cover
Contact Name
Alfian Rokhmansyah
Contact Email
jurnalilmubudaya.fibunmul@gmail.com
Phone
+6285385388335
Journal Mail Official
jurnalilmubudaya.fibunmul@gmail.com
Editorial Address
Jl. Ki Hajar Dewantara, Gunung Kelua, Kec. Samarinda Ulu, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia 75123
Location
Kota samarinda,
Kalimantan timur
INDONESIA
Ilmu Budaya: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni, dan Budaya
Published by Universitas Mulawarman
ISSN : 25497715     EISSN : 25497715     DOI : -
Jurnal Ilmu Budaya (Jurnal Bahasa, Sastra, Seni, dan Budaya) merupakan jurnal yang dikelola oleh Fakultas Ilmu Budaya sebagai media publikasi ilmiah hasil penelitian dalam bidang bahasa, sastra, seni, dan budaya, termasuk pengajarannya. Terbit sebanyak empat kali setahun, yaitu pada bulan Januari, April, Juli, dan Oktober, dan diterbitkan hanya dalam format elektronik.
Arjuna Subject : -
Articles 547 Documents
RELIGIOSITAS DALAM MITOS UPACARA ADAT HUDOQ DAYAK BAHAU DI UJOH BILANG KECAMATAN LONG BAGUN KABUPATEN MAHULU Asung, Desi Daria; Dahlan, Dahri; Purwanti, Purwanti
Ilmu Budaya: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni dan Budaya Vol 3, No 4 (2019): Oktober 2019
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (214.303 KB) | DOI: 10.5281/ilmubudaya.v3i4.2178

Abstract

Hudoq for the Bahau Dayak tribe was carried out with the aim of inviting the spirits of kindness from heaven to provide fertility to the plants, so as to obtain abundant yields at harvest. This research has the formulation of the problem of how the religious meaning in the myth of the hudoq Dayak Bahau traditional caremony in Ujoh Bilang, Long Bagun Subdistrict, Mahakam Ulu Regency. The aim of the study was to describe the religious meaning in the myth of the Hudoq Dayak Bahau traditional caremony in Ujoh Bilang, Long Bagun Subdistrict, Mahakam Ulu District. This research was carried out in the village of Ujoh Bilang, Long Bagun District, Mahakam Ulu District. The type of research used is a type of qualitative approach method that describes a problem in accordance with the problems in the study. Data collection is done by observation, interviews and documentation. Data analysis is done from recording the results obtained in the field, the clarifying and analyzing the data. Whereas the presentation of data used note taking techniques to clarify data. Based on the data analysis that has been done, the Hudoq traditional caremony contains elements of religios that can be classified 1) View of the universe, 2) Easily sacralize certain objects, 3) a magical attitude of life, 4) live with religiosity from the four points above, it can open the views of the Bahau Dayak community about the universe which can provide a view that in addition to the concrete word, there is also a non-concrete word. This becomes the basis for human beings to respect the environment. Hudoq bagi Suku Dayak Bahau dilakukan dengan tujuan mengundang roh-roh kebaikan dari apau lagaan (kahyangan) agar memberikan kesuburan pada tanaman sehingga mendapat hasil melimpah saat panen. Penelitian ini memiliki rumusan masalah bagaimana makna religiositas dalam mitos upacara adat Hudoq Dayak Bahau di Ujoh Bilang, Kecamatan Long Bagun, Kabupaten Mahakam Ulu. Tujuan penelitian untuk mendeskripsikan makna religiositas dalam mitos upacara adat Hudoq Dayak Bahau di Ujoh Bilang, Kecamatan Long Bagun, Kabupaten Mahakam Ulu. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Ujoh Bilang, Kecamatan Long Bagun, Kabupaten Mahakam Ulu. Jenis penelitian yang digunakan berupa jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan metode pendekatan deskriptif yang memaparkan suatu masalah sesuai dengan permasalahan yang ada pada penelitian. Pengambilan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dari mencatat hasil yang didapat di lapangan, kemudian mengklarifikasi dan menganalisis data. Sedangkan penyajian data menggunakan teknik catat untuk mengklarifikasi data. Berdasarkan analisis data yang sudah dilakukan maka upacara adat Hudoq mengandung unsur religiositas yang dapat digolongkan 1) pandangan tentang alam semesta, 2) mudah menyakralkan objek tertentu, 3) sikap hidup serba magis, 4) hidup penuh dengan upacara keagamaan. Adapun makna religiositas dari keempat poin di atas mampu membuka pandangan masyarakat Dayak Bahau mengenai alam semesta yang dapat memberikan pandangan bahwa selain dunia yang konkret, terdapat pula dunia yang tidak konkret. Hal ini menjadi salah satu dasar manusia tetap menghargai alam sekitarnya.
AN ANALYSIS OF INTRINSIC ELEMENTS IN MAMA FILM BY ANDRES MUSCHIETTI Indriani, Dinah; Sili, Surya; Ariani, Setya
Ilmu Budaya: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni dan Budaya Vol 3, No 1 (2019): Januari 2019
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (218.887 KB) | DOI: 10.5281/ilmubudaya.v3i1.1583

