cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. bangkalan,
Jawa timur
INDONESIA
Al-Ibrah : Jurnal Pendidikan dan Keilmuan Islam
ISSN : 20881886     EISSN : 25800663     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 266 Documents
ANALISIS PERTIMBANGAN HAKIM LAMA PACARAN SEBAGAI ALASAN MENDESAK MENGABULKAN PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DINI Study Putusan Nomor: 354/Pdt.P/2022/Pa Bangkalan Bahrul Ulum; Ahmad Muzawwir
AL - IBRAH Vol 8 No 2 (2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al - Ibrohimy Bangkalan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61815/alibrah.v8i2.283

Abstract

Pembaruan undang-undang perkawinan Nomor 16 Tahun 2019 Tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan telah mengubah batas usia minimal perkawinan dari usia 16 (enam belas) Tahun bagi perempuan menjadi 19 (Sembilan belas) Tahun bagi perempuan ataupun laki-laki. Perubahan ketentuan ini bertujuan untuk mencegah terjadinya perkawinan dini yang dinilai memiki dampak buruk bagi Kesehatan juga berpotensi memicu kekerasan seksual dan pelanggaran hak asasi manusia, Namun ketentuan tersebut tidak bersifat mutlak adanya karena undang-undang tersebut masih memberikan kesempatan untuk diajukannya dispensasi nikah melalui Pengadilan Agama. Pengadilan Agama Bangkalan pernah melakukan pemeriksaan perkara permohonan dispensasi kawin dengan nomor perkara 354/Pdt.P/2022/PA Bangkalan , dan pada tanggal 22 juni 2022 majelis Hakim pemeriksa mengabulkan permohonan tersebut dengan dasar pertimbangan pemohon (calon suami) dan termohon (calon isteri) telah berpacaran lama sehingga kondisi tersebut dianggap sebagai alasan mendesak untuk segera dilaksanakan perkawinan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti perzinahan. jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian theoretical reseach,[1]dengan Pendekatan conseptual dan case approach. Hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan bahwa pengabulan permohonan dispensasi kawin dengan pertimbangan telah berpacaran lama oleh majelis hakim PA. Bangkalan, telah sesuai dengan prinsip dan kaedah hukum Islam karena mensegerakan perkawinan yang memiliki potensi terjadinya perzinahan dianggap kebutuhan (al hajah) yang berada pada posisi mendesak atau genting (darurat) sehingga wajib didahulukan daripada menunda perkawinan karena batasan usia yg belum terpenuhi secara undang-undang.
PROBLEM RELASI FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM DAN UMUM Almi Novita; Abdul Mukit
AL - IBRAH Vol 8 No 2 (2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al - Ibrohimy Bangkalan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61815/alibrah.v8i2.284

Abstract

This research investigates the differences and similarities between educational philosophy and Islamic educational philosophy. Western educational philosophy tends to derive from the boundless rationality of human thinking, raising doubts due to its limitations on human reason and separating religion from scientific knowledge (Anthropocentric). On the other hand, Islamic educational philosophy is grounded in the concept of God (Theocentric), with goals closely related to the teachings of the Quran and Sunnah, eliminating doubts through faith and revelation. Despite fundamental differences, this study also highlights the similarities between the two philosophies. Both are conceptual frameworks for thinking about education, and specific theories converge. Nativism, Empiricism, and Convergence Theory serve as meeting points between educational philosophy and Islamic educational philosophy. This study will discuss the practical implications of these differences and similarities in the context of modern education, exploring the potential integration of Western and Islamic thought in designing holistic and balanced learning strategies. The results of this research are expected to provide profound insights into how the approaches of educational philosophy and Islamic educational philosophy can positively contribute to the formation of an inclusive and holistic educational paradigm.
Kesenjangan Digital Antarsiswa di Era Ekonomi Atensi; Studi Kasus di Madrasah Aliyah Al-Ibrohimy Galis Arifin, Moh. Samsul; Fauzi, Muhammad
AL - IBRAH Vol 9 No 1 (2024)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al - Ibrohimy Bangkalan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61815/alibrah.v9i1.345

