cover
Contact Name
Pangeran Paita yunus
Contact Email
pangeranpaita69@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
pangeranpaita69@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota makassar,
Sulawesi selatan
INDONESIA
Nuansa Journal of Arts and Design
ISSN : 25974041     EISSN : 2597405X     DOI : -
Nuansa Journal of Arts and Design menerbitkan artikel pada bidang Pendidikan Seni dan Desain. Nuansa Journal of Arts and Design terbit dua kali dalam setahun yaitu bulan September dan Maret.
Arjuna Subject : -
Articles 81 Documents
PENERAPAN MODEL GALLERY WALK UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SENI RUPA DI SMA KATOLIK CENDERAWASIH MAKASSAR Faisal, Faisal
Nuansa Journal of Arts and Design Vol 7, No 2 (2023): September
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/njad.v7i2.56505

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kekatifan belajar siswa pada pembelajaran seni rupa dengan materi mengapresiasi karya seni rupa seniman Indonesia dengan menerapkan model pembelajaran gallery walk. Jenis penelitian tindakan kelas (PTK) yang dirancang dalam 2 siklus. Siklus I untuk tindakan dan siklus II untuk perbaikan. Tahapan penelitian ini meliputi 4 tahapan antara lain perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Subyek penelitian ini adalah Siswa kelas XI SMA Katolik Cenderawasih kakassar yang berjumlah 27 siswa. Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi dan dokumentasi. Penelitian ini menghasilkan peningkatan keaktifan belajar siswa sebesar 40.74% dari 29.63% pada pra siklus menjadi 38.15% pada siklus I. Selanjutnya pada siklus II keaktifan belajar mengalami peningkatan  sebesar 22.22% dari 48.15% pada siklus I menjadi 70.37% pada siklus II. Pembelajaran dengan model gallery walk ini meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran sehingga siswa aktif memberikan pertanyaan, mampu bekerjasama, menjawab pertanyaan dan berani melakukan presentasi.
KAJIAN BENTUK, MAKNA DAN FUNGSI KERIS TATARAPANG KESULTANAN BIMA SERTA SISTEM PEWARISANNYA Hadikusuma, Risman; Jayadi, Karta; Syahrir, Nurlina
Nuansa Journal of Arts and Design Vol 8, No 1 (2024): Maret
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/njad.v8i1.59157

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk, makna, dan fungsi keris tatarapang Kesultanan Bima serta sistem pewarisannya. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan survei deskriptif, yakni penelitian yang secara utuh terfokus pada objek yang diteliti dan menggambarkannya secara detail. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk utuh keris tatarapang Kesultanan Bima yaitu terdiri dari tiga rangkaian komponen utama yaitu uru (gagang), lapi (sarung) dan bila (bilah). Keseluruhan bilah keris tatarapang semuanya bergelombang, ada sebagian yang berpamor dan sebagian juga tidak berpamor. Makna simbolik keris tatarapang dapat ditinjau dari aspek bentuk, aspek warna material dan aspek penempatan. Makna yang terkonfirmasi dalam aspek bentuk meliputi bentuk ragam hias, bentuk bilah berluk dan bentuk pamor. Sedangkan makna keris tatarapang pada aspek warna material meliputi material emas dan material batu permata. Kemudian dari aspek penempatan meliputi posisi penempatan motif hias sang Bima pada gagang keris. Segala aspek yang disebutkan tersebut memiliki makna dan simbol perlambangan tertentu.. Disamping itu terkait fungsi keris tatarapang secara garis besar dikelompokkan menjadi tiga fungsi dasar yaitu fungsi teknomik, fungsi sosial dan fungsi religius. Fungsi teknomik digunakan sebagai senjata tikam, fungsi sosial keris tatarapang dijadikan sebagai penanda status jabatan pada kalangan pejabat kesultanan, kemudian untuk fungsi religus keris tatarapang lebih condong digunakan sebagai alat upacara keagaaman. Teruntuk sistem pewarisan bahwasannya keris tatarapang menggunakan tiga jenis sistem pewarisan yaitu sistem pewarisan tertutup melalui pertalian darah, sistem pewarisan terbuka melalui jalur rekomendasi dan sistem pewarisan kolektif. ABSTRACTThis research aims to describe the form, meaning and function of the Bima Sultanate keris tatarapang and its inheritance system. This research uses a type of qualitative research with a descriptive survey approach, namely research that is completely focused on the object being studied and describes it in detail. The results of this research show that the complete form of the Bima Sultanate keris tatarapang consists of three main components, namely uru (hilt), lapi (sheath) and bila (blade). The entire blade of the Tatarapang keris is all wavy, some have pamor and some also have no pamor. The symbolic meaning of the Tatarapang keris can be viewed from the shape aspect, material color aspect and placement aspect. Confirmed meanings in the form aspect include decorative shapes, curved blade shapes and prestige shapes. Meanwhile, the meaning of the Tatarapang keris in terms of material color includes gold material and gemstone material. Then, from the placement aspect, it includes the position of the Bima ornamental motif on the keris handle. All the aspects mentioned have certain meanings and symbols. Apart from that, the function of the Tatarapang keris is broadly grouped into three basic functions, namely technical function, social function and religious function. The technical function was used as a stabbing weapon, the social function of the Tatarapang keris was used as a marker of position status among Sultanate officials, then for the religious function the Tatarapang keris was more likely to be used as a religious ceremonial tool. Regarding the inheritance system, the Tatarapang keris uses three types of inheritance systems, namely a closed inheritance system through blood ties, an open inheritance system through the recommendation route and a collective inheritance system.
Analisis Perkembangan Desain Baju Bodo Hingga Tahun 2023 di Sulawesi Selatan Inayah, Faidhul; Hamka, Dwi Wahyuni
Nuansa Journal of Arts and Design Vol 7, No 2 (2023): September
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/njad.v7i2.54308

