cover
Contact Name
Alfian Rokhmansyah
Contact Email
jurnalilmubudaya.fibunmul@gmail.com
Phone
+6285385388335
Journal Mail Official
jurnalilmubudaya.fibunmul@gmail.com
Editorial Address
Jl. Ki Hajar Dewantara, Gunung Kelua, Kec. Samarinda Ulu, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia 75123
Location
Kota samarinda,
Kalimantan timur
INDONESIA
Ilmu Budaya: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni, dan Budaya
Published by Universitas Mulawarman
ISSN : 25497715     EISSN : 25497715     DOI : -
Jurnal Ilmu Budaya (Jurnal Bahasa, Sastra, Seni, dan Budaya) merupakan jurnal yang dikelola oleh Fakultas Ilmu Budaya sebagai media publikasi ilmiah hasil penelitian dalam bidang bahasa, sastra, seni, dan budaya, termasuk pengajarannya. Terbit sebanyak empat kali setahun, yaitu pada bulan Januari, April, Juli, dan Oktober, dan diterbitkan hanya dalam format elektronik.
Arjuna Subject : -
Articles 547 Documents
MASCULINITY TRAITS OF MAUD WATTS AS A FEMALE CHARACTER IN THE SUFFRAGETTE FILM Rastina Rastina; Surya Sili; Nasrullah Nasrullah
Ilmu Budaya: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni dan Budaya Vol 3, No 3 (2019): Juli 2019
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (183.88 KB) | DOI: 10.30872/jbssb.v3i3.2003

Abstract

This study is aimed to reveal how a female character is depicted in the film and to prove that a female character also adopted masculinity traits. The theory of characterization by Boggs and Petrie is used to reveal the depiction of Maud’s character, while to prove that Maud Watts adopted masculinity traits, the writer used the theory of Bem Sex Role Inventory by Sandra L. Bem. This study is conducted as a qualitative content analysis, which adopts the technique of coding categories. The findings of this study reveal that as a female character, Maud Watts is not only adopted femininity traits but also masculinity traits. Maud’s character is depicted through the five tools of characterization according to Boggs and Petrie. Through her appearances, she is masculine and likeable. Through the dialogues, she is independent, confident, ambitious, assertive, competitive, sympathetic and loyal. Through her external action, Maud is ambitious, sympathetic, aggressive and loyal. Through her internal actions, she is sensitive and independent. Next, through reactions of other characters, she is smart, aggressive and ambitious. Those findings prove that as a female character, Maud also adopted masculinity traits. Kajian ini bertujuan untuk mengungkapkan bagaimana karakter perempuan digambarkan dalam film dan untuk membuktikan bahwa karakter perempuan juga mengadopsi sifat maskulinitas. Teori karakterisasi dari Boggs dan Petrie digunakan untuk mengungkap penggambaran karakter Maud, sementara untuk membuktikan bahwa Maud Watts mengadopsi sifat maskulinitas, penulis menggunakan teori Bem Sex Role Inventory dari Sandra L. Bem. Kajian ini dilakukan sebagai analisis isi kualitatif, yang mengadopsi teknik pengkodean kategori. Temuan kajian ini mengungkapkan bahwa sebagai karakter wanita, Maud tidak hanya mengadopsi sifat feminitas tetapi juga sifat maskulinitas. Karakter Maud digambarkan melalui lima alat karakterisasi menurut teori dari Boggs dan Petrie. Melalui penampilannya, Maud diketahui memiliki sifat maskulin dan menyenangkan. Melalui dialog, Maud mandiri, percaya diri, ambisius, tegas, kompetitif, simpatik, dan loyal. Melalui tindakan luarnya, Maud ambisius, simpatik, agresif, dan loyal. Melalui tindakan internalnya, dia sensitif dan mandiri. Selanjutnya, melalui reaksi dari karakter lain, Maud diketahui sebagai orang yang pintar, agresif dan ambisius. Temuan itu membuktikan bahwa sebagai karakter wanita, Maud juga mengadopsi sifat-sifat maskulinitas. 
CHARACTER DEVELOPMENT OF AGATHA PRENDERGHAST IN CODY KIMMEL’s PARANORMAN NOVEL Anisah Nur Hasanah; Muhammad Natsir; Setya Ariani
Ilmu Budaya: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni dan Budaya Vol 2, No 3 (2018): Edisi Juli 2018
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jbssb.v2i3.1156

