Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

PHUBBING BEHAVIOR IN YOUNG GENERATION Eny Ratnasari; Fikri Dwi Oktaviani
Metakom Vol 4 No 1 (2020): 7th Edition
Publisher : Metakom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/metakom.v4i1.82

Abstract

Phubbing is a phenomenon that occurs due to technological development. Unconsciously, this happens in human interactions in everyday life. This study wants to find out whether there is a relationship between cell phone addiction and social media addiction on phubbing behavior on young generation. The hypothesis proposed is the relationship between mobile addiction and social media with phubbing behavior. This research uses quantitative research methods with the type of correlational research. Research data collection is done by using the online survey method through Google forms. Respondents were selected by purposive sampling technique. The characteristics of the research subjects are the younger generation who live in Java Island, participating between 17-25 years, actively using mobile phones and social media for more than 8 hours a day. The number of samples used as research subjects were 177 participants. The results of data analysis showed the value of the conversion coefficient of (r) 0.680 with sig. 0,000 (p <0.01). The conclusion from this study is a positive relationship between mobile addiction and social media with a phubbing relationship. The higher the cell phone addiction and social media addiction, the higher the phubbing interaction. The contribution of mobile and social media addiction to phubbing behavior was 46.2%. While the remaining 53.8% is another factor not included in the study.
Penggunaan Message Appeals dalam Strategi Pesan Kampanye Anti Kekerasan Berbasis Gender Online Eny Ratnasari; Suwandi Sumartias; Rosnandar Romli
Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 18, No 3 (2020)
Publisher : Univeritas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jik.v18i3.3844

Abstract

Meningkatnya kasus Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO) dalam enam tahun terakhir membuat Sub Divisi Digital At-Risks SAFEnet (Southeast Asia Freedom of Expression Network) melakukan Kampanye “Awas KBGO!” untuk memberikan warning kepada publik. Strategi pesan dengan menggunakan daya tarik pesan masih belum berhasil untuk meningkatkan awareness publik. Penelitian ini berfokus untuk menganalisis kekuatan dan tantangan penggunaan message appeals dalam strategi pesan Kampanye “Awas KBGO!”. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus pada organisasi nirlaba SAFEnet dengan teknik pengumpulan data yakni wawancara, observasi, dan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kampanye “Awas KBGO!” menggunakan strategi pesan message appeals (daya tarik pesan) yang terbagi menjadi dua yaitu reasoning appeals (daya tarik alasan) dan emotional appeals (daya tarik emosional). Emotional appeals yang digunakan menimbulkan dua perasaan yaitu perasaan positif dan perasaan negatif. Penggunaan pesan kampanye yang menimbulkan perasaan negatif berupa fear appeals lebih dominan dibandingkan dengan pesan positif. Kekuatan pesan kampanye terletak pada penggunaan data dan fakta, sedangkan fear appeals justru menjadi tantangan karena menimbulkan perasaan tidak nyaman bagi target audiens. Substansi penelitian ini memberikan kontribusi berupa rekomendasi kebijakan baru kepada SAFEnet untuk memperbanyak pesan kampanye yang memanusiakan (humanize) dengan narasi positif dan teknik storytelling.
Peran Humas Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum dalam Implementasi Kebijakan Keterbukaan Informasi Eny Ratnasari; Agus Rahmat; FX Ari Agung Prastowo
PRofesi Humas Vol 3, No 1 (2018): PRofesi Humas Accredited by Kemenristekdikti RI SK No. 10/E/KPT/2019
Publisher : LP3 Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (790.093 KB) | DOI: 10.24198/prh.v3i1.14034

