Claim Missing Document
Check
Articles

MITOS BEGU GANJANG: TRADISI LISAN MASYARAKAT BATAK TOBA YANG BERUJUNG KRIMINALITAS Simanjuntak, Firman Matias; Sagala, Vika Maria; Situmorang, Yuni Yolanda; Anggriana, Fuza; Sianturi, Astri Dewi; Siallagan, Lasenna
Basastra Vol 13, No 2 (2024): BASASTRA: JURNAL KAJIAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/bss.v13i2.60953

Abstract

Mitos begu ganjang merupakan tradisi lisan yang masih ada bagi masyarakat Batak Toba. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis esensi begu ganjang sebagai tradisi lisan, persepsi masyarakat etnis Batak Toba terkait mitos begu ganjang, dan tanggapan mereka terhadap tindak kejahatan yang terjadi akibat masalah begu ganjang. Penelitian ini dilakukan di Manik Hataran dan Sarimatondang, Kecamatan Sidamanik dengan menggunakan metode campuran desain concurrent embedded. Data diperoleh dari 335 sampel dengan penggolongan berdasarkan rentang usia melalui teknik observasi, wawancara, studi dokumentasi, dan survei. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hakikat begu ganjang adalah tradisi lisan tertua dalam sastra lisan berbentuk mitos. Persepsi masyarakat memandang begu ganjang sebagai makhluk pembunuh supranatural dengan beragam deskripsi mengenai begu ganjang dan parbegu ganjang. Isu tersebut mampu menciptakan tindak kejahatan yang merugikan. Menimbang dampak yang muncul, mitos begu ganjang yang beredar dianggap tidak perlu direstorasi lagi.
ANALISIS ASPEK LEKSIKAL REPETISI PADA FILM TILIK KARYA BAGUS SUMARTONO Siallagan, Lasenna; Khadijah, Khadijah; Simanullang, Rouli; Nadira Wulandari, Ayu; Kifli, Barli
JURNAL SASTRA INDONESIA (SASINDO) Vol 12, No 2 (2023): JURNAL SASTRA INDONESIA (SASINDO) EDISI AGUSTUS
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/sasindo.v12i2.47488

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan aspek repetisi leksikal yang terdapat dalam film Tilik karya Bagus Sumartono. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini merupakan tuturan dalam film Tilik karya Bagus Sumartono. Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik simak- catat. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan memilah bagian-bagian tuturan dalam film yang memuat aspek repetisi leksikal. Berdasarkan hasil analisis, terdapat 9 aspek repetisi leksikal pada film Tilik karya Bagus Sumartono. Aspek leksikal repetisi tersebut terdiri atas 5 repetisi anafora, 2 repetisi epistrof, 1 repetisi mesodiplosis, dan 1 repetisi anadiplosis. Kata Kunci: leksikal repetisi, film Tilik
Stereotip Pemalas pada Masyarakat Melayu Aliya, Nazma; Nabila, Abellia Najwa; Juwaira, Asna; Fasyah, Najwa; Siallagan, Lasenna; Wulandari, Ayu Nadira
Pustaka : Jurnal Ilmu-Ilmu Budaya Vol 24 No 2 (2024)
Publisher : Udayana University Press bekerjasama dengan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/PJIIB.2024.v24.i02.p15

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis stereotip pemalas yang ditujukan pada masyarakat Melayu. Secara khusus, penelitian ini menganalisis akar penyebab stereotip, pendapat masyarakat Melayu, serta dampaknya terhadap kehidupan sosial dan budaya. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi di Kecamatan Selesai, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa stereotip pemalas muncul dari faktor kepemilikan lahan, letak geografis, nilai spiritual, serta kurangnya pemahaman masyarakat lain terhadap kehidupan masyarakat Melayu. Stereotip ini berdampak pada citra negatif, prasangka, dan ketidakadilan sosial terhadap masyarakat Melayu. Upaya yang disarankan meliputi pemberdayaan generasi muda Melayu sebagai agen perubahan, peran aktif pemerintah dalam mendukung pembangunan ekonomi dan pendidikan, serta sosialisasi untuk meningkatkan pemahaman masyarakat umum tentang keragaman dan potensi positif masyarakat Melayu. Harapan masyarakat Melayu adalah terhapusnya stereotip negatif ini melalui kontribusi nyata generasi muda dan dukungan pemerintah.
Analisis Kesalahan Penggunaan Tanda Baca pada Tugas CJR Manajemen Mahasiswa Universitas Negeri Medan Siallagan, Lasenna; Pangaribuan, Alexander Sabastian; Fikri, Muhammad Ilham; Tambunan, Rahel Marito; Ramadhani, Aulia; Manurung, Indah Safitri; Kartika, Rina; Tumanger, Salamah
Indonesian Journal of Education and Development Research Vol 3, No 1 (2025): Januari 2025
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/ijedr.v3i1.4096

