cover
Contact Name
I Putu Ariana
Contact Email
tuariana28@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
tuariana28@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
SPHOTA: Jurnal Linguistik dan Sastra
ISSN : 20858388     EISSN : 25807358     DOI : 10.36733/sphota
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 72 Documents
THE IMPLEMENTATION OF BALINESE FOLKLORE-BASED REFLECTIVE STORYTELLING TO IMPROVE SPEAKING COMPETENCY System, Administrator; -, I Komang Budiarta; -, Ni Wayan Krismayani; -, Ni Made Wersi Murtini
Sphota : Jurnal Linguistik dan Sastra Vol 8 No 1 (2016): Sphota
Publisher : Sphota : Jurnal Linguistik dan Sastra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (145.307 KB)

Abstract

ABSTRACT Speaking competency is one of the necessary language competencies to be mastered by the students. In fact, the teaching learning process on Speaking Course became one of the frightening courses, and it sometimes decreased the students’ self-confidence because the implementation of inappropriate teaching technique. In the present study, Balinese Folklores-based Reflective Storytelling as the teaching model was implemented to deal with the problem. The present classroom action research was intended to figure out how speaking competency can be improved through Balinese Folklores-based Reflective Storytelling and how the students respond the implementation of Balinese Folklores-based Reflective Storytelling. The third semester students of English Education Study Program, Faculty of Teacher Training and Education, Mahasaraswati Denpasar University consisting of 71 students were chosen as the subjects of the study. The findings clearly showed that the speaking competency of the subjects can be improved through the implementation of Balinese Folklores-based Reflective Storytelling. In addition, the subjects also responded positively the implementation of Balinese Folklores-based Reflective Storytelling in teaching speaking. Keywords: reflective storytelling, Balinese folklores, and speaking competency.
COOKING WITH CONJUNCTION: A STUDY OF COHESION System, Administrator; -, I Wayan Juniartha
Sphota : Jurnal Linguistik dan Sastra Vol 6 No 2 (2014): Sphota
Publisher : Sphota : Jurnal Linguistik dan Sastra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (234.931 KB)

Abstract

ABSTRACT               This article is entitled Cooking with Conjunction.  It discusses about the Equivalence of conjunction in cookbooks. The shortness of imperative sentences in cook books sometimes makes the clauses are mostly jointed from one sentence to another using conjunction. It is very important in constructing the flow of the sentences so that it is easier to be translated.  The objectives of this paper is to describe the shift of the types of conjunction, to explain the function of the conjunction both in the original text and translated text; and to analyze the potential meaning covered by the shift of types and conjunction. The theories used are: The theory of cohesion proposed by Halliday (1976) and the theory about conjunction and creation of text proposed by Halliday (1994). Another instrument used in translating the original text as a comparison to the translated text in the book is Google Translation Tools (GTT). After getting the meaning, data was analyzed by binding the data together with previous clauses and the clause after to see the intertwining of those clauses. The finding of the analysis shows that the translation of conjunction sometimes shifts into the different types and categories. Some types and the categories of conjunction are not explicitly translated; The function carried out by the translated conjunction in TL sometimes shift from the functions of the original conjunction written in the original text. The meanings of the conjunction that are translated into TL is not really different from the original text in SL. some suggestions which can be drawn are: type of conjunction which is implicitly written better be avoided, in order to create a clear cohesiveness to the text; the shifting of the type and function of conjunction in the translation text is natural as far as the meaning of the original text is kept by the shifting and never destroys the meaning of the original text. keywords: cook books; conjunction; shifting; equivalency; implicit
ANALYSIS OF TYPES OF SENTENCES IN STUDENTS’ DESCRIPTIVE WRITINGS System, Administrator; -, I Gusti Agung Vony Purnama
Sphota : Jurnal Linguistik dan Sastra Vol 8 No 2 (2016): Sphota
Publisher : Sphota : Jurnal Linguistik dan Sastra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (201.64 KB)