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran Humas Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN BH) dalam implementasi kebijakan keterbukaan informasi, dengan fokus kajian penelitian mengenai peran humas dalam implementasi Undang - Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik pada Humas Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN BH) di kota Bandung yaitu Institut Teknologi Bandung, Universitas Pendidikan Indonesia, dan Universitas Padjadjaran. Peneliti ingin mengetahui peran humas PTN BH di kota Bandung sebagai penasehat ahli, fasilitator komunikasi, fasilitator proses pemecahan masalah, dan teknisi komunikasi dalam implementasi kebijakan keterbukaan informasi. Peneliti menggunakan studi deskriptif dengan jenis data kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan melalui wawancara mendalam, observasi, studi dokumentasi atau studi pustaka. Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa pada tiga Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum, sudah melaksanakan peran yang dimilikinya berupa implementasi kebijakan keterbukaan informasi, berperan sebagai penasehat ahli bidang komunikasi, menjadi fasilitator komunikasi dalam proses pemecahan masalah serta menjadi teknisi komunikasi. Namun demikian, ada beberapa hal yang menuntut peningkatan guna menjadikan lebih baik. Karenanya peneliti menyarankan agar masing - masing humas PTN BH di kota Bandung meningkatkan aktivitas evaluasi mengenai keterbukaan informasi yang dilaksanakannya, lebih mensosialisasikan kewajiban untuk membuka informasi pada publik internal, dan membuat struktur birokrasi Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi yang lebih efisien.
A PHENOMENOLOGICAL STUDY OF INSTAGRAM FASTING ON MILLENNIAL Eny Ratnasari; Fikri Dwi Oktaviani
INJECT (Interdisciplinary Journal of Communication) Vol 4, No 2 (2019)
Publisher : IAIN Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (206.866 KB) | DOI: 10.18326/inject.v4i2.191-218

Abstract

The aims of this study is to find out: (1) the background of doing Instagram fasting; (2) things that were felt before doing Instagram fasting. The main reason for this millennial generation to do Instagram fasting is the discomfort of the experience of using Instagram. The informants agreed that Instagram is currently becoming poisonous or toxic which has a negative impact on their psychological. They seemed to be chased by something that was so obsessed that they were afraid to miss something or Fear of Missing Out (FOMO). After fasting, the informants claimed productivity increased, distraction decreased, more positive thinking.
Social Media, Digital Activism, and Online Gender-Based Violence in Indonesia Eny Ratnasari; Suwandi Sumartias; Rosnandar Romli
Nyimak: Journal of Communication Vol 5, No 1 (2021): Nyimak: Journal of Communication
Publisher : Faculty of Social and Political Science, Universitas Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1252.606 KB) | DOI: 10.31000/nyimak.v5i1.3218

Abstract

Online Gender-Based Violence (OGBV) cases in Indonesia are increasing every year. The Indonesian people have not considered the issue of OGBV as an important thing. This study aims to explore digital activism carried out by SAFEnet (Southeast Asia Freedom of Expression Network) in the “Awas KBGO!” (Beware of OGBV!) Campaign. This research is qualitative research with a case study approach. Researchers want to know the role of social media in digital activism internally (inward) and externally (outward). Data collection techniques are interviews, observation, and literature study. The research subjects were campaign makers, campaign partners, and the target audience of the campaign. The results showed that social media has an important role in digital activism in the “Awas KBGO!” (Beware of OGBV!) Campaign. After conducting the analysis, the researchers found three major themes in the digital activism research conducted by SAFEnet, such as (1) Information Sources; (2) Movement, Mobilization, and Self-Mediation; (3) Online Gender-Based Violence Victims Advocacy.Keywords: Digital activism, online movement, online gender-based violence (OGBV), social media ABSTRAKKasus Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO) di Indonesia naik setiap tahun. Masyarakat Indonesia pun belum menganggap isu KBGO merupakan suatu hal yang penting. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi aktivisme digital yang dilakukan oleh SAFEnet (Southeast Asia Freedom of Expression Network) dalam kampanye “Awas KBGO!”. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Peneliti ingin mengetahui peran media sosial dalam aktivisme digital secara internal (inward) dan eksternal (outward). Teknik pengumpulan data yaitu wawancara, observasi, dan studi pustaka. Subjek penelitian adalah pembuat kampanye, mitra kampanye, dan target audiens kampanye. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media sosial memiliki peran penting dalam aktivisme digital dalam kampanye “Awas KBGO!”. Setelah dilakukan analisis, peneliti menemukan tiga tema besar dalam penelitian aktivisme digital yang dilakukan SAFEnet dalam kampanye “Awas KBGO!” yaitu: (1) Sumber Informasi; (2) Pergerakkan, Mobilisasi, dan Self-Mediation; (3) Advokasi Korban Kekerasan Berbasis Gender Online.   Kata Kunci: Aktivisme digital, gerakan siber, kekerasan berbasis gender online, media sosial
POLITICAL BRANDING GANJAR PRANOWO MELALUI MEDIA SOSIAL INSTAGRAM @ganjar_pranowo: Political Branding Ganjar Pranowo Through Instagram Social Media @ganjar_pranowo Octival Dharma Putra; Siska Armawati Sufa; Eny Ratnasari
Restorica: Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara dan Ilmu Komunikasi Vol. 8 No. 2 (2022): Restorica: Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara dan Ilmu Komunikasi
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/restorica.v8i2.3334