Abstract

ABSTRACT The aims of this research were to find out the intrinsic elements of Mama film and the influences of those intrinsic elements on formulating the theme of Mama film. This research used the intrinsic approach in order to find out the intrinsic elements of Mama film and Lombardi?s theory on identifying a literary work?s theme to find the influences of the intrinsic elements of Mama film on formulating its theme. This research used qualitative method as its research design and the structuralism approach as the tool in analyzing the data. The data of this research were taken from dialogues and narrations of Mama (2013) film script directed by Andres Muschietti. Mama film was a horror film that focusing its theme on mother?s love. As a result, this research showed the intrinsic elements of Mama film consisting of plot (exposition, rising action, climax, falling action, and resolution), characters (Annabel, Mama, Lucas, Victoria, Lily, Aunt Jane, Dr. Gerald, Jeffrey Desange, and Burnsie), setting (place: hospital, the court, Cabin Halvetia, Clifton Forge, Courtesy of the Institute, and Walls. Time: the year of 1987, Thursday, breakfast time, and night), and point of view which was taken from Victoria?s. Meanwhile, those intrinsic elements had their influences on formulating Mama film?s theme which was: anyone as long as they have the genuine heart, would be able to give the mother?s love. All of the intrinsic elements showed that mother?s love was the theme of this film, given by the three women characters: Annabel, Mama, and Aunt Jane towards Victoria and Lily. Keywords: intrinsic elements, plot, theme, character, setting, point of view ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik yang terdapat pada film Mama dan pengaruh yang diberikan oleh unsur-unsur tersebut dalam menciptakan tema difilm Mama. Penelitian ini menggunakan pendekatan intrinsik untuk megetahui unsur-unsur intrinsik dari film Mama dan teori Lombardi dalam mengidentifikasi suatu tema dari karya sastra untuk mencari pengaruh unsur-unsur intrinsik film Mama dalam membentuk temanya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif sebagai bentuk penelitiannya dan pendekatan struktural sebagai alat untuk menganalisis data dalam penelitian ini. Data yang dipakai dalam penelitian ini diambil dari dialog-dialog dan narasi-narasi skrip film Mama (2013) yang disutradarai oleh Andres Muschietti. Film Mama merupakan film bergenre horor yang temanya berfokus pada kasih ibu. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa unsur-unsur intrinsik yang terdapat pada film Mama terdiri dari alur (orientasi, konflik, klimaks, antiklimaks, dan resolusi), karakter (Annabel, Mama, Lucas, Victoria, Lily, Aunt Jane, Dr. Gerald, Jeffrey Desange, dan Burnsie), latar (tempat: rumah sakit, pengadilan, Kabin Halvetia, Clifton Forge, institut penelitian, dan dinding). Waktu: tahun 1987, hari Kamis, waktu sarapan, dan malam hari), dan sudut pandang yang diambil yaitu sudut pandang Victoria. Disisi lain, semua unsur intrinsik tersebut memiliki pengaruhnya masing-masing dalam penentuan tema film Mama yaitu siapapun itu, selama ia memiliki perasaan yang tulus, mampu untuk memberikan kasih ibu. Semua unsur intrinsik tersebut menunjukkan bahwa kasih ibu merupakan tema dari film Mama yang berasal dari ketiga karakter perempuan: Annabel, Mama, dan Aunt Jean terhadap Victoria dan Lily.  Kata Kunci: elemen-elemen intrinsik, alur, tema, karakter, latar, sudut pandang 
THE STEREOTYPICAL IMAGES OF INDIAN SOCIETY AS PORTRAYED IN THE BEST EXOTIC MARIGOLD HOTEL MOVIE Khasanah, Anisatun; Sili, Surya; Nasrullah, Nasrullah
Ilmu Budaya: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni dan Budaya Vol 3, No 3 (2019): Juli 2019
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (219.972 KB) | DOI: 10.5281/ilmubudaya.v3i2.1870

