Misfadhila, Sestry
Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi (STIFARM) Padang

Published : 15 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Penggunaan Metode DPPH dalam Penentuan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Metanol Dan Fraksi Daun Sukun (Artocarpus Altilis (Parkinson Ex F. A. Zorn) Fosberg) Sestry Misfadhila; Zikra Azizah; Lisa Maisarah
Jurnal Farmasi Higea Vol 11, No 1 (2019)
Publisher : STIFARM Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (598.504 KB) | DOI: 10.52689/higea.v11i1.216

Abstract

Senyawa antioksidan memiliki peran penting dalam kesehatan yang dapat melindungi tubuh terhadap kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas. Salah satu tanaman obat yang berpotensi sebagai antioksidan alami adalah daun sukun (Artocarpus altilis (Parkinson ex F. A. Zorn) Fosberg). Pada penelitian ini dilakukan analisis senyawa kimia dan aktivitas antioksidan dari ekstrak metanol dan fraksi daun sukun. Daun sukun di maserasi dengan pelarut metanol dan difraksinasi menggunakan pelarut n-heksan, etil asetat dan air. Hasil uji fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak metanol daun sukun mengandung senyawa alkaloid, flavonoid,fenolik, tanin, saponin dan steroid. Fraksi n-heksan mengandung senyawa alkaloid, flavonoiddan steroid. Fraksi etil asetat mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, fenolik dan tanin, sedangkan fraksi air mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, fenolik, saponin dan tanin. Hasil pengujian aktivitas antioksidan dengan metode DPPH menunjukkan bahwa ekstrak metanol, fraksi n-heksan, fraksi etil asetat dan fraksi air daun sukun mempunyai aktivitas antioksidan dengan nilai IC50 berturut-turut sebesar 471,34, 2511,29, 4182,14 dan 2869,72 µg/mL. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak metanol dan fraksi daun sukun memiliki aktivitas antioksidan sangat lemah.
Studi Fisikokimia Ekstrak Umbi Bit Merah (Beta Vulgaris L) Sebagai Pewarna Pada Sediaan Tablet Ridho Asra; Zikra Azizah; Rina Desni Yetti; Desi Ratnasari; Boy Chandra; Sestry Misfadhila; Nessa Nessa
Jurnal Farmasi Higea Vol 12, No 1 (2020)
Publisher : STIFARM Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (878.124 KB) | DOI: 10.52689/higea.v12i1.265

Abstract

Umbi bit merah (Beta vulgaris L.) mengandung pigmen betasianin yang berfungsi sebagai alternatif pewarna alami. Pada penelitian ini betasianin dari ekstrak umbi bit merah di ekstraksi dengan metode ultrasonic assisted extraction (UAE) menguunakan pelarut air dan dikeringkan dengan metode Frizee Draying. pengujian betasianin dari sekstrak umbi bit merah dilakukan dengan kromatografi lapis tipis diperoleh nilai Rf = 0,7 dan panjang gelombang maksimum 535 nm yang di analisis dengan metode spektrofotometri UV-Vis. Spektrum FTIR  menunjukan bahwa pada isolat terdapat adanya gugus fungsi yang identik dengan betasianin standar. Betasianin dalam ekstrak diperoleh dengan kadar 98,6474% yang stabil pada suhu 40 °C dan pH 5. Zat warna betasianin dari ekstrak umbi bit merah telah diaplikasikan dalam sediaan farmasi, dan pada penelitian ini zat warna betasianin dari ekstrak dapat digunakan sebagai pewarna alami untuk sediaan tablet.
Skrining Fitokimia dan Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Metanol Bubuk Kopi Olahan Tradisional Sungai Penuh-Kerinci Dan Teh Kayu Aro Menggunakan Metode DPPH (1,1-Difenil-2-Pikrilhidrazil) Zikra Azizah; Sestry Misfadhilah; Tenti Sri Oktoviani
Jurnal Farmasi Higea Vol 11, No 2 (2019)
Publisher : STIFARM Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (468.998 KB) | DOI: 10.52689/higea.v11i2.225

Abstract

Penelitian tentang skrining fitokimia dan uji aktivitas antioksidan dari ekstrak metanol bubuk kopi olahan tradisional Sungai Penuh-Kerinci dan teh Kayu Aro telah dilakukan. Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi dan pengujian antioksidan dilakukan dengan metode DPPH. Jenis tanaman ini diketahui mengandung potensi antioksidan dari senyawa polifenol. Hasil skrining fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak metanol kopi mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, saponin, fenolik, tanin, dan terpenoid, sedangkan ekstrak metanol teh mengandung alkaloid, flavonoid, saponin, fenolik dan tanin. Nilai Rf yang didapat dari pengujian kromatografi lapis tipis untuk ekstrak metanol kopi adalah 0,59 dan pembanding kofein 0,59, sedangkan nilai Rf ekstrak metanol teh adalah 0,40 dan pembanding kofein 0,44. Pengukuran aktivitas antioksidan menunjukkan bahwa kedua sampel memiliki aktivitas antioksidan yang lemah dengan nilai IC50 kopi 484,705 µg/mL dan teh 208,87 µg/mL. Vitamin C sebagai pembanding memiliki aktivitas antioksidan lebih tinggi dibandingkan kedua ekstrak metanol dengan nilai IC50 33,075 µg/mL.
Aktivitas Antioksidan dari Ekstrak Kering Kulit dan Daging Buah Naga (Hylocereus lemairei (Hook) Britton & Rose) Ridho Asra; Rina Desni Yetti; Sestry Misfadhila; Rusdi Rusdi; Selly Audina; Aisyah Agustina; Nessa Nessa
Jurnal Farmasi Higea Vol 11, No 1 (2019)
Publisher : STIFARM Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (456.828 KB) | DOI: 10.52689/higea.v11i1.207

