Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Strategi Pelestarian Budaya Simalungun Melalui Pesta Rondang Bintang Hutabarat, Sani; Ripai, Muhammad; Napitupulu, Prety Vania Akwila; Harahap, Syarafina; Amelia, Regita; Arif, Syamsul; Siallagan, Lasenna
Journal of Education Religion Humanities and Multidiciplinary Vol 2, No 2 (2024): Desember 2024
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/jerumi.v2i2.4118

Abstract

Partisipasi masyarakat dalam upacara adat dan kesenian tradisional Simalungun mengalami penurunan yang signifikan akibat pengaruh modernisasi, globalisasi, dan urbanisasi. Artikel ini mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan penurunan partisipasi, termasuk modernisasi, kurangnya pengetahuan generasi muda, serta minimnya dukungan pemerintah. Dampak yang ditimbulkan meliputi hilangnya warisan budaya, runtuhnya nilai-nilai luhur, dan tergerusnya identitas budaya. Kesenian tradisional Simalungun, seperti musik dan tarian, juga terancam punah karena berkurangnya minat generasi muda, kurangnya pewaris, dan terbatasnya dokumentasi. Untuk mengatasi tantangan tersebut, berbagai solusi telah diusulkan, seperti peningkatan edukasi, penyelenggaraan kegiatan pelestarian, serta dukungan pemerintah dalam promosi dan pendanaan.
Fungsi Deiksis Ruang dan Waktu dalam 'Karawang-Bekasi': Analisis Pragmatik Puisi Chairil Anwar Napitupulu, Prety Vania Akwila; Purba, Mega Kristina; Pane, Puan Annisa; Hutagalung, Naima Azmi; Gultom, Miranda Maria Magdalena; Sirait, Puja Astrid; Sagala, Revayani; Wasilah, Atika
Indonesian Journal of Education and Development Research Vol 3, No 2 (2025): Juli 2025
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/ijedr.v3i2.6252

Abstract

Penelitian ini menganalisis fungsi deiksis ruang dan waktu dalam puisi "Karawang-Bekasi" karya Chairil Anwar melalui pendekatan pragmatik. Fokus utama difokuskan pada bagaimana penanda spasial-temporal tersebut tidak hanya merepresentasikan konteks historis pertempuran kemerdekaan Indonesia (1945–1949), tetapi juga berfungsi sebagai instrumen retoris untuk membangun narasi kolektif, memori nasional, dan pesan ideologis. Metode kualitatif digunakan untuk mengidentifikasi pola deiksis ruang (seperti "antara Karawang-Bekasi", "garis batas") dan waktu (seperti "kini", "malam sepi"), serta menganalisis fungsi pragmatisnya dalam menghubungkan teks dengan realitas sosiohistoris. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Chairil Anwar memanfaatkan deiksis sebagai strategi komunikasi multidimensi: (1) ruang geografis ditransformasikan menjadi simbol pengorbanan universal, (2) temporalitas "kini" menciptakan paradoks hidup-mati yang mengaburkan batas kronologis, dan (3) imperatif seperti "kenanglah kami" berfungsi sebagai tindak tutur yang menuntut tanggung jawab generasi penerus. Melalui analisis ini, penelitian berkontribusi pada pemahaman tentang peran bahasa puitis dalam merekonstruksi identitas nasional dan mentransmisikan nilai perjuangan antargenerasi.
Fungsi Deiksis Ruang dan Waktu dalam 'Karawang-Bekasi': Analisis Pragmatik Puisi Chairil Anwar Napitupulu, Prety Vania Akwila; Purba, Mega Kristina; Pane, Puan Annisa; Hutagalung, Naima Azmi; Gultom, Miranda Maria Magdalena; Sirait, Puja Astrid; Sagala, Revayani; Wasilah, Atika
Indonesian Journal of Education and Development Research Vol 3, No 2 (2025): Juli 2025
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/ijedr.v3i2.6252

Abstract

Penelitian ini menganalisis fungsi deiksis ruang dan waktu dalam puisi "Karawang-Bekasi" karya Chairil Anwar melalui pendekatan pragmatik. Fokus utama difokuskan pada bagaimana penanda spasial-temporal tersebut tidak hanya merepresentasikan konteks historis pertempuran kemerdekaan Indonesia (1945–1949), tetapi juga berfungsi sebagai instrumen retoris untuk membangun narasi kolektif, memori nasional, dan pesan ideologis. Metode kualitatif digunakan untuk mengidentifikasi pola deiksis ruang (seperti "antara Karawang-Bekasi", "garis batas") dan waktu (seperti "kini", "malam sepi"), serta menganalisis fungsi pragmatisnya dalam menghubungkan teks dengan realitas sosiohistoris. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Chairil Anwar memanfaatkan deiksis sebagai strategi komunikasi multidimensi: (1) ruang geografis ditransformasikan menjadi simbol pengorbanan universal, (2) temporalitas "kini" menciptakan paradoks hidup-mati yang mengaburkan batas kronologis, dan (3) imperatif seperti "kenanglah kami" berfungsi sebagai tindak tutur yang menuntut tanggung jawab generasi penerus. Melalui analisis ini, penelitian berkontribusi pada pemahaman tentang peran bahasa puitis dalam merekonstruksi identitas nasional dan mentransmisikan nilai perjuangan antargenerasi.