Abstract

Literary works and movie sometimes depict about stereotypes of certain race and ethnic. Author and director embed similar negative features to them; hence it becomes a justification that those races and ethnic truly have such negative features. It is like European people who often represent the Orient (Asian people) by negative features in their works. This study is purposed to examine the stereotypical images of Indian society and how they are represented in The Best Exotic Marigold Hotel movie by using Orientalism and Bal?s focalization theories. The researcher used qualitative-descriptive method in reference to Mikos? movies analysis method. The result shows that there are 5 stereotypical images of Indian society in The Best Exotic Marigold Hotel movie. Those stereotypical images are barbaric, inauthentic, irrational, backward, and weak. All the stereotypical images are represented through British characters (character-bound focalization or internal focalization) which put Indian society as object of focalization. Karya-karya sastra dan film terkadang menggambarkan stereotip dari ras dan etnis tertentu. Penulis dan sutradara memberikan ciri-ciri negatif yang sama kepada mereka, sehingga hal itu menjadi sebuah pembenaran bahwa ras dan etnis tersebut benar-benar memiliki ciri-ciri negatif. Seperti halnnya orang Eropa yang sering merepresentasikan orang-orang Timur (Orang Asia) menggunakan ciri-ciri negatif di karya-karya mereka. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis gambaran stereotip dari masyarakat India dan bagaimana gambaran stereotip tersebut direpresentasikan di film The Best Exotic Marigold Hotel menggunakan teori Orientalism dan Fokalisasi Bal. Metode yang digunakan adalah qualitatif-deskriptif dengan referensi metode analisis film Mikos. Hasil penelitian menunujukkan ada 5 gambaran stereotip masyarakat India di film The Best Exotic Marigold Hotel. Gambaran stereotip tersebut adalah bar-bar, tidak dapat dipercaya, tidak rasional, terbelakang, dan lemah. Semua gambaran stereotip tersebut direpresentasikan melalui karakter-karakter orang Inggris (fokalisasi karakter atau fokalisasi internal) yang menempatkan masyarakat India sebagai objek fokalisasi.
PEMBENTUKAN HUMOR STAND UP COMEDY ONE-LINER INDRA FRIMAWAN (SUCI 5 KOMPAS TV): TINJAUAN STRUKTUR PRAGMATIK Putra, Pandu Pratama; Mulawarman, Widyatmike Gede; Purwanti, Purwanti
Ilmu Budaya: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni dan Budaya Vol 2, No 4 (2018): Oktober 2018
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (230.961 KB) | DOI: 10.5281/ilmubudaya.v2i4.1464