Abstract

Kulit dan daging buah naga Hylocereus lemairei (Hook.) Britton & Rose mengandung senyawa betasianin. Betasianin (6-O-3-hydroxy-3-methyl-glutaryl)-betanin) merupakan pigmen berwarna merah yang memiliki banyak manfaat salah satunya sebagai antioksidan. Pada penelitian ini telah dilakukan uji antioksidan dari kulit dan daging buah naga. Ekstraksi dilakukan dengan metode Ultrasonic Assisted Extraction (UAE) menggunakan pelarut air yang disonikasi pada 50 kHz selama 30 menit pada suhu 25°C, ekstrak kemudian di freeze drying selama 48 jam. Ekstrak kering diuji aktivitas antioksidannya menggunakan metode DPPH. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada aktivitas antioksidan dari kulit buah naga dengan nilai IC50 28.900 μg/mL dan aktivitas antioksidan yang rendah dari daging buah naga dengan IC50 322,93 μg/mL dibandingkan dengan nilai IC50 vitamin C 7,9 μg/mL (antioksidan tinggi <50 µg/mL).
Penetapan Kadar Beta Karoten Pada Beberapa Jenis Cabai Kering Dan Segar Dengan Spektrofotometri Uv-Vis Sestry Misfadhila; Rusdi Rusdi; Boy Chandra; Arma Yunita
Jurnal Farmasi Higea Vol 12, No 1 (2020)
Publisher : STIFARM Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (568.817 KB) | DOI: 10.52689/higea.v12i1.266

Abstract

Penelitian tentang penetapan kadar beta karoten pada beberapa jenis cabai telah dilakukan. Analisis dilakukan terhadap sampel cabai keriting merah dan hijau  serta cabai rawit merah dan hijau yang segar dan kering. Sampel diekstraksi dengan pelarut n-heksan dan aseton menggunakan metode ekstraksi cair-cair. Fraksi n-heksan selanjutnya dianalisis dengan spektrofotometer pada panjang gelombang maksimum beta karoten yaitu 449,00 nm. Kadar beta karoten rata-rata untuk cabai keriting merah segar adalah 0,0225 %, cabai keriting merah kering 0,0236 %, cabai keriting hijau segar 0,0192 %, cabai keriting hijau kering 0,0225 %. Untuk sampel cabai rawit merah segar diperoleh kadar beta karoten 0,0165 %, cabai rawit merah kering 0,0197 %, cabai rawit hijau segar 0,0115 %, cabai rawit hijau kering 0,0122 %. Analisis statistik dengan ANOVA satu arah menunjukkan bahwa nilai sig. 0,000 (P<0,05) yang menunjukkan bahwa terdapat  perbedaan kadar beta karoten pada sampel cabai keriting merah dan hijau yang segar dan kering serta cabai rawit merah dan hijau yang segar dan kering.
Pengaplikasian Cangkang Telur Dan Karbon Aktif Sebagai Adsorben Logam Timbal Sestry Misfadhila; Zikra Azizah; Rusdi Rusdi; Chyntia Diane Putri
Jurnal Farmasi Higea Vol 10, No 2 (2018)
Publisher : STIFARM Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (502.377 KB) | DOI: 10.52689/higea.v10i2.187

Abstract

PENGARUH FRAKSI AIR, ETIL ASETAT DAN N-HEKSAN DARI EKSTRAK ETANOL DAUN BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbii L) TERHADAP KELARUTAN KALSIUM BATU GINJAL SECARA IN VITRO Sestry Misfadhila; Boy Chandra; Yully Wahyuni
Jurnal Farmasi Higea Vol 12, No 2 (2020)
Publisher : STIFARM Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52689/higea.v12i2.282

