Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

UJI AKTIVITAS NANOPARTIKEL BIJI TIMUN SURI SEBAGAI ANTIMIKROBA TERHADAP CANDIDA ALBICANS DAN STREPTOCOCCUS MUTANS Fania Putri Luhurningtyas; Rissa Laila Vifta; Andi Pradana; Yurike Tatengkeng
Jurnal Ilmiah Farmako Bahari Vol 12, No 2 (2021): Jurnal Ilmiah Farmako Bahari
Publisher : Fakultas MIPA Universitas Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52434/jfb.v12i2.1195

Abstract

Biji timun suri mengandung alkaloid, flavonoid, dan tanin yang berperan sebagai antibakteri dan antifungi. Peningkatan aktivitas metabolit sekunder biji timun suri sebagai anti mikroba dilakukan dengan melakukan pembentukan nanopartikel. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi antimikroba dari nanopartikel yang didapatkan dari biosintesa menggunakan ekstrak biji timun suri. Sampel biji timun suri diekstraksi menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol. Pembentukan nanopartikel melalui metode gelasi ionik dengan menggunakan polimer kitosan dan natrium tripolifosfat (NaTPP). Pengujian aktivitas antimikroba terhadap Candida albicans dan Staphylococcus mutans diuji secara in vitro menggunakan metode mikrodilusi. Perbandingan kitosan dengan NaTPP yang optimal adalah perbandingan 1:5. Nilai Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) dan Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM) nano ekstrak kitosan-biji timun suri terhadap jamur Candida albicans adalah 15,63 mg/mL dan 62,50 mg/mL. Nilai KHM dan KBM nano ekstrak kitosan-biji timun suri terhadap bakteri Streptococcus mutans adalah 3,90 mg/mL dan 125 mg/mL. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa nanopartikel biji timun suri menghasilkan aktivitas yang lebih baik dibandingkan bentuk sediaan ekstraknya. Nanopartikel mampu memperbaiki bioavaibilitas dan meningkatkan sistem penghantaran bioaktif timun suri sehingga aktivitas antimikrobanya lebih efektif.Kata kunci:  antimikroba, biji timun suri, Candida albicans, nanopartikel, Streptococcus mutan
In Vivo Antihypercholesterolemic Effects of Caricapubescens Seeds Hypercholesterolemic-induced Rats Fania Putri Luhurningtyas; Melati Aprilliana; Gea Ros Alifa
Proceeding ISETH (International Summit on Science, Technology, and Humanity) 2019: Proceeding ISETH (International Summit on Science, Technology, and Humanity)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Background: Carica is a typical plant originating from the Dieng Plateau. Carica processed products leave waste in the form of Carica seeds which have not been utilized. Based on the previous study, Carica seeds contain tannin, flavonoids, and alkaloids, so in this study, Carica seeds extract was used in the antihyperlipidemic study. Objective: To analyze the reduction of total cholesterol and secondary metabolites in the ethanol extract of Carica seeds using thin-layer chromatography.Method:Extraction was carried out by the maceration method using 96% ethanol. Antihypercholesterolemic study used 6 groups of rats Wistar strains consisting of normal group, positive control, negative control, treatment 1 (200 mg / KgBB), treatment 2 (400 mg / KgBB), treatment 3 (600 mg / KgBB). Total cholesterol level tests were carried out by using a biosystem with diasysic reagents. Statistical tests were carried out with one way ANOVA followed by LSD post hoc tests.Result: Carica seed extract has flavonoids and alkaloids. The percentage decrease in cholesterol levels in treatments 1, 2 and 3 was 15% ± 11,619, 24% ± 8,813 and 21% ± 19,471 with a significance value in the one way ANOVA test was 0,000. Conclusion: The dosage variations of Carica seed extract Affects comparable to simvastatin in reducing total cholesterol levels.
Aktivitas Imunomodulator dan Kandungan Fenol Ekstrak Terpurifikasi Rimpang Jahe Merah (Zingiber officinale Rosc. Var.Rubrum) Fania Putri Luhurningtyas; Jatmiko Susilo; Richa Yuswantina; Erma Widhihastuti; Firman Wahyu Ardiyansah
Indonesian Journal of Pharmacy and Natural Product Vol. 4 No. 1 (2021)
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1190.757 KB) | DOI: 10.35473/ijpnp.v4i1.974