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perubahan yang terjadi pada baju Bodo hingga tahun 2023. Penelitian ini ingin melihat pada baju-baju Bodo yang sering digunakan oleh Masyarakat dan berkembang hingga saat ini. Focus penelitian adalah elemen-elemen apa saja yang dipertahankan untuk memperlihatkan ciri dari baju Bodo, juga ingin melihat elemen-elemen apa yang dikembangkan pada baju Bodo. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Analisis digunakan dengan melihat literatur yang berhubungan dengan baju Bodo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa elemen yang masih dipertahankan ialah bentuk baju Bodo yang longgar dan tanpa kerah. Sementara bentuk yang berkembang adalah penggunaan jenis, penambahan motif dan penambahan kerutan pada bagian lengan dan salah satu sisi bagian bawah, perubahan tidak sama pada baju Bodo yang satu dengan baju Bodo lainnya, akan tetapi disesuaikan dengan pengguna baju.
Posisi Seni dalam Hirarki Kebutuhan Maslow Muhaemin, Muhammad
Nuansa Journal of Arts and Design Vol 7, No 2 (2023): September
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/njad.v7i2.56890

Abstract

Penelitian ini membahas kontribusi seni pada pemenuhan kebutuhan aktualisasi diri dalam konteks hirarki kebutuhan Abraham Maslow. Maslow mengidentifikasi lima tingkatan kebutuhan, di mana aktualisasi diri merupakan puncaknya. Seni dianggap sebagai elemen esensial yang memainkan peran krusial dalam memenuhi berbagai kebutuhan manusia, terutama pada tingkatan sosial dan penghargaan. Seni memberikan wadah bagi ekspresi diri, memperkuat ikatan sosial, dan menciptakan pengalaman estetika mendalam. Penelitian ini menggunakan studi literatur sebagai pengumpulan data. Hasil kajian menunjukkan bahwa seni memberdayakan individu, menciptakan rasa prestasi, dan menjadi sarana unik untuk mencapai potensi penuh manusia. Implikasinya menyoroti peran penting seni dalam mendukung pengembanganan pribadi, pengakuan identitas, dan menciptakan ikatan emosional serta memberikan pemahaman yang lebih dalam mengenai posisi seni dalam hirarki kebutuhan Maslow. This research examines the contribution of art to the fulfillment of self-actualization needs within the context of Abraham Maslow's hierarchy of needs. Maslow delineated five levels of needs, with self-actualization representing the pinnacle. Art is considered an essential element playing a crucial role in meeting various human needs, particularly at the social and esteem levels. It provides a platform for self-expression, strengthens social bonds, and creates profound aesthetic experiences. This research employs literature review as the data collection method. The results indicate that art empowers individuals, fosters a sense of accomplishment, and serves as a unique means to attain full human potential. The implications underscore the vital role of art in supporting personal development, acknowledging identity, and creating emotional bonds, offering a deeper understanding of art's position within Maslow's hierarchy of needs.
COSPLAYER: KETEGUHAN DIRI PADA VISUALISASI KOSTUM BERDASARKAN KONSEP SELF-DETERMINATION THEORY Muhaemin, Muhammad
Nuansa Journal of Arts and Design Vol 8, No 1 (2024): Maret
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/njad.v8i1.61776