Abstract

ABSTRAK   Studi ini bertujuan untuk mengetahui jenis kalimat dan jenis kalimat yang sering digunakan oleh mahasiswa dalam menulis paragraf deskripsi.Data studi ini diambil dari mahasiswa semester 2 progam Dual-Degree STIKOM Bali dalam kuliah Bahasa Inggris II. Teori yang digunakan dalam studi ini adalah teori English Grammar, Tipe-tipe kalimat, dan teori Writing. Terdapat sepuluh data tulisan mahasiswa yang dianalisis yang diperoleh dengan  metode pengumpulan data dokumentasi. Berdasarkan hasil studi ini, terdapat dua karangan mahasiswa yang menggunakan dua jenis kalimat yaitu; Simple Sentence, dan Compound Sentence. Selain itu, terdapat lima karangan mahasiswa yang menggunakan tiga jenis kalimat yaitu; Simple Sentence, Compound Sentence, dan Complex Sentence. Hanya tiga karangan mahasiswa yang menggunakan empat jenis kalimat yaitu; Simple Sentence, Compound Sentence, Complex Sentence, dan Compound-Complex Sentence.Terdapat 151 kalimat dalam karangan deskriptif mahasiswa. Jumlah Simple Sentence sebanyak 107 kalimat, Compound Sentence sebanyak 18 kalimat, Complex Sentence sebanyak 22 kalimat, dan Compound-Complex Sentence hanya 4 kalimat. Jumlah jenis kalimat yang paling banyak adalah Simple Sentence, kemudian diikuti oleh Compound Sentence, kemudian Complex Sentence, dan terakhir Compound-Complex Sentence. Dengan demikian, jenis kalimat Simple Sentence paling banyak digunakan oleh mahasiswa dalam karangan deskripsi. Hasil studi ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi pada penelitian selanjutnya pada topik yang sama.   Keywords: karangan, paragraf deskripsi, jenis kalimat
MAKNA TANDA VERBAL DAN NON-VERBAL PADA IKLAN “WAFER TANGO” System, Administrator; -, Desak Putu Eka Pratiwi
Sphota : Jurnal Linguistik dan Sastra Vol 6 No 1 (2014): Sphota
Publisher : Sphota : Jurnal Linguistik dan Sastra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (565.011 KB)

Abstract

Abstrak   Tujuan dari bahasa iklan yaitu untuk menarik perhatian publik terhadap produk yang diiklankan.  Oleh sebab itu bahasa iklan bersifat persuasif dan selalu berusaha mengedepankan keunggulan dan keunikan produk yang diiklankan sehingga orang-orang tertarik untuk membeli produk tersebut.  Bahasa iklan adalah bahasa yang sangat unik  sebab untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu pengiklan seringkali menggunakan bahasa yang ‘tidak biasa‘  bahkan melanggar peraturan tata bahasa yang berlaku.  Fenomena ini sangat menarik untuk ditelaah lebih mendalam.  Secara umum, iklan diketahui sebagai sekumpulan tanda-tanda yang bebas ditafsiri.  Tanda-tanda yang digunakan dalam iklan terdiri atas dua jenis, yaitu verbal dan non-verbal. Tanda verbal adalah bahasa yang kita kenal dan tanda non-verbal adalah bentuk dan warna yang disajikan dalam iklan.Penelitian ini bertujuan untuk menelaah makna tanda verbal dan non-verbal yang terdapat pada iklan “”Wafer Tango”.Data dari penelitian ini diambil dari iklan TV.Iklan TV dipilih sebagai sumber data dalam penelitian ini sebab iklan TV memiliki kelebihan dibandingkan dengan iklan cetak.Kelebihan iklan TVterletak pada kemungkinan diterimanya tiga kekuatan makna sekaligus, yaitu narasi, suara, dan visual.Metode dokumentasi dan observasi diterapkan untuk mendapatkan data penelitian berbentuk kualitatif. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori semantik dari Palmer (2001) dan pragmatik dari Yule (1996).Kedua teori tersebut digunakan untuk menganalisis makna tanda verbal.Sementara itu, teori semiotik dari Barthes (1998) digunakan untuk menganalisis makna tanda non-verbal.Analisis data disajikan dengan metode informal.  Hasil penelitian menunjukkan baik tanda verbal maupun non-verbal pada iklan “Wafer Tango” memiliki makna tersembunyi atau makna konotasi.   Kata kunci: iklan, tanda, verbal, non-verbal 
THE VARIATIONS OF TRANSLATING CONJUNCTIVE ADVERB ‘THEN’ IN JUDY BLUME’S NOVEL INTO INDONESIAN System, Administrator; Tri Lilasari, Luh Nyoman
Sphota : Jurnal Linguistik dan Sastra Vol 9 No 2 (2017): Sphota
Publisher : Sphota : Jurnal Linguistik dan Sastra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (322.026 KB)

