cover
Contact Name
Muhammad Anas Ma`arif
Contact Email
anasdt16@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
almada@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota mojokerto,
Jawa timur
INDONESIA
Al-Mada: Jurnal Agama, Sosial, dan Budaya
ISSN : 25992473     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Humanities, Social,
Al-Mada: Jurnal Agama, Sosial, dan Budaya adalah jurnal ilmiah Interdisipliner yang memuat hasil-hasil penelitian dan pemikiran ilmu-ilmu Agama, Sosial, dan Budaya. Jurnal Al-Mada: Jurnal Agama, Sosial, dan Budaya diterbitkan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Institut Pesantren KH. Abdul Chalim, Mojokerto, Indonesia. Jurnal ini terbitk dua kali dalam satu tahun, pada bulan Januari dan Juni.
Arjuna Subject : -
Articles 159 Documents
Ketahanan Keluarga Pada Pasangan Menikah Usia Dini Soleh Amini; Dyah Ayu Ramadhani; Syamsul Arifin
Al-Mada: Jurnal Agama, Sosial, dan Budaya Vol 6 No 2 (2023): Islamic Culture
Publisher : LPPM Institut Pesantren KH. Abdul Chalim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31538/almada.v6i2.3133

Abstract

Keluarga merupakan unit social terkecil yang terbentuk melalui ikatan pernikahan atau perkawinan. Pernikahan dini merupakan pernikahan yang dilakukan pada usia remaja di bawah usia yang dizinkan oleh undang-undang untuk menikah. Pernikahan dini dapat menyebabkan timbulnya berbagai permasalahan dalam kehidupan berumah tangga. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dinamika ketahanan keluarga pada kehidupan rumah tangga pasangan yang menikah pada usia dini. Informan dalam penelitian ini berjumlah 5 orang pelaku pernikahan dini dengan kriteria telah menikah selama 2 tahun atau lebih, pernikahannya dilakukan di bawah usia 19 tahun. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan fenomenologi. Pengumpulan data dengan wawancara semi-terstruktur, analisis data penelitian dengan metode analisis tematik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pernikahan dini dilatarbelakangi oleh faktor internal maupun ekternal. Pada factor internal berupa keinginan untuk menikah selagi masih muda dan keinginan hidup mandiri. Sedangkan pada faktor eksternal meliputi factor ketahanan ekonomi, agama, dan izin atau dorongan orang tua. Ketahanan keluarga dari aspek fisik berupa kebutuhan sandang, pangan, dan papan dapat terpenuhi dari penghasilan suami, aspek kesehatan pendidikan dan agama juga terpenuhi dengan baik, informan mengajarkan anaknya mengenai pengetahuan dasar dan pengetahuan agama. Aspek kesehatan kurang diperhatikan, Informan dan keluarganya memeriksakan diri ke dokter hanya ketika merasa sakit sakit saja. Dari aspek kehidupan sosial, informan bersosialisasi dan berinteraksi di lingkungan masyarakat dengan baik. Sedangkan dari aspek psikologis pasangan cenderung tidak memiliki ketahanan yang baik. Informan cenderung memendam perasaanya sendiri dan mendiamkan pasangan ketika ada masalah.
Konsep Keadilan Ekonomi Islam Sriwahyuni Sriwahyuni; M. Yasir Nasution; Sugianto Sugianto
Al-Mada: Jurnal Agama, Sosial, dan Budaya Vol 6 No 2 (2023): Islamic Culture
Publisher : LPPM Institut Pesantren KH. Abdul Chalim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31538/almada.v6i2.3184

Abstract

Tujuan penelitian berusaha untuk menganalisis konsep-konsep keadilanjukum dalam penerapan ekonomi islam. Penelitian ini menggunakan metode penelusan referensi untuk menemukan konsep-konsep keadilan ekonomi islam kemudian dianalisis secara tajam. Penelusuran referensi menggunakan sumber lima tahun terakhir dan beberapa referensi inti yang masih relevan untuk dibahas. Hasil penelitian ini menujukkan bahwa Konsep keadilan memiliki dua subtansi diataranya konteks individual dan juga konteks sosial. Penerapan konsep keadilan dalam sistem ekonomi Islam adalah tidak diinginkannya ketimpangan ekonomi atau ketidakmerataan ekonomi antara satu orang dengan orang lainnya.
Optimalisasi Penyelesaian Sengketa Perbankan Syariah Melalui Mediasi Fikriyatul Ilmi; Abdul Mujib
Al-Mada: Jurnal Agama, Sosial, dan Budaya Vol 6 No 2 (2023): Islamic Culture
Publisher : LPPM Institut Pesantren KH. Abdul Chalim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31538/almada.v6i2.3185