Abstract

Rimpang jahe merah (Zingiber officinale Rosc. Var.Rubrum) terbukti mempengaruhi sel imun dengan menurunkan level TNF-α dan IFN-Ɣ pada kelompok perlakuan. Adanya senyawa pengotor pada ekstrak seperti lemak, resin, gula, serat, pati dapat menyebabkan penurunan aktivitas pada uji farmakologis. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh purifikasi ekstrak rimpang jahe merah terhadap aktivitas imunomodulator dan kandungan fenolnya. Penarikan metabolit sekunder pada rimpang jahe merah menggunakan maserasi dengan pelarut etanol 96%. Purifikasi ekstrak dilakukan dengan cara partisi, dimurnikan dengan pelarut n-heksana. Penentuan kandungan fenol diuji menggunakan metode Folin-Ciocalteu. Metode bersihan karbon pada hewan coba bertujuan untuk mengetahui aktivitas imunomodulator berdasarkan nilai konstanta fagositosis. Hasil pengujian kadar fenol total ekstrak kasar jahe merah sebesar 338,567 mg GAE/g sampel dan ekstrak purifikasi n-heksana sebesar 862,883 mg GAE/g sampel. Aktivitas imunomodulator ekstrak purifikasi jahe merah tidak berbeda signifikan dengan kelompok kontrol positif Phyllanthus niruri (p>0,05). Hasil pengujian diketahui bahwa ekstrak terpurifikasi rimpang jahe merah memberikan hasil yang signifikan baik kadar fenol maupun aktivitas imumodulator dibandingkan sediaan ekstrak kasarnya.Red ginger rhizome (Zingiber officinale Rosc. Var.Rubrum) was shown to affect immune cells by reducing TNF-α and IFN-Ɣ levels in the treatment group. The presence of impurities in extracts such as fat, resin, sugar, fiber, starch can cause a decrease in activity in pharmacological tests. This study was conducted to determine the effect of purification of red ginger rhizome extract on immunomodulatory activity and phenol content. Withdrawal of secondary metabolites from red ginger rhizome used maceration with 96% ethanol solvent. Extract purification was carried out by partitioning, purified with n-hexane solvent. Determination of phenol content was tested using the Folin-Ciocalteu method. The method of carbon clearance in animals aims to determine the immunomodulatory activity based on the value of the phagocytosis constant. The total phenol content of the crude extract of red ginger was 338.567 mg GAE / g sample and purified extract of n-hexane was 862.883 mg GAE / g sample. The immunomodulatory activity of the purified red ginger extract was no meaningful difference between with the positive control group of Phyllanthus niruri (p>0,05). The test results showed that the purified extract of red ginger rhizome gave significant results in both phenol content and immunomodulatory activity compared to the crude extract preparation
Pengenalan Produk Mie Basah Kombinasi Tepung Labu Kuning dan Tepung Mocaf Sebagai Makanan Indeks Glikemik Rendah Pencegah Obesitas bagi Balita Rissa Laila Vifta; Fania Putri Luhurningtyas; Dyah Kartika Wening
INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE) Vol. 4 No. 1 (2022): Indonesian Journal of Community Empowerment Mei 2022
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (408.383 KB) | DOI: 10.35473/ijce.v4i1.1621