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan keteguha ndiri Cosplayer di Makassar melalui visualisasi karakter kostum yang digunakan. Metode yang digunakan yaitu deskriptif-analisis dengan konsep Self-determination theory yang membahas konsep otonomi, kompetensi, dan keterhubungan, sebagai kerangka analitis untuk memahami bagaimana cosplayer merasakan kepuasan dan kebahagiaan pada aktivitas mereka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa otonomi dalam memilih kostum memberikan cosplayer kebebasan untuk mengekspresikan identitas pribadi dan kreativitas mereka, yang secara signifikan meningkatkan kepuasan diri. Kompetensi yang diperoleh melalui proses pembuatan dan penyempurnaan kostum memungkinkan cosplayer untuk mengembangkan keterampilan teknis dan artistik mereka, yang pada gilirannya memperkuat rasa percaya diri dan pencapaian meski harus mengorbankan finansial. Selain itu, hubungan yang dijalin melalui partisipasi dalam komunitas cosplay memberikan dukungan sosial dan perasaan diterima, yang esensial untuk kesejahteraan psikologis. Penelitian ini juga menemukan bahwa cosplayer yang merasa kebutuhan psikologis dasar mereka terpenuhi cenderung lebih termotivasi dan bahagia dalam aktivitas cosplay walaupun tantangannya terdapat cara berpakaian yang tidak sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat, terjebak dalam peran mereka hingga kehilangan jati diri, tekanan dari komunitas, serta ekspektasi orang lain di media sosial. Tulisan ini memberikan kontribusi signifikan terhadap literatur mengenai motivasi dalam konteks hobi yang kreatif. This study aims to explain the self-determination of cosplayers in Makassar through the visualization of the costumes they use. A descriptive-analytical method with Self-Determination Theory (SDT) is employed, focusing on autonomy, competence, and relatedness as the analytical framework to understand how cosplayers derive satisfaction and happiness from their activities. The findings reveal that autonomy in costume selection allows cosplayers to express their personal identity and creativity, significantly enhancing self-satisfaction. The competence gained through the process of creating and refining costumes enables cosplayers to develop technical and artistic skills, thereby boosting confidence and a sense of achievement, despite financial sacrifices. Additionally, the relationships formed through participation in the cosplay community provide social support and a sense of belonging, essential for psychological well-being. The study also identifies that cosplayers who feel their basic psychological needs are met tend to be more motivated and happier in their cosplay activities, even though they face challenges such as societal norms regarding dress, identity loss, community pressure, and social media expectations. This paper contributes significantly to the literature on motivation in the context of creative hobbies.
Kelayakan Isi Buku Teks Seni Budaya SMA/MA/SMK/MAK Kelas X Semester 1 Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Kemendikbud Republik Indonesia Edisi Revisi 2016 Hamsar, Ismayanti; Irfan, Irfan
Nuansa Journal of Arts and Design Vol 7, No 2 (2023): September
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/njad.v7i2.56163

Abstract

Masalah dalam penelitian ini terkait bagaiamana kelayakan isi buku teks Seni Budaya Untuk SMA/MA/SMK/MAK Kelas X Semester 1 Terbitan Pusat Kurikulum Dan Perbukuan, Kementerin Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Edisi Revisi 2016 pada unit 1 dan 2 Tujuan dalam penelitian ini ialah mengetahui Kelayakan Isi Buku Teks Seni Budaya Untuk Sma/Ma/Smk/Mak Kelas X Semester 1 Terbitan Pusat Kurikulum Dan Perbukuan, Kementerin Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Edisi Revisi 2016 unit 1 dan 2. Penelitian ini menggunakan metode Deskriptif kualitatif  dalam hal tersebut penelitian ini mengkaji terkait kelayakan isi buku teks Seni Budaya Untuk SMA/MA/SMK/MAK Kelas X Semester 1 Terbitan Pusat Kurikulum Dan Perbukuan, Kementerin Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Edisi Revisi 2016 untuk uni 1dan 2  berdasar pada ketentuan standar- standar kelayakan isi oleh Badan Standar Nasioanl Pendidikan (BNSP). terkait (1) kesesuain isi uraian materi KI dan KD (2) keakuratan  materi (3) materi pendukung pembelajaran.
QUOVADIS KOREOGRAFI GENERASI MASYARAKAT TANA TORAJA DALAM RITUS MA’MARO DI RAMBU TUKA’ Farhan, Ahmad
Nuansa Journal of Arts and Design Vol 8, No 1 (2024): Maret
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/njad.v8i1.59359

