Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Pemikiran Pendidikan Kaum Perempuan: Tengku Agung Syarifah Latifah, R.A Kartini, Rasuna Said dan Rahmah El-Yunusiyah Harmaini; Ritonga, Supardi; Fariati, Betti; Uri, Fatimah; Susanti, Elya; Nopita, Rini
Future Academia : The Journal of Multidisciplinary Research on Scientific and Advanced Vol. 3 No. 1 (2025): Future Academia : The Journal of Multidisciplinary Research on Scientific and A
Publisher : Yayasan Sagita Akademia Maju

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61579/future.v3i1.344

Abstract

Pada awal abad ke-20, pendidikan perempuan mulai berkembang dengan berdirinya sekolah-sekolah khusus perempuan, seperti Sekolah Kartini yang didirikan di berbagai daerah. Tokoh-tokoh seperti Tengku Agung Syarifah Latifah, Rasuna Said dan Rahmah El-Yunusiyah, juga mendirikan lembaga pendidikan untuk perempuan. Mereka percaya bahwa perempuan yang terdidik akan lebih mampu mengembangkan potensi dirinya dan berkontribusi bagi keluarga serta masyarakat. Setelah kemerdekaan, akses pendidikan bagi perempuan mulai terbuka lebih luas, tetapi tantangan masih ada, seperti kemiskinan, budaya patriarki, yakni sistem sosial yang menempatkan laki-laki sebagai pemegang kekuasaan utama dan mendominasi dalam berbagai peran di masyarakat, dan minimnya fasilitas di daerah terpencil. Pemerintah mulai menginisiasi program-program untuk mendorong pendidikan universal, termasuk bagi perempuan. Pemikiran pendidikan kaum perempuan di Indonesia adalah perjalanan kolektif menuju kesetaraan, yang diharapkan dapat mewujudkan masyarakat yang lebih inklusif, adil, dan sejahtera. Raden Ajeng Kartini atau yang sering dikenal R.A Kartini adalah tokoh emansipasi dan pendidikan perempuan yang telah lama dikenal di kalangan generasi emas Indonesia. Akan tetapi, sebenarnya bukan hanya sosok Kartini saja yang berperan dalam memajukan pendidikan di masa sebelum kemerdekaan. Hal tersebut juga dikarenakan kurangnya produksi sejarah lokal terutama mengenai peranan perempuan dalam pendidikan dan perjuangan bangsa selain Kartini. Tokoh-tokoh perempuan inspiratif di bidang pendidikan telah memberikan kontribusi yang luar biasa baik di Indonesia maupun di seluruh dunia. Mereka adalah sosok-sosok yang telah membuktikan bahwa pendidikan adalah kunci untuk mengubah dunia dan memberikan kesempatan yang sama bagi semua individu. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif analitik, data dikumpulkan melalui studi pustaka dan dokumen. Kemudian dilakukan analisis dan meringkas berbagai kondisi, situasi dari berbagai data yang dikumpulkan mengenai masalah yang diteliti.
Science-Islam Integration: A Critical Examination of Ziauddin Sardar's Epistemology and Its Relevance for Indonesian State Islamic Universities Suhernawati, Suhernawati; Riadi, Haris; Aswati, Fajar; Azman, Wan; Susanti, Elya; Nasifah, Isri; Solehati, Citra
Indonesian Journal of Education Research (IJoER) Vol. 6 No. 1 (2025): February
Publisher : Cahaya Ilmu Cendekia Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37251/ijoer.v6i1.1408