Abstract

ABSTRACT Character development is change or growth process of personality of character that represents particular attributes. In this research, the researcher focused on characteristics and character development of a female antagonist, Agatha Prenderghast, in ParaNorman Novel by Elizabeth Cody Kimmel. This research used qualitative content analysis as the research design. This research also used two theories, they are Kenan’s Characterization Theory and Chatman’s Structuralism Theory. The result of the research showed five characteristics of Agatha character, they were violent, strange, hot-tempered, innocent and loving. The researcher also found influence of intrinsic elements on Agatha’s character development. First, plot showed her character development process that explains her condition from the beginning until the ending event. Second, setting showed her background where the places have the relation toward Agatha’s character development. Third, point of view showed her character development through two perspectives of two characeters which give bad and good impact toward her character development. Keywords: Character, character development, structuralism, intrinsic elements.  ABSTRAK Perkembangan karakter adalah proses perubahan dari kepribadian dari karakter itu sendiri yang menunjukkan sifat khusus. Dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan pada karakteristik dan proses perkembangan dari karakter wanita Agatha Prenderghast dalam ParaNorman novel. Penelitian ini menggunakan konten analisis kualitatif yang mana menggunakan dua teori, yaitu teori karakterisasi dari Kenan dan teori struktural dari Chatman. Dalam penelitian, penulis menemukan 5 karateristik dari Agatha, yaitu bengis, aneh, pemarah, lugu dan penyayang, yang mana ditemukan melalui 4 indikator dari teori Karakterisasi Kenan. Penulis juga menemukan tiga intrinsik element yang mempengaruhi perkembangan karakter Agatha. Pertama, alur menunjukkan proses perkembangan karakter yang menjelaskan kondisi Agatha dari peristiwa awal hingga akhir. Kedua,  latar menunjukkan latar belakang Agatha dimana tempat-tempat tersebut mempunyai hubungan terhadap perubahan karakter Agatha. Ketiga, sudut pandang menunjukkan perkembangan karakter Agatha melalui dua perspektif dari dua karakter yang mana memberi pengaruh baik dan buruk terhadap perkembangan karakater Agatha.  Kata kunci: karakter, perubahan karakter, struktural, unsur intrinsik
MAJAS DAN CITRAAN DALAM LIRIK LAGU FILM KARTUN ANAK ERA 90-AN VERSI INDONESIA: KAJIAN STILISTIKA Herwin Satria Hermawan; M. Rusydi Ahmad; Purwanti Purwanti
Ilmu Budaya: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni dan Budaya Vol 3, No 2 (2019): April 2019
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (190.128 KB) | DOI: 10.30872/jbssb.v3i2.1789

