Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

TINGKAT PEMANFAATAN DAN STATUS KONSERVASI PERIKANAN HIU DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA (PPS) CILACAP Irfan Hanifa; Mulyono S Baskoro; Sulaeman Martasuganda; Domu Simbolon
Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol 9 No 1 (2018): MEI 2018
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1480.389 KB) | DOI: 10.24319/jtpk.9.25-34

Abstract

Hiu merupakan sumber daya perikanan sangat rentan terhadap usaha penangkapan yang berlebihan (over-eksploitasi). Eksploitasi hiu di Indonesia masih berlanjut hingga hari ini tanpa diimbangi dengan tata kelola dan manajemen yang mengarah pada perikanan berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemanfaatan hiu dan mengidentifikasi jenis hiu yang didaratkan di PPS Cilacap berdasarkan status konservasi. Penelitian ini dilakukan pada bulan April-Mei 2015 di PPS Cilacap, Jawa Tengah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif survey. Tingkat pemanfaatan dihitung dengan cara menghitung jumlah hasil tangkapan pada tahun tertentu terhadap nilai TAC (Total Allowable Catch) atau jumlah tangkapan yang diperbolehkan. Jumlah tangkapan yang diperbolehkan (JTB) tersebut adalah 80% dari potensi maksimum lestari (MSY). Pendugaan nilai MSY dianalisis menggunakan model surplus produksi Fox. Status konservasi hiu dianalisis berdasarkan hasil tangkapan hiu yang didaratkan di PPS Cilacap dibandingkan dengan daftar kategori konservasi International Union for Conservation of Nature (IUCN). Hasil penelitian menunjukkan bahwa hiu tertangkap dan didaratkan di PPS Cilacap pada bulan Februari-Mei 2015 terdiri dari 11 famili atau 30 spesies. Hasil tangkapan terdiri dari famili Alopiidae, Carcharhinidae, Squalidae, Hexanchidae, Lamnidae, Triakidae, Sphyrnidae, Squatinidae, Rhinidae, Centrophoridae, dan Chimaeridae. Hasil tangkapan tertinggi berasal dari famili Alopiidae (2.028 hiu) dan hasil tangkapan terendah berasal dari famili Chimaeridae (2 hiu). Tingkat pemanfaatan hiu yang didaratkan di PPS Cilacap pada tahun 2010-2014 berdasarkan model surplus produksi Fox adalah 24-81%. Sebagian besar dari jumlah tangkapan hiu mendarat di PPS Cilacap pada bulan Februari-Mei 2015 yang mencakup dalam kategori dari rentan (46,44%) dan hampir terancam (39,65%). Jenis hiu yang didaratkan di PPS Cilacap termasuk dalam kategori rawan adalah A. pelagicus, A. superciliosus, I. paucus, C. plumbeus, R. ancylostoma, I. oxyrinchus, N. acutidens, C. squamosus, C. longimanus, sedangkan jenis hiu yang termasuk dalam kategori hampir terancam adalah C. sorrah, C. falciformis, H. perlo, P. glauca, C. brevivina, C. amblyrhynchoides, G. cuvieri, C. leucas, H. griceus, C. albimarginatus.
Pola Arus dan Gelombang Air Laut di Sekitar Perairan Pulau Abang Besar, Kecamatan Galang, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau Irfan Hanifa; Lilik Setiyaningsih; Aunurrahman Aunurrahman
Indonesian Journal of Oceanography Vol 6, No 4 (2024): Indonesian Journal of Oceanography
Publisher : University of Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ijoce.v6i4.24843

Abstract

Pulau Abang Besar dikenal memiliki ekosistem laut yang kaya. Arus dan gelombang laut memiliki pengaruh yang besar terhadap ekosistem laut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola arus dan gelombang air laut di sekitar Pulau Abang Besar. Lokasi penelitian berada di perairan Pulau Abang Besar, Kecamatan Galang, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau. Data yang digunakan dalam studi ini terdiri atas data batimetri, angin, gelombang, pasang surut dan arus. Sumber data diperoleh dari beberapa data sekunder (CMEMS, OGIMET, BIG dan Dishidros TNI-AL). Data pasang surut yang digunakan adalah data pasang surut prediksi di Pulau Abang Besar yaitu pada koordinat 0°35'15" LU dan 104°13'11" BT. Metode yang digunakan dalam menganalisis pola arus dan gelombang menggunakan software DHI MIKE. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola arus laut di wilayah studi cenderung bergerak dua arah yakni ke arah Tenggara dan Barat Laut. Saat musim utara, gelombang datang dari arah utara dan timur laut menuju selatan dan barat daya, sehingga pesisir sisi timur Pulau Abang Besar rentan terjadi gelombang tinggi saat musim utara. Saat musim selatan, gelombang datang dari arah selatan dan tenggara dengan tinggi gelombang maksimum disekitar perairan Pulau Abang Besar. Temuan ini penting untuk pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan di daerah pesisir.
Mapping of Basin Substrate and Vulnerability Index of Shallow Waters of Combol and Citlim Island, Moro District, Karimun Regency, Riau Islands Province, Indonesia Aunurrahman; Hanifa, Irfan; Setiyaningsih
Journal of Geoscience, Engineering, Environment, and Technology Vol. 9 No. 04 (2024): JGEET Vol 09 No 04 : December (2024)
Publisher : UIR PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25299/jgeet.2024.9.04.19951