Abstract

Quovadis Toraja dalam penciptaan karya ini menguraikan tentang penyajian gerak hewan Babi yang digambarkan berupa sifat babi yang rakus dalam memakan apapun itu dan juga menggambarkan secara singkat bentuk fisik dari hewan Babi tersebut. Menggambarkan secara singkat tentang kegelisahan yang akan dialami sekarang dan nanti kedepannya dengan menampilkan beberapa gerakan-gerakan bingung dan mencari cari dimana dan bagaimana sebenarnya kebenaran itu.Penggambaran secara imajiner ini dapat membuat posisi sebenarnya dimana penari ini berada dan sedang berada didalam titik gelisah dan dilema. penggambaran klimaks dari film tari ini dimana adegan ini terdapat konflik batin yang dihadirkan antara hati dan realita bertolak belakang. Disisi ini konflik kepercayaan yang tidak diyakini mendatangkan dampak yang kurang baik sehingga menimbulkan rasa resah dan dilema secara berkepanjangan dan tidak memperoleh kesembuhan atas apa yang diinginkan.Metode yang digunakan pada penciptaan ini adalah Roland Barthes Roland (1985) berpendapat bahwa di dalam teks setidak-tidaknya beroperasi lima kode pokok (cing codes) yang di dalamnya terdapat penanda tekstual (baca: leksia) yang dapat dikelompokkan. Setiap atau tiap-tiap leksia dapat dimasukkan ke dalam salah satu dari lima kode ini. Kode sebagai suatu sistem makna luar yang lengkap sebagai acuan dari setiap tanda, menurut Barthes terdiri atas lima jenis kode, yaitu kode hermeneutik (kode teka-teki), kode semik (makna konotatif), kode simbolik, kode proaretik (logika tindakan), kode gnomik (kode kultural).Proses penciptaan karya ini bertujuan untuk menghasilkan film tari yang dapat menggambarkan kegelisahan dari karya Quovadis ini. Dengan konsep film tari ini dapat memudahkan para pembuat film dan koreografer dalam berkarya lebih aktif dan dikomunikasikan dengan berbagai media baru sehingga mampu menciptakan berbagai bentuk ekspresi lain.
Pengembangan Video Pembelajaran Kriya Teknik Ikat Celup untuk Mahasiswa Pendidikan Seni Rupa Universitas Negeri Makassar Nurdin, Aulia Evawani; Hasnawati, Hasnawati; Aziz, Baso Indra Wijaya
Nuansa Journal of Arts and Design Vol 8, No 1 (2024): Maret
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/njad.v8i1.62999

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengembangkan video pembelajaran kriya teknik ikat celup untuk mahasiswa Pendidikan Seni Rupa Universitas Negeri Makassar. jenis penelitian ini termasuk penelitian pengembangan dengan menerapkan model 4D oleh Thiagarajan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawamcara dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan teknik analisis deskriptif kualitatif yakni mendeskripsikan tahapan pengembangan video pembelajaran. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa video pembelajaran kriya teknik ikat celup yang dikembangkan melalui beberapa tahapan yakni: 1) define (menganalisis kebutuhan mahasiswa melalui studi pustaka dan studi lapangan, 2) design (merancang video pembelajarana) dilakukan dengan pengmbangan RPS, menentukan materi dan membuat storyboard. 3) develop (mengembangkan video pembelajaran) dilakukan dengan mengembangkan storyboard menjadi video pembelajaran, setelah itu dilakukan pengeditan video.video yang tekah dikembangkan selanjutnya divalidasi oleh ahli materi dan media dan direvisi berdasarkan hasil validasi tersebut. Video pembelajaran kriya teknik ikat celup untuk mahasiswa Pendidikan Seni Rupa Universitas Negeri Makassar telah melalui validasi dari ahli materi dan media. Hasil validasi tersebut menunjukkan video pembelajaran tersebut layak untuk digunakan mahasiswa.
Ragam Proses Kreatif Seniman: Sebuah Tinjauan Gagasan Proses Kreatif Suyudi, Muhammad; Saputra, Andi Taslim
Nuansa Journal of Arts and Design Vol 7, No 2 (2023): September
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/njad.v7i2.56164