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan majas, citraan, dan makna dalam lirik lagu film kartun anak era 90-an versi Indonesia. Pendekatan penelitian yang digunakan yaitu pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif dan termasuk dalam jenis penelitian kepustakaan. Metode pengumpulan data yang digunakan, yaitu metode simak, dengan teknik simak bebas libat cakap dan catat. Metode analisis data yang digunakan yaitu metode agih dengan teknik bagi unsur langsung. Hasil penelitian ini pertama, lirik lagu film kartun anak era 90-an versi Indonesia memanfaatkan beragam majas, yakni majas penegasan yang berjenis aferesis, repetisi (anadiplosis, anafora, epizeuksis), majas perbandingan yang berjenis antonomasia, hiperbola, metafora, personifikasi, dan majas pertentangan berjenis oksimoron. Kedua, lirik lagu film kartun anak era 90-an versi Indonesia terdapat enam jenis citraan, yaitu citraan penglihatan, citraan pendengaran, citraan gerakan, citraan rabaan, citraan penciuman, dan citraan intelektual. Ketiga, makna yang terkandung dalam lirik lagu film kartun anak era 90-an versi Indonesia terdiri dari makna keinginan, makna berusaha, makna semangat, dan makna religius. This study aimed to describe the figure of speech, imagery, and meaning in the song lyrics cartoon children '90s version of Indonesia. The research approach used is qualitative approach with the descriptive method and included in the type of library research. The data collection method used is the referral method, using the skillful and note-free listening technique. The data analysis method used is the "agih" method with the technique for direct elements. The first results of this study, the song lyrics cartoon children '90s version of Indonesia using a variety of figure of speech, namely the affirmation of the type of apheresis, repetition (anadiplosis, anaphora, epizeuxis), comparison types that are antonomasia, hyperbole, metaphor, personification, and advanced the type of oxymoron contradiction. Secondly, the song lyrics cartoon children '90s version of Indonesia there are six types of imagery, namely visual imagery, auditory imagery, kinesthetic imagery, tactile thermal imagery, olfactory imagery, intellectual imagery. Third, the meaning contained in the song lyrics cartoon children '90s version of Indonesia consists of the meaning of desire, the meaning of effort, the meaning of spirit, and the meaning of religious.
ANALISIS NOVEL IBUKU TIDAK GILA KARYA ANGGIE D. WIDOWATI: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Dentia Hady Pratama; Mursalim Mursalim; Irma Surayya Hanum
Ilmu Budaya: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni dan Budaya Vol 3, No 4 (2019): Oktober 2019
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (172.398 KB) | DOI: 10.30872/jbssb.v3i4.2472

