendah dan menengah yaitu hipertensi. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis dukungan kader Posbindu dengan kejadian hipertensi pada lansia di wilayah puskesmas Lambaro Angan. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian yang di ambil yaitu sebanyak 43 lansia yang menderita hipertensi. Penelitian dilakukan pada tanggal 28 Februari – 29 Maret 2024 dan analisis yang digunakan yaitu analisis univariat dan bivariat dengan menggunakan uji chi-square dan uji regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 46,51% lansia mengalami hipertensi. Faktor dukungan kader posbindu yang berhubungan dengan hipertensi pada lansia yaitu dukungan emosional (p=0,000), dukungan informasional (p=0,023) dan dukungan penghargaan (p=0,001). faktor yang paling dominan berhubungan dengan hipertensi pada lansia yaitu dukungan emosional (AOR = 17,28; 95%CI = 2,39 – 124,57; p=0,005).Diharapkan lansia dapat secara rutin dan aktif mengikuti Posbindu untuk memeriksa dan mengobati hipertensi agar tidak semakin parah dan menyebabkan berbagai konsekuensi resiko lainnya serta dapat membahayakan lansia. Kader dapat dapat lebih aktif dan peduli kepada lansia melalui dukungan yang diberikannya sehingga keyakinan dan semangat lansia mengikuti Posbindu lebih aktif.Kata kunci: Hipertensi, Dukungan Kader, LansiaElderly people are at risk of experiencing chronic diseases that attack and cause various health problems and complaints. These problems arise due to a decline in physical condition which is vulnerable to attack by disease. One of the biggest diseases in the world that attacks the elderly is hypertension. Hypertension generally occurs in low and middle-income countries, namely hypertension. This research aims to analyze the support of Posbindu cadres with the incidence of hypertension in the elderly in the Lambaro Angan health center area. This type of research is quantitative research with a cross-sectional approach. The research sample taken was 43 elderly people who suffered from hypertension. The research was conducted on February 28 - March 29 2024 and the analysis used was univariate and bivariate analysis using the chi-square and logistic regression tests. The research results showed that 46.51% of elderly people had hypertension. Community health worker support factors that are related to hypertension in the elderly are emotional support (p=0.000), informational support (p=0.023), and appreciation support (p=0.001). The most dominant factor associated with hypertension in the elderly is emotional support (AOR = 17.28; 95%CI = 2.39 – 124.57; p=0.005). It is hoped that the elderly can routinely and actively participate in Posbindu to check and treat hypertension so that it doesn't get worse and cause various other risk consequences and can endanger the elderly. Community health worker can be more active and care for the elderly through the support they provide so that the confidence and enthusiasm of the elderly in participating in Posbindu is more active.Keywords: Hypertension, Support from Community Health Worker, Elderly
PERAN KELUARGA DALAM MELAKUKAN PENDAMPINGAN PADA PASIEN RAWAT JALAN DI KLINIK PRATAMA POLRESTA BANDA ACEH Safmila, Yuliani; H, Muhazar; Juliana, Cut; Syam, Burhanuddin; Hanum, Nisrina; Ismail, Ismail; Wardani, Suci
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 10, No 2 (2024): OKTOBER 2024
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v10i2.4530

