I Wayan Agung Indrawan
Departemen Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang

Published : 21 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

PENINGKATAN KETERAMPILAN PRIMIGRAVIDA DALAM MERAWAT BAYI DENGAN PENERAPAN KOMBINASI METODE BUZZ GROUP DAN MODELLING Lestaluhu, Viqy; Indrawan, I Wayan Agung; Andarini, Sri
Journal Nursing Care and Biomolecular Vol 3, No 1 (2018)
Publisher : STIKes Maharani Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (712.411 KB) | DOI: 10.32700/jnc.v3i1.71

Abstract

Introduction: First pregnancy is a critical period for mother life. Primigravida needs sufficient information on baby delivery preparation and baby care skill. This study aims at know the effect of combination buzz group and modelling methods on primigravida skill in taking care of baby. Method:  Research design is true experiment using randomized subject, pre-test and post-test control group design. It was conducted at community health care of Poka Rumah Tiga Ambon. The samples of 24 respondents divided into two groups namely experimental and control group.  Checklist containing items on bathing the baby, putting on diapers, umbilical cord care and technique of breastfeeding, are used to assess primigravida skill. The data obtained are then analysed using Paired t-test and Mann-Whitney U Test with α=0,05. Result and analysis : The finding shows that there is a significant difference in terms of primigravida skill from thosein before and after the use of combination method of buzz group and  modelling (p=0,000). The average score difference was 46,271 (SD=3,758). In addition there was a significant difference between the experimental and control group (p=0,000). Discussion: The method involving pregnant mother in the form of buzz group and modelling an appropriate option for health practitioner in improving the health of mother and baby.
Pengaruh Ekstrak Etanol Daun Turi Merah terhadap Jumlah Koloni Bakteri di Hepar dan Kadar TGF-β Mencit Nifas yang Diinokulasi Staphylococcus aureus Hanifarizani, Rahma Dian; Santoso, Sanarto; Indrawan, I Wayan Agung
Journal of Issues in Midwifery Vol 2, No 1 (2018)
Publisher : Journal of Issues in Midwifery

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (922.769 KB) | DOI: 10.21776/ub.JOIM.2018.002.01.5

Abstract

Masa nifas merupakan periode yang rentan terhadap infeksi akibat  masuknya bakteri melalui perlukaan jalan lahir. Strain bakteri yang umumnya ditemukan pada infeksi masa nifas adalah Staphylococcus aureus. Bakteri yang masuk melalui vagina dapat menyebar melaui pembuluh getah bening atau aliran darah dan menyebar ke deluruh tubuh termasuk ke hepar. Toksin eksotoksin baktri dalam tubuh memicu innate immunity. Makrofag aktif dan mengaktivasi pelepasan sitokin-sitokin proinflamasi. Respon berlebihan dari pelepasan sitokin-sitokin proinflamasi dapat menyebabkan kerusakan jaringan yang tidak terkontrol. Untuk mengimbangi hal tersebut, tubuh mengaktifkan sitokin-sitokin antiinflamasi dan TGF-β yang berperan dalam perbaikan jaringan. Pengobatan terhadap infeksi umumnya menggunakan antibiotik. Namun beberapa bakteri telah menjadi resisten termasuk Staphylococcus aureus. Dikembangkan berbagai terapi adjuvant dari bahan alam, salah satunya Sesbania Grandiflora L.pers yang dianggap memiliki kandungan antibakteri.Tujuan penelitian ini untuk membuktikan pengaruh ekstrak daun turi merah (Sesbania grandiflora L.Pers) terhadap jumlah koloni bakteri di hepar dan kadar TGF-β pada mencit nifas  yang diinokulasi Staphylococcus aureus.Penelitian ini menggunakan true experiment dengan posttest only control group design. Hewan coba yang digunakan adalah 25 ekor mencit nifas yang dibagi menjadi 5 kelompok. Pengukuran jumlah koloni memakai metode total plate count sedangkan kadar TGF- β dilakukan dengan metode ELISA. Hasilnya adalah pemberian ekstrak daun turi merah mampu menurunkan sebaran rerata jumlah koloni bakteri di hepar dan meningkatkan kadar TGF-β pada mencit nifas yang diinokulasi Staphylococcus aureus.
Kombinasi Diskusi Kelompok Kecil dan Pemodelan sebagai Metode Alternatif untuk Menurunkan Kecemasan Primigravida Menghadapi Persalinan Lestaluhu, Viqy; Indrawan, I Wayan Agung; Andarini, Sri
Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol 30, No 2 (2018)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (357.622 KB) | DOI: 10.21776/ub.jkb.2018.030.02.13

