Articles
Sistem Pertanian Terpadu Dengan Sistem Kandang Paddock Untuk Meningkatkan Pendapatan
Evi Warintan Saragih;
Bernadetta Wahyuni;
F.H. Listyorini
Dinamisia : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 4 No. 1 (2020): Dinamisia: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Lancang Kuning
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31849/dinamisia.v4i1.3735
Integrated farming system is a combination of two or more agriculture activities in the same areal. Papuan people who lived in Bremi village have agriculture systems where planting plant and raising an animal are two different activities and shoud be in the different place. This agriculture system cause many problems such as social conflict and environmental problem. Integrated farming system with paddock cage and rotation system is new agriculture concept for Papuan. This new concept could become an alternative solution to the problem and expected to increase the income. Integration of poultry and vegetable farming with paddock system may become a solution to social conflict and environmental problems that occur in the Bremi village. The intergated farming system have many benefit such us reduced tension between farmer, avoid shifting cultivation system that protect the forest and increase the income
Pupuk Organik Cair Berbahan Dasar Limbah Ternak untuk Tanaman Sayuran
Saragih Evi Warintan;
Purwaningsih Purwanigsih;
Noviyanti;
Angelina Tethool
Dinamisia : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 5 No. 6 (2021): Dinamisia: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Lancang Kuning
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31849/dinamisia.v5i6.5534
Pupuk Organik Cair (POC) merupakan pupuk berbentuk cair hasil fermentasi berbagai bahan organik. Keunggulan POC dari segi aplikasi yang mudah, dibutuhkan dalam jumlah sedikit dan unsur hara yang langsung tersedia sehingga cepat dimanfaatkan tanaman. Kegiatan pengabdian meliputi penyuluhan, demonstrasi pembuatan POC berbahan kotoran kambing dan daun gamal serta aplikasi POC. Metode participatory rural approach (PRA) digunakan dalam kegiatan peserta peternak kambing di Kampung Prafi Mulya dan Matoa di distrik Prafi Kabupaten Manokwari. Partisipasi masyarakat pada kegiatan cukup tinggi diindikasikan dengan keaktifan dan kehadiran peserta yang 100% dalam semua kegiatan. Keunggulan POC berbahan dasar kotoran kambing, dosis penggunaan dan aplikasinya adalah hal-hal yang ditnayakan peserta kegiatan. POC yang dihasilkan sebanyak ± 100 liter. Apabila asumsi penggunaan pupuk cair per ha sebanyak 20 liter, maka produksi POC yang dihasilkan pada kegiatan ini dapat digunakan untuk 5 hektar lahan. Asumsi penjualan POC dengan harga Rp. 10.000/botol (1500 ml) dapat menghasilkan lebih dari Rp 6,5 juta. Aplikasi POC pada tanaman sawi dengan dosis 15 cc/liter air menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik.