Abstract

This research is a qualitative descriptive study with a sociological literature study design. This study uses an objective approach. The data source in the study is the novel Ibuku Tidak Gila by Anggie D. Widowati. The data collection technique used is the technique of reading, understanding, and taking notes. Data analysis techniques use qualitative analysis consisting of identification, and interpretation. This study aims to describe the facts of social stories and facts in this study as well as analyze the aspects that occur in the novel, which in general this also occurs in the lives of the general public. In this scope, it will analyze with a sociological approach which aims to describe the contents of this novel. Based on the results of the analysis it can be concluded several things. The first fact of the story in the novel Ibuku Tidak Gila by Anggie D. Widowati consists of plot, character, setting, and theme. The flow in this novel is a forward and backward flow. The characters in this novel have good character and help. The character in this novel also has a main character and additional characters. Overall this story is based on the island of Java, namely Sragen, Jogjakarta, and Solo. In this novel there are problems that often occur in the community. The problem presented by the author is family conflict. This novel tells of a young man who experienced a dilemma in his family or love story. In the family problem, the biological mother has a mental disorder that must be treated in a mental hospital. Likewise, with the romance problems faced. Especially about the cause of his mother's madness, which his father had covered up for a long time. Which is where forcing the main character, Dewa, to find out and the reason why his biological mother has a mental disorder. Is the madness of his biological mother caused by his father who remarried or was there another problem with the cause of his mother's madness. The results of this study indicate that the balances related to the aspects of literary sociology in the novel Ibuku tidak Gila are as follows: (1) Facts of the Story, (2) Social Facts, and (3) Family Social Conditions Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan rancangan kajian sosiologi sastra. Penelitian ini menggunakan pendekatan objektif. Sumber data dalam penelitian adalah novel Ibuku Tidak Gila karya Anggie D. Widowati. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik baca, memahami, dan mencatat. Teknik analisis data menggunakan analisis kualitatif yang terdiri dari identfikasi, dan interpretasi. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan fakta cerita dan fakta sosial dalam penelitian ini juga menganalisa aspek-aspek terjadi dalam novel, yang pada umumnya hal ini juga terjadi pada kehidupan masyarakat umum. Dalam lingkup ini akan menganalisa dengan pendekatan sosiologi yang bertujuan untuk mendeskrpsikan isi novel ini. Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan beberapa hal. Pertama fakta cerita dalam novel Ibuku Tidak Gila karya Anggie D. Widowati terdiri dari alur, karakter, latar, dan tema. Alur dalam novel ini adalah alur maju dan mundur. Karakter dalam novel ini memiliki karakter baik dan penolong. Tokoh dalam novel ini juga memiliki tokoh utama dan tokoh tambahan. Secara keseluruhan cerita ini berlatarkan daerah pulau Jawa, yaitu Sragen, Jogjakarta, dan Solo. Dalam novel ini terdapat problematika yang sering terjadi di lingkungan masyarakat. Problematia yang disajikan pengarang adalah konflik keluarga. Novel ini mengkisahkan seorang pemuda yang mengalami dilema dalam keluarganya ataupun kisah asmaranya. Dalam masalah keluarga ibu kandungnya mengalami gangguan jiwa yang harus di rawat di rumah sakit jiwa. Begitu juga dengan masalah asmara yang di hadapinya. Terlebih tentang penyebab kegilaan ibunya telah ditutup-tutupi oleh ayahnya sejak lama. Yang di mana memaksa tokoh utama yaitu Dewa mencari tahu dan penyebab mengapa ibu kandungnya mengalami gangguan jiwa. Apakah kegilaan ibu kandungnya di sebabkan oleh ayahnya yang menikah lagi ataukah ada masalah lain dari penyebab kegilaan ibunya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bal-hal yang berkaitan dengan aspek-aspek sosiologi sastra dalam novel Ibuku Tidak Gila adalah sebagai berikut: (1) fakta cerita, (2) fakta sosial, dan (3) keadaan sosial keluarga.
A SEMIOTIC ANALYSIS FOUND ON THE CIGARETTE PRODUCTS Malikatin Wahyu Prasojowati; M. Natsir; Setya Ariani
Ilmu Budaya: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni dan Budaya Vol 3, No 1 (2019): Januari 2019
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (261.194 KB) | DOI: 10.30872/jbssb.v3i1.1245

