Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

POLA MUSIM DAN DAERAH POTENSIAL PENANGKAPAN IKAN LAYUR (Trichiurus Spp) PADA PERAIRAN CILACAP MENGGUNAKAN JARING INSANG (GILL NET) Darondo, Franky Andrian; Hermawan, Fajar; Rumpa, Arham; Sadir, Edizul Adiwijaya; Sitepu, Mestiria Harbani; Alamsah, Safingi
JURNAL BLUEFIN FISHERIES Vol 6, No 2 (2024): JURNAL BLUEFIN FISHERIES
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Bitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jbf.v6i2.254

Abstract

Peningkatan produksi ikan layur bisa diperluas melalui strategi penangkapan yang terencana, efektif, dan efisien. Strategi ini termasuk mengidentifikasi pola musiman penangkapan dan lokasi penangkapan yang optimal, memungkinkan nelayan untuk mempersiapkan diri secara lebih efektif menjelang musim ikan. Studi ini bertujuan untuk mengevaluasi musim dan lokasi penangkapan ikan layur menggunakan jaring gillnet,riset dilaksanakan dari Juli hingga Desember 2019 menggunakan pendekatan deskriptif. Penelitian ini menganalisa pola musiman menggunakan metode persentase rata-rata dan menentukan lokasi penangkapan melalui survei laut dengan kapal gillnet. Hasilnya menunjukkan bahwa musim ikan layur paling produktif, dengan Indeks Musim Penangkapan (IMP) lebih dari 100%, terjadi dari Juli hingga November. Musim dengan produktivitas sedang, IMP antara 50-99%, berlangsung pada Februari-Maret dan Mei-Juni, sedangkan periode dengan produktivitas rendah, IMP kurang dari 50%, terjadi pada April-Mei. Lokasi penangkapan yang potensial di Cilacap, terletak di Teluk Penyu, dibagi menjadi empat segmen: Perairan Jetis, Perairan Menganti, Perairan Pandanaran, dan Segara Anakan.
Financial Analysis Of KM Tresna's Purse Seiner Operating In The South Of Java Indonesian Ocean Haris, Dendi; Sutono HS, Dian; Narayana, Gelar Fatria; Istrianto, Kadi; Sadir, Edizul Adiwijaya; Suratna, Suratna
Barakuda 45: Jurnal Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 5 No 2 (2023): Edisi November
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas 17 Agustus 1945 Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47685/barakuda45.v5i2.410

Abstract

Purse seine is an active type of fishing gear because in fishing operations the vessel circles the net around the target by circling the net around a school of fish then the bottom of the net is pursed by pulling the crimped rope. The operation of the purse seine fishing gear is by circling a school of fish around FADs by utilizing the habit of positive taxis photo fish. The stages of operating the purse seine are the preparation stage, the stage of lowering the fishing gear (setting), the stage of withdrawing the wrinkled line (purshing) then the stage of withdrawing the fishing gear (hauling). For financial analysis using 4 indicators in determining the feasibility of a business carried out at KM Tresna including Profit and Loss, R/C Ratio (IRR), Payback Period (PP) and ROI (Return Of Investment). Business feasibility at KM Tresna taking into account profits, R /C Ratio, Payback Period and Return on Investment. Where is the result of calculations in 1 year Tresna KM gets a net profit of Rp. 526,300,717, the R/C is 1.25, which means that the business is very feasible and can be developed. Investment costs can be returned for 3.72 years in the calculation of the payback period and the ROI calculation reaches 26,85%. From all these calculations it can be concluded that the effort on KM Tresna can be said to be feasible.
Analisis Ukuran Pertama Kali Tertangkap dan Ukuran Pertama Kali Matang Gonad Ikan Baronang (Siganus Canaliculatus) di Perairan Desa Tesabela Rasdam, Rasdam; Ulat, Muhamad Ali; Siregar, Jhon Septin M.; Sugiono, Sugiono; Mau, Yesaya; Sadir, Edizul Adiwijaya
JURNAL MEGAPTERA Vol 2, No 2 (2023): Jurnal Megaptera (JMTR)
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jmtr.v2i1.13716