Abstract

The tendency of modern society's lifestyle that demands fast food due to dense activities, noodles have been used as a substitute for rice. The raw material used in the manufacture of noodles is wheat flour which is still imported. So it is necessary to reduce the consumption of wheat flour by moving to pumpkin and mocap flour as alternative. Another analysis stated that noodles with wheat flour can increasing glycemic index and trigger the occurrence of obsession up to the prevalence of Diabetes Mellitus. The survey to target from Keji Village by random sampling stated that the consumption of instant noodles for toddlers is relatively high. The factor that cause the high consumption factor is the lack of education for housewives and also lack of skills of housewives in serving healthy on varied types of food for toddlers. The implementation of community service is education of the glycemic index and its effect on food, training on functional food processing of low glycemic index noodles from pumpkin and mocap flour and continued by discussion session. The activities carried out and received by the participants enthusiastically. Pretest and post-test were also carried out and results showed that 70.82% of participants could not answer correctly, but after a demonstration of making low glycemic index noodles, the results showed that 76.71% of participants had answered correctly according to the material presented, and the participant knowledge increase up to 72% after this service activities.ABSTRAKKecenderungan pola hidup masyarakat modern yang menuntut makanan siap saji akibat aktivitas yang padat, mie telah digunakan sebagai salah satu pangan pengganti nasi. Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan mie adalah tepung terigu yang selama ini masih impor. Sehingga perlu adanya pengurangan konsumsi tepung terigu dalam pembuatan mie yang salah satunya menggunakan alternatif tepung labu kuning dan tepung mocaf. Analisis lain menyebutkan bahwa mie dengan bahan baku tepung terigu dapat menyebabkan peningkatan indeks glikemik dan memicu terjadinya obsesitas sampai dengan prevalensi Diabetes Mellitus. Hasil survey kepada mitra sasaran di wilayah Dusun Suruhan-Desa Keji secara random sampling menyebutkan bahwa konsumsi mie instan bagi Balita masih tergolong tinggi. Salah satu faktor yang menyebabkan tingginya faktor konsumsi tersebut adalah kurangnya edukasi bagi ibu rumah tangga sekaligus kurangnya keterampilan Ibu rumah tangga dalam menyajikan jenis makanan sehat dan bervariasi bagi Balita. Adapun pelaksanaan pengabdian masyarakat berupa edukasi pentingnya mengetahui indeks glikemik dan pengaruh pada makanan, serta pelatihan pengolahan pangan fungsional mie rendah indek glikemik berbahan tepung ubi ungu dan labu kuning dan dilanjutkan dengan sesi diskusi. Kegiatan berjalan dengan baik dan diterima peserta dengan antusias. Selain edukasi, dilakukan juga tahapan pretes dan postest, sebagai evaluasi apakah pelaksanaan pengabdian ini dapat dipahami peserta setelah proses pemberian edukasi dan pelatihan. Hasil yang diperoleh sebanyak 70.82% peserta kegiatan tidak dapat menjawab dengan benar, namun setelah dilakukan demonstrasi pembuatan mie rendah indeks glikemik, didapatkan hasil 76,71% peserta telah menjawab dengan benar dan sesuai dengan materi yang telah disampaikan. Pemahaman peserta meningkat sampai 72% setelah kegiatan pengabdian dilaksanakan.
The Effect of Carica pubescens Seeds Ethanol Extract on Lymphocyte Count and Paw Edema in Male White Swiss Webster Mice Luhurningtyas, Fania Putri; Novitasari, Evi
FITOFARMAKA: JURNAL ILMIAH FARMASI Vol 14, No 1 (2024): FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33751/jf.v14i1.9848

Abstract

Inflammation is a natural tissue response to infection in the body. The potential anti-inflammatory effect of secondary metabolites in carica seeds has been overlooked. This study aimed to investigate and develop the anti-inflammatory activity of the ethanolic extract of carica seeds (Carica pubescens) against foot edema and lymphocyte count in male white mice. Bioactive carica seeds were extracted using the maceration method with 70 % ethanol solvent. The identification of secondary metabolites was conducted using the thin-layer chromatography method. Treatments were administered to six groups: the negative control group (sick), solvent control, positive control with Diclofenac Sodium, and three doses of the ethanol extract of carica seeds (cS) at 100, 200, and 400 mg/kg body weight (BW). Edema was induced using intraplantar 1 % carrageenan on the soles of mice, and lymphocyte count was determined by blood sampling from the lateral tail vein using a hematology analyzer. Carica seeds doses of 200 mg/kg BW and 400 mg/kg BW demonstrated anti-inflammatory activity comparable to the positive control Diclofenac Sodium (p 0.05). Variations in CS doses influenced the lymphocyte count at the 3rd and 6th hours. In conclusion, the ethanolic extract of carica seeds exhibits anti-inflammatory effects in male white mice induced by 1 % carrageenan, reducing edema thickness and affecting leukocyte count.
Uji Aktivitas Antifungi Ekstrak Etanol Biji Timun Suri (Cucumis melo L.) terhadap Pertumbuhan Candida albicans secara In Vitro Vifta, Rissa Laila; Khotimah, Siti Khusnul; Luhurningtyas, Fania Putri
Indonesian Journal of Pharmacy and Natural Product Vol. 1 No. 1 (2018)
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (106.833 KB) | DOI: 10.35473/ijpnp.v1i1.29