Abstract

ABSTRACT In this study, the writer did a semiotic analysis towards the visual images of cigarette product. To support this thesis the writer used some expert theories like Bouzida (2004), Mayr (2013) etc. the writer used the Qualitative method with content analysis approach because this study need deeper analysis of the content where in this study was the Semiotic signs. The results of these studies gathered by the writer show that the messages or the semiotic signs found on cigarette product was conveyed successfully by the active smoker or the viewer, where the active smoker means a person who have been actively smoke since specific long time, here in this study, the writer put standard for the active smoker have to at least actively smoke minimally two years until at the present this research conducted. semiotic signs on the visual images of cigarette products can be interpreted well by the addressee and understand well too. Those pictures already start to make them insecure towards the effect of smoking, but not strong enough to force them to stop smoking. The reason why the intention of display those visual images on the cigarette products can be concluded because the images not intimidating enough for the smoker so that they don’t feel any urgency to stop smoking immediately after saw the pictures. even though the Active smoker choose to keep on smoking because they have been addicted to the cigarette. The main point of this discussion is the visual images are according to the experts stated as the semiotic signs have been successfully brought the messages to the person who saw it and understandable enough to interpreted by the addressee. The writer also recommended to the next writer who will conduct the similar study to pay more attention towards the element of semiotic signs especially the visual images. Keywords: cigarette product, visual images, active smoker, semiotic analysis  ABSTRAK Dalam penelitian ini, penulis melakukan analisis semiotik terhadap citra visual produk rokok. Untuk mendukung tesis ini penulis menggunakan beberapa teori ahli seperti Bouzida (2004), Mayr (2013) dll. Penulis menggunakan metode Kualitatif dengan pendekatan analisis isi karena penelitian ini memerlukan analisis yang lebih mendalam dari konten dimana dalam penelitian ini adalah tanda-tanda semiotik. Hasil penelitian yang dikumpulkan oleh penulis menunjukkan bahwa pesan atau tanda semiotik yang ditemukan pada produk rokok berhasil disampaikan oleh perokok aktif atau penampil, dimana perokok aktif berarti seseorang yang telah aktif merokok sejak waktu yang lama, disini Dalam penelitian ini, penulis meletakkan standar untuk perokok aktif harus setidaknya secara aktif merokok minimal dua tahun hingga saat ini penelitian ini dilakukan. Tanda-tanda semiotik pada gambar-gambar visual dari produk rokok dapat ditafsirkan dengan baik oleh orang yang dituju dan juga dimengerti dengan baik. Foto-foto itu sudah mulai membuat mereka tidak aman terhadap efek merokok, tetapi tidak cukup kuat untuk memaksa mereka berhenti merokok. Alasan mengapa niat menampilkan gambar-gambar visual pada produk rokok dapat disimpulkan karena gambar tidak cukup mengintimidasi bagi perokok sehingga mereka tidak merasakan urgensi untuk berhenti merokok segera setelah melihat gambar. Meskipun perokok aktif memilih untuk tetap merokok karena mereka sudah kecanduan rokok. Titik utama dari diskusi ini adalah gambar visual yang menurut para ahli dinyatakan sebagai tanda semiotik telah berhasil membawa pesan kepada orang yang melihatnya dan cukup dimengerti untuk ditafsirkan oleh penerima. Penulis juga merekomendasikan kepada penulis selanjutnya yang akan melakukan penelitian serupa untuk lebih memperhatikan elemen tanda semiotik terutama gambar visual. Kata kunci: produk rokok, gambar visual, perokok aktif, analisis semiotik
THE MASCULINITY AND FEMININITY TRAITS OF FEMALE CHARACTER IN ROTH’S INSURGENT NOVEL Siti Fatimah; Surya Sili; Chris Asanti
Ilmu Budaya: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni dan Budaya Vol 3, No 4 (2019): Oktober 2019
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (184.973 KB) | DOI: 10.30872/jbssb.v3i4.2295

Abstract

Woman and man are often seen as two individuals with different characteristics. Women are labeled with feminine characteristics and men are labeled with masculine characteristics. Women often considered have lower status than men by not having the characteristics of men. However, the existence of masculinity traits in a female character is still possible to happen considering masculinity and femininity are concept created by society. By this research, the researcher aimed to analyze the masculinity and femininity traits of female character in Roth’s Insurgent Novel. This research has two purposes. The first is to analyze the masculine traits of Beatrice Prior, and the second is to analyze the feminine traits of Beatrice Prior. The researcher applied Sandra L Bem theory to answer the research questions. This research is under qualitative paradigm. Content analysis was applied in this research. The findings of this research showed that Beatrice Prior has eighteen masculine traits and five feminine traits. By the result of this research, it can be concluded that female individual can have more masculine traits or vise versa which then gives more understanding to the researcher. In addition, this research strengthens the idea that novel can be used as a tool to raise the awareness of the readers about th phenomena that happen in the society. Wanita dan pria seringkali dipandang sebagai dua individu dengan karakteristik berbeda. Wanita dilabeli dengan karakteristik feminin dan pria dilabeli dengan karakteristik maskulin. Wanita sering dianggap memiliki status lebih rendah daripada pria dengan tidak memiliki karakteristik pria. Namun, keberadaan ciri-ciri maskulinitas dalam karakter perempuan masih mungkin terjadi mengingat maskulinitas dan feminitas adalah konsep yang diciptakan oleh masyarakat. Dengan penelitian ini, peneliti bertujuan untuk menganalisis sifat-sifat maskulinitas dan femininitas karakter perempuan dalam Roth's Insurgent Novel. Penelitian ini memiliki dua tujuan. Yang pertama adalah untuk menganalisis sifat-sifat maskulin dari Beatrice Prior, dan yang kedua adalah untuk menganalisis sifat-sifat feminin dari Beatrice Prior. Peneliti menerapkan teori Sandra L Bem untuk menjawab pertanyaan penelitian. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian ini berkaitan dengan teknik analisis konten. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa Beatrice Prior memiliki delapan belas ciri maskulin dan lima ciri feminin. Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa individu perempuan dapat memiliki lebih banyak sifat maskulin atau sebaliknya yang kemudian memberikan lebih banyak pemahaman kepada peneliti. Selain itu, penelitian ini memperkuat gagasan bahwa novel dapat digunakan sebagai alat untuk meningkatkan kesadaran pembaca tentang fenomena yang terjadi di masyarakat.
PENGGUNAAN EUFEMISME PADA TAYANGAN BERITA KRIMINAL PATROLI DI INDOSIAR Zubaidillah Fadqul Qorib; Widyatmike Gede Mulawarman; Purwanti Purwanti
Ilmu Budaya: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni dan Budaya Vol 2, No 4 (2018): Oktober 2018
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (172.561 KB) | DOI: 10.30872/jbssb.v2i4.1551