Abstract

Kehamilan pertama bagi seorang ibu merupakan periode krisis dalam kehidupannya. Kecemasan dapat muncul karena masa panjang menanti kelahiran dan ketidakpercayaan diri Ibu merawat bayinya. Oleh karena itu, primigravida membutuhkan informasi yang memadai tentang persiapan persalinan. Kombinasi diskusi kelompok kecil dan pemodelan merupakan metode pembelajaran yang bermanfaat dalam meningkatkan derajat kesehatan ibu, salah satunya dengan menurunkan kecemasan dalam menghadapi persalinan. Penelitian ini bertujuan membuktikan pengaruh penerapan kombinasi metode diskusi kelompok kecil dan pemodelan terhadap kecemasan primigravida dalam menghadapi persalinan. Desain penelitian adalah true eksperimen dengan rancangan randomized subject, pretest-posttest control group design. Penelitian dilakukan di Puskesmas Poka Rumah Tiga Kota Ambon. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 24 responden yang dibagi 2 kelompok yaitu kelompok intervensi dan kontrol. Pengukuran kecemasan primigravida menghadapi persalinan menggunakan Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS). Data dianalisis dengan uji paired t-test dan independent t-test dengan α=0,05. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan kecemasan primigravida menghadapi persalinan sebelum dan setelah penerapan kombinasi metode diskusi kelompok kecil dan pemodelan serta antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol (p=0,000). Dapat disimpulkan bahwa penerapan kombinasi metode diskusi kelompok kecil dan pemodelan dapat menurunkan kecemasan primigravida dalam menghadapi persalinan.
Pengaruh Faktor Instrinsik dan Ekstrinsik terhadap Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini oleh Bidan di Puskesmas Rawat Inap Putri, Rismaina; Indrawan, I Wayan Agung; Andarini, Sri
Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol 28, No 3 (2015)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (706.989 KB) | DOI: 10.21776/ub.jkb.2015.028.03.16

Abstract

Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah proses alami dimana bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir kontak kulit dengan kulit ibunya hingga 1 (satu) jam setelah lahir. Meskipun IMD wajib dilakukan bidan dalam proses persalinan namun belum semua bidan melaksanakannya dengan baik. Terdapat beberapa faktor intrinsik dan ekstrinsik yang mempengaruhi pelaksanaan IMD. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh faktor intrinsik yang meliputi karakteristik bidan (umur, pendidikan, masa kerja), pengetahuan, sikap dan motivasi dan faktor ekstrinsik bidan yang meliputi pelatihan, beban kerja dan imbalan  terhadap pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini di Puskesmas Rawat Inap Kabupaten Pasuruan. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik secara case control dan dengan tehnik purposive sampling. Penelitian ini dilaksanakan di 3 (tiga) Puskesmas Rawat Inap Kabupaten Pasuruan yaitu Puskesmas Gondangwetan, Purwodadi dan Winongan pada bulan November – Desember 2013. Besar sampel dalam penelitian ini adalah 40 orang. Setiap subjek diobservasi dengan lembar observasi saat melaksanakan IMD kemudian mengisi kuisioner untuk mengukur faktor intrinsik yaitu karakteristik bidan (umur, pendidikan, masa kerja), pengetahuan, sikap  dan motivasi dan faktor ekstrinsik bidan yaitu pelatihan, beban kerja dan imbalan. Analisis hasil penelitian menggunakan uji analisis jalur. Hasil penelitian menemukan bahwa faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik bidan berpengaruh terhadap pelaksanaan IMD di Puskesmas Rawat Inap Kabupaten Pasuruan. Variabel yang berpengaruh langsung terhadap pelaksanaan IMD di Puskesmas Rawat Inap Kabupaten Pasuruan adalah sikap bidan (2,78%), beban kerja yaitu jumlah persalinan/minggu (0,26%) dan jumlah jam kerja bidan/minggu (1,54%) serta motivasi (0,44%). Umur (14,51%), pendidikan (2%), masa kerja (7,67%), pengetahuan (0,26%), pelatihan (8%), dan imbalan (0,06%) merupakan faktor yang berpengaruh tidak langsung terhadap pelaksanaan IMD di Puskesmas Rawat Inap Kabupaten Pasuruan. Umur merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap pelaksanaan IMD di Puskesmas Kabupaten Pasuruan.Kata Kunci: Bidan, faktor ekstrinsik, faktor intrinsik, Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
Pengaruh Faktor Sosial Ibu terhadap Keberhasilan Menyusui pada Dua Bulan Pertama Amin, Wirawati; Indrawan, I Wayan Agung; Sriwahyuni, Endang
Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol 28, No 2 (2014)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (536.199 KB) | DOI: 10.21776/ub.jkb.2014.028.02.16