Abstract

Dalam proses penyelesaian sengketa melalui mediasi, tidak dapat dinafikan adanya kendala yang menyebabkan terhambat dalam proses untuk mecapai hasil mufakat. Salah satunya adalah Perbuatan melawan hukum (onrechtsmatiige daad) yaitu, perbuatan yang memenuhi kriteria Pasal 1365 KUHPerdata. Maka dari itu diperlukan kerjasama antar pihak dalam memenuhi hak dan kewajiban yang telah disepakati. Untuk mencapainya prinsip pengelolaan Bank Syariah harus diterapkan semaksimal mungkin, agar terhindar dari sengketa yang tidak diinginkan. Selain itu mediator yang berfungsi sebagai pihak ketiga dalam penyelesainnya harus melaksanakan tugas dan fungsinya sebaik mungkin, maka penyelesaian sengketa perbankan melalui mediasi akan berjalan secara optimal.
The Effectiveness of The Use of Whiteboard Animation Media to Improve The Ability to Design Classroom Action Research Aini Indriasih
Al-Mada: Jurnal Agama, Sosial, dan Budaya Vol 6 No 2 (2023): Islamic Culture
Publisher : LPPM Institut Pesantren KH. Abdul Chalim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31538/almada.v6i2.3225

Abstract

Complaints about the lack of Open University tutors using learning media in tutorials impact the low quality of the final results of the Class Action Research course. This research aims to improve the ability of students to design classroom action research. Data was collected through a questionnaire given to Elementary School Teacher Education Students in Pati Districts. Qualitative data analysis is processed descriptively to determine the validity of media material whiteboard animation and its usefulness. The results showed that Whiteboard Animation media as a tutorial media for Class Action Research courses was able to increase motivation and help in learning. Whiteboard animation media positively influences students' ability to design classroom action research. This positive influence is shown through the rerata value achieved by the class utilizing Whiteboard Animation of 88.52 compared to the average value of 72.63 in the class without using media whiteboard animation.
Analysis of The Book “Manhaj at Tarbiyah an Nabawiyah li at Thifl” About Teacher Obligations to Educate Children Melani Putri; Muhammad Akmansyah; Amiruddin Amiruddin
Al-Mada: Jurnal Agama, Sosial, dan Budaya Vol 6 No 2 (2023): Islamic Culture
Publisher : LPPM Institut Pesantren KH. Abdul Chalim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31538/almada.v6i2.3236

Abstract

History has documented that teachers contributed to the development of Islamic education. It becomes a problem when several trends in teacher behavior need to be corrected and seem to damage the image of the teacher profession. In educating his students, the Teacher may give lessons and punish them through sanctions. In some cases, teachers have a dilemma; on the one hand, teachers must enforce school discipline and discipline. On the other, they are worried about being criminalized by parents or non-governmental organizations (NGOs) that defend children on charges of violence against children. This research is a descriptive study research library, which is a study that aims to provide an overview of the analysis of the book Manhaj At Tarbiyah An Nabawiyah Li At Thifl. This study found that: (1) teachers are obliged to provide convenience in solving children's problems by straightening out children's mistakes and thinking so as not to be mistaken. (2) the obligation of the Teacher as a proofreader requires the Teacher to understand when to be positive or when to be negative in correcting the child's mistakes by paying attention to the right time to guide the child. (3) Teachers must instill and uphold religious values ​​in their students from an early age so that they are accustomed to being educated in good things. (2) the obligation of the Teacher as a proofreader requires the Teacher to understand when to be positive or when to be negative in correcting the child's mistakes by paying attention to the right time to guide the child. (3) Teachers must instill and uphold religious values ​​in their students from an early age so that they are accustomed to being educated in good things. (2) the obligation of the Teacher as a proofreader requires the Teacher to understand when to be positive or when to be negative in correcting the child's mistakes by paying attention to the right time to guide the child. (3) Teachers must instill and uphold religious values ​​in their students from an early age so that they are accustomed to being educated in good things.
Peran Kiyai dalam Melestarikan Budaya Bawean di Pondok Pesantren Penaber Abdul Hadi Rohmani; Defi Dachlian Nurudiana; Ari Kartiko
Al-Mada: Jurnal Agama, Sosial, dan Budaya Vol 6 No 2 (2023): Islamic Culture
Publisher : LPPM Institut Pesantren KH. Abdul Chalim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31538/almada.v6i2.3238