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk dan fungsi eufemisme pada tuturan berita kriminal Patroli di Indosiar. Pendekatan penelitian yang digunakan yaitu pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif dan termasuk dalam jenis penelitian kepustakaan. Teknik penyediaan data yang digunakan adalah teknik sadap dengan teknik simak bebas libat cakap dan catat. Teknik analisis data yang digunakan yaitu teknik dari metode agih yang terdiri dari teknik dasar bagi unsur langsung dan teknik ganti sebagai teknik lanjutan. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bentuk ungkapan eufemisme antara lain: (1) bentuk singkatan, (2) kata serapan, (3) istilah asing, (4) metafora, dan (5) perifrasis. Adapula fungsi ungkapan yang ditemukan yaitu; (1) sebagai alat untuk menghaluskan ucapan, (2) sebagai alat untuk merahasiakan sesuatu, (3) sebagai alat untuk berdiplomasi, (4) sebagai alat pendidikan, dan (5) sebagai alat penolak bahaya. Kata kunci: eufemisme, bentuk, fungsi, Patroli  ABSTRACT This study aims to describe the form and function of euphemism on Patroli criminal criminal news in Indosiar. The research approach used is a qualitative approach with descriptive methods and is included in the type of library research. The data supply technique used is the tapping technique with competent and free involvement techniques. The data analysis technique used is the technique from the method which consists of basic techniques for direct elements and substitute techniques as advanced techniques. Based on the results of the study, found expressions of euphemism include: (1) abbreviations, (2) absorption words, (3) foreign terms, (4) metaphors, and (5) periphrasis. There is also an expression function found, namely; (1) as a tool for refining speech, (2) as a tool to keep things a secret, (3) as a tool for diplomacy, (4) as an educational tool, and (5) as a hazard repellent. Keywords: euphemism, form, function,Patroli
THE SELF-ACTUALIZATION OF SARA CREWE IN A LITTLE PRINCESS NOVEL BY FRANCES HODGSON BURNETT Ema Kartina; M. Natsir; Nita Maya Valiantien
Ilmu Budaya: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni dan Budaya Vol 3, No 3 (2019): Juli 2019
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (224.206 KB) | DOI: 10.30872/jbssb.v3i3.1880