Abstract

Alternatif antifungi semakin ditingkatkan pada pemanfaatan bahan alam, salah satunya adalah penggunaan Biji Timun Suri. Biji Timun Suri mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, tanin dan saponin yang berefek sebagai antifungi. Penelitian dilakukan untuk mengetahui aktivitas antifungi ekstrak Biji Timun Suri (Cucumis melo L.) terhadap pertumbuhan Candida albicans secara in vitro. Pengujian aktivitas antifungi dilakukan secara mikrodilusi dengan penentuan MIC (minimum inhibition concentration). Rentang konsentrasi yang digunakan adalah 3,25%, 6,25%, 12,5%, 25%, 50%. Pengujian dilanjutkan dengan penentuan MFC (minimum fungicidal concrentration) dengan metode TPC (Total Pour Plate) dan ditegaskan dengan uji statistik one way Anava. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai MIC esktrak Biji Timun Suri diperoleh pada konsentrasi 50%. Ekstrak Biji timun suri konsentrasi 50% efektif menghambat pertumbuhan Candida albicans dengan hasil yang sebanding dengan ketokonazole sebagai kontrol positif. Kemampuan ekstrak Biji Timun Suri dalam menghambat pertumbuhan jamur masih bersifat fungistatik dengan melihat pada uji MFC masih terdapat pertumbuhan koloni pada media.
Uji Aktivitas Antijamur Ekstrak Biji Bligo (Benincasa hispida (Thunb.) Cogn.) terhadap Pertumbuhan Jamur Candida albicans Luhurningtyas, Fania Putri; Vifta, Rissa Laila; Khotimah, Siti Khusnul
Indonesian Journal of Pharmacy and Natural Product Vol. 1 No. 1 (2018)
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (70.613 KB) | DOI: 10.35473/ijpnp.v1i1.32

Abstract

Tanaman bligo (Benincasa hispida (Thunb.) Cogn.) merupakan tanaman yang termasuk di dalam famili Cucurbitae atau sejenis labu. Khasiat tradisional bligo secara turun menurun adalah sebagai laksatif, diuretik, dispepsia, dan anti inflamasi. Telah dilakukan uji aktivitas antijamur ekstrak etanol biji bligo terhadap Candida albicans untuk mengetahui aktivitas penghambatan pertumbuhan jamur dan identifikasi golongan metabolit sekundernya. Penelitian ini dilakukan beberapa tahap, yaitu ekstraksi senyawa bioaktif menggunakan refluks, skrining fitokimia dan uji aktivitas antijamur dengan metode mikrodilusi. Ekstrak etanol biji bligo mempunyai aktivitas antijamur yang lemah dengan nilai konsentrasi hambat minimum (MIC) sebesar 250 mg/mL dan konsentrasi bunuh minimum (MFC) sebesar        > 500 mg/mL. Hasil identifikasi metabolit sekunder menunjukkan ekstrak etanol biji bligo positif mengandung alkaloid, flavonoid, dan saponin.
Inovasi Media Edukasi Flashcard “Care For Teen” Sebagai Upaya Peningkatan Pengetahuan HIV/AIDS Pada Siswa SMAN 1 Ungaran Luhurningtyas, Fania Putri; Oktianti, Dian; Aprilliana R, Melati
INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE) Vol. 2 No. 2 (2020): Indonesian Journal of Community Empowerment November Vol.2 No.2
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (673.478 KB) | DOI: 10.35473/ijce.v2i2.761