Abstract

In the context of the attention economy era, where human attention has become a valuable commodity, this research explores digital disparities with a focus on a case study at Madrasah Aliyah Al-Ibrohimy Galis. Digital disparities are identified through signs emerging among students, particularly concerning economic factors, digital literacy, and regulations on the use of communication technology within the Islamic boarding school environment. This study utilizes the attention economy framework as a theoretical foundation, illustrating intense competition to capture students' attention in the digital environment. The research methodology involves student surveys, interviews, and document analysis. The success of this study provides insights into strategies to reduce the digital gap in Madrasah Aliyah Al-Ibrohimy Galis. The research reveals the existence of inter-student digital disparities at MA Al-Ibrohimy, influenced by variations in digital literacy, economic disparities, and regulations governing information technology usage in the boarding school environment. The conclusion emphasizes the need for special attention to students' digital literacy levels, addressing economic disparities, and reviewing technology usage regulations in the boarding school. Recommendations are provided to local management and stakeholders to enhance access and utilization of information technology at MA Al-Ibrohimy, thereby reducing the digital gap and supporting equality in learning. This research underscores the urgency of addressing digital disparities in the Islamic education setting, considering the increasing role of technology in the dominant attention economy.
Moralitas Digital Refleksi atas Nilai-nilai Al-Qur'an dalam penggunaan Teknologi akib, mohammad
AL - IBRAH Vol 9 No 1 (2024)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al - Ibrohimy Bangkalan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61815/alibrah.v9i1.348

Abstract

This article reviews the concept of digital morality as a reflection of the values ​​contained in the Koran in the context of the use of technology. By considering the challenges and opportunities facing Muslims in the digital era, this article explores how the teachings of the Qur'an can guide individuals in using technology responsibly and ethically. Discussions cover moral aspects such as integrity, privacy, tolerance and justice in the use of digital technology, as well as efforts to apply Al-Qur'an principles in the online environment. Through this analysis, this article aims to provide a better understanding of the importance of digital morality in the Islamic context and how the values ​​of the Qur'an can guide Muslims' online behavior.
Peran Pemerintahan Daulah Abbasiyah dalam Peradaban Islam di Baghdad (750-1258 M) Muhammad, Daffa
AL - IBRAH Vol 9 No 1 (2024)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al - Ibrohimy Bangkalan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61815/alibrah.v9i1.361

Abstract

Fokus tulisan penelitian ini adalah untuk menggali dan mengkaji dampak dan signifikansi pemerintahan Daulah Abbasiyah dalam membentuk peradaban Islam di Bagdad pada periode 750-1258 Masehi. Tujuan utamanya adalah untuk menganalisis dan mengevaluasi peran yang dimainkan oleh pemerintahan Daulah Abbasiyah dalam kemajuan dan perkembangan peradaban Islam di Bagdad, dengan penekanan khusus pada pembentukan pemerintahan, berbagai tahapan pemerintahan Daulah Abbasiyah, evolusi sistem pemerintahan. struktur, dan pengaruh budaya Persia dan administrator dalam pemerintahan. Metode penelitian yang akan digunakan adalah pendekatan historis dan analisis konten terhadap sumber-sumber primer dan sekunder yang relevan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pemerintahan Daulah Abbasiyah memainkan peran penting dalam mendorong pertumbuhan dan kemajuan peradaban Islam di Bagdad melalui penerapan prosedur administrasi yang efektif dan promosi kebijakan yang mendorong pembangunan intelektual dan ekonomi. Selain itu, masuknya orang Persia dalam pemerintahan Abbasiyah menggambarkan keberagaman budaya mereka dan kontribusi berharga yang mereka berikan pada berbagai aspek masyarakat, seperti administrasi, sastra, dan inovasi ilmiah. Pada akhirnya, kekuasaan Daulah Abbasiyah berperan penting dalam membentuk dan memperluas peradaban Islam di Bagdad, dengan masukan signifikan dari orang Persia yang meningkatkan tatanan politik dan budaya pada era Abbasiyah.
PERANG SALIB: DARI MOTIVASI RELIGIUS HINGGA AMBISI KEKUASAAN - SEBUAH TELAAH HISTORIS kinanti, alya dwi; Akbar , Muhammad Hafidh; sitorus, khairi tariq; windari, sri
AL - IBRAH Vol 9 No 1 (2024)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al - Ibrohimy Bangkalan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61815/alibrah.v9i1.369

