Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

ANALISIS SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN KECELAKAAN KERJA DI RUMAH SAKIT X TAHUN 2017 Yulyanti, DEPI; Rifki, Mohammad; Rudiansyah, Rudiansyah; Sugiarto, Heri
Jurnal Kesehatan Poltekkes Ternate Vol 10 No 2 (2017): Jurnal Kesehatan Poltekkes Ternate, November 2017
Publisher : UPPM Politeknik Kesehatan Kemenkes Ternate, Maluku Utara, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (267.699 KB) | DOI: 10.32763/juke.v10i2.45

Abstract

Selama tahun 2015-2016 diketahui terdapat 29 kasus kecelakaan di RS X, 29 kasus tersebut hanya sebagian kecil dari kasus yang tercatat. Kasus yang terjadi tidak tercatat dan teridentifikasi dengan baik sehingga tidak pernah ada pelaporan ke dinas ketenagakerjaan. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis sumber daya manusia, anggaran, peralatan, sarana dan prasarana, pedoman dan SPO dalam pelaksanaan pencatatan dan pelaporan kecelakaan kerja di Rumah Sakit X. Metode penelitian menggunakan metode penelitian kualitatif. Informan terdiri dari Informan utama yaitu , Kepala bagian Sanitasi dan K3RS, Koordinator Sanitasi dan Lingkungan, Ketua PK3RS, Sekertaris PK3RS, Pelaksana Sanitasi dan K3, dan Informan triangulasi yaitu , Kepala Seksi Pengawas Ketenagakerjaan Dinsosnakertrans Kota Cirebon, Dinas kesehatan Kota Cirebon. Hasil penelitian diketahui bahwa sumber daya manusia yang bertanggung jawab dalam pencatatan dan pelaporan kecelakaan kerja yaitu bagian PPI dan K3. Tidak ada alokasi anggaran secara khusus untuk kegiatan pencatatan dan pelaporan kecelakaan kerja. Peralatan, sarana dan prasarana yang ada hanya lembar khusus untuk pencatatan dan pelaporan internal, SPO untuk pencatatan dan pelaporan sudah ada namun hanya untuk internal dan belum tersosialisasikan dengan baik. Sistem pencatatan dan pelaporan kecelakaan kerja di RS X belum terintegrasi dengan seluruh bagian dan ditangani oleh dua bidang sehingga pencatatan dan pelaporan tidak terdokumentasi dengan baik dan menjadi sulit untuk melaporkan ke dinas ketenagakerjaan.    
STRATEGI MENINGKATKAN KOMITMEN PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI RUMAH SAKIT X TAHUN 2017 Yulyanti, DEPI; Firmansyah, Imam; Priyatna, RN Bayu Sela
Jurnal Kesehatan Poltekkes Ternate Vol 10 No 2 (2017): Jurnal Kesehatan Poltekkes Ternate, November 2017
Publisher : UPPM Politeknik Kesehatan Kemenkes Ternate, Maluku Utara, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (414.903 KB) | DOI: 10.32763/juke.v10i2.36