THE EFFECT OF GIBERRELLIN TREATMENT ON SORGHUM (Sorghum sudanense) SEED GERMINATION
Putra Setya Nugroho;
Evi Warintan Saragih;
Thimotius Sraun
Pastura : Jurnal Ilmu Tumbuhan Pakan Ternak Vol 11 No 2 (2022): Pastura Vol. 11 No. 2 Tahun 2022
Publisher : Udayana University
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24843/Pastura.2022.v11.i02.p07
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak perendaman dan taraf konsentrasi giberelin yang tepatdan dapat meningkatkan daya kecambah rumput sudan (Sorghum sudanense). Benih rumput sudan, air,dan giberelin merupakan bahan utama penelitian. Perkecambahan benih dilakukan dalam rumah sungkupplastik selama satu bulan. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan rancangan acak lengkap.Perlakuan pada penelitian ini adalah perendaman pada larutan giberellin selama 48 jam dengan empattaraf konsentrasi yang berbeda yaitu tanpa larutan giberelin 0 ppm (T0), larutan giberelin 0,01 ppm (T1),larutan giberelin 0,1 ppm (T2) dan larutan giberelin 1 ppm (T3) dan memiliki empat ulangan. Hasil penelitianmenunjukkan giberellin cenderung meningkatkan daya kecambah benih yang diindikasikan dengan lebihtingginya persentase perkecambahan, nilai perkecambahan dan laju perkecambahan pada pemberiangiberrellin pada taraf konsentrasi yang lebih tinggi. Namun demikian, uji ragam menunjukkan daya kecambah benih dengan dan tanpa giberellin tidak berbeda secara signifikan. Hal ini disebabkan rendahnya tarafkonsentrasi giberellin yang digunakan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemberian gibberellindapat meningkatkan daya kecambah benih rumput sudan yang diindikasikan dengan konsentrasi 1 ppmmemberikan daya kecambah yang lebih baik dibanding taraf konsentrasi gibberellin yang lain. Kata kunci: benih, daya kecambah, giberellin, konsentrasi, Sorghum sudanense
KUSKUS (Phalangeridae) DI PAPUA: ANTARA PEMANFAATAN DAN KONSERVASI
Agustina Y.S. Arobaya;
Johan F.Koibur;
Maria J.Sadsoeitoeboen;
Evie W. Saragih;
Jimmy F. Wanma;
Freddy Pattiselanno
Jurnal Hutan Tropis Vol 3, No 1 (2015): Jurnal Hutan Tropis Volume 3 Nomer 1 Edisi Maret 2015
Publisher : Lambung Mangkurat University-Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.20527/jht.v3i1.4167
Kuskus adalah salah satu satwa yang menjadi target perburuan yang dari waktu ke waktu yang cukup marak dilakukan di Papua. Tetapi menurut peraturan yang berlaku di Indonesia, kuskus termasuk dalam jenis hewan yang dilindungi dengan undang-undang. Tulisan ini mengkompilasi hasil berbagai studi tentang pemanfaatan kuskus dan dampaknya terhadap usaha pelestarian kuskus dalam menunjang konservasi satwa liar di Papua. Tujuan pemanfaatan kuskus yaitu dijual sebagai hewan peliharaan dan dikonsumsi sumber protein hewani keluarga. Perburuan kuskus dilakukan dengan menggunakan alat buru yang bervariasi mulai dari tradisional sampai modern. Perburuan kuskus dengan cara menebang pohon pakan dan tempat berlidung kuskus berdampak negatif terhadap perusakan habitat dan penurunan populasi kuskus di alam. Oleh karena itu tindakan perlindungan kuskus perlu terus dilakukan dengan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya perlindungan plasma nutfah yang ada, aplikasi kearifan tradisional masyarakat setempat dan mendukung usaha domestikasi kuskus.Kata kunci: Kuskus, konservasi, perburuan, Papua
Pemberdayaan Peternak di Kampung Kali Merah, Manokwari Melalui Pengolahan Kotoran Ternak sebagai Sumber Energi Terbaharukan
Budi Santoso;
Evi Warintan Saragih;
Purwaningsih Purwaningsih;
Iriani Sumpe
DEDIKASI Vol 24, No 2 (2022): Jurnal Dedikasi
Publisher : Universitas Negeri Makassar
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.26858/dedikasi.v24i2.44268
Abstrak. Tujuan kegiatan ini untuk mentransfer teknologi tepat guna biogas dalam rangka mengatasi pencemaran lingkungan akibat kotoran sapi, penyediaan energi alternatif dan meningkatkan pengetahuan petani/peternak. Kegiatan ini dilaksanakan di Kampung Kali Merah Distrik Masni Kabupaten Manokwari. Peserta kegiatan adalah kelompak petani/peternak Meyah-Jawa (Me-Ja) yang beranggotakan 4 kepala keluarga yang terdiri atas orang asli Papua yang berasal dari suku Meyah dan masyarakat pendatang (non Papua). Kegiatan menggunakan metode participatory rural approach. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa pengetahuan petani/peternak bertambah dalam hal pengelolaan dan pemanfaatan limbah ternak berupa kotoran sapi yang selama ini tidak dikelola dan dimanfaatkan dengan baik. Pemanenan biogas dilakukan setiap 3-4 hari sekali, sekaligus pengisian substrat campuran kotoran sapi dan air. Selain itu dihasilkan produk sampingan dari limbah biogas berupa bioslurry yang dapat menjadi sumber pupuk bagi usaha pertanian. Berdasarkan hasil kegiatan ini disimpulkan bahwa produksi biogas dapat mengurangi biaya pembelian minyak tanah untuk memasak sebanyak 2 liter setiap pemakaian 5 liter minyak tanah.