Abstract

Indonesia ranks third as the region with the highest number of HIV / AIDS sufferers in the world with 5.2 million people. The prevalence of HIV / AIDS sufferers mostly starts with the youth group. Quitting drugs begins with smoking, then stripping drugs. Behavior related to adolescents, this age is a period of self-discovery. The curious nature of adolescents must be facilitated with correct and correct information media, including information on HIV / AIDS. Providing appropriate information and making a conducive environment can help teenagers as potential future generations of the nation to make good decisions. The influence of the development of information and communication technology also affects the learning process to create millennials. On average, Indonesian teenagers already know and use the internet in their daily lives. However, most of them have not been able to distinguish between positive and negative sources from the internet, and tend to be easily used by their social environment. It needs attractive and practical methods to increase knowledge about HIV / AIDS in youth group. The target of this community service program is students of Senior High School 01Ungaran, Semarang Regency. The educational method is the Make a Match cooperative method. It used flashcards that contain information on HIV / AIDS and the risk of transmission. Another goal of service that was achieved was the attitude of the participants towards people living with HIV / AIDS (PLWHA). The community service stage consists of making flashcards for HIV / AIDS education and evaluation. The 30 students were very enthusiastic. Students are actively involved in discussion sessions. After being given the material presented, the students' knowledge about HIV / AIDS was increased before and after presenting the educational material. Abstrak Indonesia menduduki peringkat ketiga sebagai wilayah dengan pengidap HIV/AIDS terbanyak di seluruh dunia sebanyak 5,2 juta jiwa. Prevalensi penderita HIV/AIDS paling banyak diawali dari kelompok remaja. Umumnya penyalahgunaan narkoba diawali dengan merokok, kemudian berlanjut penyalahgunaan narkoba. Perilaku beresiko tersebut berhubungan dengan remaja, dimasa usia tersebut adalah masa pencarian jati diri. Sifat remaja yang ingin tahu tersebut harus difasilitasi dengan media informasi yang baik dan benar, termasuk informasi penyakit HIV/AIDS. Pemberian informasi yang sesuai dan pembentukan lingkungan yang kondusif dapat membantu remaja sebagai calon generasi penerus bangsa dapat mengambil keputusan yang baik. Pengaruh perkembangan teknologi informasi dan komunikasi juga mempengaruhi proses pembelajaran generasi milenial. Rata “ rata di antara kalangan remaja Indonesia telah mengenal dan menggunakan internet dalam keseharian mereka. Namun kebanyakan dari mereka belum mampu untuk memilah antara aktivitas internet yang bersifat positif dan negatif, serta cenderung mudah terpengaruh oleh lingkungan sosial mereka dalam penggunaannya. Perlunya metode menarik dan praktis untuk meningkatkan pengetahuan tentang HIV/AIDS pada remaja. Sasaran program pengabdian masyarakat ini adalah pelajar SMA N 1 Ungaran, Kabupaten Semarang. Metode edukasi dilakukan metode kooperatif Make a Match menggunakan flash card berisikan informasi HIV/AIDS dan resiko penularannya. Tujuan pengabdian lainnya yang hendak dicapai yaitu sikap peserta terhadap Orang Dengan HIV/AIDS(ODHA). Tahapan pengabdian terdiri dari pembuatan media flash card, edukasi HIV/AIDS, dan evaluasi. Peserta yang mengikuti sebanyak 30 siswa sangat antusias. Siswa terlibat aktif dalam sesi diskusi. Setelah diberikan pemaparan materi, terdapat peningkatan pengetahuan siswa tentang HIV/AIDS antara sebelum dan sesudah pemberian materi edukasi.
“Lansia Sehat dan Bahagia” , Edukasi Penurunan Nyeri Otot dan Sendi Di Desa Lerep Kabupaten Semarang Luhurningtyas, Fania Putri; Oktianti, Dian; Galih Y, Yunita
INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE) Vol. 3 No. 2 (2021): Indonesian Journal of Community Empowerment November
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (290.732 KB) | DOI: 10.35473/ijce.v3i2.1295