Abstract

Purpose of the study: This study aims to explore Ziauddin Sardar’s epistemology in integrating modern science and Islamic values, focusing on Tauhid (Oneness of God), Khilafah (Stewardship), and Worship as foundational principles for the Islamization of science and their implications for Islamic higher education in Indonesia. Methodology: This research employs a qualitative descriptive-analytical method using a literature review approach. Primary sources include Sardar’s works on epistemology and the Islamization of science, while secondary sources comprise academic books, journal articles, and historical analyses. The study utilizes content analysis and comparative framework analysis to examine Sardar’s integration model within contemporary educational contexts. Main Findings: The study finds that the separation between science and Islam is influenced by historical, sociological, and political factors rather than Islamic teachings. Sardar’s epistemology provides a structured approach to integrating science with Islamic principles. His model offers a framework for curriculum development in state Islamic universities, promoting an interdisciplinary and ethical approach to knowledge. Novelty/Originality of this study: This study connects Sardar’s epistemology with the practical challenges of Islamic higher education in Indonesia, offering a structured framework for curriculum development. Unlike previous studies, it bridges Islamization theory with contemporary educational policy, providing a relevant and applicable model for integrating Islamic values into scientific disciplines.
Integration of Bengkalis Malay Bara’an Tradition Values for Character Strengthening in Islamic Religious Education Learning Harmaini, Harmaini; Jarir, Jarir; Uri, Fatimah; Susanti, Elya
Journal of Social Knowledge Education (JSKE) Vol. 6 No. 1 (2025): February
Publisher : Cahaya Ilmu Cendekia Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37251/jske.v6i1.1409

Abstract

Purpose of the Study: This study aims to explore the Bara’an tradition of the Bengkalis Malay community and analyze its character values to be utilized as a source for strengthening character education in Islamic Religious Education learning at schools. Methodology: This research employs a qualitative approach with an analytical-descriptive method. The study was conducted in Pangkalan Batang Village, Bengkalis District, Bengkalis Regency, Riau Province. Data were collected through field studies, literature reviews, and interviews, which were then analyzed in accordance with the research objectives. Main Findings: The findings reveal that the Bara’an tradition is similar to halal bi halal but has unique local adaptations in Bengkalis. The tradition involves handshaking and seeking forgiveness, sharing meals, reciting shalawat (Marhaban), and concluding with a prayer led by an imam or group leader. The core character values reflected in the Bara’an tradition include religiosity, nationalism, independence, mutual cooperation, and integrity, which align with Indonesia’s national character education framework. Novelty/Originality of this Study: This study provides a new perspective on integrating indigenous Malay traditions into character education, specifically in Islamic Religious Education learning. It offers a thematic integration model, demonstrating how traditional cultural values can be systematically incorporated into the Islamic Religious Education curriculum to strengthen students' moral and ethical development.
PENDIDIKAN ISLAM DALAM MASYARAKAT MULTI KULTURAL Susanti, Elya
Al-Ihda' : Jurnal Pendidikan dan Pemikiran Vol. 20 No. 1 (2025): Mei: Al-Ihda': Jurnal Pendidikan dan Pemikiran
Publisher : STAI Nurul Falah Airmolek