Abstract

Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit belum menjadi prioritas pihak manajemen, hal tersebut terjadi bukan karena tidak ada regulasi dari pemerintah namun dikarenakan masih rendahnya komitmen manajemen rumah sakit untuk menerapkan K3RS. Fenomena yang terjadi di setiap rumah sakit yaitu lebih kepada pemenuhan sarana dan prasarana yang ada dalam standar akreditasi JCI 4 yang tercantum dalam standar manajemen fasilitas dan keselamatan. Hal tersebut berdampak kepada kebijakan direktur terkait dengan pelaksanaan K3RS. Pengelola K3RS digabung dengan bidang IPSRS, IPSRS dengan K3RS merupakan dua hal yang berbeda pengelolaannya sehingga penggabungan tersebut membuat program K3RS tidak berjalan. Tujuan penelitian untuk menentukan Strategi Meningkatkan Komitmen Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Di Rumah Sakit X Tahun 2017 Menggunakan metode kualitatif, informan kepala instalasi sanitasi dan K3RS, koordinator sanitasi dan lingkungan, ketua PK3RS, sekertaris PK3RS, karyawan yang tidak masuk struktural, pasien, fungsional pengawas ketenagakerjaan madya, dan kepala dinas kesehatan, penentuan strategi dengan cara analisis SWOT. Hasil dari penelitian diketahui kekuatan utama RS X adalah sarana dan prasarana K3RS, dengan nilai sebesar 0,28. Kelemahan utama adalah kurangnya sumber daya manusia K3RS, dengan nilai sebesar 0,108. Peluang utama adalah pengawasan dari perwakilan balai K3 Provinsi Jawa Barat, dengan nilai sebesar 0,45 sedangkan ancaman utama adalah teguran dan sanksi dari pemerintah dengan nilai sebesar 0,45. Sehingga strategi yang didapat yaitu meningkatkan pembinaan sumber daya manusia serta pemeliharaan terhadap sarana dan prasarana. Disarankan kepada Rumah Sakit agar komitmen penerapan K3RS meningkat maka program K3RS disusun berdasarkan strategi yang sudah dianalisis menggunakan SWOT.
AN ANALYSIS OF BPJS PATIENTS' SATISFACTION INDICATORS IN INPATIENT ROOM IN THE WALED REGIONAL GENERAL HOSPITAL Depi Yulyanti; Sintya Devi; wahyudin wahyudin
Insights in Public Health Journal Vol 1 No 1 (2020): Insights in Public Health Journal
Publisher : Public Health Department, Faculty of Health Sciences, Jenderal Soedirman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.iphj.2020.1.1.2404

Abstract

Background : Patient satisfaction is a major problem that occurs in hospitals. Waled allegedly complained about the hospital concerning concern in providing services to BPJS patients, and there were differences in BPJS patient visits in inpatient services in 2014 to 2015 as many as 720 patients, then sought an increase Back in 2016 as many as 255 patients. However, this increase was not significant at the time of the decline in 2015. Aims: This study analyzes the indicators of BPJS patient satisfaction in the inpatient services of the Waled Hospital in 2018. Methods: This type of research was quantitative with descriptive research methods. The research population was 178, obtained as many as 123 samples, sampling using purposive sampling technique. Data analysis used univariate analysis. Results: The results of the study were 84.85% of patients satisfied with the service, as many as 78.8% of patients were satisfied with the doctor's service, as much as 78.2% of patients were satisfied with the care of nurses, as many as 94.3% of patients were satisfied with the patient's meal service, as many as 86 0% of patients were satisfied with medical facilities, as many as 85.9% of patients were satisfied with medication services, as many as 60.6% of patients were satisfied with the condition of hospital facilities, as many as 47.0% of patients were satisfied with the condition of the treatment room facilities, as many as 97 0% of patients are satisfied with outgoing administration services. Conclusion: Hospitals can find out indicators of patient satisfaction that are still low, it is recommended that the hospital should make SPO complaints about damaged facilities so that the hospital knows and immediately fixes it. So that patient satisfaction can continue to increase.
INCREASING PUBLIC KNOWLEDGE ABOUT COVID-19 THROUGH DOOR TO DOOR CAMPAIGN Depi Yulyanti; Wibin Pangestu; Dimas Diofani
Journal of Health Community Service Vol. 1 No. 2 (2021): Journal of Health Community Service: 2021 September
Publisher : UNUSA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33086/jhcs.v1i2.2333

Abstract

Based on COVID-19 monitoring data from the Indramayu District Health Office, there were 210 additional confirmed cases of COVID-19 on June 20, 2021. This number was the highest daily confirmed cases during the pandemic in Indramayu Regency, the data still increase until now. Of the total number of 9,795 confirmed cases, 1,179 people were still being treated, 8,353 had recovered and 263 had died. Based on observations, it was known that there were still many people who did not comply with the health protocols regulation. Therefore, education was needed so that public knowledge about the signs, symptoms, prevention and reporting flow of COVID-19 cases able to increase. The target of the activity was the head of RT and RW in Pekandangan Jaya Village, Indramayu District, Indramayu Regency. This activity aimed to determine the public knowledge change before and after being given education about COVID-19. The method of implementation was door to door to RT and RW houses using educational media in the form of posters for 3 days from 14 to 16 July 2021, held every 10.00 to 15.00 WIB, knowledge measurement was carried out by giving pre and post test questions. The results of providing education were known to increase public knowledge about signs and symptoms, prevention efforts and the flow of COVID-19 case reporting by 19%. It is known that 56.2% before being given counselling and 75.2% after being given counselling. Further community service is needed to measure changes in community behavior in Pekandangan Jaya Village.
STRATEGI MENINGKATKAN KOMITMEN PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI RUMAH SAKIT X TAHUN 2017: - DEPI Yulyanti; Imam Firmansyah; RN Bayu Sela Priyatna
Jurnal Kesehatan Vol 10 No 2 (2017): Jurnal Kesehatan Published By Poltekkes Ternate, November 2017
Publisher : UPPM Poltekkes Kemenkes Ternate