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pembentukan humor Stand Up Comedy One-liner yang dilakukan oleh Indra Frimawan, juara 3 dari kompetisi Stand Up Comedy Indonesia Season 5 (SUCI 5) Kompas TV. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui pola pembentukan humor sehingga mudah untuk dipelajari oleh orang awam yang memiliki latar belakang komedi yang minim. Tujuan tersebut didasarkan atas kesadaran bahwa tertawa merupakan sesuatu yang penting dalam kehidupan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pemaparan deksriptif. Sumber data penelitian ini adalah tuturan humor Indra Frimawan selama berada di kompetisi SUCI 5 Kompas TV. Penelitian ini berlangsung selama 1 Januari ? 30 April 2018. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode simak dengan teknik sadap, rekam, dan catat. Metode analisis data yang digunakan yaitu metode padan dengan teknik PUP pragmatis. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada dua jenis penyimpangan praanggapan yang digunakan untuk membangun joke, yaitu: penyimpangan praanggapan struktur dan umum. Ragam penyimpangan praanggapan struktur yang ditemukan di dalam pembentukan joke adalah satu kali penyimpangan pada satu tuturan joke, dua kali atau lebih penyimpangan pada satu tuturan joke, penggunaan properti, dan penggunaan act-out. Ragam penyimpangan praanggapan umum yang ditemukan di dalam pembentukan joke dibedakan melalui pengetahuan masyarakat yang disimpangkan mencakup tentang kebiasaan masyarakat, dunia artis, fenomena khusus, iklan, dan lagu. Kata kunci: stand up comedy, one-liner, SUCI 5, pragmatik  ABSTRACTThis research is conducted to know about humor establishment of Stand Up Comedy One-liner which performed by Indra Frimawan as the third champion from Stand Up Comedy Indonesia season 5 (SUCI 5) Kompas TV competition. This research is also conducted to find out pattern of humor establishment to give the knowledge for the people which have low knowledge background about comedy. Those purposes mean that people must realize that laugh is important thing in our life. The research method which is used in this research is qualitative descriptive. The data source of this research is Indra Frimawan?s perform when he was in the competition at SUCI 5 Kompas TV. This research started from 1 January ? 30 April 2018. Data collection method which used in this research are watch, record and taking note.  Data analysis method is equivalent method with PUP pragmatic technique. The result of this research shows that deviance presupposition that is used to establish joke there are two types of, they are structure deviance presupposition and the common one.  Types of structure deviance presupposition that found to make joke is once deviance on an utterances of joke, twice or more deviance on an utterances in joke, using properties and act-out. Types of deviance presupposition in commonly that found in make joke is divided throughout people?s knowledge which have deviance about people?s habit, entertainment, special phenomenon, advertisement, and music. Keywords:  stand up comedy, one-liner, SUCI 5, pragmatic
THE MOTIVATION OF STEFAN CHARACTER IN MALEFICENT FILM (2014) Natalia, Desi; Arifin, M. Bahri; Valiantien, Nita Maya
Ilmu Budaya: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni dan Budaya Vol 3, No 3 (2019): Juli 2019
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (173.472 KB) | DOI: 10.5281/ilmubudaya.v3i3.2043