Abstract

Tingkat keberhasilan pemberian Air Susu Ibu pada dua bulan pertama masih rendah, padahal masa ini merupakan masa percepatan pertumbuhan pada bayi, disaat kebutuhan bayi meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh faktor sosial ibu meliputi umur, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, Inisiasi Menyusu Dini (IMD), dukungan suami dan teknik menyusui terhadap keberhasilan menyusui pada dua bulan pertama di RSKDIA Pertiwi Makassar. Metode penelitian ini adalah observasional analitik, dengan purposive sampling sebanyak 131 di Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu dan Anak Pertiwi Makassar pada Oktober 2013-Januari 2014. Pengukuran teknik menyusui digunakan lembar observasi/check list yang dinilai oleh peneliti sendiri, sedangkan penilaian keberhasilan menyusui dilakukan melalui kunjungan rumah setelah subjek pulang dari Rumah Sakit, yakni pada satu minggu, dua minggu dan delapan minggu setelah subjek melahirkan, dengan menggunakan kuesioner. Analisis hasil penelitian menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian menemukan ada pengaruh positif antara pendidikan (p=0,006; OR=2,826), pekerjaan (p=0,001; OR=0,293), pengetahuan (p=0,000; OR=14,792), IMD (p=0,000; OR=6,771), dukungan suami (p=0,000; OR=10,988) dan teknik menyusui (p=0,001; OR=3,784) terhadap keberhasilan menyusui pada dua bulan pertama. Hasil penelitian ini menyimpukan bahwa ibu dengan tingkat pendidikan tinggi, tidak bekerja, mempunyai pengetahuan yang baik, melaksanakan IMD, mempunyai dukungan aktif dari suami, memiliki teknik menyusui yang baik dapat meningkatkan keberhasilan menyusui pada dua bulan pertama.Kata Kunci: Air Susu Ibu, faktor sosial ibu, keberhasilan menyusui dua bulan pertama
Anaemia and Family Income are associated with Preeclampsia Maternal Death in Jember District, Indonesia Mergy Gayatri; Nurul Fathiyyah; Jesica Mulyadi; Diadjeng Setya Wardani; I Wayan Agung Indrawan
Asian Journal of Health Research Vol. 1 No. 2 (2022): Volume 1 No 2 (August) 2022
Publisher : Ikatan Dokter Indonesia Wilayah Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (751.36 KB) | DOI: 10.55561/ajhr.v1i2.45

Abstract

Introduction: Preeclampsia is a pregnancy-related complication causing maternal morbidity and mortality. This study aimed to determine the relationship between anaemia and family income, and maternal death from preeclampsia in Jember district. Materials and Methods: Case-control, using medical maternal autopsy verbal, from January 2016 to December 2019. 43 mortality cases from preeclampsia, and 43 controls were included in this study. Chi-square test was to test the relationship between anaemia and family income, and maternal death from preeclampsia. Results: Mothers who died from preeclampsia were more likely to have anaemia (83.72%), and being low income (86.05%). Anaemia (OR 3.703, 95% CI p-value 0.009) and low income (OR 4.032, 95% CI, p –value 0.007) were associated with preeclampsia maternal mortality. Conclusions: To reduce the prevalence of death from preeclampsia, preventive measurement for anaemia during pregnancy should be undertaken. In addition, women with low income during pregnancy should be encouraged to have health insurance.
Effect of Red Bean Extract (Phaseolus Vulgaris L. Sp) on Il-6 Levels and AMH Levels as The Prevention of Premature Ovarian Failure in Mice Model of The Systemic Lupus Erythematosus Adin Permana; Mukhamad Nooryanto; I Wayan Agung Indrawan; Cholid Rohman Riskianto
Asian Journal of Health Research Vol. 1 No. 3 (2022): Volume 1 No 3 (December) 2022
Publisher : Ikatan Dokter Indonesia Wilayah Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55561/ajhr.v1i3.51