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (414.903 KB) | DOI: 10.32763/juke.v10i2.36

Abstract

Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit belum menjadi prioritas pihak manajemen, hal tersebut terjadi bukan karena tidak ada regulasi dari pemerintah namun dikarenakan masih rendahnya komitmen manajemen rumah sakit untuk menerapkan K3RS. Fenomena yang terjadi di setiap rumah sakit yaitu lebih kepada pemenuhan sarana dan prasarana yang ada dalam standar akreditasi JCI 4 yang tercantum dalam standar manajemen fasilitas dan keselamatan. Hal tersebut berdampak kepada kebijakan direktur terkait dengan pelaksanaan K3RS. Pengelola K3RS digabung dengan bidang IPSRS, IPSRS dengan K3RS merupakan dua hal yang berbeda pengelolaannya sehingga penggabungan tersebut membuat program K3RS tidak berjalan. Tujuan penelitian untuk menentukan Strategi Meningkatkan Komitmen Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Di Rumah Sakit X Tahun 2017 Menggunakan metode kualitatif, informan kepala instalasi sanitasi dan K3RS, koordinator sanitasi dan lingkungan, ketua PK3RS, sekertaris PK3RS, karyawan yang tidak masuk struktural, pasien, fungsional pengawas ketenagakerjaan madya, dan kepala dinas kesehatan, penentuan strategi dengan cara analisis SWOT. Hasil dari penelitian diketahui kekuatan utama RS X adalah sarana dan prasarana K3RS, dengan nilai sebesar 0,28. Kelemahan utama adalah kurangnya sumber daya manusia K3RS, dengan nilai sebesar 0,108. Peluang utama adalah pengawasan dari perwakilan balai K3 Provinsi Jawa Barat, dengan nilai sebesar 0,45 sedangkan ancaman utama adalah teguran dan sanksi dari pemerintah dengan nilai sebesar 0,45. Sehingga strategi yang didapat yaitu meningkatkan pembinaan sumber daya manusia serta pemeliharaan terhadap sarana dan prasarana. Disarankan kepada Rumah Sakit agar komitmen penerapan K3RS meningkat maka program K3RS disusun berdasarkan strategi yang sudah dianalisis menggunakan SWOT.
ANALISIS SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN KECELAKAAN KERJA DI RUMAH SAKIT X TAHUN 2017: ANALISIS SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN KECELAKAAN KERJA DI RUMAH SAKIT X TAHUN 2017 DEPI Yulyanti; Mohammad Rifki; Rudiansyah Rudiansyah; Heri Sugiarto
Jurnal Kesehatan Vol 10 No 2 (2017): Jurnal Kesehatan Published By Poltekkes Ternate, November 2017
Publisher : UPPM Poltekkes Kemenkes Ternate

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (267.699 KB) | DOI: 10.32763/juke.v10i2.45