Abstract

Penelitian ini mengevaluasi kesalahan tanda baca dalam tugas Critical Journal Review (CJR) mahasiswa Manajemen Universitas Negeri Medan. Penggunaan tanda baca yang tepat sangat penting untuk kejelasan komunikasi akademis. Dengan pendekatan kualitatif, penelitian ini mengobservasi tujuh tugas CJR dan menemukan 21 kesalahan tanda baca, terbanyak pada tanda koma (7) dan tanda tanya (4). Temuan ini menunjukkan kurangnya pemahaman mahasiswa tentang aturan tanda baca. Rekomendasi yang diusulkan mencakup peningkatan kualitas pengajaran penulisan akademis untuk memperbaiki pemahaman dan penggunaan tanda baca yang benar. Penelitian ini bertujuan untuk berkontribusi pada pengembangan metode pengajaran dan peningkatan keterampilan menulis mahasiswa, sehingga pemahaman yang lebih baik tentang tanda baca dapat memperkuat kemampuan komunikasi mereka dalam konteks akademis dan profesional.
Perbedaan Hak Merga Silima di Suku Karo Terkait Pernikahan Semarga Ginting, Angelina Gracia; Simanjuntak, Ririn Ayu; Sihotang, Elsa Septaria; Sihite, Visensia; Siallagan, Lasenna
Journal of Education Religion Humanities and Multidiciplinary Vol 2, No 2 (2024): Desember 2024
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/jerumi.v2i2.4038

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan hak merga silima di suku Karo, terkait pernikahan semarga pada kelompok Sembiring. Suku Karo terdiri dari 5 marga yaitu Ginting, Karo-karo, Tarigan, Perangin-angin dan Sembiring. Pernikahan semarga pada suku Karo ini hanya diperbolehkan pada kelompok marga Sembiring saja keempat marga lainnya tidak diperbolehkan. Pernikahan semarga pada Sembiring sangatlah dilarang. Akan tetapi, kelompok  marga Sembiring dalam hal ini memiliki hak yang berbeda karena pernikahan semarga dalam kelompok Sembiring sudah sejak zaman dahulu diperbolehkan serta bukan sesuatu yang tabu bagi kelompok marga lainnya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan menginvestigasi dan memahami permasalahannya, teknik yang dilakukan dalam mengumpulkan data melalui wawancara dan sumber datanya dari narasumber yang ber etnis Karo.
Tradisi Mangupa Dalam Masyarakat Angkola: Pelestarian dan Transformasi di Era Modern Rambe, Nailah Faizah S; Maharani, Tia; Sirait, Puja Astrid; Chelsea, Selly; Arief, Syamsul; Siallagan, Lasenna
Journal of Education Religion Humanities and Multidiciplinary Vol 2, No 2 (2024): Desember 2024
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/jerumi.v2i2.4169

Abstract

Dalam masyarakat Batak Angkola, Mangupa Boru adalah tradisi sakral yang merupakan bagian penting dari pernikahan. Tradisi ini tidak hanya penuh dengan simbolisme dan doa, tetapi juga menunjukkan nilai-nilai penghormatan terhadap leluhur, kasih sayang antara pasangan, dan ikatan sosial. Filosofi, sosial, dan makna religius upacara Mangupa Boru dievaluasi dalam penelitian ini dengan menggunakan metodologi kualitatif dan studi literatur. Upacara ini sangat penting untuk mempertahankan nilai-nilai etika dan moral masyarakat Batak Angkola dan menghadapi tantangan pelestarian saat ini. Kemampuan budaya Mangupa untuk beradaptasi tanpa kehilangan esensinya ditunjukkan oleh transformasi tradisi mereka, terutama selama era globalisasi. Perjuangan untuk melestarikan tradisi Mangupa semakin relevan bagi generasi muda berkat penggunaan pendidikan dan teknologi. Ini memastikan nilai-nilai luhur budaya Batak Angkola tetap hidup.
Pelestarian Pesta Tapai Sebagai Warisan Budaya Etnis Melayu Batubara: Pendekatan Solusi Melalui Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan Amalia, Dhea; Purba, Mega Kristina; Siburian, Mieke Angelika; Nanda, Sabrina Pramesuary Dwi; Azura, Siti; Siregar, Syamsul Arief; Siallagan, Lasenna
Journal of Education Religion Humanities and Multidiciplinary Vol 2, No 2 (2024): Desember 2024
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/jerumi.v2i2.4197