Abstract

Joint flexibility decreases in the elderly due to a degenerative process resulting in changes in joints, connective tissue, and cartilage in the elderly. Joints in the elderly become inflamed and painful, synovial fluid thickens and hyaline cartilage degenerates. These changes can affect the range of activities and actions in the elderly. In general, diseases in the body cause pain. Pain management can be done with pharmacological therapy (NSAID, herbal drugs) and non-pharmacological therapy (compresses, joint exercises). The purpose of this activity is to increase the understanding and independence of the elderly in pain therapy and to improve the quality of life of the elderly. The method used is counseling which is explained using Youtube media and followed by evaluation. Based on the completed form, the lowest score was 30 and the highest score was 100. The results obtained were 5 spectators who scored less than 60 (<60) and 26 people who scored more than 60 (> 60). The educational activities carried out were very effective and showed that the material presented was acceptable to the audienceABSTRAKFleksibilitas sendi menurun pada usia lanjut dikarenakan terjadi suatu proses degeneratif sehingga terjadi perubahan pada persendian, jaringan ikat dan tulang rawan pada lanjut usia. Persendian pada usia lanjut mengalami peradangan dan menimbulkan rasa sakit, cairan synovial mengental dan kartilago hialin berdegenerasi. Perubahan-perubahan inilah yang dapat mempengaruhi rentang gerak dan cara berjalan pada lansia. Pada umumnya penyakit pada tubuh menimbulkan rasa nyeri. Penanganan nyeri dapat dilakukan dengan terapi farmakologis (obat NSAID, obat herbal) dan terapi non farmakologis (kompres, senam sendi). Tujuan pengabdian ini adalah meningkatkan pemahaman dan kemandirian lansia di dalam manajemen terapi nyeri serta meningkatkan kualitas hidup lansia. Metode yang digunakan adalah penyuluhan yang dijelaskan menggunakan media Youtube dan dilanjutkan dengan evaluasi. Berdasarkan hasil kuesioner yang telah diisi diperoleh nilai terendah 30 dan nilai tertinggi 100. Hasil perolehan skor yang diperoleh ada 5 audience yang mendapat skor kurang dari 60, ( <60 ) dan terdapat 26 orang yang mendapat skor lebih dari 60 ( > 60).  Kegiatan edukasi yang dilakukan sangat efektif dan menunjukkan bahwa materi yang disampaikan dapat diterima oleh para audience.
KORELASI STATUS GIZI DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA Setiawan, Fredy Eko; Luhurningtyas, Fania Putri; Sofia, Arikatus
Jurnal Olahraga dan Kesehatan Indonesia (JOKI) Vol 2 No 2 (2022): Jurnal Olahraga dan Kesehatan Indonesia (JOKI)
Publisher : Sekolah Tinggi Olahraga dan Kesehatan Bina Guna

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55081/joki.v2i2.537

Abstract

Olahraga bola basket menuntut ketahanan fisik, kecepatan, dan pengeluaran energi yang besar. Pada mahasiswa, sering muncul masalah rendahnya tingkat kebugaran karena aktivitas fisik yang kurang sehingga dapat menghambat kemampuan olahraga. Selain itu, konsumsi makanan dan minuman yang tidak teratur dapat mempengaruhi status gizi. Teknik dan latihan tanpa dilengkapi dengan status gizi baik tidak akan mencapai prestasi yang optimal. Penelitian ini bertujuan mempelajari hubungan antara status gizi dan aktivitas fisik dengan tingkat kebugaran pemain bola basket di UKM Bola Basket. Penelitian ini menggunakan desain penelitian Cross Sectional. Sampel penelitian sebanyak 40 orang diambil secara acak dengan menggunakan simple random sampling. Pengumpulan data meliputi status gizi dengan pengukuran berat badan dan tinggi badan, kuesioner aktivitas fisik dan pengukuran tingkat kebugaran dengan metode bleep test. Analisis data yang digunakan adalah korelasi Pearson. Mayoritas status gizi responden normal (85,7%) laki-laki dan (84,1%) perempuan. Mayoritas aktivitas fisik responden adalah tinggi (52,4%) laki-laki dan (73,7%) perempuan. Sedangkan tingkat kebugaran mayoritas baik dengan (28,5%) laki-laki dan (26,3%) perempuan. Adanya hubungan antara aktivitas fisik (p=0,049) dengan tingkat kebugaran, sedangkan status gizi dengan tingkat kebugaran pemain bola basket tidak ditemukan hubungan yang signifikan (p=0,693). Aktivitas fisik berhubungan dengan tingkat kebugaran dan status gizi tidak berhubungan dengan tingkat kebugaran pada pemain bola basket. Pemain bola basket sebaiknya memantau status gizi (IMT) bersamaan dengan melakukan aktivitas fisik seperti olahraga secara rutin dalam kehidupan sehari-hari. Apabila hanya dengan status gizi baik tanpa aktivitas fisik, maka tingkat kebugaran tidak akan meningkat.