Abstract

Instagram adalah salah satu media sosial yang paling banyak digunakan oleh internet users di Indonesia. Meski pengikutnya lebih banyak di Instagram, Ganjar Pranowo mengesankan bahwa dirinya lebih aktif di Twitter karena Ia ingin menciptakan interaksi yang lebih real dibandingkan dengan Instagram. Peneliti ini merupakan penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dokumentasi, dan studi pustaka. Penelitian ini diharapkan dapat menjelaskan gambaran serta menjadi masukan terkait praktik political branding yang dilakukan oleh seorang politisi yang menjadi pemimpin, serta saat ini menduduki jabatan strategis yakni gubernur. Dalam akun Instagram, upaya political branding diimplementasikan dalam tipifikasi berikut ini: (1) Ganjar Pranowo Mengesankan Bahwa Dirinya adalah Pemimpin yang Mendukung UMKM; (2) Ganjar Pranowo Mengesankan Bahwa Dirinya adalah Pemimpin yang Mau Bekerja dengan Generasi Muda; (3) Ganjar Pranowo Mengesankan Bahwa Dirinya adalah Pemimpin yang Religius; (4) Ganjar Pranowo Mengesankan Bahwa Dirinya adalah Pemimpin yang Menerima Segala Perbedaan; (5) Ganjar Pranowo dan Central Java Tourism Branding; (6) Ganjar Pranowo Mengesankan Bahwa Dirinya adalah Pemimpin yang Bisa Bercanda dan Tidak Kaku. Aspek yang paling dominan yang menjadi kekuatan political branding Ganjar Pranowo terletak pada atribut personal. Atribut personal yang peneliti temukan dalam konten akun Instagram Ganjar Pranowo adalah: (1) Kompetensi Ganjar Pranowo sebagai Pemimpin; (2) Empati dari Ganjar Pranowo Sebagai Pemimpin; (3) Gaya Personal Ganjar Pranowo. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi gambaran dan kajian tentang political branding yang dilakukan oleh politisi yang juga seorang pemimpin.
BRAND EQUITY PRODUK MOTHER OF PEARL DALAM AKUN INSTAGRAM @MOP.BEAUTY Eny Ratnasari; Puspita Megasari; Siska Armawati Sufa
EKSPRESI DAN PERSEPSI : JURNAL ILMU KOMUNIKASI Vol 5, No 2 (2022): Juli
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33822/jep.v5i2.4191