Abstract

Ekstrak etanol daun belimbing wuluh (Averrhoa bilimbii L.) diketahui memiliki kemampuan untuk melarutkan kalsium batu ginjal. Pada penelitian ini, fraksi air, etil asetat dan n-heksan dari ekstrak etanol daun belimbing wuluh diuji terhadap kelarutan kalsium batu ginjal. Simplisia dimaserasi dengan menggunakan pelarut etanol 70 % dan difraksinasi menggunakan pelarut n-heksan, etil asetat dan air. Batu ginjal yang digunakan digerus menjadi serbuk yang homogen, kemudian ditentukan kandungannya. Batu ginjal diketahui mengandung karbonat, kalsium, oksalat dan fospat. Serbuk batu ginjal direndam dengan ekstrak etanol dan ketiga fraksi pada suhu 37 ºC  selama 5 jam, filtrat didestruksi lalu diuji kelarutan kalsium batu ginjal dengan menggunakan spektrofotometer serapan atom. Kadar kalsium yang terlarut pada ekstrak etanol, fraksi air, etil asetat dan n-heksan berturut-turut 3,59 %, 3,1 %, 3,2 % dan 0,24 %. Analisis anova satu arah menunjukan bahwa pemberian ketiga fraksi memberikan perbedaan yang signifikan terhadap kadar kalsium yang terlarut dengan nilai (sig 0,000 < 0,05).
Analisis Fitokimia Dari Ramuan Obat Tradisional Untuk Penurun Panas Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.F.) Nees) Zikra Azizah; Harrizul Rivai; Boy Chandra; Sestry Misfadhila; Syawal Ferdian
Jurnal Farmasi Higea Vol 13, No 2 (2021)
Publisher : STIFARM Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52689/higea.v13i2.398

Abstract

Ramuan herba sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.F.)Nees) digunakan dalam pengobatan tradisional sebagai obat penurun panas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis secara kualitatif dan kuantitatif senyawa yang terkandung dalam ramuan obat tradisional Herba Sambiloto. Uji metabolit sekunder dilakukan dengan menggunakan reaksi perubahan warna dan penetapan kadar menggunakan Spektrofotometer UV-Vis. Uji kualitatif menunjukkan bahwa ramuan Herba Sambiloto mengandung senyawa alkaloid dan flavonoid. Hasil uji kuantitatif menunjukkan Herba Sambiloto mengandung kadar alkaloid sebesar 9,2532 % dan kadar flavonoid sebesar 1,686 %.
ANALISIS CEMARAN LOGAM BERAT DALAM SEDIAAN OBAT HERBAL DI RUMAH SAKIT ISLAM SITI RAHMAH PADANG SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM Zulharmita Zulharmita; Sestry Misfadhila; Meta Zulfaretna
Jurnal Farmasi Higea Vol 9, No 2 (2017)
Publisher : STIFARM Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (373.707 KB) | DOI: 10.52689/higea.v9i2.171

Abstract

Telah dilakukan analisis cemaran logam berat (Pb dan Cd) dalam sediaan obat herbal di Rumah Sakit Islam Siti Rahmah Padang secara spektrofotometri serapan atom. Sampel terdiri dari 4 jenis obat herbal yaitu P, T, VA dan S. Persiapan sampel dilakukan dengan metode destruksi basah menggunakan HNO3 pekat dan H2O2 30 % di dalam labu Kjeldahl. Nilai r untuk masing-masing larutan standar  adalah 0,9996 untuk logam Pb dan 0,9952 untuk logam Cd. Kadar cemaran logam berat dalam keempat sampel tidak terdeteksi mengandung Cd, sedangkan untuk logam Pb terdapat 0,1307 ppm untuk sampel P, 0,2413 ppm untuk sampel T, 0,9683 ppm untuk sampel VA, dan 0,1025 ppm untuk sampel S. Hasil penelitiaan ini menunjukan bahwa keempat sampel tidak melebihi ambang batas cemaran logam berat yang ditetapkan oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia No 13 tahun 2014 yaitu kecil dari 10 ppm untuk logam Pb dan 0,3 ppm untuk logam Cd.
Pembuatan Kafein Salisilat Secara Semisintetis Dari Bubuk Kopi Olahan Tradisional Kerinci Sestry Misfadhila; Zulharmita Zulharmita; Deni Hardian Siska
Jurnal Farmasi Higea Vol 8, No 2 (2016)
Publisher : STIFARM Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (639.954 KB) | DOI: 10.52689/higea.v8i2.149

Abstract

The caffeine contained in coffee powder processed traditionally taken in Kerinci can be isolated, crystallized and made into a caffeine salicylate. Isolation of caffeine conducted through the coffee powder with water extraction, fractionation with methylene chloride, and crystallized using acetone and petroleum ether. The crystallization process is obtained of caffeine powder which is then reacted with salicylic acid, caffeine salicylate formed by using the solvent toluene and petroleum ether. Identification of caffeine powder and caffeine salicylate include: organoleptic, melting range, color reaction, the ultraviolet spectrum, infrared spectrum and thin layer chromatography. The identification caffeine results meet the requirements listed in the Indonesian Pharmacopoeia V edition of  2014. The results of determining the wavelength of maximum absorption of caffeine powder isolation results was 276 nm, caffeine salicylate 243 & 307 nm. Rf values obtained from thin layer chromatography test for caffeine is 0.30 and caffeine salicylate 0.36.