Abstract

Identitas budaya adalah pemahaman mendasar mengenai ciri-ciri unik yang dimiliki oleh suatu kelompok, mencakup pola hidup, tradisi, bahasa, serta nilai-nilai yang dianut oleh individu. Penelitian ini bertujuan untuk memahami pelestarian Pesta Tapai sebagai sumber daya pariwisata berkelanjutan. Strategi pelestarian mencakup identifikasi nilai budaya, pengembangan model pariwisata berkelanjutan, keterlibatan komunitas, dan peningkatan kesadaran. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif deskriptif dengan tinjauan pustaka. Hasil penelitian menunjukkan nilai-nilai budaya dalam Pesta Tapai, potensi sebagai objek wisata berkelanjutan, dampak sosial ekonomi, dan tantangan dalam pelestariannya. Pesta Tapai adalah tradisi Melayu yang kaya akan nilai budaya dan memiliki potensi besar dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan. Dengan keterlibatan masyarakat lokal, dukungan pemerintah, dan upaya dokumentasi yang baik, Pesta Tapai dapat terus hidup sebagai warisan budaya yang berharga. Penting untuk meningkatkan kesadaran generasi muda, memperkuat kemitraan antargenerasi, dan mempromosikan tradisi ini secara luas agar dapat dipertahankan dan dinikmati oleh generasi selanjutnya. Dengan langkah-langkah pelestarian yang tepat, Pesta Tapai dapat menjadi simbol keberlanjutan budaya dan ekonomi yang memberikan manfaat bagi masyarakat setempat dan wisatawan.
Strategi Pelestarian Budaya Simalungun Melalui Pesta Rondang Bintang Hutabarat, Sani; Ripai, Muhammad; Napitupulu, Prety Vania Akwila; Harahap, Syarafina; Amelia, Regita; Arif, Syamsul; Siallagan, Lasenna
Journal of Education Religion Humanities and Multidiciplinary Vol 2, No 2 (2024): Desember 2024
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/jerumi.v2i2.4118

Abstract

Partisipasi masyarakat dalam upacara adat dan kesenian tradisional Simalungun mengalami penurunan yang signifikan akibat pengaruh modernisasi, globalisasi, dan urbanisasi. Artikel ini mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan penurunan partisipasi, termasuk modernisasi, kurangnya pengetahuan generasi muda, serta minimnya dukungan pemerintah. Dampak yang ditimbulkan meliputi hilangnya warisan budaya, runtuhnya nilai-nilai luhur, dan tergerusnya identitas budaya. Kesenian tradisional Simalungun, seperti musik dan tarian, juga terancam punah karena berkurangnya minat generasi muda, kurangnya pewaris, dan terbatasnya dokumentasi. Untuk mengatasi tantangan tersebut, berbagai solusi telah diusulkan, seperti peningkatan edukasi, penyelenggaraan kegiatan pelestarian, serta dukungan pemerintah dalam promosi dan pendanaan.
Makna Adat Sulang-Sulang Hariapan pada Masyarakat Batak Toba Pardosi, Novia Marissa Valerina; Dinda, Adinda Nabila; Br. Nainggolan, Intan; Saragih, Yati Virma; Siallagan, Lasenna; Simanjuntak, Siska Monika
Jurnal Adat dan Budaya Indonesia Vol. 6 No. 2 (2024)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jabi.v6i2.78726