Abstract

The purposes of this research were to identify the five levels of human needs that appear on Stefan and to find the types of motivation which is used by Stefan to become a king in Maleficent film (2014). The design of this research was a qualitative research. The data of this research were the dialogue, duration, action, word, and picture based on the film. This research has two data sources which is the Maleficent film (2014), and the script of film itself. The data of this research was analyzed by using Abraham H. Maslow?s Hierarchy of human needs theory and the data categorized as Stefan?s Motivation to become a king was analyzed by using Christopher R. Reaske?s Motivation theory. The result of this showed the five of levels of need, they are physiological need, safety needs, love needs, esteem needs, and self-actualization that appear on Stefan, and three types of motivation that he used to become a king, they are hoping for reward, revenge, and love. Tujuan dari penilitian ini adalah untuk mengidentifikasi lima tingkat kebutuhan manusia yang muncul pada Stefan dan untuk mengetahui tipe-tipe dari motivasi yang Stefan gunakan untuk menjadi raja dalam film Maleficent (2014). Bentuk penelitian ini termasuk dalam penelitian kualitatif. Data dalam penelitian ini adalah percakapan, durasi, tindakan, kata dan gambar berdasarkan film. Penelitian ini mempunyai dua sumber data, yaitu, film Maleficent (2014) dan naskah film tersebut. Data penelitian dianalisis dengan menggunakan teori hirarki kebutuhan manusia oleh Abraham H. Maslow dan data yang dikategorikan sebagai motivasi Stefan menjadi raja dianalisis dengan menggunakan teori motivasi oleh Christopher R. Reaske. Hasil penelitian ini menunjukkan lima tingkat kebutuhan, yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan keselamatan, kebutuhan cinta, kebutuhan penghargaan, dan aktualisasi diri yang muncul pada Stefan, dan tiga tipe motivasi yang ia gunakan untuk menjadi raja, yaitu berharap imbalan, balas dendam, dan cinta.
AN ANALYSIS OF MORAL DEVELOPMENT OF NIM ROUSE'S CHARACTER IN NIM'S ISLAND FILM Silalahi, Selvy Risma Asmianty; Kuncara, Singgih Daru; Wati, Erna
Ilmu Budaya: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni dan Budaya Vol 2, No 3 (2018): Edisi Juli 2018
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (173.803 KB) | DOI: 10.5281/ilmubudaya.v2i3.1153

Abstract

ABSTRACTChildren?s literature is considered as one of the most prominent doorways for children to experience and expose the real world. Its influence on the child?s development and shaping of ideologies has been brought to the attention of many intellectuals and educationalists. Therefore, the researcher analyzed a main character?s moral development in this study. Moral development is important in children?s literature, where stories do not only focus on bizarre events, but, also on the individual personalities. The researcher analyzed the main character in the Nim?s island film, because the main character, Nim Rouse, was the only child who lived in an isolated island. The researcher used three different theories: the character identification by Jacob, moral development by Kohlberg, and cognitive theory by Piaget to analyze Nim Rouse character. These three theories helped the researcher in analyzing Nim Rouse?s moral and character development. This study showed that of all the six stages in Kohlberg?s moral development, Nim Rouse character only got through the first to the third stage due to the condition of the fourth to the sixth stage that only for the children who are having the social interaction with the outside world, which for Nim Rouse, she lived in an isolated island. Even so, the researcher saw that Nim Rouse character having well moral growth and development. She was able to develop emotions such as love, attention, and compassion for others.Keywords: Children?s Literature, Character Identification, Moral Development, Cognitive, Character Development  ABSTRAKSastra anak merupakan salah satu media yang paling penting dan populer bagi anak-anak dalam mengalami dan menjelajahi dunia nyata. Pengaruh sastra anak itu sendiri dalam perkembangan anak dan pembentukan ideologi mereka telah diteliti sekian lama oleh para intelektual dan pendidik. Oleh karenanya, penulis menganalisa perkembangan moral dari seorang karakter utama dalam studi ini. Mengingat perkembangan moral sangatlah penting dalam sastra anak, dimana cerita-ceritanya tidak hanya berfokus pada peristiwa-peristiwa menakjubkan tetapi juga pada sikap-sikap para individunya. Penulis menganalisa karakter utama difilm Nim?s Island bernama Nim Rouse, seorang anak yang tinggal di pulau terpencil. Penulis menggunakan teori identifikasi karakter Jacob, teori perkembangan moral Kohlberg, dan kognitif teori dari Piaget untuk menganalisa karakter Nim Rouse. Ketiga teori ini membantu penulis dalam menganalisa perkembangan moral Nim Rouse dan perkembangan karakter Nim Rouse itu sendiri. Studi ini menunjukkan bahwa dari keenam tingkatan perkembangan moral Kohlberg, karakter Nim Rouse hanya mengalami perkembangan moral dari tingkatan 1 sampai 3, dikarenakan tingkatan 4 sampai 6 hanya bisa dilewati bagi anak-anak yang mengalami interaksi sosial dengan dunia luar, sedangkan pada kasus Nim Rouse, ia hidup di pulau terpencil. Meskipun begitu, penulis melihat bahwa Nim Rouse mengalami pertumbuhan dan perkembangan moral yang baik. Ia mampu mengembangkan emosi-emosi seperti kasih sayang, perhatian, dan simpati terhadap orang lain. Kata Kunci: Sastra Anak, Identifikasi Karakter, Perkembangan Moral, Kognitif, Perkembangan Karakter
MEANINGS INTERPRETATION IN THE 2010 DOO-WOPS & HOOLIGANS BRUNO MARS’ SONG ALBUM Rahmadhani, Fachreza; Natsir, M.; Valiantien, Nita Maya
Ilmu Budaya: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni dan Budaya Vol 3, No 2 (2019): April 2019
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/ilmubudaya.v3i2.1514