Abstract

Mother of Pearl adalah brand base makeup baru yang dimiliki oleh Tasya Farasya, seorang beauty influencer di Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui latar belakang upaya branding yang dilakukan oleh produk Mother of Pearl sebagai make up based product di Indonesia. Selain itu, penelitian ini ingin menguraikan upaya branding khususnya brand equity yang dilakukan oleh Mother of Pearl. Tasya Farasya sebagai seorang social media beauty influencer memiliki pengaruh dalam upaya branding yang dilakukan oleh MOP. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan wawancara, observasi dan studi pustaka. Upaya branding yang dilakukan oleh Mother of Pearl (MOP) salah satunya adalah melalui media sosial Instagram MOP yakni @mop.beauty dengan mengunggah berbagai konten dalam bentuk photo post, carousel, story, reels, maupun video. Tim konten MOP berusaha untuk selalu melakukan branding MOP sebagai luxury and exclusive brand dari desain yang diperlihatkan dalam akun Instagram MOP.  Upaya branding khususnya brand equity yang dilakukan oleh Mother of Pearl adalah sebagai berikut: (1) Mother of Pearl Berasal dari Nama Asli Tasya Farasya; (2) Menggunakan Hashtag #MotherKnowsBest sebagai Tagline; (3) Membangun Ciri Khas Produk sebagai Flawless Makeup Products; (4) Value yang Diusung Brand Mother of Pearl Sebagai Diferensiasi Brand; (5) Warna Ungu sebagai Ciri Khas Brand Mother of Pearl agar Terkesan Luxury Brand; (6) Pesan yang Disampaikan dalam Akun Instagram MOP Terkesan untuk Audiens yang Tinggal di Kota Besar; (7) Membangun Kedekatan dengan Pengikut Melalui Sayembara; (8) Penegasan sebagai Exclusive Brand yang hanya Dijual di Marketplace Sociolla.
Democracy in the Indonesian Digital Public Sphere: Social Network Analysis of Twitter Users' Responses to the Issue of Nationalism Knowledge Test at the Corruption Eradication Commission (TWK-KPK) Suwandi Sumartias; Dwia Aries Tina Pulubuhu; Sudarmono Sudarmono; Achwan Noorlistyo Adi; Eny Ratnasari
JSP (Jurnal Ilmu Sosial dan ilmu Poltik) Vol 26, No 3 (2023): March
Publisher : Faculty of Social and Political Sciences, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jsp.70896

Abstract

The mobility restriction during the COVID-19 pandemic did not stop the public from expressing their opinions. Since they could not go on demonstrations, they moved democracy to the digital sphere, such as on Twitter. Previous research has shown that Twitter users in Indonesia use the platform to express political views and opinions on governmental issues. The issue of the Nationalism Knowledge Test (TWK) at the Corruption Eradication Commission (KPK) was a trending topic on Twitter for a while. The issue spurred discussions on Twitter when 75 employees did not pass the KPK-TWK on May 2021. The discussion then stopped for a moment before picking up again during the official dismissal of the employees on 30 September 2021. This article focuses on the social network analysis of the public’s responses to this issue on Twitter. Social network data were collected using Drone Emprit from May to October 2021 and analyzed using Gephi to generate graphical representations of the social networks. The results reveal the structure of the movement was centralized and dynamic. Regarding the dissemination of information, the most central was news media and anti-corruption activists’ accounts. These accounts mobilized the community on Twitter to make a critical social movement. This means that the digital sphere can be an evolution of democracy form and activism, especially in the anti-corruption movement.
Peran Departemen Human Resources Development dalam Aktivitas Employee Relations pada Bisnis Keluarga: Studi Kasus pada Royal Trawas Hotel & Cottages Putri Septaningtyas Hidayat; Siska Armawati Sufa; Eny Ratnasari
Jurnal Spektrum Komunikasi Vol 9 No 1 (2021): Jurnal Spektrum Komunikasi
Publisher : LPPM Stikosa - AWS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37826/spektrum.v9i1.143