Abstract

Peran keluarga sangat penting dalam mendukung kesehatan individu, khususnya pada pasien hipertensi. Hipertensi, yang didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg, dapat menyebabkan komplikasi serius jika tidak dikelola dengan baik. Oleh karena itu, penting untuk memahami bagaimana keluarga berkontribusi dalam proses pendampingan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran keluarga dalam pendampingan pasien rawat jalan hipertensi di Klinik Pratama Polresta Banda Aceh. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Populasi sebanyak 50  dengan pengambilan total sampling sebanyak 44 pendamping pasien hipertensi. Data dikumpulkan melalui wawancara dan kuesioner yang mengukur peran keluarga dalam beberapa aspek, termasuk pemilihan makanan, aktivitas fisik, manajemen stres, dan rujukan ke fasilitas kesehatan. Yang dilakukan di Klinik Pratama Polresta Banda Aceh pada bulan juni- juli 2024. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran keluarga sangat penting dalam mendampingi pasien hipertensi rawat jalan di Klinik Pratama Polresta Banda Aceh. Keluarga berperan dalam pemilihan makanan sebanyak 30 dengan persentase 68,18, pemantauan aktivitas fisik sebanyak 26 dengan persentase 59,09, manajemen stres sebanyak 27 dengan persentase 61,36, dan memberikan dukungan emosional yang signifikan dengan merujuk ke fasilitas kesehatan masyarakat sebanyak 34 dengan persentase 77,27. Penelitian ini menegaskan bahwa peran keluarga adalah elemen kunci dalam mendukung pasien hipertensi. Disarankan agar keluarga lebih terlibat dalam perawatan, memahami masalah kesehatan, dan menciptakan lingkungan rumah yang sehat guna meningkatkan hasil kesehatan pasien.Kata kunci: Hipertensi, Peran Keluarga, Pendampingan PasienThe role of the family is vital in supporting individual health, especially in hypertensive patients. Hypertension, defined as systolic blood pressure above 140 mmHg and diastolic above 90 mmHg, can cause serious complications if not managed properly. Therefore, it is essential to understand how the family contributes to the patient's assistance process. This study aims to determine the role of the family in assisting outpatients with hypertension at the Banda Aceh Police Public Clinic. The type of research used is descriptive. The population was 50, with a total sampling of 44 companions of hypertension patients. Data were collected through interviews and questionnaires that measured the role of the family in several aspects, including food selection, physical activity, stress management, and referrals to health facilities, which was conducted at the Banda Aceh Police Public Clinic in June-July 2024. The study results showed that the family's role is very important in accompanying outpatients with hypertension at the Banda Aceh Police Public Clinic. Family plays a role in food selection as many as 30 with a percentage of 68.18, physical activity monitoring as many as 26 with a rate of 59.09, stress management as many as 27 with a percentage of 61.36, and providing significant emotional support by referring to public health facilities as many as 34 with a rate of 77.27. This study confirms that the role of the family is a key element in supporting hypertensive patients. It is recommended that families be more involved in care, understand health problems, and create a healthy home environment to improve patient health outcomes.Keywords: Hypertension, Family Role, Patient Accompaniment
Dukungan Kader Posbindu Dengan Kejadian Hipertensi Pada Lansia Di Wilayah Puskesmas Lambaro Angan Aceh Besar Hanum, Nisrina; Rafsanjani, T M; Hz, Muhazar; Winandar, Aris; Syukur, Muhammad; Yusuf, Namira
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 10, No 2 (2024): OKTOBER 2024
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v10i2.4640

Abstract

Lansia berisiko mengalami penyakit kronis yang menyerang dan menyebabkan berbagai masalah serta keluhan masalah kesehatan. Permasalahan tersebut muncul akibat menurunnya kondisi fisik yang rentan diserang oleh penyakit. Salah satu penyakit terbesar didunia yang banyak menyerang lansia yaitu hipertensi. Hipertensi umumnya terjadi pada negara dengan penghasilan rendah dan menengah yaitu hipertensi. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis dukungan kader Posbindu dengan kejadian hipertensi pada lansia di wilayah puskesmas Lambaro Angan. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian yang di ambil yaitu sebanyak 43 lansia yang menderita hipertensi. Penelitian dilakukan pada tanggal 28 Februari – 29 Maret 2024 dan analisis yang digunakan yaitu analisis univariat dan bivariat dengan menggunakan uji chi-square dan uji regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 46,51% lansia mengalami hipertensi. Faktor dukungan kader posbindu yang berhubungan dengan hipertensi pada lansia yaitu dukungan emosional (p=0,000), dukungan informasional (p=0,023) dan dukungan penghargaan (p=0,001). faktor yang paling dominan berhubungan dengan hipertensi pada lansia yaitu dukungan emosional (AOR = 17,28; 95%CI = 2,39 – 124,57; p=0,005).Diharapkan lansia dapat secara rutin dan aktif mengikuti Posbindu untuk memeriksa dan mengobati hipertensi agar tidak semakin parah dan menyebabkan berbagai konsekuensi resiko lainnya serta dapat membahayakan lansia. Kader dapat dapat lebih aktif dan peduli kepada lansia melalui dukungan yang diberikannya sehingga keyakinan dan semangat lansia mengikuti Posbindu lebih aktif.Kata kunci: Hipertensi, Dukungan Kader, LansiaElderly people are at risk of experiencing chronic diseases that attack and cause various health problems and complaints. These problems arise due to a decline in physical condition which is vulnerable to attack by disease. One of the biggest diseases in the world that attacks the elderly is hypertension. Hypertension generally occurs in low and middle-income countries, namely hypertension. This research aims to analyze the support of Posbindu cadres with the incidence of hypertension in the elderly in the Lambaro Angan health center area. This type of research is quantitative research with a cross-sectional approach. The research sample taken was 43 elderly people who suffered from hypertension. The research was conducted on February 28 - March 29 2024 and the analysis used was univariate and bivariate analysis using the chi-square and logistic regression tests. The research results showed that 46.51% of elderly people had hypertension. Community health worker support factors that are related to hypertension in the elderly are emotional support (p=0.000), informational support (p=0.023), and appreciation support (p=0.001). The most dominant factor associated with hypertension in the elderly is emotional support (AOR = 17.28; 95%CI = 2.39 – 124.57; p=0.005). It is hoped that the elderly can routinely and actively participate in Posbindu to check and treat hypertension so that it doesn't get worse and cause various other risk consequences and can endanger the elderly. Community health worker can be more active and care for the elderly through the support they provide so that the confidence and enthusiasm of the elderly in participating in Posbindu is more active.Keywords: Hypertension, Support from Community Health Worker, Elderly
FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA PRA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKAKARYA KOTA SABANG ACEH Ismail, Ismail; Yani, Evi Dewi; Hanum, Nisrina; Harun, Muhazar; Rafsanjani, TM.; Jannah, Miftahul; Sakdah, Nurul; Bustami, Bustami
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 11, No 1 (2025): APRIL 2025
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v11i1.4887