Abstract

Songs could have impacts on the community. When Bruno Mars launched his first album the "Doo-Wops & Hooligans" in 2010, it became famous. It was, therefore, the intention of this piece of writing to find out about his fame from his song lyrics in an album. Compared to most Americans who tend to prefer jazz music to pop, Bruno Mars? style is a mixture of hip-hop and reggae. This study focused on the Bruno Mars? song lyrics that had been written on the album "Doo-Wops & Hooligans". Findings of the study revealed that most of the song lyrics were dominated by hyperbole indicating that the writer used a lot of exaggeration in his lyrics. Conclusions revealed that most of song lyrics describe a man-to-woman romantic relationship. Lagu-lagu bisa berdampak pada komunitas. Ketika Bruno Mars meluncurkan album pertamanya "Doo-Wops & Hooligans" pada 2010, itu menjadi terkenal. Karena itu, maksud dari tulisan ini adalah untuk mencari tahu tentang ketenarannya dari lirik lagunya di sebuah album. Dibandingkan dengan kebanyakan orang Amerika yang cenderung lebih suka musik pop daripada pop, gaya Bruno Mars adalah campuran antara hip-hop dan reggae. Penelitian ini berfokus pada lirik lagu Bruno Mars yang telah ditulis di album "Doo-Wops & Hooligans". Temuan dari penelitian ini mengungkapkan bahwa sebagian besar lirik lagu didominasi oleh hiperbola yang menunjukkan bahwa penulis menggunakan banyak berlebihan dalam liriknya. Kesimpulan mengungkapkan bahwa sebagian besar lirik lagu menggambarkan hubungan romantis pria-wanita.
PETER’S PSYCHOSOCIAL DEVELOPMENT IN PRODIGAL SON NOVEL BY DANIELLE STEEL Madarita, Madarita; Natsir, M.; Asanti, Chris
Ilmu Budaya: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni dan Budaya Vol 3, No 4 (2019): Oktober 2019
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (197.503 KB) | DOI: 10.5281/ilmubudaya.v3i4.2504

Abstract

The purpose of this research is to find out Peter?s Psychosocial Development stages in the novel Prodigal Son by Danielle Steele. The design of this research is qualitative. The data were taken from the novel itself. After the data were collected, then they were interpreted by using Erikson?s theory. Further, after being analyzed there were three stages of psychosocial development that appeared in Peter, they were, school age, young adulthood, and middle adult as the result of this research. Thus, the researcher concluded that Peter?s psychological development cannot be interpreted as a single entity, yet it is understanding as multiple psychological developments.    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tahapan-tahapan Perkembangan Psikososial Peter dalam novel Prodigal Son karya Danielle Steele. Desain penelitian ini adalah kualitatif. Data diambil dari novel itu sendiri. Setelah data dikumpulkan, kemudian ditafsirkan dengan menggunakan teori Erikson. Selanjutnya, setelah dianalisis ada tiga tahap perkembangan psikososial yang muncul di Peter, yaitu, usia sekolah, dewasa muda, dan dewasa menengah sebagai hasil dari penelitian ini. Dengan demikian, peneliti menyimpulkan bahwa perkembangan psikologis Peter tidak dapat diartikan sebagai entitas tunggal, namun dipahami sebagai perkembangan psikologis ganda.  
GREG GAINE’S ADOLESCENCE IN ME AND EARL AND THE DYING GIRL NOVEL BY JESSE ANDREWS Rubianti, Rubianti; Natsir, M.; Valiantien, Nita Maya
Ilmu Budaya: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni dan Budaya Vol 3, No 1 (2019): Januari 2019
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (195.7 KB) | DOI: 10.5281/ilmubudaya.v3i1.1713