Abstract

Selama tahun 2015-2016 diketahui terdapat 29 kasus kecelakaan di RS X, 29 kasus tersebut hanya sebagian kecil dari kasus yang tercatat. Kasus yang terjadi tidak tercatat dan teridentifikasi dengan baik sehingga tidak pernah ada pelaporan ke dinas ketenagakerjaan. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis sumber daya manusia, anggaran, peralatan, sarana dan prasarana, pedoman dan SPO dalam pelaksanaan pencatatan dan pelaporan kecelakaan kerja di Rumah Sakit X. Metode penelitian menggunakan metode penelitian kualitatif. Informan terdiri dari Informan utama yaitu , Kepala bagian Sanitasi dan K3RS, Koordinator Sanitasi dan Lingkungan, Ketua PK3RS, Sekertaris PK3RS, Pelaksana Sanitasi dan K3, dan Informan triangulasi yaitu , Kepala Seksi Pengawas Ketenagakerjaan Dinsosnakertrans Kota Cirebon, Dinas kesehatan Kota Cirebon. Hasil penelitian diketahui bahwa sumber daya manusia yang bertanggung jawab dalam pencatatan dan pelaporan kecelakaan kerja yaitu bagian PPI dan K3. Tidak ada alokasi anggaran secara khusus untuk kegiatan pencatatan dan pelaporan kecelakaan kerja. Peralatan, sarana dan prasarana yang ada hanya lembar khusus untuk pencatatan dan pelaporan internal, SPO untuk pencatatan dan pelaporan sudah ada namun hanya untuk internal dan belum tersosialisasikan dengan baik. Sistem pencatatan dan pelaporan kecelakaan kerja di RS X belum terintegrasi dengan seluruh bagian dan ditangani oleh dua bidang sehingga pencatatan dan pelaporan tidak terdokumentasi dengan baik dan menjadi sulit untuk melaporkan ke dinas ketenagakerjaan.
ANALISIS HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP JURAGAN KAPAL DENGAN PENYEDIAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA ANAK BUAH KAPAL (ABK) Dea Dinamita; Idham Latif; Depi Yulyanti
JURNAL KESEHATAN INDRA HUSADA Vol 4 No 2 (2016): Juli-Desember
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) INDRAMAYU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (409.326 KB) | DOI: 10.36973/jkih.v4i2.5

Abstract

Menurut data Koperasi Perikanan Laut Mina Sumitra, di wilayah Karangsong pada tahun 2013 sampai bulan Juni 2014 terdapat 29 kasus kecelakaan di laut dengan korban 39 nelayan hilang dan meninggal dunia. Berdasar studi pendahuluan, salah satu penyebab kecelakaan adalah tidak tersedianya alat pelindung diri (APD) di kapal. Praktek penyediaan APD adalah merupakan resultante dari pengetahuan dan sikap juragan kapal sebagai majikan. Penelitian ini dilakukan guna mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap juragan kapal dengan penyediaan APD pada anak buah kapal. Penelitian ini merupakan studi analitik dengan pendekatan Cross Sectional dengan populasi adalah juragan kapal yang ada di wilayah pelabuhan desa Karangsong. Teknik pengambilan sampel menggunakan sampel jenuh (total sampling) sebanyak 31 orang juragan kapal. Hasil analisis menunjukan bahwa 61,29% pengetahuan juragan kapal tentang APD berada dalam kategori baik, 54,84% juragan kapal telah memiliki sikap yang mendukung terhadap penyediaan APD, dan 58,06% juragan kapal tidak menyediakan APD. Terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan juragan kapal dengan penyediaan alat pelindung diri (p-value 0,041). Analisis juga menemukan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara sikap juragan kapal dengan penyediaan alat pelindung diri (p-value 0,316). Hasil studi menyarankan kepada Syahbandar Indramayu agar menerapkan peraturan tertulis mengenai kewajiban menyediakan APD pada kapal oleh juragan kapal guna meminimalisir angka kecelakaan. Guna meningkatkan pengetahuan juragan kapal, maka disarankan mengadakan penyuluhan dan pelatihan keselamatan di laut dengan jadwal rutin setiap 3 bulan sekali. Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, APD.
EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM GIZI YANG BERKAITAN DENGAN KEJADIAN STUNTING (TUBUH PENDEK) DI KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2017 Depi Yulyanti; Riezka Diana Putri; Muhamad Fauzi
JURNAL KESEHATAN INDRA HUSADA Vol 6 No 1 (2018): Januari-Juni
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) INDRAMAYU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (196.571 KB) | DOI: 10.36973/jkih.v6i1.66