Abstract

Prevalensi penderita hipertensi di Kota Sabang tahun 2022 mengalami peningkatan sebesar 17,45%. Berdasarkan data Dinkes Kota Sabang prevalensi hipertensi pada pra lansia tertinggi terdapat di wilayah kerja Puskesmas Sukakarya yaitu mencapai 22,3%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan obesitas, aktivitas fisik dan kualitas tidur dengan risiko kejadian hipertensi pada pra lansia di wilayah kerja Puskemas Sukakarya Kota Sabang. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan pendekatan cross sectional.  Populasi dalam penelitian ialah seluruh pra lansia sebanyak 2.065 dan sampel sebanyak 95 orang pra lansia dengan menggunakan teknik Proportional Random Sampling. Penelitian dilakukan pada 1 April-10 Mei 2024 di Wilayah kerja Puskesmas Sukakarya. Data dikumpulkan dengan cara pembagian kuesioner dan setelah data dikumpulkan dianalisis melalui dua cara yaitu analisis univariat dengan distribusi frekuensi, dan bivariat menggunakan uji chi square serta besarnya risiko dengan Odds Rasio (OR). Hasil penelitian menunjukkan obesitas (p=0.003; OR=3.895; 95% CI=1.639-9.256), aktivitas fisik (p=0.023; OR=2.917; 95% CI=1.239-6.864)) dan kualitas tidur (p=0.032; OR=2.732; 95% CI=1.173-6.364). Sehingga disimpulkan ada hubungan antara obesitas, aktivitas fisik dan kualitas tidur dengan risiko kejadian hipertensi. Dan Faktor obesitas, aktivitas fisik serta kualitas tidur merupakan faktor risiko terjadinya hipertensi. Saran untuk masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Sukakarya yaitu rutin melakukan pengecekan tekanan darah di fasilitas kesehatan, melakukan pola hidup yang sehat seperti lebih aktif melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit, menjaga pola tidur dan memperhatikan asupan makanan yang dikonsumsi.  
ASUHAN KEBIDANAN PADA BALITA GIZI KURANG DENGAN MODIFIKASI PEMBERIAN ES KRIM DAUN KELOR DI WILAYAH KERJA DARUL IMARAH ACEH BESAR Hanum, Nisrina; Fajrina, Eulisa; Hasanah, Siti; Muna, Sirajul; Hajar, Siti
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 10, No 1 (2024): April 2024
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v10i1.4116