Abstract

Kyai at Islamic boarding schools do not only focus on their students studying religion, but there are also many kiyais who have begun to open the sensitivity of their students to care about the culture of the local community. Santri are not only taught religious knowledge and yellow books, but also serve the community. One form of community service that can be done is to preserve local culture. Culture is a nation's wealth that is passed down from generation to generation. Along with advances in technology and the influx of foreign cultures that penetrate into various lines of life, local people's culture will decline and even become extinct if the nation's younger generation does not pay serious attention to this ancestral heritage. Therefore, there is a need for joint efforts so that this finite national heritage continues to exist. The results of this study indicate that: 1) the clerics view that the culture of the Bawean people will increasingly be forgotten if it is not maintained properly, is not taught to the younger generation, is not conveyed with good speech, and is not given an example of good behavior. in time Bawean will lose the characteristics and cultural identity of its people, 2) The role of the kiai as a motivator and modifying forms of artistic activity. Bawean cultural learning is carried out in between student activities through reciting books, reciting art, reciting batik and reciting music. 3) There are two motives behind the kiai's efforts to preserve Bawean culture, namely internal motives and external motives.
Konstruksi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Interdisipliner dalam Menanamkan Sikap Religius Peserta Didik Muhammad Khakim Ashari; Moh Faizin; Usman Yudi; Yahya Aziz; Hadi Irhami
Al-Mada: Jurnal Agama, Sosial, dan Budaya Vol 6 No 2 (2023): Islamic Culture
Publisher : LPPM Institut Pesantren KH. Abdul Chalim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31538/almada.v6i2.3313

Abstract

Pembelajaran pendidikan Agama Islam (PAI) selama ini masih menggunakan pendekatan monodisipliner, yang artinya PAI masih berjalan sendiri dalam pengembangan kurikulumnya. PAI menjadi salah satu pelajaran penting bagi pembentukan kepribadian yang beriman dan berkarakter. Sebagai salah satu solusi yang harus dilaksanakan adalah dengan penerapan pembelajaran PAI interdisipliner. Dengan pendekatan ini, pembelajaran tidak hanya berisi materi keagamaan, namun juga terdapat materi-materi dari kajian ilmu lain yang diinsersikan. Artinya, dengan pembelajaran interdisipliner setiap anak didik akan mendapat pengetahuan dan pengalaman belajar yang lebih luas dan bermakna. Studi ini merupakan jenis penelitian literature review. Dalam penelitian ini menggunakan sumber data yang berasal dari artikel jurnal penelitian, buku, dan lainnya. Teknik analisis data menggunakan content analysis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendekatan pembelajaran PAI yang sebagian besar diterapkan adalah termasuk monodisipliner. Sebab ada “ketakutan” untuk mengeksplorasi materi-materi keagamaan yang bersifat dogmatis. Penerapan pembelajaran dengan pendekatan interdisipliner dalam PAI seyogyanya dapat diintegrasikan dengan beberapa mata pelajaran, seperti ilmu pengetahuan alam, teknologi informasi, ilmu pengetahuan sosial, dan pendidikan kewarganegaraan. Dibutuhkan kualitas guru yang mumpuni dalam menerapkan pembelajaran interdisipliner ini, juga kerjasama antar guru bidang studi yang bertugas untuk mencari titik temu yang dapat diintegrasikan.
Tradisi Gemohing Lamaholot Sebagai Emblem Pemersatu Masyarakat Multikultural di Desa Tuwagoetobi Maria Inviolata Deran Ola; Yosep Belen Keban
Al-Mada: Jurnal Agama, Sosial, dan Budaya Vol 6 No 2 (2023): Islamic Culture
Publisher : LPPM Institut Pesantren KH. Abdul Chalim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31538/almada.v6i2.3327