Abstract

ABSTRACT The research was conducted to analyze the character of Sara Crewe in A Little Princess novel by Frances Hodgson Burnett. A Little Princess was chosen as the novel in this research because the main character, Sara, was described as a brave and tough young girl who could deal with the difficulties in her lives. The objective of this research was to find out the characteristics of self-actualizing person and the imperfection of self-actualizing person in Sara’s character by Sara’s feeling, behavior, thought and all the factors and events. This research was under a qualitative research and employed literary and psychology approach to get deeper understanding about the main character's characterization. The source of the data was taken from the novel A Little Princess by Frances Hodgson Burnett. Reading the novel carefully and deeply then separating the data by signing and making some notes were the steps in collecting the data. This research used theory of Self-Actualization by Maslow to explain the characteristics of self-actualizing person and the imperfection of self-actualizing in Sara’s character. The result of this research showed that from fifteen characteristics of self-actualizing person by Maslow, Sara has fourteen characteristics in her character while Sara also has the imperfection's characteristics such as stubborn, unexpected ruthless and forget the social politeness. Therefore, the researcher found the characterization of Sara through the aspect of psychological and moral, the narration and the conversations in the story.  ABSTRACT Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa karakter Sara Crewe di novel A Little Princess oleh Frances Hudgson Burnett. Novel A Little Princess dipilih di dalam penelitian ini karena Sara sebagai karakter utama menunjukkan sikap berani dan kuat sebagai gadis muda yang dapat menghadapi kesulitan-kesulitan di hidupnya. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui karakteristik dari keaktualisasian diri sesorang dan ketidaksempurnaan dari sesorang yang mengaktualisasi diri yang dilihat dari karakter Sara berdasarkan perasaannya, perilakunya, pemikirannya dan segala factor-faktor dan kejadian-kejadian yang berhubungan dengan analisa tersebut. Penelitian ini adalah penelitian kwalitatifyang menggunakan pendekatan kesusastraan dan psikologi agar mengerti lebih dalam tentang perwatakan dari satu karakter. Sumber data diambil dari novel A Little Princess oleh Frances Hodgson Burnett. Membaca novel dengan perlahan dan mendalam lalu memisahkan data yang bersangkutan dengan menandai dan membuat beberapa catatan merupakan langkah-langkah dalam mengumpulkan data. Penelitian ini menggunakan teori keaktualisasian diri dari Maslow untuk mejelaskan karakteristik-karakteristik seseorang yang mengaktualisasi diri serta ketidaksempurnan dalam mengaktualisasi diri yang dilihat berdasarkan karakter Sara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 15 karateristik seseorang dalam mengaktualisasi diri oleh Maslow, ada 14 karakteristik yang terlihat di karakter Sara, sementara Sara juga memiliki karakter dari ketidaksempurnaan dari mengaktualisasi diri yaitu keras kepala, kekejaman yang tak disangka, dan melupakan kesopanan sosial. Bagaimanapun, peneliti menemukan perwatakan Sara tersebut melalui aspek psokologis dan moral, pengisahan dan perbincangan yang ada di dalam novel.
ANALISIS DIKSI PUISI "WAJAH NEGERI KITA" KARYA M. ANWAR M.H Regina Wilianti; Mursalim Mursalim; Syaiful Arifin
Ilmu Budaya: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni dan Budaya Vol 2, No 3 (2018): Edisi Juli 2018
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (168.414 KB) | DOI: 10.30872/jbssb.v2i3.1034