Abstract

Prevalensi gizi kurang atau underweight di dunia dari tahun 2000 sebanyak 20,5% menurun menjadi 12,6% pada tahun 2020. Prevalensi gizi kurang di Indonesia mengalami peningkatan dari 16,3% pada tahun 2019 menjadi 17,1% pada tahun 2022. Aceh menduduki posisi ketiga dengan kasus gizi kurang tertinggi di Indonesia yaitu 24,3%. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan asuhan kebidanan pada balita gizi kurang dengan pemberian daun kelor di wilayah kerja Darul Imarah dan melakukan pendokumentasi dalam bentuk SOAP. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan case studi. Penelitian dilakukan di wilayah kerja Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar. Subjek asuhan ini adalah balita yang berusia 27 bulan dengan berat badan 9,1 kg dan panjang badan 83 cm. Pelaksanaan studi kasus dilakukan pada tanggal 31 Juli sampai 16 Agustus 2023. Hasil asuhan pemberian es krim daun kelor selama 14 hari pada balita gizi kurang meningkatkan berat badan balita dari 9,1 kg menjadi 9,8 kg. Pemberian es krim daun kelor dapat meningkatkan berat baban anak yang mengalami gizi kurang. Diharapkan ibu untuk melakukan timbangan setiap bulannya di posyandu atau fasilitas kesehatan dan memberikan makanan bergizi pada anaknya, serta dapat mengolah daun kelor menjadi es krim atau makanan lainnya untuk dijadikan cemilan agar membantu pemenuhan asupan gizi anak.Kata Kunci: Asuhan Kebidanan, Balita, Es Krim Daun Kelor, Gizi Kurang
Determinan yang Berhubungan dengan Perilaku Pencegahan Keputihan pada Mahasiswi Poltekkes Kemenkes Aceh Usrina, Nora; Ftiraniar, Iin; Zahara, Evi; Hanum, Nisrina
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 9, No 1 (2023): April 2023
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v9i1.2869

Abstract

Fluor albus atau keputihan merupakan masalah kesehatan reproduksi yang hampir 75% perempuan di seluruh dunia akan mengalaminya, Di Indonesia sebanyak 75% wanita pernah mengalami keputihan minimal satu kali dalam hidupnya dan 45% di antaranya mengalami keputihan sebanyak dua kali atau lebih. Keputihan pada remaja disebabkan karena perilaku pencegahan keputihan yang kurang baik Pemahaman remaja akan kesehatan reproduksi menjadi bekal remaja dalam berperilaku sehat dan bertanggung jawab, namun tidak semua remaja memperoleh informasi yang cukup dan benar tentang kesehatan reproduksi. Keterbatasan pengetahuan dan pemahaman ini dapat membawa remaja ke arah perilaku berisiko Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswi Poltekkes Kemenkes Aceh yang berjumlah 864 orang. Analisa data yang digunakan yaitu regresi logistic dengan menggunakan STATA.Hasil penelitian menunjukkan faktor yang berhubungan dengan perilaku pencegahan keputihan yaitu pengetahuan kurang baik (OR=3,68; 95%CI=2,73 – 4,97; p-value=0,000), sikap negative (OR=1,38; 95%CI=1,05 – 1,80; p-value=0,017), motivasi kurang baik (OR=3,19; 95%CI=2,42 – 4,22; p-value=0,000). Faktor yang paling dominan berhubungan dengan pencegahan keputihan pada mahasiswi Poltekkes Kemenkes Aceh yaitu pengetahuan kurang baik (OR=3,22; 95%CI= 2,36 – 4,39; p-value=0,000). Responden yang berpengetahuan rendah 3,22 kali berisiko kurang melakukan pencegahan keputihan dibandingan dengan responden yang berpengetahuan baik setelah dikontrol oleh sikap dan motivasi. Diharapkan kepada mahasiswi untuk meningkatakan pengetahuan tentang bahaya dan pencegahan keputihan, sehingga mahasiswi lebih meningkatkan perilaku dalam pencegahan keputihan dan mencegah terjadinya keputihan patologis.Kata Kunci : Motivasi; Pencegehan Keputihan; Pengetahuan, SikapFluorine Albus or vaginal discharge is a reproductive health problem that nearly 75% of women worldwide will experience. In Indonesia, 75% of women have experienced vaginal discharge at least once in their lives and 45% have experienced vaginal discharge twice or more. Vaginal discharge in adolescents is caused by poor vaginal discharge prevention behavior. Adolescent understanding of reproductive health is the provision for adolescents to behave healthily and responsibly, but not all adolescents obtain sufficient and correct information about reproductive health. This limited knowledge and understanding can lead adolescents toward risky behavior. The research method used is an analytical research method with a cross-sectional approach. Data collection was done by using a questionnaire. The sample in this study were students of the Health Polytechnic of the Ministry of Health of Aceh, amounting to 864 people. The data analysis used was logistic regression using STATA. The results showed that the factors associated with vaginal discharge prevention behavior were poor knowledge (OR=3.68; 95%CI=2.73 – 4.97; p-value=0.000) , negative attitude (OR=1.38; 95%CI=1.05 – 1.80; p-value=0.017), poor motivation (OR=3.19; 95%CI=2.42 – 4.22 ; p-value = 0.000). The most dominant factor related to the prevention of vaginal discharge in female Poltekkes Kemenkes Aceh was poor knowledge (OR=3.22; 95%CI= 2.36 – 4.39; p-value=0.000). Respondents with low knowledge 3.22 times have less risk of preventing vaginal discharge compared to respondents who have good knowledge after being controlled by attitudes and motivation. It is expected that female students will increase their knowledge about the dangers and prevention of vaginal discharge, so that college student will improve their behavior in preventing vaginal discharge and preventing pathological vaginal discharge.Keywords: attitude; knowledge; motivation; prevention; vaginal discharge
Hubungan Pola Makan Dan Tingkat Stres Dengan Kejadian Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) Pada Mahasiswa Di Universitas X Putri, Trisna Isnanda; Yani, Evi Dewi; Hanum, Nisrina; Usman, Said; Juliana, Cut; Rimadeni, Yeni; Sari Morian, Popy Citra
NASUWAKES: Jurnal Kesehatan Ilmiah Vol. 18 No. 2 (2025): September
Publisher : Poltekkes Kemenkes Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30867/nasuwakes.v18i2.1088