Abstract

Introduction: Continuous SLE treatment causes Premature Ovarian Failure (POF) and occurred in 27.3% SLE patients treated with cyclophosphamide. IL-6 plays a critical role in the B cell hyperactivity and immunopathology of human SLE. Phaseolus Vulgaris L. Sp have a high total phenolic content and have been shown to have anti-inflammatory and antioxidant effects. This study’s objective is to prove the effect of red beans (Phaseoulus vulgaris L. sp.) in reducing inflammation (IL-6) and increasing AMH levels. Methods: This is a true experimental design with a post-test-only controlled group design. The sample used in this study was 25 female Babic mice divided in two control groups and three treatment groups. Subjects were given intraperitoneal injection of Pristan (0.5 ml), busulfan (30 mg/kg BW), cyclophosphamide (120 mg/kg BW) to induce POF. ANA test was carried out to prone SLE induction was success. Red bean extract was given at 50 mg/kg BW (in treatment group 1), 75 mg/kg BW (in treatment group 2), and 100 mg/kg BW (in treatment group 3). Data of IL-6 and AMH levels in mice serum were obtained by measurement using ELISA. Results: The study showed a significant difference in ANA levels with a p-value of 0.000 in every sample. The study has proven a significant decrease in IL-6 levels with a p-value of 0.000 and a significant increase in AMH levels at a dose of 100 mg/kg BW (P3) with a p-value of 0.000. Conclusion: Phaseolus vulgaris extract had a significant effect on follicle changes in Balb/c mice in dose of 50 mg/kg and 75 mg/kg but not significantly reduce inflammation (IL-6).
Maternal Comorbidities with Full-Term Pregnancy Who Gave Birth to Low Birth Weight Babies at Dr. Saiful Anwar Malang General Hospital I Wayan Agung Indrawan; Obi Candra Kapisa
Asian Journal of Health Research Vol. 2 No. 1 (2023): Volume 2 No 1 (April) 2023
Publisher : Ikatan Dokter Indonesia Wilayah Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55561/ajhr.v2i1.85

Abstract

Introduction: Stunting is a challenge for children's growth and development in the future, which has long-term impacts in the form of reduced cognitive abilities, decreased productivity, and increased risk of infection and non-communicable diseases. Low birth weight (LBW) is a major determinant of stunting in Indonesia. Various multidimensional factors contribute to low birth weight, including maternal factors. Material and Methods: Quantitative descriptive research was conducted at Dr. Saiful Anwar general hospital from July 2021 to September 2022. The variables studied were age, education, occupation, parity status, medical history, number of antenatal care controls, height, mother's body mass index, and baby's birth weight. Results: Of the 54 full-term pregnant women, the majority who delivered LBW babies were nulliparous (42.6%), aged 20-35 years during pregnancy (79.6%), had a history of hypertension during pregnancy (25.9%), antenatal care visits 1-5 times (48.1%), high school degree (48.1%), housewives (75.9%), height ranging between 151-160 cm (64.8%), and BMI 18.5 to 25 kg/m 2 (51.9%). Conclusion: Maternal factors that contribute to the birth of LBW babies include low parities, age 20 to 35 years during pregnancy, hypertension in pregnancy, infrequent antenatal care visits, high school degree, work as a housewife, height ranging between 151 -160 cm, and had a normal BMI. The representation of the mother's BMI and educational level in this study differs from that in previous studies.
Comparison of the Effects of Dienogest and Leuprolide Acetat on Serum Interferon (IFN-Æ”) Levels in a Mouse Model of Endometriosis (Mus musculus) Maria Antonia Barbara Batu Mali; Siskanita Nur Fitriana; Sutrisno Sutrisno; Husnul Khotimah; I Wayan Arsana Wiyasa; I Wayan Agung Indrawan; Maharani Maharani
Asian Journal of Health Research Vol. 2 No. 2 (2023): Volume 2 No 2 (August) 2023
Publisher : Ikatan Dokter Indonesia Wilayah Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55561/ajhr.v2i2.111

