Manullang, Doan Yohannes
Unknown Affiliation

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Nilai Sosial dan Budaya dalam Komunikasi Bahasa Batak Toba pada Mambosuri: Sosiolinguistik purba, Asriaty r; situmorang, putri adelina; Sigiro, Dony Sarasi; Manullang, Doan Yohannes; Saragih, Risdo
Jurnal Pendidikan Bahasa Vol. 13 No. 2 (2024): Jurnal Pendidikan Bahasa
Publisher : IKIP PGRI Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31571/bahasa.v13i2.8513

Abstract

Penelitian ini mengeksplorasi dimensi kompleks nilai sosial dan budaya yang terkandung dalam sikap komunikasi bahasa Batak Toba melalui upacara Mambosuri. Kajian sosiolinguistik ini bertujuan menganalisis fenomena komunikasi yang merepresentasikan struktur sosial, identitas kultural, dan mekanisme transmisi warisan budaya masyarakat Batak Toba. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan rancangan sosiolinguistik yang komprehensif, melibatkan observasi lapangan, wawancara mendalam dengan tokoh adat, dan dokumentasi sistematis proses upacara. Fokus utama penelitian adalah mengungkap pola interaksi verbal, fungsi bahasa, dan konteks sosial yang melingkupi praktik komunikasi dalam upacara Mambosuri. Temuan menunjukkan bahwa sikap komunikasi tidak hanya sekadar pertukaran informasi, melainkan refleksi mendalam dari sistem nilai tradisional yang mencakup hierarki sosial, pranata adat, dan norma-norma interaksional masyarakat Batak Toba. Signifikansi penelitian terletak pada kontribusinya dalam memahami kompleksitas bahasa sebagai medium ekspresi kultural, reproduksi sosial, dan pelestarian identitas etnis. Kajian ini memberikan wawasan akademis yang mendalam tentang dinamika komunikasi dalam konteks upacara adat yang semakin tergerus oleh modernisasi.
Analisis Perbandingan Cerita Rakyat Si Beru Dayang Etnik Batak Karo dan Page Pulut Etnik Batak Pakpak: Kajian Sastra Bandingan dalam Konteks Pembelajaran Bahasa dan Budaya Lokal Sinulingga, Jekmen; Simamora, Devina C; Batubara, Monika Uli; Manullang, Doan Yohannes
Jurnal Pendidikan Bahasa Vol. 14 No. 1 (2025): Jurnal Pendidikan Bahasa
Publisher : IKIP PGRI Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31571/bahasa.v14i1.9125

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan membandingkan dua cerita rakyat dari dua sub-etnis Batak, yaitu Si Beru Dayang dari etnik Karo dan Page Pulut dari etnik Pakpak, melalui pendekatan sastra bandingan. Cerita rakyat merupakan bagian penting dari tradisi lisan yang merefleksikan nilai-nilai moral, norma sosial, serta kearifan lokal yang diwariskan secara turun-temurun dalam masyarakat. Dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif, penelitian ini memanfaatkan analisis struktural dan intertekstual untuk mengkaji unsur tema, tokoh, alur, latar, serta pesan budaya dan pendidikan yang terkandung dalam kedua teks. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua cerita mengandung pesan-pesan moral seperti pengorbanan, kerja keras, kerendahan hati, serta kepedulian terhadap sesama dan lingkungan. Selain itu, simbol-simbol budaya dalam cerita juga merepresentasikan identitas dan pandangan hidup masyarakat Batak Karo dan Pakpak. Perbandingan ini mengungkapkan bagaimana nilai-nilai lokal direpresentasikan dalam narasi yang khas dan kontekstual. Oleh karena itu, kedua cerita rakyat ini sangat relevan untuk dijadikan sumber pembelajaran dalam pendidikan bahasa dan sastra, terutama dalam konteks penguatan pendidikan karakter dan pelestarian budaya lokal berbasis kearifan tradisional.
Representasi Budaya melalui Dengke Simundur-Undur dalam Tradisi Batak Toba: Pendekatan Semiotika Manullang, Doan Yohannes; Silaban, Immanuel
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 9 No. 2 (2025): Agustus
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jptam.v9i2.29010