Abstract

Masyarakat Desa Tesabela mayoritas bermata pencaharian sebagai pembudidaya rumput laut. Disamping itu Masyarakat Desa Tesabela menjadikan nelayan sebagai mata pencaharian sampingan guna memenuhi kebutuhan hidup. Di perairan Desa Tesabela banyak terdapat ikan Baronang yang tertangkap menggunakan jaring insang millenium yang mana ikan Baronang tersebut dianggap sebagai hama bagi rumput laut. Perburuan ikan Baronang yang dianggap sebagai hama perlu diperhatikan ukuran layak tangkapnya guna menjaga keseimbangan ekosistem. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Length at first Capture (Lc) dan Length at first Maturity (Lm) ikan Baronang (Siganus canaliculatus) sebagai acuan dalam upaya pengelolaan perikanan berkelanjutan. Metode yang digunakan dalam penelitian menggunakan metode survei dengan cara melakukan pengukuran panjang ikan Baronang dengan mengukur Panjang cagaknya dan juga menganalisis Tingkat Kematangan Gonad berdasarkan ukuran Panjang. Hasil yang didapatkan dari hasil penelitian terkait dengan Length at first Capture (Lc) didapatkan ukuran panjang 13,8 cm dan Length at first Maturity (Lm) pada ukuran Panjang 13,9 cm, mengindikasikan bahwa sebagian besar ikan Baronang yang tertangkap di perairan Tesabela pada ukuran 13,8 cm tersebut ikan Baronang belum matang gonad sehingga layak untuk ditangkap. The majority of the people of Tesabela Village make their living as seaweed cultivators. Apart from that, the people of Tesabela Village use fishing as a side livelihood to meet their living needs. In the waters of Tesabela Village there are many Rabbitfish caught using millennium gill nets, where the Rabbitfish are considered a pest for seaweed. Hunting for Rabbitfish, which is considered a pest, requires attention to the appropriate catch size in order to maintain ecosystem balance. This research aims to analyze the Length at first Capture (Lc) and Length at first Maturity (Lm) of rabbitfish as a reference in sustainable fisheries management efforts. The method used in this research was to measure the length of the rabbitfish by measuring the length of its forks and also analyzing the Gonad Maturity Level based on Length. The results obtained from research results related to Length at first Capture (Lc) showed a length of 13.8 cm and Length at first Maturity (Lm) at a length of 13.9 cm, indicates that the majority of rabbitfish caught in Tesabela waters at a size of 13.8 cm have not yet matured their gonads so they are suitable for catching.
Status Dan Tingkat Pemanfaatan Ikan Kakap (Lutjanus sp.) Di Perairan Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur Sadir, Edizul Adiwijaya; Prasetyo, Ganang Dwi; Gomez, Grandhi Kaenato Da; Ratung, Agustinus Apriyadi Hanggum; Ariana, Made; Hermawan, Fajar
JURNAL MEGAPTERA Vol 3, No 1 (2024): Jurnal Megaptera (JMTR)
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jmtr.v2i2.13674

Abstract

Penentuan komoditas ikan unggulan disuatu daerah merupakan langkah awal menuju pembangunan dan pengelolaan perikanan tangkap yang berpijak pada konsep efisiensi untuk meraih keunggulan komparatif dan kompetitif dalam menghadapi globalisasi perdagangan baik ditinjau dari sisi penawaran maupun permintaan, serta keunggulan daya saing tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui komoditi perikanan kakap yang potensial dan menghitung potensi serta tingkat pemanfaatanya. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survei dan observasi lapangan. Pengumpulan data dilakukan dua tahap yaitu pengumpulan data primer di lapangan dengan pengamatan langsung dan data sekunder menggunakan kuesioner. Sumber data diperoleh berdasarkan informasi dari responden melalui wawancara dengan daftar pertanyaan atau kuesioner. Analisis data yang digunakan adalah menghitung produktifitas penangkapan dengan CPUE, menghitung Fishing Power Index (FPI) dan analisis potensi lestarai dan tingkat pemanfaatan (MSY dan Foptimum). Hasil penelitian menunjukan besarnya potensi lestari (MSY) ikan kakap (Lutjanus sp.) di perairan Manggarai Barat adalah sebesar 906 ton/tahun dengan upaya optimum (FOptimum) adalah 1.664 unit/tahun, jumlah tangkapan yang di ijinkan (JTB) adalah sebesar 80% dari MSY yaitu 725 ton/tahun dan tingkat pemanfaatan mencapai 100% (over exploited). Tingkat pemanfaatan potensi ikan kakap (Lutjanus sp) di Manggarai barat sejak tahun 2018 sampai 2019 telah melebihi JTB dari ikan kakap tersebut sehingga perlu adanya pembatasan jumlah upaya pemanfaatan agar dapat menjaga kelestarian ikan kakap (Lutjanus sp.) di Perairan Manggarai Barat.Determination of superior fish commodities in an area is the first step towards the development and management of capture fisheries based on the concept of efficiency to gain comparative and competitive advantages in the face of trade globalization both in terms of supply and demand, as well as high competitive advantage. The purpose of this study was to determine the potential snapper fishery commodity and calculate the potential and level of utilization. This research was conducted using survey methods and field observations. Data collection was carried out in two stages, namely primary data collection in the field by direct observation and secondary data using questionnaires. Sources of data obtained based on information from respondents through interviews with a list of questions or questionnaires. Data analysis used to calculate fishing productivity with CPUE, calculate Fishing Power Index (FPI) and analysis of sustainable potential and utilization rate (MSY and Foptimum). The results showed the magnitude of the sustainable potential (MSY) of snapper (Lutjanus sp.) in the waters of West Manggarai was 906 tons/year with the optimum effort (Foptimum) was 1,664 units/year, the number of allowable catches (JTB) was 80 % of MSY is 725 tons/year and the utilization rate reaches 100% (over exploited). The potential utilization rate of snapper (Lutjanus sp) in West Manggarai from 2018 to 2019 has exceeded the JTB of the snapper so it is necessary to limit the number of utilization efforts in order to maintain the sustainability of snapper (Lutjanus sp.) in West Manggarai waters. Suggestions in optimizing fishing effort or effort need to be analyzed first about the most effective, efficient and environmentally friendly fishing gear in the utilization of snapper resources.