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55558/alihda.v20i1.227

Abstract

Indonesia merupakan salah satu negara multikultural terbesar didunia. Tidak jarang kita mendengar konflik sosial, baik yang berhubungan dengan suku, ras, budaya maupun agama. Islam adalah agama yang membawa misi rohmatan lil’aalamiin, agama yang membawa misi perdamaian, kasih sayang, baik bagi sesama maupun seluruh alam semesta. Pendidikan Multikulturalisme menjadi hal yang wajib untuk dipelajari, dipahami dan dilaksanakan di Indonesia, terutama bagi lembaga pendidikan Islam. Pendidikan Islam yang mempunyai konsep Rahmatan Lil Aalamiin sudah seharusnya menjadi teladan dalam menyikapi perbedaan dalam masyarakat multikultur. Sehingga, out-put yang dihasilkan dari lembaga pendidikan tidak hanya cakap dengan disiplin ilmu yang ditekuninya, tetapi juga mampu menerapkan nilai-nilai rahmatan lil’aalamiin dalam memahami dan menghargai dalam masyarakat multicultural. Kenyataan bahwa masyarakat Indonesia yang multikultural dihadapkan pada kebutuhan yang mendesak untuk merekonstruksi kembali “kebudayaan nasional Indonesia” yang diharapkan dapat menjadi “integrating force” yang mampu mengikat keragaman menjadi sebuah kesatuan yang kokoh. Masyarakat yang multikultural-multireligius, persoalan sosial keagamaan memang bukan persoalan yang sederhana. Kompleksitas hubungan sosial antar umat beragama ini dirasakan oleh seluruh elemen dalam masyarakat. Di antara idealitas keagamaan Islam sebagaimana tertulis dalam al-Qur’an adalah untuk saling mengenal dan menghormati berbagai budaya, ras, dan agama sebagai suatu realitas kemanusiaan. Akan tetapi pada saat yang sama peta dunia diwarnai konflik akibat SARA. Kesenjangan antara idealitas dan realitas itulah yang perlu dijembatani dengan memberikan pemahaman multikultural dalam proses pendidikan keislaman. Islam dapat menjadi pijakan bagi pendidikan multikultural tersebut.Konflik sosial yang mewarnai pasang surutnya persatuan Indonesia harus menjadi perhatian dan perlu diwaspadai oleh kemampuan manajemen politik bangsa agar tidak berkembang menjadi kekuatan yang memecah belah persatuan Indonesia. Salah satu cara strategis adalah pendidikan multikultural yang dilakukan secara aktual, cerdas, dan jujur. Pendidikan apapun bentuknya, tidak boleh kehilangan dimensi multikulturalnya, karena realitas dalam kehidupan pada hakikatnya bersifat multidimensional, dalam ajaran Islam juga banyak dijelaskan tentang multikulturalisme dan bagaimana kehidupan dan sikap multikultural pada masa Nabi dan sahabat. Demikian juga halnya manusia sendiri pada hakikatnya adalah sebagai makhluk yang multidimensional. Karena itu untuk mengatasi problem kemanusiaan yang ada, tidak bisa lain kecuali dengan menggunakan pendekatan yang multidimensional. Dan, di dalamnya adalah pendidikan multikultural.
PENGARUH PENGGUNAAN WEB EDUCANDY BERBASIS MODEL E-LEARNING UNTUK MERANGSANG PEMAHAMAN DAN KETERAMPILAN MELAFAZKAN HURUF HIJAIYYAH PADA ANAK KELOMPOK B RA HJ. KHODIJAH Susanti, Elya; Vebrianto, Rian
Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar (JIPDAS) Vol 5 No 2 (2025): Vol. 5 No. 2 Edisi Mei 2025
Publisher : Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dan Bahasa Institut Pendidikan Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37081/jipdas.v5i2.2842

Abstract

Pada masa perkembang teknologi yang canggih ini, media menjadi transformasi perubahan kondisi berlangsungnya KBM, sehingga pendidik dituntut untuk menyesuaikan proses pembelajaran menggunakan media yang berteknolgi sebagai inovasi pembelajaran. Upaya inovasi tersebut berupa media pembelajaran berbasis permainan educandy dengan tujuan merangsang pemahaman anak dan mengasah keterampilan anak dalam melafalkan huruf hijaiyyah. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang menggunakan metode R&D yang dikemukakan oleh Borg and Gall yang mana peneliti batasi hanya 7 langkah: 1) identifikasi masalah; 2) pengumpulan data; 3) desain produk; 4) validasi desain; 5) uji coba produk; 6) revisi produk; 7) uji pemakaian. Hasil dari penelitian ini bahwa media educandy layak digunakan sebagai media dan alat evaluasi di Tingkat Raudhatul Athfal. Penggunaan media educandy juga mendapatkan respon “positif” dari 50 anak RA. Hj. Khodijah dengan hasil lebih dari 80% anak sudah memahami dan mampu melafalkan huruf hijaiyyah dengan baik. Kata Kunci: Media, Huruf Hijaiyyah, Educandy
Pendekatan Seni dan Budaya Islam (Islamic Art and Culture): Tinjauan Paradigmatif dan Implementatif dalam Pembelajaran PAI dan Budi Pekerti (PAI-BP) Susanti, Elya; Riadi, Haris; Susanti, Eti
Jurnal Ilmiah Global Education Vol. 6 No. 3 (2025): JURNAL ILMIAH GLOBAL EDUCATION
Publisher : LPPM Institut Pendidikan Nusantara Global