Abstract

Stunting (tubuh pendek) adalah balita dengan status gizi yang berdasarkan panjang atau tinggi badan menurut umurnya bila dibandingkan dengan standar baku WHO MGRS tahun 2005. Berdasarkan laporan tahunan Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu pada tahun 2016 terdapat 11.173 jiwa kasus stunting. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengevaluasi proses pelaksanaan program gizi yang terkait dengan kejadian stunting (Tubuh Pendek)di Kabupaten Indramayu. Metode yang digunakan yaitu penelitian kualitatif dengan melihat aspek Process yang meliputiPlanning, Organizing, Actuating dan Controlling (POAC). Hasil penelitian menunjukan bahwa pembuatan perencanaan didasarkan cakupan, pemantauan dan evaluasi lalu dibuatkan RKA dan DPA. Pengkordinasian dengan lintas sektor dan lintas program. Pelaksanaan penanganan stunting berupa kegiatan Bulan penimbangan balita, pemberian Vit.A, Fe, PMT, MP-ASI. Pengawasan diadakan pada saat rapat, dilakukan setiap triwulan, dan setahun sekali. Simpulan dalam penelitian ini dilihat dari pelaksanaan yang berupa aspek (POAC) masih kurang maksimal dan belum spesifik. Oleh sebab itu disarankan agar dapat meningkatkan kualitas pelaksanaan program untuk mendapatkan hasil yang sesuai target dengan pemenuhan SDM, sarana dan membuat perencanaan yang lebih spresifikasi untuk stunting. Abstract Stunting (short body) is a toddler with nutritional status in accordance with standard WHO MGRS standard in 2005. Based on annual report of District Health Office Indramayu in 2016 there are 11,173 soul stunting case. This study aims to determine and evaluate the implementation of nutrition programs associated with short bodies in Indramayu District. The method used is a qualitative method by looking at aspects of the process consisting of Planning, Organizing, Actuation and Control (POAC). The results showed that the making of arrangement, space and evolution was then made RKA and DPA. Coordinate with cross-sector and cross-program. Implementation of stunting handling in the form of activity of balancing month of toddler, giving Vit.A, Fe, PMT, MP-ASI. Supervision is done at the meeting, done every quarter, and cycling once. Conclusions in the study as the impact of POAC is still less than the maximum and not specific. It can therefore be used to improve the quality of program implementation to get results that are in line with the fulfillment of human resources, and make better planning for stunting.
PENGARUH PERAN KELUARGA, PETUGAS KESEHATAN DAN MEDIA SEBAGAI SUMBER INFORMASI TERHADAP PENGETAHUAN LARANGAN MEROKOK DALAM RUMAH DI DESA UJUNGGEBANG KECAMATAN SUKRA TAHUN 2019 Depi Yulyanti; Bayu Sela Priyatna; Geby Dhea Lukita
JURNAL KESEHATAN INDRA HUSADA Vol 8 No 1 (2020): Januari-Juni
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) INDRAMAYU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36973/jkih.v8i1.204

Abstract

Smoking behavior in the Ujung Gebang Village community home is more than 50%, of the 200 households monitored by 74.5% smoking inside the house. The purpose of this study was to determine the effect of the role of family, health workers and the media as a source of information on knowledge of smoking bans in homes in Ujunggebang Village. The research uses survey method with Cross Sectional approach. The population of the study was 1321 heads of households, the determination of the sample was using the Slovin formula of 93 heads of households, the sampling technique used accidental sampling using a questionnaire, statistical tests using the Chi-Square Test. The results showed there was an influence between the role of family on knowledge with a value of p = 0.007, there was no effect between the role of health workers on knowledge with a value of p = 0.105, and there was no influence between the role of the media on knowledge with a value of p = 0.098. family role. So family members must be educated about the dangers of smoking and prohibit smoking in the house
FAKTOR RISIKO KECELAKAAN KERJA NELAYAN Idham Latif; Rudiansyah -; Depi Yulyanti
JURNAL KESEHATAN INDRA HUSADA Vol 8 No 1 (2020): Januari-Juni
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) INDRAMAYU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36973/jkih.v8i1.221

Abstract

In carrying out fishing activities, fishermen often face the risk of work accidents. Two factors cause accidents, which are unsafe actions and unsafe conditions. The work activities of Pantura fishermen did not escape the risk of workplace accidents. From 2013-June 2014 in the port of Karangsong Indramayu recorded 29 cases of accidents with 39 victims lost/died. Research is needed to analyze risk factors for the work accident of Pantura fishermen. The study population was Pantura fishermen, with 116 cases and control samples. The dependent variable was the accident event, the independent variable consisted of action and condition . Design a case-control study with a questionnaire as a data collection tool. Analysis with multiple linear regression statistical tests. The results of the study found that there was a significant relationship (α=5%) between unsafety action with a work accident (p=0,000) with an odds ratio of 8.25. Some risk factors for unsafety action after calculating the effect together are sub-variables: using a damaged safety device with an odds ratio of 6.577, and joking in the workplace with an odds ratio of 6.33. The research found that joking in the workplace is 6 times the risk for accidents compared to non-jokes in the workplace.