Abstract

ABSTRACT The purposes of this study were to find out the form of Greg Gaine?s self-identity and the struggles that he faced during the self-identity finding process of adolescence. Erikson?s psychosocial development theory in the fifth stage about identity versus identity confusion was used to find out Greg Gaine?s self-identity and his struggles. This study used qualitative method during the process of data analysis regarding the matter that this study used words as its data taken from Me and Earl and The Dying Girl novel by Jesse Andrews. As the result, Greg Gaine?s self-identity was as a filmmaker. Greg experienced the identity confusion phase which caused him to keep refusing his identity as a filmmaker due to his childhood unpleasant experience, yet because of his massive failure to make a proper film for his friend, Rachel, it brought him to be able to develop the two virtues: fidelity and devotion. After Greg was able to develop the two virtues, he was certain to admit and devoted a filmmaker as his self-identity. During his adolescence period, Greg faced two struggles of finding his self-identity, the struggles towards his close friends, Earl Jackson and Rachel Kushner. His relationship with Earl and Rachel turned out as his struggles in finding out his self-identity as a filmmaker was because their existence (Earl and Rachel) determined the most influence on Greg?s decision in admitting his self-identity as a filmmaker and helped him in getting through the adolescence period. Keywords: adolescence, psychosocial development, self-identity, identity confusion, fidelity  ABSTRAK Studi ini bertujuan untuk menemukan bentuk identitas diri karakter Greg Gaine dan rintangan-rintangannya selama proses menemukan identitas diri tersebut dimasa remaja. Teori perkembangan psikososial milik Erikson terutama pada tahap kelima mengenai identitas dan keraguan identitas dipakai dalam menemukan bentuk identitas diri karakter Greg Gaine beserta rintangan-rintangannya. Studi ini menggunakan metode kualitatif selama proses analisis data mengingat data yang dipakai oleh studi ini sendiri merupakan kata-kata dari novel Me and Earl and The Dying Girl karangan Jesse Andrews. Hasil dari studi ini menunjukkan identitas diri karakter Greg Gaine yaitu sebagai seorang pembuat film. Greg mengalamai fase keraguan identitas yang membuatnya selalu menolak identitasnya sebagai pembuat film. Hal ini berhubungan dengan pengalaman pahitnya saat masa kanak-kanak. Akan tetapi, Greg berhasil menumbuhkan perasaan untuk mengakui dan mewujudkan identitas dirinya sebagai pembuat film setelah kegagalannya dalam membuatkan film yang ?pantas? bagi teman dekatnya, Rachel. Setelah Greg memiliki kedua perasaan tersebut (mengakui dan mewujudkan identitas dirinya), ia pun tak ragu untuk benar-benar serius mewujudkan identitas dirinya sebagai pembuat film. Selama masa remajanya, Greg harus berhadapan dengan dua rintangan untuk menemukan identitas dirinya, kedua rintangan tersebut berasal dari dua orang teman terdekatnya, yaitu Earl Jackson dan Rachel Kushner. Hubungannya dengan Earl dan Rachel lah yang menjadi rintangan dalam pencarian identitas dirinya sebagai seorang pembuat film. Hal ini dikarenakan keberadaan mereka (Earl dan Rachel) memiliki pengaruh yang paling besar dalam menentukan keputusan Greg saat mengakui identitas dirinya sebagai pembuat film sekaligus membantu melewati masa remajanya.  Kata kunci: masa remaja, perkembangan psikososial, identitas diri, keraguan identitas, kebenaran
THE INEQUALITY ISSUES OF MALE SUPREMACY TOWARDS ROSE CHARACTER IN TITANIC MOVIE Saidatunnisa, Novia Eka; Sili, Surya; Nasrullah, Nasrullah
Ilmu Budaya: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni dan Budaya Vol 3, No 4 (2019): Oktober 2019
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (214.421 KB) | DOI: 10.5281/ilmubudaya.v3i4.2364