PENGUATAN EKONOMI MELALUI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PENERAPAN INTEGRATED FARMING SYSTEM BERWAWASAN LINGKUNGAN DI KAMPUNG KALI MERAH DISTRIK MASNI KABUPATEN MANOKWARI
Purwaningsih;
Budi Santoso;
Evi Warintan Saragih
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 3 (2022): PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT - SNPPM2022
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Negeri Jakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Abstract Integrated farming system is a system that combines two or more agricultural activities, which are based on the concept of biological recycling, so that there is an input-output linkage between commodities that provide mutual benefits. This is expected to be an alternative solution for increasing land productivity, development programs, and environmental conservation as well as integrated village development. The abundance of palm frond waste from oil palm plantations and cow dung as farm-livestock waste is not utilized so it pollutes the environment. Therefore, it is necessary to empower the farmer-livestock community in utilizing and processing agricultural and livestock waste because farmers have limited knowledge and skills in utilizing waste to increase their productivity income. The method of implementing this activity is counseling and training by processing palm oil frond waste into silage for cattle feed and processing cow dung from biogas waste into organic fertilizer. The target of this activity is the MeJa farmer-livestock group consisting of a combination of OAP (Indigenous People of Papua) and non-Papuan residents. The participants of the activity were very enthusiastic and actively involved in counseling appropriate technology for the manufacture of organic fertilizers and silage from agricultural and livestock waste. The implementation of the activities has been running smoothly and can have a significant impact on the knowledge and skills of farmers in utilizing and processing waste so as to improve their economy. Abstrak Integrated farming system adalah sistem yang menggabungkan dua atau lebih kegiatan pertanian, berdasar konsep daur ulang biologis, sehingga terjadi keterkaitan input-output antar komoditas yang saling memberikan manfaat. Sistem ini diharapkan dapat sebagai salah satu solusi alternatif bagi peningkatan produktivitas lahan, program pembangunan dan konservasi lingkungan serta pengembangan desa secara terpadu. Melimpahnya limbah pelepah kelapa sawit dari perkebunan kelapa sawit dan kotoran sapi sebagai limbah usaha tani-ternak tidak termanfaatkan sehingga mencemari lingkungan. Oleh karena itu diperlukan kegiatan pemberdayaan masyarakat tani-ternak dalam memanfaatkan dan mengolah limbah pertanian dan peternakan karena petani-peternak memiliki keterbatasan pengetahuan dan keterampilan dalam memanfaatkan limbah untuk menambah income. Metode pelaksanaan kegiatan ini adalah penyuluhan dan pelatihan dengan mengolah limbah pelepah kelapa sawit menjadi silase untuk pakan ternak sapi dan mengolah kotoran sapi yang berasal dari limbah biogas menjadi pupuk organik. Sasaran kegiatan ini adalah kelompok tani-ternak MeJa yang beranggotakan gabungan antara penduduk OAP (Orang Asli Papua) dan non-Papua. Peserta kegiatan sangat antusias dan secara aktif terlibat dalam penyuluhan teknologi tepat guna pembuatan pupuk organik dan silase dari limbah pertanian dan peternakan. Pelaksanaan kegiatan telah berjalan dengan lancar dan dapat memberikan pengaruh signifikan terhadap pengetahuan dan keterampilan petani-peternak dalam memanfaatkan dan mengolah limbah sehingga dapat meningkatkan ekonomi mereka.