Abstract

This research discusses the crusades, a series of military campaigns carried out by European Christian powers in the Middle Ages, which had a profound impact not only on the history of Europe and the Middle East but also on global political, religious and cultural dynamics. It was called a crusade because Christian military expeditions when carrying out war used the cross as a unifying symbol to show that the war they were waging was a holy war and aimed to liberate Baitul Magdis (Jerusalem) from the hands of Muslims. The main goal of the crusades was to reclaim the holy land from the Muslim powers who had controlled it for several centuries. This method was used to collect data to reveal the discussion contained in this article. Reference collection in this activity is carried out by studying books and documents that are considered relevant to the object of study. It is hoped that the results of this research will add insight, new knowledge, and understanding of Islamic history and the crusades.
Pendekatan Psikologi dalam Studi Islam Shafa Alistiana Irbathy; Mukminin, Moh. Amiril
AL - IBRAH Vol 9 No 1 (2024)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al - Ibrohimy Bangkalan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61815/alibrah.v9i1.375

Abstract

Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah yang dibekali dengan berbagai potensi diri yang tidak dimiliki makhluk lainnya. Potensi ini dimaksudkan agar manusia dapat mengemban dua tugas utama, yaitu sebagai khalifatullah di muka bumi dan juga abdi Allah untuk beribadah kepada-Nya. Sehingga manusia dengan potensinya membutuhkan proses pendidikan, agar apa yang diembannya dapat terwujud. Seperti yang diungkapkan oleh Arifin bahwa pendidikan Islam bertujuan mewujudkan manusia berkepribadian muslim, baik secara lahir maupun batin, mampu mengabdikan segala amal perbuatannya untuk mendapatkan ridha Allah SWT. sehingga hakikat pendidikan Islam yang melahirkan manusia-manusia yang beriman dan berilmu pengetahuan, satu sama lain saling mendukung. Islam merupakan fenomena yang besar dan tidak dapat dipisahkan dari perkembangan hidup manusia di dunia yang telah mengukir dan mempengaruhi kehidupan manusia dan Islam adalah salah satu agama yang mayoritas diyakini oleh penduduk Indonesia. Agar Islam tetap ada di muka bumi, maka muncul berbagai pendekatan keilmuan dalam studi Islam yang selalu berkembang. Di antaranya pendekatan normatif, pendekatan filosofis, pendekatan psikologis, pendekatan historis, pendekatan ilmu sosial, pendekatan fenomologis, dan berbagai pendekatan lainnya. Diantara beberapa pendekatan tersebut, di makalah ini akan mengulas tentang pendekatan psikologis dalam studi Islam dimana pendekatan tersebut berhubungan dengan jiwa (kedamaian, ketentraman jiwa), sikap dan perilaku manusia dalam kehidupan beragama serta mempelajari seberapa berpengaruhnya agama atau keyakinan tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Peradaban Islam pada Masa Khulafaur Rasyidin Muharrom, Muhammad Fakhrul
AL - IBRAH Vol 9 No 1 (2024)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al - Ibrohimy Bangkalan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61815/alibrah.v9i1.376