Abstract

Tujuan dari penelitian ini melihat nilai teologis pada ritual sulang-sulang hariapan sehingga saat ini masyarakat Batak Toba bisa menjaga adat sulang-sulang hariapan. Metodologi yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan metode penelitian data. Informasi yang diperoleh dari data terkait nama tersebut kemudian dijadikan landasan berpikir dengan menggunakan teknik analisis isi. Penulis kemudianmelakukan penelitian teologis untuk menemukan nilai teologis. Data riset ini  dikumpulkan melalui wawancara. Penulis melakukan wawancara publik tanpa batasan narasumber menyampaikan pemahaman masyarakat tentang adat Sulang-sulang Hariapan. Hasil penelitian yang penulis lakukan kepada tokoh- tokoh adat serta parhata dalam melakukan adat Sulang-sulang Hariapan serta hubungan pemaknaan terhadap Titah Ke-lima dalam agama. Artikel ini dapat menyimpulkan bahwa setiap adat istiadat pasti mempunyai nilai-nilai yang sangat penting yaitu berbakti dan menghormati orangtua. Hal ini terlihat dari pelaksanaan ritual adat Batak yang dilakukan oleh semua anak dan keluarga besar untuk orang tuanya, meskipun proses membutuhkan waktu yang lama dan biaya yang tidak sedikit serta merupakan cara yang baik untuk merawatnya. Hal ini merupakan bukti dedikasi dan rasa hormat masyarakat Batak Toba khususnya di Porsea terhadap orang tua.
Kedudukan Perempuan Mabalu dalam Budaya Batak Toba Simanjuntak, Firman Matias; Manullang, Thria Damayanti; Situmorang, Yuni Yolanda; Sitorus, Rut Yemima; Siallagan, Lasenna
Jurnal Adat dan Budaya Indonesia Vol. 6 No. 2 (2024)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jabi.v6i2.84211