Abstract

Satu-satunya hal yang terlihat  bagi apresiator  hanyalah seorang  seniman  yang mengaplikasikan  sesuatu pada objek karyanyabahan berwarna dan seorang gitaris yang menggores senarnya. Di sisi lain, jika  dicermati lebih dekat, Anda akan menemukan bahwa seorang pelukis atau musisi bisa menjadi seniman yang terampil jika memiliki kesadaran tertentu terhadap proses kreatif.  Dari hal tersebut maka dibutuhkan penjelajahan terhadap proses kreatif. Uraian ragam proses kreatif dilakukan dengan cara studi  pustaka yang terkait fenomena pengalaman estetik yang telah dituliskan oleh berbagai sumber.    Hasilnya memperlihatkan  Pelukis juga dapat menggali imajinasi kreatifnya berdasarkan gambar imajinasi dari mimpi  atau cerita yang pernah dia baca. Pengalaman  estetik  lainnya turut memberikan peluang estetik pada pengolahan ragam kreatif. Hal yang dimaksud adalah kondisi perkembangan  teknik  sekaligus muatan nilai dan rasa bagi senimannya sewaktu merespon karyanya.Satu-satunya hal yang terlihat  bagi apresiator  hanyalah seorang  seniman  yang mengaplikasikan  sesuatu pada objek karyanyabahan berwarna dan seorang gitaris yang menggores senarnya. Di sisi lain, jika  dicermati lebih dekat, Anda akan menemukan bahwa seorang pelukis atau musisi bisa menjadi seniman yang terampil jika memiliki kesadaran tertentu terhadap proses kreatif.  Dari hal tersebut maka dibutuhkan penjelajahan terhadap proses kreatif. Uraian ragam proses kreatif dilakukan dengan cara studi  pustaka yang terkait fenomena pengalaman estetik yang telah dituliskan oleh berbagai sumber.    Hasilnya memperlihatkan  Pelukis juga dapat menggali imajinasi kreatifnya berdasarkan gambar imajinasi dari mimpi  atau cerita yang pernah dia baca. Pengalaman  estetik  lainnya turut memberikan peluang estetik pada pengolahan ragam kreatif. Hal yang dimaksud adalah kondisi perkembangan  teknik  sekaligus muatan nilai dan rasa bagi senimannya sewaktu merespon karyanya.
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MENGGAMBAR ORNAMEN DESAIN HENNA BERBASIS AUGMENTED REALITY Balise, Hasniyati; Syahrir, Nurlina; Alimuddin, Alimuddin
Nuansa Journal of Arts and Design Vol 8, No 1 (2024): Maret
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/njad.v8i1.57569

Abstract

Research and development of augmented reality-based learning media that can visualize decorative/ornament materials can make it easier for students to understand the material. The type of research used is research and development (Research and Development), using the ADDIE development model (Analyze, Design, Development, Implementation and evaluation) which is limited to the formative evaluation stage due to time constraints. The products that have been developed are then validated by experts, namely material experts, media experts, and users. After going through the validation stage and also revision, it was then field tested to find out the response of students and the effective trial of drawing augmented reality-based henna design ornaments on Class VII students of UNISMUH Makassar Junior High School. The results of research and development that have been carried out obtained (1) the average score of the material expert validation score of 4.72 (2) The average score value of media expert validation is 4.8 These results indicate that the validity level of the learning media developed is declared very valid (1) Practicality Test with an average user validation score of 5 very practical criteria. (2) The results of the learner response test obtained an average score of 5 and the drawing effectiveness test of 5 average score value of very effective criteria, thus in terms of the attractiveness of learning media drawing augmented realitybased henna design ornaments is very interesting to use in learning.