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55681/jige.v6i3.4169

Abstract

Education is essentially a cultural process that has a significant influence on the survival of humans in carrying out religious, social, and cultural life. In this context, education and arts and culture are two entities that cannot be separated, because they interact and influence each other. Arts and culture have an important role in shaping the identity and personality of individuals and groups of people. Therefore, the ideal education process contains noble cultural wisdom values, in order to realize the development of students' characters holistically through cognitive, affective, and psychomotor aspects. Specifically, the main objective of Islamic Religious Education and Character Education (PAI-BP) is to shape the character and noble morals of students. Because PAI-BP is full of spiritual values ​​and divine aesthetics, an arts and culture-based approach is considered relevant and effective. Through the integration of arts and culture, educators can design a more innovative, creative, and enjoyable learning process, because the learning contains elements of beauty that have educational value
KARAKTERISTIK PERANGKAT TES HASIL BELAJAR DAN IMPLEMENTASINYA DI MADRASAH SERTA PROBLEMATIKANYA (ANALISIS TINGKAT KESUKARAN ITEM. ANALISIS DAYA PEMBEDA ITEM DAN ANALISIS FUNGSI DISTRAKTOR) Susanti, Elya; Syaputra, Decky
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Vol 12, No 8 (2025): Nusantara : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jips.v12i8.2025.3568-3575

Abstract

Jurnal ini mengkaji secara mendalam tentang karakteristik perangkat tes hasil belajar, implementasinya di lingkungan madrasah, serta berbagai problematika yang muncul dalam proses tersebut. Fokus utama pembahasan meliputi analisis tingkat kesukaran item, analisis daya pembeda item, dan analisis fungsi distraktor sebagai komponen esensial dalam evaluasi kualitas tes. Evaluasi hasil belajar merupakan aspek krusial dalam dunia pendidikan, yang berfungsi memberikan umpan balik berharga mengenai pemahaman individu dan kelompok terhadap materi yang diajarkan. Melalui pengujian, kita dapat memperoleh informasi tentang penerimaan silabus dan efektivitas metode pengajaran tertentu, yang memungkinkan peninjauan dan improvisasi untuk mencapai hasil yang lebih baik. Jurnal ini bertujuan untuk memberikan pemahaman komprehensif tentang pentingnya evaluasi yang efektif dalam meningkatkan kualitas pendidikan di madrasah, serta mengidentifikasi tantangan-tantangan yang perlu diatasi untuk mencapai tujuan tersebut.
HAKIKAT DAN TUJUAN PENDIDIKAN DALAM ISLAM: TARBIAH, TA’LIM, TA’DIB, TADRIS DAN TAZKIYYAH Susanti, Elya; Harahap, Nasrun
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Vol 12, No 7 (2025): Nusantara : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jips.v12i7.2025.%p

Abstract

Pendidikan dalam Islam tidak hanya berfungsi sebagai proses transfer ilmu pengetahuan, tetapi juga sebagai sarana pembentukan pribadi manusia seutuhnya, yang mencakup dimensi spiritual, moral, intelektual, dan sosial. Studi ini bertujuan untuk menguraikan hakikat dan tujuan pendidikan Islam melalui pendekatan lima konsep kunci: tarbiyah, ta’lim, ta’dib, tadris, dan tazkiyyah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi pustaka, menganalisis literatur-literatur klasik dan kontemporer dari tokoh-tokoh pendidikan Islam. Hasil kajian menunjukkan bahwa tarbiyah mengarah pada pengembangan kepribadian manusia secara menyeluruh, ta’lim berfokus pada pengajaran ilmu, ta’dib menanamkan nilai adab dan etika, tadris mengacu pada strategi pembelajaran, dan tazkiyyah bertujuan membersihkan jiwa dari sifat-sifat tercela. Kelima konsep ini saling melengkapi dan jika diterapkan secara sinergis, dapat menghasilkan insan kamil yang mampu mengaktualisasikan dirinya sebagai hamba dan khalifah Allah di muka bumi. Tujuan pendidikan Islam terdiri dari tiga tingkat: tujuan akhir (beribadah kepada Allah dan meraih kebahagiaan ukhrawi), tujuan umum (pembentukan akhlak, pengembangan potensi, dan persiapan hidup dunia-akhirat), serta tujuan khusus yang bersifat kontekstual dan dinamis. Dengan demikian, pendidikan Islam adalah proses pembinaan manusia yang holistik dan transformatif, yang menuntun peserta didik menjadi pribadi yang bertakwa, berilmu, berakhlak mulia, serta mampu berkontribusi secara positif dalam kehidupan pribadi, sosial, dan spiritualnya.