Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Edukasi dan Vaksinasi Rabies pada Hewan Peliharaan di Kelurahan Palas, Kecamatan Rumbai, Kota Pekanbaru: Hewan Sehat, Masyarakat Sehat: Edukasi dan Vaksinasi Rabies pada Hewan Peliharaan di Kelurahan Palas, Kecamatan Rumbai, Kota Pekanbaru: Hewan Sehat, Masyarakat Sehat Handoko, Jully; Fitranda, Mulya; Suprayoga, Tito; Maulana, Rian; Bakti Pratama, Hadimas; Firdaus, Muhammad; Setyawati, M.I. Rita; Anggreini, Dewi; Shafiq Ryadi, Agus
Jurnal Pengabdian Kesehatan Komunitas Vol. 4 No. 2 (2024): JPKK Edisi Aug 2024
Publisher : STIKes Hang Tuah Pekanbaru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25311/jpkk.Vol4.Iss2.2081

Abstract

Rabies is a zoonotic disease that can be transmitted through the bite of an infected rabies-transmitting animal (HPR) and is a serious threat to public health. This community service aims to reduce the risk of rabies spreading through a mass vaccination program for pets. Rabies vaccination was carried out on 151 pets consisting of 126 (83.45%) dogs, 23 (15.23%) cats, and 2 (1.32%) monkeys. The method used was mass vaccination of pets owned by the community of Palas Village, Rumbai District, Pekanbaru City by involving pet owners. This activity received a positive response from the local community, as indicated by the high participation in the vaccination activity. It can be concluded that this rabies vaccination program plays an important role in preventing potential rabies outbreaks and supporting the creation of a safer and healthier environment for the community in Palas Village. Abstrak Rabies adalah penyakit zoonosis yang dapat ditularkan melalui gigitan hewan penular rabies (HPR) yang terinfeksi dan menjadi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat. Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk menekan risiko penyebaran rabies melalui program vaksinasi massal pada hewan peliharaan. Edukasi rabies diikuti oleh 50 orang siswa/i sekolah dasar. Vaksinasi rabies dilakukan terhadap 151 ekor hewan peliharaan yang terdiri dari 126 (83,44%) ekor anjing, 23 (15,23%) ekor kucing, dan 2 (1,32%) ekor monyet. Metode yang digunakan adalah vaksinasi massal pada hewan peliharaan milik masyarakat Kelurahan Palas, Kecamatan Rumbai, Kota Peknbaru dengan melibatkan pemilik hewan peliharaan. Kegiatan ini mendapat respons positif dari masyarakat setempat, yang ditunjukkan dengan tingginya partisipasi dalam kegiatan vaksinasi. Dapat disimpulkan bahwa program vaksinasi rabies ini berperan penting dalam mencegah potensi wabah rabies dan mendukung terciptanya lingkungan yang lebih aman dan sehat bagi masyarakat di Kelurahan Palas.
Analisis Korelasi pengaruh Usia terhadap Bobot Badan dan Kualitas Reproduksi Kucing Jantan Putri, Frilianty; Fanni, Rifia Tiara; Suprayoga, Tito; Fitranda, Mulya; Alkausar, Triawan; Pratama, Hadimas Bakti; Radja, Angrek Citadika Ratu; Saputra, Bambang; Abdina, Chairunnisa Filzah; Zakiah, Debita; Syafiqah, Najwa; Chaniago, Rizky Ammrullah
AgriMalS Vol 5 No 2 (2025): Volume 5 Nomor 2 Tahun 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Kotabumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47637/agrimals.v5i2.1974

Abstract

Penelitian ini menganalisis variasi dan korelasi pengaruh usia terhadap bobot badan dan parameter kualitas reproduksi (morfometri testis dan motilitas spermatozoa) pada kucing jantan. Data dari kelompok usia di bawah satu tahun hingga di atas tiga tahun menunjukkan adanya tren deskriptif: kelompok usia di atas tiga tahun memiliki rata-rata bobot badan (4,1 ± 0,98 kg) dan panjang testis (2,60 cm) tertinggi, mengindikasikan potensi reproduksi optimal pada usia produktif. . Motilitas spermatozoa optimal diamati pada usia produktif 1–2 tahun (73,80%). Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan secara statistic (p>0,05) pada semua parameter yang diuji. Ketiadaan perbedaan signifikan ini mengindikasikan bahwa usia kronologis bukan merupakan faktor penentu utama pada rentang usia non-geriatri. Stabilitas bobot badan lebih dipengaruhi oleh faktor ekstrinsik seperti nutrisi dan manajemen sementara stabilitas morfometri testis dan motilitas sperma menyiratkan bahwa fungsi reproduksi optimal masih terjaga sebelum memasuki fase penuaan yang signifikan. Hasil analisis Korelasi Pearson antara bobot badan dengan morfometri testis dan motilitas spermatozoa menunjukkan koefisien korelasi yang sangat rendah dan tidak signifikan (p>0,05) untuk semua korelasi. Hal ini mengindikasikan bahwa bobot badan kucing jantan lokal tidak berkontribusi secara efektif sebagai predictor terhadap ukuran testis maupun kualitas sperma. Bobot badan kucing jantan tidak berkontribusi secara efektif sebagai prediktor terhadap ukuran testis maupun kualitas sperma. Dengan demikian, kualitas reproduksi pada kucing jantan dewasa lebih stabil dan kurang dipengaruhi oleh usia atau bobot badan.
Karakteristik Morfometri Testis dan Tingkat Motilitas Sperma Kucing Berdasarkan Variasi Umur di Kota Pekanbaru, Indonesia: Testicular Morphometric Characteristics and Sperm Motility Levels of Cats Based on Age Variations in Pekanbaru City, Indonesia Putri, Frilianty; Suprayoga, Tito; Pratama, Hadimas Bakti; Fani, Rifia Tiara; Fitranda, Mulya; Alkausar, Triawan; Suhandri, Wiwin; Jaya, Indra; Radja, Anggrek Citadika Ratu; Zakiah, Debita
Buletin Peternakan Tropis Vol. 6 No. 2 (2025): November 2025
Publisher : BPFP Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/bpt.6.2.210-216

Abstract

This study aimed to analyze the effect of age variation on testicular morphometry and spermatozoa motility in cats. A total of 21 male cats were grouped into three age categories (< 1 year, 1–3 years, and 3 years). The testes were collected through an open castration procedure, and their morphometric parameters (length, width, and circumference) were measured. Semen samples were obtained by incising the cauda epididymis of each testis to evaluate its motility level under a light microscope. Data were analyzed using one-way Analysis of Variance (ANOVA), followed by the Tukey test to identify differences between groups. The results showed that age variation did not cause a significant difference in the morphometric characteristics of the collected testes (P>0.05). However, a significant difference was found in spermatozoa motility levels among the different age groups. It is concluded that age does not affect the physical dimensions of the testis but has a significant influence on the functional quality of spermatozoa. The 1–3 year-old group showed the optimal level of spermatozoa motility compared to the other age groups in this study