Nugget daging kelinci sebagai alternatif protein hewani masyarakat Sekitar Cagar Alam Pegunungan Arfak: Rabbit meat nuggets as an alternative animal protein for Communities Around The Arfak Mountain Reserve
Hotlan Manik;
Fransiska R. V. Sitanggang;
Freddy Pattiselanno;
John Arnold Palulungan;
Alnita Baaka;
Angelina N. Tethool;
Evi W. Saragih;
Noviyanti Noviyanti;
Noveling Inriani;
Muhammad Junaidi;
Merlyn N. Lekitoo
IGKOJEI: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 2 (2023): IGKOJEI: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Papua
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.46549/igkojei.v4i2.381
ABSTRACT Sigim and Sinaytousi Village communities are indigenous Papuans who live in buffer zones adjacent to Arfak Mountains Nature Reserve (CAPA). People with low of education, especially the economy, encourage community members close to the CAPA area to exploit forests to obtain animal food through poaching. Efforts to solve the problem using participative sociocultural approaches with transfer methods of science and technology, in the form of training and assistance in the production and processing of rabbit as an alternative animal protein. (2) Group partners have been able to implement a good rabbit breeding system through increased management and population capability through natural breeding systems, (3) nugget products rabbit meat has been accepted by the villagers. The activity is expected to be able to socialize the group's partners to the village area around the buffer area of arfak mountain nature reserve. Keywords: Meat; Nuggets; Protein; Rabbit  ABSTRAK Masyarakat Kampung Sigim dan Sinaytousi merupakan suku asli Papua yang mendiami daerah penyangga yang berbatasan langsung dengan kawasan Cagar Alam Pegunungan Arfak (CAPA). Masyarakat dengan tingkat pendidikan yang rendah terutama ekonomi sehingga mendorong anggota masyarakat yang berdekatan dengan areal CAPA untuk mengeksploitasi hutan untuk mendapatkan pangan hewani melalui perburuan liar. Upaya pemecahan masalah tersebut menggunakan pendekatan sosiokultural partisipatif dengan metode transfer ilmu pengetahuan dan teknologi, berupa pelatihan dan pendampingan dalam produksi dan pengolahan hasil ternak kelinci sebagai alternatif protein hewani. Hasil yang diperoleh dari kegiatan tersebut diantaranya adalah (1) Mitra kelompok telah mampu memproduksi nugget daging kelinci secara mandiri (2) Mitra kelompok telah mampu menerapkan sistim beternak kelinci yang baik melaui peningkatan kemampuan manajemen dan populasi melalui sistim perkawinan alami, (3) Produk nugget daging kelinci telah diterima oleh masyarakat kampung. Kegiatan diharapkan mampu disosialisasikan mitra kelompok ke daerah kampung sekitar kawasan penyangga cagar alam pegunungan arfak. Kata kunci: Daging; Kelinci; Nugget; Protein
STRUKTUR POPULASI TERNAK DAN SUITABILITAS KERAGAAN PAKAN TERNAK (STUDI KASUS KAWASAN AGRO-EKOLOGI KEPULAUAN YAPEN)
Baso Daeng;
Deni Iyai;
Makarius Bajari;
Yubelince Runtuboi;
Evelin Parera;
Evi W. Saragih;
Silvia Laatung;
Hans Mamboai
Agrinimal Jurnal Ilmu Ternak dan Tanaman Vol 11 No 2 (2023): Agrinimal Jurnal Ilmu Ternak dan Tanaman
Publisher : Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Pattimura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.30598/ajitt.2023.11.2.51-58
Struktur populasi ternak dan kinerja pakan memiliki peran yang krusial dalam pengembangan industri peternakan yang berkelanjutan. Tujuan penelitian ini untuk menyajikan sejumlah potret trend produktivitas ternak dan produksi pakan ternak asal limbah pertanian pada wilayah (region) Kabupaten Kepulauan Yapen (KKY) yang menjadi kantong-kantong ternak dan produksi pertanian daerah. Penelitian menggunakan metode penelitian deskriptif dengan teknik literature review. Obyek pengamatan dalam penelitian ini adalah produksi ternak, produksi tanaman pertanian serta kebutuhan pembangunan peternakan di wilayah KKY. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisa secara deskriptif untuk memperoleh gambaran obyektif potret produksi ternak, produksi limbah tanaman pertanian dan kesesuaian pengembangan komoditi pada setiap distrik. Hasil kajian menunjukkan di Kawasan Kabupaten Kepulauan Yapen untuk potret produksi ternak belum optimal ditandai dengan rendahnya angka produksi ternak dari beberapa komoditas. Piramida pertumbuhan populasi ternak yang terbalik menandakan tidak sehatnya percepatan produksi ternak. Daya tampung ternak adalah 1139,08 ST (UT). Pakan ternak asal limbah pertanian perlu diintensifkan ketersediannya. Perlu peningkatan populasi ternak dan intensifikasi produksi pakan ternak yang dijamin ketersediaannya. ABSTRACT Livestock population structure and feed performance have a crucial role in the development of a sustainable livestock industry. The aim of this research is to present a number of portraits of trends in livestock productivity and production of animal feed from agricultural waste in the Yapen Islands Regency (KKY) region which is a regional livestock and agricultural production area. The research uses descriptive research methods with literature review techniques. The objects of observation in this research are livestock production, agricultural crop production, and the need for livestock development in the KKY area. The data obtained was then analyzed descriptively to obtain an objective picture of livestock production, agricultural crop waste production, and the suitability of commodity development in each district. The results of the study show that in the Yapen Islands Regency area, the portrait of livestock production is not yet optimal, marked by low livestock production figures for several commodities. The inverted pyramid of livestock population growth indicates an unhealthy acceleration of livestock production. The livestock capacity is 1139.08 ST (UT). The availability of animal feed from agricultural waste needs to be intensified. It is necessary to increase the livestock population and intensify the production of animal feed whose availability is guaranteed.
Community Empowerment through Training on Composting Based on Plantation and Livestock Waste in Kurrak Village
Ali, Najmah;
Saragih, Evi W.;
Santoso, Budi;
Nur, Samsyara;
Sonbait, Lukas Y.;
Dahniar, Dahniar
Abdi Masyarakat Vol 5, No 2 (2023): Abdi Masyarakat
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pendidikan (LPP) Mandala
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.58258/abdi.v5i2.6224
Kompos adalah salah satu pupuk organik yang dapat menjamin kesuburan tanah dalam penggunaan jangka panjang. Bahan pembuat kompos dapat berasal dari limbah pertanian yang akan mencegah polusi lingkungan. Kakao dan Kopi adalah dua komoditi perkebunan utama di Desa Kurrak. Kedua komoditi ini menjadi sumber pendapatan utama masyarakat di desa ini. Limbah kedua komoditi ini sangat melimpah dan menjadi issu lingkungan karena belum ditangani dengan baik. Pencemaran air menjadi isu utama karena limbah kulit kakao dan kopi dibuang ke suangai yang merupakan sumber air bersih untuk masyarakat di Kabupaten Poliwalimandar. Hal ini dapat menyebabkan pencemaran air dan pendangkalan sungai. Penyuluhan dan pelatihan pembuatan kompos berbahan dasar kulit buah kakao dan kopi dilaksanakan sebagai salah satu solusi penanganan limbah. Kegiatan ini diikuti 28 orang yang teridir dari petani di kampung Kurrak dan mahasiswa Universitas Sulawesi Barat. Semua peserta mendapatkan pengetahuan pengelolaan limbah dan terlibat secara aktif pada kegiatan praktek pembuatan kompos. Pengetahun peserta kegiatan tentang limbah dan pengelolaan limbah meningkat dari 57% peserta tidak mengetahui bagaimana pengelolaan limbah menjadi 87% peserta paham akan limbah. Demikian halnya juga dalam praktek pembuatan kompos, terjadi peningkatan ketrampilan yang signifikan dimana sebelum kegiatan 88,8 % peserta tidak tau membuat kompos dari limbah kulit kakao dan kopi serta kotoran ternak menjadi 100% peserta dapat membuat kompos secara mandiri. Peningkatan pengetahuan dan skill diharapkan dapat menjadi solusi penanganan limbah kulit kakao dan kopi serta memenuhi kebutuhan pupuk petani di desa Kurrak.