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji makna simbolik Dengke Simundur-Undur dalam upacara adat Batak Toba melalui pendekatan semiotika. Dengke Simundur-Undur, atau ikan yang berenang mundur, merupakan simbol penting yang digunakan dalam prosesi adat, terutama dalam konteks pemberian ulos atau penyambutan tamu kehormatan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif-analitik, serta mengacu pada teori semiotika Charles Sanders Peirce yang membagi tanda menjadi ikon, indeks, dan simbol. Data diperoleh melalui observasi partisipatif, wawancara dengan tokoh adat, dan studi dokumentasi terhadap pelaksanaan upacara di beberapa wilayah Batak Toba. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Dengke Simundur-Undur bukan hanya simbol penghormatan, tetapi juga merepresentasikan nilai-nilai filosofis masyarakat Batak Toba seperti kerendahan hati, penghormatan terhadap leluhur, dan prinsip Dalihan Na Tolu. Dalam struktur tanda, ikan tersebut berfungsi sebagai simbol budaya yang membawa pesan moral dan spiritual. Temuan ini menegaskan bahwa simbol-simbol lokal dalam tradisi adat tidak sekadar elemen dekoratif, melainkan sarat akan makna sosial dan kultural yang penting untuk dipertahankan sebagai bagian dari warisan budaya takbenda.
Makna Simbolik Ulos dalam Upacara Pernikahan Adat Batak Toba Sigiro, Dony; Manullang, Doan Yohannes; Silaban, Ridho Wahyu; Tampubolon, Flansius
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 9 No. 2 (2025): Agustus
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jptam.v9i2.29114

Abstract

Penelitian ini membahas makna simbolik ulos dalam upacara pernikahan adat Batak Toba sebagai bagian dari sistem budaya yang sarat nilai sosial, spiritual, dan kekerabatan. Ulos bukan hanya kain tenun tradisional, tetapi juga simbol kasih sayang, restu, dan pengesahan sosial dalam masyarakat Batak Toba. Dalam prosesi pernikahan, tindakan mangulosi menjadi inti dari simbolisasi penyatuan dua keluarga besar, dengan jenis dan motif ulos yang memiliki filosofi berbeda-beda. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif-analisis melalui observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan studi dokumentasi di wilayah Toba dan Samosir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ulos memainkan peran penting dalam memperkuat struktur sosial dan pelestarian nilai-nilai budaya. Namun, di tengah arus modernisasi, terjadi pergeseran makna ulos yang mengarah pada reduksi nilai simboliknya. Oleh karena itu, kajian ini menekankan pentingnya revitalisasi pemahaman budaya melalui edukasi dan pelibatan generasi muda agar makna ulos tetap hidup dan relevan dalam konteks kontemporer.
Changes in the Architectural Function of the Bolon House of the Toba Batak Ethnic Group from Social Function to Tourism Object Lubis, Alpiani; Silaban, Immanuel; Siregar, Eka Silviana; Manullang, Doan Yohannes; Saragih, Anggun Yuni Sarah
Jurnal Pembelajaran Bahasa dan Sastra Vol. 4 No. 6 (2025): November 2025: in progress
Publisher : Raja Zulkarnain Education Foundation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55909/jpbs.v4i6.956

Abstract

This study aims to uncover changes in the social function of the Bolon House, the factors causing the changes, and their impact on the meaning and cultural values of the Toba Batak people. This study uses a descriptive qualitative approach with document-based analysis (documentary research). This approach was chosen because the study focuses on literature reviews and secondary data relevant to the changes in the function of the Bolon House, without conducting direct observations in the field. Data sources in this study consist of primary and secondary data, namely books, scientific articles, undergraduate theses, dissertations, and academic journals on Toba Batak architecture, as well as cultural tourism, as well as documentary data, namely digital archives, reports from local governments/tourism offices, and policy documents related to cultural preservation and tourism development. Data analysis was carried out through data reduction stages, sorting information from literature and documents relevant to the topic of changes in the function of the Bolon House. Categorization groups the data into themes: the traditional social function of the Bolon House, factors of change, implications for tourism, and cultural preservation. Although the change in function has the potential to reduce its sacred and social value, the existence of the Bolon House in the tourism sector also opens up opportunities for preservation, promotion of cultural identity, and empowerment of the local economy. Thus, this transformation needs to be managed wisely so that the Bolon House continues to function as a traditional architectural heritage that has sustainable social, cultural, and economic significance.