Abstract

Khulafaur Rasyidin bermakna pengganti-pengganti Rasul yang cendekiawan. Penggagas nama Khulafaur Rasyidin adalah orang-orang muslim yang paling dekat dengan Rasul setelah meninggalnya beliau. Empat tokoh sepeninggal Rasul itu merupakan orang yang selalu mendampingi Rasul ketika beliau menjadi pemimpin dan dalam menjalankan tugas. dalam kepemimpinan Abu Bakar, ia melaksanakan kekuasaannya bersifat sentral; kekuasaan legislative, eksekutif, dan yudikatif terpusat di tangan Khalifah. Ia juga melaksanakan hukum, dan selalu mengajak sahabat-sahabat besarnya untuk bermusyawarah. Kepemimpinan Umar bin Khattab menerapkan prinsip demokratis dalam kekuasaan yaitu dengan menjamin hak yang sama bagi setiap warga Negara. Kepemimpinan Ustman membangun bendungan untuk menjaga arus banjir yang besar dan mengatur pembagian air ke kota-kota. Ia juga membangun jalan-jalan, jembatan-jembatan, masjid-masjid, dan memperluas masjid di Madinah. Prestasi yang terpenting masa Khalifah Ustman adalah menulis kembali al-Quran yang telah ditulis pada zaman Abu Bakar.
Peta Posisi Landasan Pengembangan Kurikulum dalam Pendidikan Islam Rahmania, Savira; ‘Alaniah , Almas Sharfina
AL - IBRAH Vol 9 No 1 (2024)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al - Ibrohimy Bangkalan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61815/alibrah.v9i1.377

Abstract

Kurikulum diartikan sebagai seperangkat rencana dan pengaturan yang berisi tentang tujuan, isi, dan bahan pelajaran. Kurikulum juga digunakan sebagai pedoman dalam penyelenggaraan kegiatan pembelajaran guna mencapai tujuan pendidikan tertentu. Landasan atau dasar pengembangan kurikulum diartikan sebagai gagasan dan prinsip yang menjadi titik tolak dalam mengembangkan kurikulum. Kurikulum sebagai rancangan pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya peranan kurikulum dalam pendidikan, maka dalam penyusunannya harus mengacu pada landasan yang kokoh dan kuat. Landasan pengembangan kurikulum memiliki peranan yang sangat penting, sehingga apabila kurikulum diibaratkan sebagai sebuah bangunan gedung yang tidak menggunakan landasan atau fondasi yang kuat, maka ketika diterpa angin atau terjadi goncangan, bangunan gedung tersebut akan mudah rubuh dan rusak. Demikian pula halnya dengan kurikulum, apabila tidak memiliki dasar pijakan yang kuat, maka kurikulum tersebut akan mudah terombang-ambing dan yang akan dipertaruhkan adalah manusia (peserta didik) yang dihasilkan oleh pendidikan itu sendiri. Istilah kurikulum sering dimaknai plan for learning (rencana pendidikan).
INTEGRASI NILAI-NILAI MODERASI DALAM PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN RADIKALISME Madhar
AL - IBRAH Vol 9 No 2 (2024)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al - Ibrohimy Bangkalan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61815/alibrah.v9i2.411

Abstract

The integration of moderation values in Islamic education is an important concern in the context of efforts to prevent radicalism. Education that prioritizes moderation can shape the character of students who are more tolerant, open-minded, and able to appreciate differences. Such education serves as a bulwark against the influence of radical ideologies that often utilize the loopholes of narrow and fanatical religious understanding. The focus of this research discusses how the conceptual study of moderation values in Islam, the influence of moderation education on the prevention of radicalism, the integration strategy of moderation values in Islamic education, and how the challenges and obstacles in the integration of moderation values in Islamic education. The results show that the integration of moderation values in Islamic education is an important step in preventing radicalism, especially among youth. Moderation values rooted in the concept of wasatiyyah in Islam include tolerance, balance, justice, and respect for diversity. Islamic education that emphasizes moderation can help shape the character of students who are more open, critical and tolerant of differences. Thus, Islamic education has a strategic role in fortifying the younger generation from the influence of radical ideologies through the dissemination of peaceful and inclusive Islamic teachings. This effort requires the support of the right curriculum, active learning methods, and character education, as well as strengthening the capacity of educators to implement moderation values effectively.