Abstract

Bagi perempuan mabalu, kematian suami seringkali dikaitkan dengan keterasingan mereka dari budaya Batak Toba. Namun, tentu saja hal tersebut bertentangan dengan konsep budaya Batak Toba. Adapun tujuan penelitian ini ialah untuk mengemukakan fenomena ideasional dan tingkah laku kebudayaan mengenai kedudukan perempuan mabalu dalam budaya Batak Toba. Kedudukan yang dimaksud adalah hak dan kewajiban perempuan dalam pelaksanaan adat dan budaya yang diperoleh pasca menjadi janda (mabalu). Penelitian ini dilakukan di Porsea dan Medan dengan menggunakan metode kualitatif untuk memperoleh data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Temuan penelitian mencakup esensi perempuan mabalu yang hanya didasarkan pada ketiadaan suami bagi mereka. Ada beberapa hal yang menjadi alasan perempuan mabalu tidak dapat ditiadakan dalam pelaksanaan adat Batak Toba, yaitu (1) keberadaan anak, (2) posisi suami dalam adat yang melekat pada istri, (3) pentingnya perempuan, dan (4) perempuan sebagai boru ni raja yang berharga. Oleh karena itu, perempuan mabalu tetap mempunyai peran, hak, dan kewajiban yang setara dengan kedudukannya dalam acara adat Batak Toba.
Co-Authors Abdillah Sijabat, Mhd Togu Ahda, Muhammad Irfan Akbar, Ariqah Aliya, Nazma Amalia, Dhea Amelia, Regita Anastasia, Yulita Anggini, Putri Anggreini, Heny Anggriana, Fuza Anggriani, Fuza Annur, Fauziah Arianto, Tomi Arief, Syamsul Aritonang, Tri Suci Astari, Dika Julia Asura, Shalsa Harisa Aulia Ramadhani Aura, Sania Dwi Ayu Nadira Wulandari Azura, Siti Balqis , Raditya Balqis, Namira Putri Bangun, Gesrina Bangun, Tania Stevani Br Banjarnahor, Refelita Sari Banjarnahor, Yunlis Y Barasa, Kevin Arjun Barli Kifli Br Ginting, Ega Akia Fadila Br Kaban, Etri Br L. Tobing, Jelita Teresia Br Tarigan, Rindy Any Br. Nainggolan, Intan Br. Sinaga, Agustini Butarbutar, Gracia Patunia Chairani, Nanda Aulia Chelsea, Selly Daniel Simanjuntak, Daniel Daulay, Adrian Daulay, Nadia Saputri Dinda, Adinda Nabila Elly Prihasti W Ezra Sipayung, Dear FAHRIZAL Farhan, Mhd Fasyah, Najwa Fauzi, Abrar Fikri, Muhammad Ilham Firmansyah, Sandy Fitri Anggita, Adelia Furqan, Ibnu Gaol, Winanda Octaviani Lestari Lumban Ginting, Angelina Gracia Gressya, Iche Gulo, Herniaman Handayani Putri Sinaga, dkk., Maysri Harahap, Adelia Septiani Harahap, Aisy Tri Ratu Harahap, Azhar Halim Harahap, Nasser Al-Shobri Harahap, Ridho Riady Harahap, Syarafina Hartati Sinaga, Sri Hasibuan, Alwi Siswandi Hazrian, Al Fari HERA CHAIRUNISA, HERA Hia, Jevan Novtriman Hia, Krisdamayanti Humairah, Nurul Intan Husna Husna Husni, Muhammad Rizky Hutabarat, Sani Hutagalung, Gracella Rosnah S Hutagalung, Naima Azmi Hutagaol, Agnes Berliana Hutasoit, Joel Tulus Isli Iriani Indiah Pane, Isli Iriani Ismaidini, Safira Ayesha Juniarti, Feby Juwaira, Asna Kartika, Rina Khadijah Khadijah Kristin, Okta Viani Lidiman Sahat Martua Sinaga Lili Tansliova Lubis, Nabila Boru Lubis, Naomi Salsya Aurellia Lumban Batu, Friskila Aryanti Lumbantoruan, Lasri Maharani, Tia Manalu, Abraham Torsinah Manullang, Thria Damayanti Manurung, Indah Safitri Manurung, Jhonatan Marbun, Ari Andani Marpaung, Agus Surya Nababan, Kevin Putra Danuarta Nababan, Rachel Stephanie Nabila, Abellia Najwa Nabila, Sayra Nabila, Vina Nadira Wulandari, Ayu Nanda, Sabrina Pramesuary Dwi Napitupulu, Prety Vania Akwila Nasution, Syahril Alamsyah Nasution, Tania Rahmadhani Nurainah, Azra Lena Pahlevi, Sucahyo Pakpahan, Elyana Yulinda Pakpahan, Ricky Andreas Pakpahan, Romiarti Pangaribuan, Alexander Sabastian Pardede, Parulian Pardosi, Novia Marissa Valerina Pramana Ginting, Despian Joe Pratiwi, Dian Maulina Prima, Alwi Purba, Jhan Riedho Syahputra Purba, Mega Kristina Rambe, Nailah Faizah S Reyva, Moch Dheandra Al Ripai, Muhammad Ritonga, Siti Fatimah Sari Sagala, Vika Maria Sahyati, Dinna Samosir, Mario Marulitua Saragi, Desi Anggriani Saragih, Yati Virma Saroh, May Selina, Angelia Sembiring, Feliks Kevin Bernayanta Septanislaus Togatorop, dkk., Rey Sianturi, Astri Dewi Sibagariang, Agus Siburian, Mieke Angelika Sihaloho, Sintya Stefanie Sihite, Visensia Sihotang, Elsa Septaria Silaen, Pesta Agustina Margaretta Simangunsong, Esteria Simanjuntak, Dominggos Simanjuntak, Firman Matias Simanjuntak, Mega Natalia Simanjuntak, Ririn Ayu Simanjuntak, Siska Monika Simanullang, Rouli Sinaga, Jelita Novrianti Sinaga, Masdiwati Sinaga, Merry Christina Sinulingga, Santa Alfega Sinurat, Nadia Natalia Sirait, Puja Astrid Siregar, Amanda Firdayanti Noer’Aini Siregar, Debora Siregar, Fikri Alfahmi Siregar, Syamsul Arief Sitanggang, Allan Christian Sitanggang, Anella R. Sitanggang, Benni Sitanggang, Karolin Gabrela Sitorus, Muhammad Farhan Sitorus, Rut Yemima Situmorang, Yuni Yolanda Syahfrizal, Arya Syahputra, M.Irfandi Syam Lubis, Putri Nayla Syamsul Arif Talentia, Talentia Tambunan, Rahel Marito Tarigan, Alexander Tarigan, Della Betsya Tarigan, Laura Debrina Tri Indah Prasasti Tumanger, Salamah Ulfa Siagian, Bethesda Umaira, Nabila Wangi, Dzakiyah Mega Waruwu, Theo Ananda Saputra Wulandari, Ayu Nadira Yuliana Sari Zebua, Berkat Turil Zuhra, Naila