Abstract

Introduction: Endometriosis is a medical condition in which there is abnormal growth of tissue resembling the endometrium outside the uterus. It can cause symptoms of pain and/or infertility. The current medical therapy focuses on reducing estradiol levels or stimulating progesterone response. One of the most effective options for medical treatment is the use of GnRH analogs. Dienogest have a direct anti-inflammatory effect on endometriotic stromal cells. However, a comparison of the anti-inflammatory effects of these drugs on IFN-Æ” has not been previously investigated. Therefore, this study aims to compare the effects of reducing IFN-Æ” by both Dienogest and Leuprolide Acetat in a mouse model. Material and Methods: This study employed a post-test only control group design and involved 4 groups, namely the negative control group, positive control group, and two treatment groups: one group administered Dienogest at a dosage of 0.0052 milligrams per day for 14 days, and the other administered Leuprolide Acetat at a dosage of 0.00975 milligrams once every 5 days for a period of 14 days. Serum IFN-Æ” levels were measured using Enzyme-Linked Immunosorbent Assay (ELISA). The data were subsequently analyzed using IBM SPSS 25 with One-Way ANOVA test. Results: This study demonstrated that Leuprolide Acetat significantly decreased serum levels of IFN-Æ”, whereas Dienogest actually increased the levels . Conclusion: In a mouse model of endometriosis (Mus musculus), Leuprolide Acetat effectively reduced the levels of IFN-Æ” (pro-inflammatory). Conversely, Dienogest increased the levels of IFN-Æ” (anti-inflammatory) in the mouse model of endometriosis.
Potential Of Mahkota Dewa Fruit (Phaleria macrocarpa) Flavonoids Extract and Dienogest to Reduce IL-17A Levels in Mice Endometriosis Model Ana Paramita Prastiwi; Leni Ria Ariana; Gema Alya Salsabila; Sutrisno Sutrisno; Nurdiana Nurdiana; Nanik Setijowati; I Wayan Agung Indrawan
Medical Laboratory Technology Journal Vol. 9 No. 2 (2023): December
Publisher : Poltekkes Kemenkes Banjarmasin Jurusan Analis Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31964/mltj.v9i2.536

Abstract

Endometriosis is an inflammatory disease that occurs in glands outside the endometrium. Interleukin 17 (IL-17) is a proinflammatory cytokine degrading Th17 cells, which play an essential role in several inflammatory diseases. IL-17 expression is upregulated in serum, peritoneal fluid (PF), and endometriotic lesions from patients with endometriosis. Usually, treatment for endometriosis is dienogest. However, it has many side effects if used long-term. Fruit and seeds of Phaleria macrocarpa have various critical biological activities in the form of extracts such as antimicrobial, anti-inflammatory, and antioxidant activities. This study aims to analyze the effect of comparing flavonoid fruit extract of Phaleria macrocarpa and dienogest on IL-17A levels in endometriosis mice. A total of 35 endometriosis model mice were divided into seven groups, namely the group of healthy mice (without any treatment), the endometriosis group, and the endometriosis group, which were given the treatment of flavonoid fruit extracts of Phaleria macrocarpa and dienogest. The sample used in this study was peritoneal fluid. The enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA) measured IL-17A levels in each observation group. The hypothesis was tested using One-Way ANOVA analysis with SPSS software version 26. This study found a significant difference (p<0.05) between the mean values of the positive control group and the negative control group. There was also a significant difference (p<0.05) in the mean value IL-17 between the treatment groups that were given sphalerite macrocarpa and dienogest extracts. Flavonoid fruit extract of Phaleria macrocarpa had a significant effect on reducing IL-17A levels in endometriosis model mice, and there is a significant difference with dienogest. Thus, the flavonoid fruit extract of Phaleria macrocarpa can potentially treat endometriosis by decreasing inflammatory factors.