Abstract

Sebagai perusahaan yang bergerak pada bidang hospitality, Royal Trawas Hotel & Cottages ingin membangun komunikasi yang sehat dengan karyawan. Royal Trawas Hotel & Cottages menyadari bahwa bisnis ini tidak akan berjalan tanpa adanya performa terbaik dari karyawan. Oleh karena itu, untuk membina hubungan yang baik dengan karyawan Royal Trawas Hotel & Cottages melalui Departemen Human Resources Development (HRD) melakukan sejumlah aktivitas Employee Relations. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif, peneliti ingin mengetahui tentang aktivitas Employee Relations yang dilakukan di Royal Trawas Hotel & Cottages. Hasil penelitian menunjukkan Departemen HRD telah membuata sejumlah aktivitas employee relations yaitu pertemuan program pendidikan dan pelatihan hingga corporate social responsibility. Peran Departemen HRD dalam aktivitas employee relations diantaranya adalah melakukan analisis awal, merancang aktivitas employee relations sesuai budaya perusahaan, menganalisis efektivitas peran dan tanggung jawab staf dalam aktivitas employee relations, melakukan diseminasi informasi, menentukan dan mengelola media internal, menciptakan hubungan humanis antara pimpinan dan karyawan serta melakukan evaluasi terhadap aktivitas employee relations. Aktivitas Employee Relations bergantung dengan komunikasi internal. Komunikasi internal yang terjadi di Royal Trawas and Cottages adalah komunikasi ke bawah atau downward communication dari pimpinan kepada karyawan, komunikasi hilir vertikal atau upward communication, komunikasi horizontal yang berlangsung antara karyawan dengan karyawan lainnya. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai evaluasi bagi Royal Trawas Hotel & Cottages serta Royal Hospitality Management.
HUMAS PEMERINTAH DAN TRANSPARANSI INFORMASI UNTUK MEMBANGUN KEPERCAYAAN PUBLIK Pandiangan, Chelsea Uly Artha; Ratnasari, Eny
Perspektif Komunikasi: Jurnal Ilmu Komunikasi Politik dan Komunikasi Bisnis Vol 7, No 2 (2023): Perspektif Komunikasi
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/pk.7.2.155-168

Abstract

Humas pemerintah memiliki tugas untuk menjaga kepercayaan publik. Salah satu taktik terbaik yang dapat dilakukan adalah melakukan komunikasi yang transparan melalui kanal resmi yang dimiliki institusi. Komunikasi yang transparan ini tercermin dalam informasi yang dipublikasikan. Untuk itu, Humas Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Kota Magelang berupaya menjalankan tugas tersebut dengan baik. Dengan metode deskriptif kualitatif, penelitian ini bertujuan untuk menguraikan alur liputan Humas Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Kota Magelang. Data penelitian didapatkan dengan sumber data primer dengan wawancara dan observasi serta data sekunder melalui studi pustaka. Hasil penelitian menemukan bahwa Humas Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Kota Magelang menyuguhkan informasi yang berkualitas bagi publiknya. Dalam meramu informasi yang berkualitas, tim liputan memiliki alur peliputan berita yang disesuaikan dengan kebutuhan institusi yakni mengedepankan prinsip transparansi informasi. Alur peliputan dimulai dari: (1) Penemuan ide liputan; (2) Riset Topik; (3) Mempertimbangkan penting tidaknya kegiatan untuk diliput, apakah Kepala Bidang Informasi Publik menerima informasi dari pusat jika ada kegiatan yang harus diliput, apakah kegiatan mewakili kepentingan banyak orang, apakah sudah sesuai dengan tujuan untuk melakukan transparansi informasi kepada publik; (4) Menentukan narasumber, lokasi liputan, waktu pelaksanaan, serta strategi/pendekatan yang digunakan dalam peliputan; (5) Mempertegas pembagian jobdesk untuk tim liputan yang terdiri dari 3 orang; (6) Meliput kegiatan sesuai rencana; (7) Penyuntingan hasil liputan; (8) Hasil liputan diajukan ke Kepala Bidang Komunikasi dan Informasi Publik untuk disetujui; (9) Hasil liputan disetujui dan dipublikasikan. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi bagi Humas Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Kota Magelang agar dapat memutakhirkan standard operating procedure peliputan guna membangun kepercayaan pubik.