Abstract

This study discussed  about the inequality issues experienced by a woman character in Titanic movie, Rose character who lived in a male supremacy society. This study used Beauvoir?s feminist criticism on the ideas of male supremacy and independent woman to find out the types of inequality issues experienced by Rose character and her efforts in overcoming those inequalities. This study also used Mahon?s supporting explanation on Beauvoir?s two ideas to get a thorough understanding of the theory itself. This study was a qualitative research with content analysis as its approach. Words (narrations and dialogues) related to the objectives in this study were taken from Titanic movie script. This study found that Rose character experienced two types of inequality issues and chose to be an independent woman to overcome the two inequalities she experienced in Titanic movie. The two inequalities experienced by Rose character were the burden of marriage and set up expectations. However, these two inequalities were successfully overcome by Rose character when she chose to be an independent woman through two stages: defensive and aggressive. Thus, the conclusions of this study viewed Rose character, regardless coming from the royal class in society, was inevitable to experience the inequality issues due to the fact that her society was a male supremacy one and the way to get one self freed from the inequalities was by becoming an independent woman. Penelitian ini membahas soal isu-isu ketidaksetaraan yang dialami oleh karakter perempuan dalam film Titanic yaitu Rose sebagai seorang yang tinggal dalam lingkungan masyarakat yang berorientasi pada supremasi laki-laki. Penelitian ini menggunakan kritik feminis Beauvoir mengenai supremasi laki-laki dan perempuan mandiri untuk mengetahui tipe-tipe isu ketidaksetaraan yang dialami oleh karakter Rose dan usaha-usaha yang ia lakukan dalam menghadapi bentuk-bentuk ketidaksetaraan tersebut. Penelitian ini juga menggunakan penjelasan tambahan dari Mahon mengenai pemahaman supremasi laki-laki dan perempuan mandiri yang dikemukakan oleh Beauvoir. Penelitian ini berbentuk penelitian kualitatif dengan menggunakan analisa konten sebagai pendekatannya. Kata-kata (dalam bentuk narasi dan dialog) yang berhubungan dengan kedua objektif dalam penelitian ini merupakan data yang dipakai dan diambil dari skrip film Titanic. Penelitian ini menemukan bahwa karakter Rose mengalami dua tipe isu ketidaksetaraan dan memutuskan untuk menjadi seorang perempuan mandiri dalam menghadapi kedua tipe ketidaksetaraan tersebut difilm Titanic. Kedua tipe ketidaksetaraan yang dialami oleh karakter Rose yaitu kewajiban menikah dan ekspektasi-ekspektasi terhadap seorang perempuan dalam masyarakat. Namun, kedua tipe ketidaksetaraan ini dapat dihadapi dengan baik oleh karakter Rose saat ia memutuskan untuk menjadi seorang perempuan mandiri setelah melalui dua tahapan: defensif dan agresif. Penelitian ini menyimpulkan bahwa karakter Rose, terlepas dari fakta bahwa ia berasal dari golongan kelas atas, tetap tidak bisa terhindar dari isu-isu ketidaksetaraan yang menimpa kaum perempuan dikarenakan sistem supremasi laki-laki yang digunakan dalam masyarakat yang Rose tinggali dan cara untuk terlepas dari isu-isu ketidaksetaraan tersebut yaitu dengan menjadi perempuan mandiri.

Page 8 of 55 | Total Record : 547