Abstract

Mapping basin substrates and vulnerability indexes in shallow waters are crucial for understanding the ecological health and resilience of marine ecosystems. Given the increasing threats from climate change and human activities, this research provides essential insights for effectively managing and conserving these vital coastal environments. Our study discusses mapping the bottom substrate and the vulnerability index of shallow waters in the Combol and Citlim Island clusters, Moro District, Karimun Regency, Riau Islands Province. Shallow waters have rich ecosystems, including coral reefs and seagrass beds, which function as fish habitats and coastal protection. However, these ecosystems are vulnerable to climate change and pollution disturbances. Using the water column correction method, this study used Sentinel-2A multispectral satellite imagery to map the shallow water bottom habitat. The analysis showed that open substrates and dead corals dominated the habitat, with an area of ​​± 766.8 Ha and ± 682.5 Ha, respectively. The vulnerability index revealed that a total area of approximately 393 ha fell into the moderate vulnerability category. Our mapping result is essential for understanding ecosystem dynamics and formulating appropriate conservation strategies. We anticipate that these findings will offer valuable insights for managing aquatic resources and safeguarding coastal ecosystems in the region.
SOSIALISASI DAN PELATIHAN PEMBUATAN PESTISIDA NABATI UNTUK TANAMAN DI DESA KARANGRAU KECAMATAN BANYUMAS Setiyaningsih, Lilik; Anjaini, Jefri; Hanifa, Irfan; Hidayat, Azhar Fahmi; Sisputra, Dorojatun Krisna; Muslim, Shafa Eerstezon; Nasution, Muhammad Akbar Nauli; Dawwas, Dzaky Arkan; Sabitha, Kirana Lentik; Mazari, Ninda Alifia; Martina, Sagita Dwi; Mahmudi, Qinaya Auziqnika Hadhanasri; Rahiim, Widyanita Karamina; Zahra, Naswa Latifah; Insani, Annisa Nur
Jurnal Abdi Insani Vol 12 No 9 (2025): Jurnal Abdi Insani
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/abdiinsani.v12i9.2803

Abstract

Pertanian memegang peran penting dalam ketahanan pangan Indonesia, namun penggunaan pestisida kimia yang berlebihan menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan manusia dan lingkungan, termasuk pencemaran tanah, air, dan kerusakan ekosistem. Untuk mengurangi risiko tersebut, diperlukan alternatif ramah lingkungan, seperti pestisida nabati berbahan dasar bawang putih dan daun sereh, yang efektif mengendalikan hama dan mudah diperoleh oleh petani. Kegiatan sosialisasi pestisida nabati dilaksanakan pada 17 Juli 2025 di Balai Desa Karangrau, Kecamatan Banyumas, dengan peserta sebanyak 30 anggota kelompok tani. Kegiatan bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta dalam pengendalian hama secara alami serta mendorong pengalihan dari pestisida kimia ke pestisida nabati. Metode yang digunakan mencakup penyuluhan mengenai dampak pestisida kimia, manfaat pestisida nabati, serta praktek langsung pembuatan pestisida nabati dari bawang putih dan daun sereh. Hasil kegiatan menunjukkan antusiasme tinggi dari peserta, dengan sebagian besar menyatakan siap mengaplikasikan pestisida nabati di lahan mereka. Kegiatan ini juga meningkatkan kesadaran akan pentingnya praktik pertanian ramah lingkungan, sekaligus menyediakan alternatif pengendalian hama yang aman, hemat biaya, dan berkelanjutan. Dengan demikian, sosialisasi ini tidak hanya berpotensi mengurangi ketergantungan petani terhadap pestisida kimia, tetapi juga mendukung ketahanan pangan lokal dan pelestarian lingkungan. Kegiatan ini menunjukkan efektivitas metode partisipatif berbasis praktik dalam mendorong adopsi teknologi ramah lingkungan, sekaligus memberikan alternatif pengendalian hama yang aman bagi kesehatan, lebih hemat biaya, dan mendukung kelestarian lingkungan.
ANALISIS PRODUKTIVITAS ALAT TANGKAP SCOOP NET YANG BEROPERASI DI PERAIRAN CILACAP Adiyanto, Fajar; Fitri, Aristi Dian Purnama; Hanifa, Irfan; Suryanti, Ani; Hartono, Sugeng; Junaidi, Teuku
Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology Vol 21, No 3 (2025): SAINTEK PERIKANAN
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ijfst.21.3.191-198

Abstract

Kajian mengenai jaring scoop net di perairan Cilacap masih tergolong minim. Keterbatasan data perikanan ini berdampak pada rendahnya pemahaman terhadap manfaat dan kontribusi alat tangkap tersebut terhadap perikanan skala kecil. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji nilai produktivitas jaring scoop net. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan wawancara, sedangkan analisis produktivitas dihitung menggunakan pendekatan Catch per Unit Effort (CPUE). Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi hasil tangkapan terdiri dari empat spesies, yaitu teri putih (Stolephorus commersonii), teri nasi (S. indicus), teri jengki (S. insularis), dan tembang (Sardinella fimbriata). Jenis tangkapan didominasi oleh teri putih (S. commersonii) sebesar 57,63%, sedangkan jumlah terendah berasal dari teri nasi (S. indicus) sebesar 0,7%. Nilai CPUE tertinggi yang diperoleh adalah 500 kg/trip, rata-rata sebesar 260 kg/trip, dan terendah sebesar 77 kg/trip. Tangkapan spesies S. commersonii paling banyak diperoleh pada periode Agustus–Oktober. Periode tersebut bertepatan dengan musim puncak migrasi dan pemijahan ikan pelagis kecil di perairan selatan Jawa, yang ditandai dengan suhu perairan yang lebih hangat dan peningkatan ketersediaan fitoplankton sebagai sumber makanan utama. Hasil ini menunjukkan bahwa produktivitas jaring scoop net masih cukup tinggi dan dapat dimanfaatkan sebagai dasar pertimbangan dalam pengelolaan perikanan skala kecil yang berkelanjutan di wilayah pesisir Cilacap.