Pembuatan pupuk organik berbahan baku limbah kotoran sapi dan pelepah kelapa sawit: Utilization of cattle dung and palm oil fond as a raw material of compost
Saragih, Evi Warintan;
Santoso, Budi;
Purwaningsih, Purwaningsih
IGKOJEI: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 4 (2024): IGKOJEI: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Papua
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.46549/igkojei.v5i4.504
ABSTRACT Utilization of farm waste become a product that has economic value is one of solution to reduce environmental pollution. Community services activity has been carried out in Majemus Village on utilizing farm waste as row material of compost. This activity aimed to apply simple appropriate technology to manage farm waste to be compost that could support farming system in this village. The waste consists of palm frond waste and cattle manure. The participant of this activity were the farmers and student of Animal Husbandry of Papua University. Participatory Rural Approach (PRA) method has been applied to carry out the activity. The participants received waste management knowledge and involved in the compost production. All the participants were actively engangged from beginning till the end of the activity. There was improvement in the knowledge and skill on waste management and compost production. The compost was accordingly meet the Indonesia compost standart. Business analyses indicated the compost production is liable as a source of income and considered profitable. Keywords: Cattle manure;Compost;Fertilizer;Oil palm; Waste ABSTRAK Pemanfaatan limbah peternakan dan pertanian menjadi produk berdayaguna dan bernilai ekonomis merupakan salah satu solusi untuk mengurangi pencemaran lingkungan. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PkM) di Kampung Majemus bertujuan untuk menerapkan teknologi tepat guna pengolahan limbah peternakan dan perkebunan menjadi pupuk kompos yang akan menunjang kegiatan pertanian masyarakat di kampung ini. Kegiatan PkM ini melibatkan kelompok tani/ternak Sumber Rejeki dan mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Papua peserta praktik kerja lapang yang berlangsung selama satu minggu. Kegiatan dilakukan menggunakan metode pendekatan Participatory Rural Approach (PRA) yaitu suatu metode pendidikan kepada masyarakat melalui penyuluhan, pelatihan, demonstrasi/percontohan (demplot) dan pendampingan. Kegiatan ini mencakup penyuluhan dan praktik pembuatan kompos. Hasil kegiatan PkM menunjukkan terjadi peningkatan pengetahuan dan ketrampilan peserta kegiatan dalam pengelolaan limbah dan pembuatan kompos. Masyarakat terlibat secara aktif pada seluruh kegiatan dan kelompok tani ternak melakukan praktik pembuatan kompos secara mandiri setelah kegiatan selesai. Kompos yang dihasilkan pada kegiatan ini memenuhi standar kualitas kompos sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI). Hasil analisis usaha menunjukkan bahwa kegiatan ini layak dilanjutkan dan dipertahankan karena dianggap menguntungkan. Kata kunci: Feses sapi; Kelapa sawit; Kompos; Limbah; Pupuk.