Abstract

Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) merupakan salah satu gangguan pencernaan yang umum terjadi pada mahasiswa dan dapat menurunkan kualitas hidup jika tidak ditangani. Pola makan yang tidak teratur, konsumsi makanan tinggi lemak atau pedas, serta tingkat stres akademik yang tinggi menjadi faktor risiko yang berperan dalam meningkatkan kejadian GERD. Hasil survei awal pada mahasiswa di Universitas X menunjukkan 46% responden mengalami gejala GERD, sebagian besar disertai kebiasaan makan yang kurang sehat dan beban akademik yang memicu stres. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pola makan dan tingkat stres dengan kejadian Gastroesophageal Reflux Disease pada mahasiswa di Universitas X. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian adalah seluruh mahasiswa aktif di Universitas X sebanyak 484 mahasiswa dengan jumlah sampel sebanyak 241 mahasiswa. Teknik pengambilan sampel menggunakan proportional random sampling. Penelitian dilakukan pada tanggal 16-26 Mei 2025. Pengumpulan data diperoleh dari hasil pengisian kuesioner pola makan, GERD-Q dan PSS-10. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat menggunakan uji Chi Square. Hasil: Terdapat hubungan yang signifikan antara pola makan (p = 0,000) dan tingkat stres (p = 0,000) dengan kejadian GERD pada mahasiswa di Universitas X. Simpulan: Ada hubungan yang bermakna antara pola makan dan tingkat stres dengan kejadian GERD pada mahasiswa. Upaya pencegahan melalui edukasi gizi seimbang dan manajemen stres perlu diintegrasikan dalam program kesehatan kampus untuk menurunkan risiko GERD pada populasi mahasiswa.
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Stress Terhadap Beban Kerja Dosen di Universitas Muhammadiyah Aceh Mutia, Sri Alna; Kusma, Nila; Agustina, Lisa; Hanum, Nisrina
Jurnal Ners Vol. 9 No. 4 (2025): OKTOBER 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jn.v9i4.50971

Abstract

Stres kerja merupakan kondisi yang dapat memengaruhi produktivitas dan kinerja dosen di perguruan tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan stres kerja pada dosen Universitas Muhammadiyah Aceh. Penelitian menggunakan desain analitik dengan pendekatan cross sectional terhadap 155 dosen yang telah mengisi kuesioner menggunakan google form. Variabel yang diteliti meliputi karakteristik dosen (umur, jenis kelamin, pendidikan, masa kerja) dan kondisi pekerjaan (jumlah SKS, beban kerja, gaji), sedangkan stres kerja diukur menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan uji regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang berhubungan signifikan dengan stres kerja adalah jenis kelamin (p=0,008; OR=2,50; 95% CI: 1,27–4,92), masa kerja (p=0,040; OR=0,47; 95% CI: 0,23–0,96), jumlah SKS (p=0,012; OR=2,28; 95% CI: 1,20–4,31), dan beban kerja (p=0,001; OR=3,33; 95% CI: 1,65–6,71), sedangkan umur, pendidikan, dan gaji tidak berhubungan signifikan. Analisis multivariat menunjukkan bahwa beban kerja merupakan faktor paling dominan terhadap stres kerja dosen (OR = 3,87; 95%CI = 1,81 – 8,25; p-value = 0,000). Disimpulkan bahwa dosen dengan beban kerja tinggi memiliki risiko lebih besar mengalami stres kerja, sehingga diperlukan strategi manajemen beban kerja dan dukungan kelembagaan untuk mengurangi dampak stres pada dosen.