Abstract

Kehidupan masyarakat multikultural di Indonesia acapkali memicu terjadinya konflik sosial sehingga mengakibatkan berkurangnya rasa persatuan dan kesatuan. Situasi tersebut berbeda dengan kehidupan masyarakat Lamaholot yang terus menghargai perbedaan dan mempertahankan nilai persatuan dalam budaya etnik Lamaholot. Salah satu tradisi Lamaholot yang menjadi emblem pemersatu masyarakat multikultural adalah tradisi Gemohing. Masyarakat Lamaholot terus menjaga dan merawat kearifan lokal ini agar tidak lekang atau punah karena perkembangan zaman yang semakin pesat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tradisi Gemohing Lamaholot sebagai emblem pemersatu masyarakat multikultural di desa Tuwagoetobi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan etnografi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa di desa Tuwagoetobi sejauh ini masih mempertahankan tradisi Gemohing sebagai emblem pemersatu dalam kehidupan bersama sebagai bagian dari masyarakat multikultural yang ditandai dengan pembangunan rumah, kerja kebun, membersihkan lingkungan dan tata halaman tempat umum, pesta adat perkawinan, dan kematian yang melibatkan semua masyarakat, yakni anak-anak, orang muda, orang dewasa, laki-laki dan perempuan baik yang beragama Katolik maupun Islam, serta yang berbeda suku. Oleh karena itu, para pewaris nilai baik itu pemerintah, tokoh masyarakat, pemangku adat, kelompok Gemohing, dan orang muda harus mempertahankan tradisi Gemohing ini sebagai emblem pemersatu masyarakat multikultural agar tidak lekas punah.
Pemikiran Pendidikan Islam K.H. Ahmad Dahlan Khairil Anwar Diniy; Wantini Wantini
Al-Mada: Jurnal Agama, Sosial, dan Budaya Vol 6 No 2 (2023): Islamic Culture
Publisher : LPPM Institut Pesantren KH. Abdul Chalim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31538/almada.v6i2.3330

Abstract

Penelitian ini bermaksud akan menelusuri pemikiran pendidikan Islam KH. Ahmad Dahlan berdasarkan kajian sosiologis dan historis sebagai pelopor pemikiran pendidikan Islam. Jenis penelitian ini yaitu penelitian kualitattif yang berbentuk Library Reasearch (penelitian pustaka). Teknik pengumpulan data melalui analisis dokumen.Teknik analisis deskriptif dan penarik kesimpulan. Adapun hasil penelitian ini yakni pemikiran pendidikan Islam Kyai haji Ahmad Dahlan berdasarkan kajian sosiologis serta historis.
Kajian Sosiologi Islam Terhadap Patriarki dan Bias Gender di Madura Tania Putri Anhary
Al-Mada: Jurnal Agama, Sosial, dan Budaya Vol 6 No 2 (2023): Islamic Culture
Publisher : LPPM Institut Pesantren KH. Abdul Chalim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31538/almada.v6i2.3380

Abstract

Kajian ini merupakan kajian Sosiologi yang berfungsi untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana tingginya angka patriarki dan bias gender terutama perempuan di Madura yang dalam hal ini akan dilakukan kajian dan observasi mengenai tingkat pendidikan, terutama pendidikan di Pondok Pesantren yang mana sebagian besar masyarakat Madura mengenyam pendidikan pondok pesantren. Kajian ini juga menganalisis tingkat pergaulan antar gender hingga mengarah pada kehidupan pernikahan masyarakat madura. Adapun fokus kajian pada analisis patriarki dan bias gender di Madura, dengan menggunakan perspektif teori hegemoni kultural Antonio Gramsci sebagai alat analisis masalah. Adapun metode penulisan ini menggunakan metode kepustakaan dengan paparan data secara deskriptif. Dengan data primer dan sekunder yang bersumber dari banyak buku, jurnal, dan hasil penelitian sebelumnya, hal ini merupakan data utama yang akan digunakan dalam penulisan artikel ini. Maka penelitian ini akan fokus pada analisa mendalam berdasarkan teori sosiologi gender.