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan diksi atau pilihan kata yang digunakan pengarang pada suatu puisi yang diciptakan dan mendeskripsikan makna yang ingin disampaikan oleh pengarang pada setiap kata-kata yang digunakan sehingga puisi itu memiliki makna tertentu yang setiap pembacanya mengerti maksud dan tujuan yg ingin di sampaikan pengarang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif ini mengacu pada metode deskripsi, yaitu suatu metode yang tertuju pada usaha pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang, karena dalam penelitian ini dilakukan pendeskripsian pada sebuah puisi “Wajah Negeri Kita” karya M.Anwar M.H dan data yang disajikan dalam penelitian ini berupa data yang berbentuk frase dan kalimat, bukan dalam angka. Setelah data diperoleh dan dianalisis, terdapat diksi atau pilihan kata yang ada dalam puisi “WajahNegeri Kita” Karya M. Anwar M.H yaitu (1) ditinjau dari segi diksi atau pilihan kata, (2) unsur makna yang terkandung pada puisi “Wajah Negeri Kita” puisi yang menggambarkan nilai social dan keadaan negeri kita saat ini. Bahasa yang digunakan dalam puisi “Wajah Negeri Kita” yaitu bahasa-bahasa yang mudah di pahami sehingga tidak menyulitkan pembaca. Dalam puisi “Wajah Negeri Kita” Karya M. Anwar M.H terdapat unsur diksi dan makna. Unsur diksi sangat berperan penting karena keunggulan puisi terdapat pada pemilihan kata yang unik dan tepat sehingga menarik perhatian pembaca. Unsur makna digunakan pengarang yakni bergambar pesan yang disampaikan dengan mudah dipahami oleh pembaca. Pada puisi ini pengarang berhasil menciptakan suatu puisi yang menarik dengan mengunakan pemilihan kata yang sederhana sehingga dapat dipahami pembaca.
NILAI BUDAYA PADA CERITA RAKYAT BAWI KUWU KALIMANTAN TENGAH: KAJIAN FOLKLOR Rismayani Rismayani; Mursalim Mursalim; Purwanti Purwanti
Ilmu Budaya: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni dan Budaya Vol 3, No 2 (2019): April 2019
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (157.773 KB) | DOI: 10.30872/jbssb.v3i2.1809

Abstract

Penelitian ini membahas tentang folklor dengan objek cerita rakyat Bawi Kuwu yang berasal dari Kalimantan Tengah. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai budaya berdasarkan lima kategori hubungan manusia yang dikemukakan oleh Koentajaraningrat. Nilai budaya tersebut meliputi nilai budaya hubungan manusia dengan Tuhan, alam, masyarakat, orang lain, dan diri sendiri, yang terdapat dalam cerita Bawi Kuwu. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan termasuk jenis penelitian lapangan. Data dalam penelitian ini berupa cerita rakyat Bawi Kuwu dan diperoleh dari informan yang memberikan informasi tentang cerita Bawi Kuwu. Data dikumpulkan dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan dengan cara transkrip data, transliterasi, mereduksi data yang kurang relevan, dan menyajikan data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, dalam cerita Bawi Kuwu terdapat nilai budaya berdasarkan lima kategori hubungan manusia. Tetapi nilai budaya yang paling dominan dalam cerita Bawi Kuwu adalah, nilai budaya hubungan manusia dengan Tuhan. Salah satu bentuk realisasi nilai budaya hubungan manusia dengan Tuhan, dilakukan para tokoh dalam cerita Bawi Kuwu melalui upacara ritual. Hal tersebut sebagai salah satu cara para tokoh dalam cerita Bawi Kuwu menghormati para leluhur. This research discusses the folklore with objects folklor Bawi Kuwu originiting from Central Kalimantan. The purpose of this research is to know the value of a culture based on five categories of human relation expressed by Koentjaraningrat.Cuture values that include cultural values of human relations with god, nature, society, others and self there is in story of Bawi Kuwu. This research uses qualitative methods and includes the kind of field research. The data of this research is the folklore of Bawi Kuwu and obtained from the informan who gave information about the story of Bawi Kuwu. Data collected with the techniques of observation, interview, and documentation. Technique of data analysis done by techniques transcription, transliteration, the reduction of irrelevant data, and present the data. The results of the research show that in the folklore of the Bawi Kuwu there are cultural values based on five categories of human relations. But the most dominant cultural values in the story of Bawi Kuwu is cultural values of human relation with god. One of the realization of the cultural values of human relations with god, which perfomed the character in the story of the Bawi Kuwu by ritual ceremony. It is as one of the ways character in the story of Bawi Kuwu honoring acnestors.

Page 10 of 55 | Total Record : 547