Abstract

ABSTRAK Proses penerjemahan sangatlah komplek karena tidak hanya melibatkan dua bahasa yang berbeda namun juga dua budaya, dimana setiap bahasa memiliki sistemnya sendiri. Tujuan dari studi ini adalah untuk menganalisis variasi terjemahan ‘then’ke dalam bahasa Indonesia. Data diambil, dikumpulkan, dan dianalisis dari buku terjemahan karya Judy Blume yang terkenal berjudul “Just As Long As We’re Together” dan terjemahannya yang berjudul “Selama Kita Bersama”. Buku ini dipilih karena ceritanya memberikan inspirasi bagi kawula muda yang bercerita tentang persahabatan dan mengandung banyak kata penghubung ‘then’ yang menarik untuk dianalisis. Metode kuantitatif dan kualitatif diterapkan berdasarkan teori Dynamic Equivalence oleh Nida yang menyatakan bahwa penerjemahan bertujuan untuk mengekspresikan segala sesuatunya secara natural atau alami dan merupakan kombinasi dari seni/estetika, keahlian, dan pengetahuan. Analisa kuantitatif digunakan untuk menujukkan jumlah kemunculan kata ‘then’ dan terjemahannya dalam bahasa Indonesia. Sedangkan metode kualitatif digunakan untuk menjabarkan variasi terjemahannya. Variasi kata yg dipilih oleh penerjemah untuk menerjemahkan kata penghubung ‘then’, antara lain lalu, kemudian, kalau begitu, dengan begitu, maka. Kata yang paling sering dipergunakan adalah lalu. Selain itu ditemukan pula beberapa yang tanpa terjemahan. Penggunaan variasi bahasa ini berdasarkan pada pilihan, seni/estetika, dan rasa yang didapatkan oleh penerjemah berdasarkan pemahaman dan keahliannya dalam memahami isi dari konteks cerita. Kata kunci: penerjemahan, kata penghubung ‘then’, pilihan, seni/estetika, dan rasa penerjemah
ANALISIS PENERJEMAHAN KOSA KATA BERMUATAN BUDAYA DALAM NOVEL CHINMOKU System, Administrator; -, Dian Pramita Sugiarti
Sphota : Jurnal Linguistik dan Sastra Vol 7 No 2 (2015): Sphota
Publisher : Sphota : Jurnal Linguistik dan Sastra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (186.509 KB)

Abstract

  ABSTRAK   Makalah yang berjudul Analisis Penerjemahan Kosa Kata Bermuatan Budaya dalam Novel Chinmoku ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana prosedur penerjemahan yang ditempuh dalam menerjemahkan kosa kata bermuatan budaya dari bahasa Jepang ke bahasa Indonesia dan menganalisis perubahan yang terjadi pada proses penerjemahan. Penelitian ini menggunakan beberapa sumber data yang diambil dari buku-buku yang berkaitan dengan novel Chinmoku. Buku-buku tersebut digunakan sebagai referensi dari makalah ini karena di dalam penulisan novel tersebut terdapat kosa kata bermuatan budaya. Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan membaca novel Chinmoku dan memilih kata-kata yang mengandung kosa kata bermuatan budaya. Kemudian sumber data dianalisis dengan menggunakan metode studi kepustakaan yang bertujuan untuk mengumpulkan kosa kata bermuatan budaya dalam novel Chinmoku. Ada dua teori yang digunakan dalam menganalisa data, yaitu Teori semantik yakni sebuah kata mencerminkan suatu makna yang terkandung di dalamnya dan teori penerjemahan yakni kesepadanan dalam penerjemahan harus memiliki makna yang terdekat dengan makna bahasa sumber, khususnya dalam konteks budaya bahasa sumber. Hasil analisis makalah ini akan mendeskripsikan penerjemahan kosa kata bermuatan budaya dalam novel Chinmoku.   Kata kunci: penerjemahan, kosa kata, pemadan budaya
METAPHORICHAL EXPRESSION IN THE BEATLES “LOVE” System, Administrator; Arcana Putra, Wayan Heka; Juniartha, I Wayan
Sphota : Jurnal Linguistik dan Sastra Vol 9 No 2 (2017): Sphota
Publisher : Sphota : Jurnal Linguistik dan Sastra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (246.866 KB)

Abstract

ABSTRACT                                                                                                           Dalam mengekspresikan apa yang ada di dalam pikiran, manusia sebagai mahluk yang ekspresif, selalu menemukan cara mengungkapkan pikiran tersebut dalam kalimat dan menuangkan dalam sebuah karya baik itu novel, drama, puisi, atau syair lagu. Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan jenis metafora dan maknanya pada lirik lagu Beatles pada album Love. Data diperolah dari lirik lagu sebuah grup musik bernama The Beatles yang merupakan salah satu grup musik yang sangat terkenal di dunia. Dalam album “Love “, ditemukan 26 lagu dan akhirnya dipilih 8 lagu untuk dianalisa. Metode pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik observasi, dimulai dengan mencatat lirik dari 8 lagu The Beatles yang memuat majas metafora dan mengategorikan data-data tersebut berdasarkan tipe metafora. kemudian data dianalisa dengan menggunakan metode kuantitatif menggunakan teori metafora oleh Lakoff and Johnson (2003) dan didukung dengan teori dari Konvecses (2002; 2010) and Lakoff (1980).   Hasil temuan dari penelitian ini bahwa terdapat ketiga jenis metafora, yaitu: Structural Metaphor, Orientational Metaphor, dan Ontological Metaphor dan juga figure berkaitan yang dipakai dalam data pada lirik lagu grup musik The Beatles. Selain itu, proses mapping  ungkapan metafora dari sumber ke ranah target banyak mengungkap makna sebenarnya. Penelitian ini banyak mengungkap metafora yang digunakan pada lirik lagu dan ungkapan tersebut kebanyakan mencerminkan pengalaman hidup manusia dan interaksi manusia dengan dunia sekitarnya.   Kata kunci: metaphorical expression, mapping, meaning, The Beatles
SYNONYMY MEANING RELATIONSHIP IN THE SOCIETY’S DAILY CONVERSATION AT UNDISAN VILLAGE, TEMBUKU DISTRICT, BANGLI REGENCY System, Administrator; -, I G. AG.I. ARYANI; -, I NYM. TRI EDIWAN; -, N. K. S. RAHAYUNI AND; -, PT. EVI WAHYU CITRAWATI
Sphota : Jurnal Linguistik dan Sastra Vol 8 No 1 (2016): Sphota
Publisher : Sphota : Jurnal Linguistik dan Sastra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (187.52 KB)

Abstract

ABSTRACT This research aims to analyze the relationship of synonym meaning found in Bali language at Undisan, Tembuku district, Bangli Regency. Qualitative analysis was used to explain the result of findings from six respondents who lived in this village. Generally, language variation of synonym developed because of the contact between languages (Bali, Indonesia and English) in the society and their occupation. The synonymy of word or phrase in a sentence found in Bali language were compared with the use other part of Bali for their similarity of meaning or difference depend on their use by referring to the dictionary of Bali-Indonesia-English and information from the society. The purpose is to identify the similarities or differences of meaning found in the daily conversation synonymy of intra-lexical items, formal or informal languages used by adults or children. The study was descriptively analyzed by using qualitative approach based on datas finding in the location using observation method from the respondents to search detail of information required. Relation of meaning analyzed based on the finding through observation and contact involvement method with the respondents.   Key words: lexical, meaning relationship, and synonym
MEDIA TELEVISI, PEMERTAHANAN DAN PERENCANAAN BAHASA INDONESIA System, Administrator; -, I Komang Sulatra
Sphota : Jurnal Linguistik dan Sastra Vol 6 No 2 (2014): Sphota
Publisher : Sphota : Jurnal Linguistik dan Sastra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (190.691 KB)

Abstract

ABSTRACT   Language is a dynamic entity. As a dynamic entity, language echangeisone of the characteristics of a language. The change can be positive or conversely to the negative side. As a national language, Bahasa is intended to be developed into one of international languages, but in some cases the condition is far from the target. It happened because the speakers attitude toward the standard language remain unstable. This condition can be seen in the use of bahasa in mass media, especially the use of bahasa in Television program. The domination of non standard form has given bad effect to the standard language, such as the quality and the quantity of the standard language’s domain become lessen. Due to those problems, good coordination between the government, society, and mass media are required in developing Indonesian through language planning.   Key words: language maintenanace, language planning, mass media, televisión  and entertainment program
SITUASI FONOLOGI DALAM KONTEKS WACANA: KASUS JESSICA MIRNA (PATTERN OF PHONOLOGY IN DISCOURSE CONTEXT: JESSICA MIRNA CASE) System, Administrator; -, Nidya Fitri
Sphota : Jurnal Linguistik dan Sastra Vol 9 No 1 (2017): Sphota
Publisher : Sphota : Jurnal Linguistik dan Sastra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (287.108 KB)

Abstract

Abstract                                                              This article is aimed at describing form, function, and meaning of phonology in discourse context on Jessica Mirna case. There are three problems of this article are what form, function, is and how pitches of intonation influence meaning of phonology in discourse context: Jessica Mirna case. The designs of this article are descriptive approach and qualitative approach. The source of data in this article is taken from television. Non participant observation method and non participant observation technique are note taking and recording. The function of sign is described and explained by Searle’s theory. Then, meaning of phonology is elaborated by Sack, Schegloff, and Jafferson (1974: 702); Selting (2001): Couper-Kuhlen (2004)’s theories. The result of analysis is concluded; first, it finds form of verbal and nonverbal languages. Second, it finds three forms of functions are (1) representative function; (2) directive function:(3) commissive function. Third, it finds significant influence meaning of phonology in discourse context: Jessica Mirna case are turn talking, pitch control, pause, and rhythm.   Key words: phonology, discourse context